Self Assessment System Kajian Pustaka

3. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh Wajib Pajak. A. Membayar Pajak. a. Membayar sendiri pajak yang terutang: angsuran PPh pasal 25 tiap bulan, pelunasan PPh pasal 29 pada akhir tahun. b. Melalui pemotongan dan pemungutan pihal lain PPh Pasal 4 2, PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, 23 dan 26. c. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah. d. Pembayaran pajak-pajak lainnya; PBB, BPHTB, bea materai. B. Pelaksanaan Pembayaran Pajak. Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank - bank pemerintah maupun swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP yang dapat diambil di KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara elektronik e-payment. C. Pemotongan dan Pemungutan Jenis pemotonganpemungutan adalah PPh Pasal 21, 22, 23, 26, PPh final pasal 4 2, PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM merupakan pajak. Untuk PPh dikreditkan pada akhir tahun, sedangkan PPN dikreditkan pada masa diberlakukannya pemungutan dengan mekanisme pajak keluar dan pajak masukan. D. Pelaporan Dilakukan oleh Wajib Pajak Surat Pemberitahuan SPT memiliki fungsi sebagai suatu sarana bagi wajib pajak di dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan pernghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu, surat pemberitahuan berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga, melaporkan harta dan kewajiban, dan pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak yang telah dilakukan.

2.1.2.4 Ciri – Ciri Self Assesment System

Ciri – ciri sistem pemungutan pajak secara Self Assessment System menurut Sardana 2014 : 4 : 1. Pajak terutang dihitung sendiri oleh wajib pajak. 2. Wajib pajak bersifat aktif dengan melaporkan dan membayar sendiri pajak terutang yang seharusnya dibayar. 3. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak kecuali oleh kasus- kasus tertentu seperti adanya pemeriksaan pajak, keterlambatan pelaporan atau pembayaran. 2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak 2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan perpajakan menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu 2010:138 menyatakan bahwa : “Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.Kepatuhan Wajib Pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa yang diharapkan di dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela ”. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu 2006:110 menyatakan bahwa : ”Kepatuhan Wajib Pajak adalah rasa bersalah dan rasa malu, persepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka tanggung, dan pe ngaruh kepuasan terhadap pelayanan pemerintah”. Sedangkan pengertian Kepatuhan Wajib Pajak menurut Zain 2003:31 menyatakan bahwa : “Kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, yang tercemin dalam situasi dimana wajib pajak paham dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang terhutang tepat pada waktunya”. Berdasarkan pengertian diatas kepatuhan perpajakan dapat disimpulkan bahwa suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dengan jujur dan benar sesuai peraturan perpajakannya dan melaporkannya tepat waktu.

2.1.3.2 Macam - Macam Kepatuhan

Siti Kurnia Rahayu 2010 : 138 membagi dua macam kepatuhan yaitu: 1. Kepatuhan Formal. Kepatuhan Formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan undang - undang perpajakan. 2. Kepatuhan Material. Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa undang - undang perpajakan.

2.1.3.3 Manfaat Predikat Wajib Pajak Patuh

Menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:138 Wajib Pajak Patuh adalah sebagai berikut : “Wajib pajak yang berpredikat patuh dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya tentunya akan mendapat kemudahan dan fasilitas yang lebih dibandingkan dengan pemberian pelayanan pada wajib pajak yang belum atau tidak patuh”. Fasilitas yang diberikan oleh Dirjen Pajak terhadap wajib pajak patuh adalah sebagai berikut : a. Pemberian batas waktu penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak SKPPKP paling lambat tiga bulan sejak permohonan kelebihan pembayaran pajak yang diajukan wajib pajak diterima untuk PPh dan satu bulan untuk PPN, tanpa melalui penelitian dan pemeriksaan oleh DJP. b. Adanya kebijakan percepatan penerbitan SKPPKP menjadi paling lambat dua bulan untuk PPh dan tujuh hari untuk PPN.

2.1.3.4 Kriteria Wajib Pajak Patuh

Kriteria Wajib Pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 192PMK.032007, adalah sebagai berikut: a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak; c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 tiga tahun berturut - turut; dan d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 lima tahun terakhir.

2.1.3.5 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia 2010:139, menyatakan bahwa : 1. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri.. 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan SPT. 3. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang. 4. Kepatuhan dalam pembayaran dan tunggakan. Berdasarkan referensi diatas maka, indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan SPT. 2. Kepatuhan dalam pembayaran dan tunggakan.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Jurnal Hasil Perbedaan 1. 1. Lusia Rohmawati 2. Prasetyono 3. Yuni Rimawati Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Gresik Utara Pengetahuan perpajakan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti banyaknya pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. 1. Tahun Penelitian 2. Tempat Penelitian 3. Fenomena 2. Yulianto Pengaruh Implementasi Kebijakan Self Assessmant pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Propinsi Lampung Self assessment akan mempengaruhi peningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sehingga dapat dikatakan bahwa upaya mengoptimalkan organisasi, penafsiran dan aplikasi secara singnifikan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 1. Tahun Penelitian 2. Tempat Penelitian 3. Fenomena 3. Banu Witono Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengetahuan wajib pajak dan konsultan pajak dengan tingkat kepatuhan wajib pajak dan konsultan pajak. Atau bisa ditarik simpulan bahwa semakin baik pengetahuan Wajib Pajak dan konsultan pajak maka semakin 1. Tahun Penelitian 2. Tempat Penelitian 3. Fenomena

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 9 7

Pengaruh Perencanaan Pajak dan Pelaksanaan Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Cimahi

32 193 160

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 13 43

Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

4 30 56

Pengaruh Pengetahuan Pajak, Self Assestment System dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei di Kantor Pelayanan Pajak Pratama)

1 22 53

Pengaruh pengetahuan pajak dan self assessment system terhadap kepatuhan pajak : (survey kasus pada KPP Pratama Bandung Cicadas)

2 17 1

Pengaruh Perilaku Wajib Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System (Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

0 2 1

Pengaruh Self Assessment System dan Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

7 67 68

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB Pengaruh Penerapan Self Assessment System Dan Kemauan Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Surakarta.

0 1 17

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB Pengaruh Penerapan Self Assessment System Dan Kemauan Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Surakarta.

0 4 12