Teknik pengambilan sampel Variabel yang digunakan

setelah itu data diolah dalam program SPSS s tatistics packet for social science Sarwono, 2006. Variabel dengan nilai P terbesar dikeluarkan dari penyusunan model kemudian dilakukan analisis kembali sampai didapatkan model dengan nilai P 0,10.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. repeat breeder RB pada Sapi Bali di Kabupaten Pringsewu adalah sebesar 19,85; 2. faktor-faktor yang memengaruhi repeat breeder pada Sapi Bali di Kabupaten Pringsewu berasal dari inseminator dan peternak. Faktor yang memengaruhi dari inseminator antara lain pendidikan inseminator yang berasosiasi negatif dengan besar faktor 1,466 dan jumlah akseptor yang berasosiasi negatif dengan besar faktor 0,390 terhadap nilai RB. Faktor yang memengaruhi dari peternak dan berasosiasi positif adalah lama beternak dengan besar faktor 0,067, sedangkan yang berasosiasi negatif adalah jumlah pemberian air dengan besar faktor 0,106, luas kandang dengan besar faktor 0,144 dan sanitasi kandang dengan besar faktor 0,805.

B. Saran

Saran yang ingin disampaikan penulis dari penelitian ini adalah: 1. memberikan pelatihan terhadap inseminator khususnya yang berpendidikan SMA mengenai manajemen reproduksi Sapi Bali; 2. memberikan pelatihan untuk peternak di Kabupaten Pringsewu mengenai manajemen reproduksi dan manajemen pemeliharaan Sapi Bali. DAFTAR PUSTAKA Agustina dan Purwanti. 2012. Ilmu Nutrisi Unggas. Rumah Pengetahuan. Solo Anjar, A. 2012. Pemeliharaan Sapi Bali.http:andianjarww2. blogspot.Com 201203 pemeliharaan-sapi-bali.html Diakses 26 Oktober 2014 Astuti, H.Y. 2008. Faktor-faktor yang Memengaruhi Repeat Breeder Pada Sapi Potong di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung Balai Besar Pelatihan Peternakan BBPP Batu. 2014. http:bbppbatu.bppsdmp. deptan.go.idindex.php?option=com_content view=articleid=277: peningkatan-produktivitas-ternak-sapi-dengan-sistem-perkawinan- inseminasi-buatan-ibcatid=72: artikel-peternakan Diakses 01 November 2014 Banbury, L.J. 1965. Comments from practical experiencewith swine artificial insemination. Canadian Veterinary Journal. September. 69 : 237 –240. Bandini, Y. 1999. Sapi Bali. Penebar Swadaya. Jakarta Bowo, A. 2012. Jenis daging dan kandungan nilai gizi serta manfaatnya. http:gayahidupsehat.wordpress.com Diakses 20 Oktober 2014 Brunner, M. A. 1984. Repeat Breeding. Dairy Integrated Reproductive Management. Cornell University. www. Repeat breeding.com Diakses 01 November 2014 Cahyono, A. 2013. Penampilan Reproduksi Sapi. http:agis-protekno.blogspot. com2013 10penampilan-reproduksi-sapi.html Diakses 01 November 2014 Copelin, J.P., M.F. Smith, H.A.Garveric, R.S. Youngguist, M. Vey, and E. K. Inskeep. 1988. Rensponsivenes of bobine corpus luteum to PGF 2á: Composition of corpora lutea anticipated to have short or normal lifesspans. Journal Animal Science 265: 1236 –1246