Pelaksanaan penelitian Bahan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Agustina dan Purwanti. 2012. Ilmu Nutrisi Unggas. Rumah Pengetahuan. Solo Anjar, A. 2012. Pemeliharaan Sapi Bali.http:andianjarww2. blogspot.Com
201203 pemeliharaan-sapi-bali.html Diakses 26 Oktober 2014 Astuti, H.Y. 2008. Faktor-faktor yang Memengaruhi Repeat Breeder Pada Sapi
Potong di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Balai Besar Pelatihan Peternakan BBPP Batu. 2014. http:bbppbatu.bppsdmp. deptan.go.idindex.php?option=com_content view=articleid=277:
peningkatan-produktivitas-ternak-sapi-dengan-sistem-perkawinan- inseminasi-buatan-ibcatid=72: artikel-peternakan Diakses 01 November
2014
Banbury, L.J. 1965. Comments from practical experiencewith swine artificial insemination. Canadian Veterinary Journal. September. 69 : 237
–240. Bandini, Y. 1999. Sapi Bali. Penebar Swadaya. Jakarta
Bowo, A. 2012. Jenis daging dan kandungan nilai gizi serta manfaatnya. http:gayahidupsehat.wordpress.com Diakses 20 Oktober 2014
Brunner, M. A. 1984. Repeat Breeding. Dairy Integrated Reproductive Management. Cornell University. www. Repeat breeding.com Diakses 01
November 2014 Cahyono, A. 2013. Penampilan Reproduksi Sapi. http:agis-protekno.blogspot.
com2013 10penampilan-reproduksi-sapi.html Diakses 01 November 2014
Copelin, J.P., M.F. Smith, H.A.Garveric, R.S. Youngguist, M. Vey, and E. K. Inskeep. 1988. Rensponsivenes of bobine corpus luteum to PGF 2á:
Composition of corpora lutea anticipated to have short or normal lifesspans. Journal Animal Science 265: 1236
–1246
Darmadja, D. 1980. Setengah Abad Peternakan Sapi Tradisional dalam Ekosistem Pertanian di Bali. Desertasi. Program Pascasarjana. Universitas Pajajaran.
Bandung Darmadja, D. dan P. Suteja. 1976. Masa kebuntingan dan interval beranak pada
Sapi Bali. Prosiding Seminar Reproduksi Sapi Bali. Dinas Peternakan I Bali. Denpasar
Davendra, C. T., K. C. Lee, and Pathmasingam. 1973. The productivity of Bali cattle in Malaysia. Malaysian Agri. Journal 492:183
–197 Dinas Komunikasi Informatika Kabupaten Pringsewu. 2014. http:pringsewu
kab.go. idbidang-pertanian diakses pada 28 Oktober 2014 Gustafsson, H. and U. Emanuelsson. 2002. Characterisation of the repeat breeding
syndrome in Swedish dairy cattle. Journal Acta Vet Scand 432:115 –125
Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction Failure in Females, 6 th Edition. Lea And Febiger. Philadelphia
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Gramedia Widia-Sarana Indonesia. Jakarta
Hardjosubroto, W. dan M. Astuti. 1993. Buku Pintar Peternakan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta
Hardjopranjoto, H.S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya
Harian Tempo. 2011. Akibat kekeringan dan kurang gizi ratusan sapi gagal bunting. News. http:www.tempo.coreadnews20111008180360520
Akibat-Kekeringan-dan-Kurang-Gizi-Ratusan-Sapi-Gagal-Bunting Diakses 24 Januari 2015
Hastuti, D., S. Nurtini., dan R. Widiati. 2008. Kajian sosial ekonomi pelaksanaan inseminasi buatan sapi potong di Kabupaten Kebumen.Jurnal Ilmu
Pertanian.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta 4 2 : 1-12 Irwan. 2011. Peran Air Bagi Hewan. http:irwansipetualang.blo gspot. com
2011 10makalah-peran-air-bagi-hewan.html Diakses 24 Januari 2015 Jogjavet. 2008. https:jogjavet.wordpress.com20080318sapi-tidak-bunting-
meski-sudah-di-inseminasi-buatan-ib Diakses 24 Januari 2015 Johnson, W. H. 1986. Embryo Transfer in Repeat Breeder Cows. Morrow
Current therapy in theriogenology. W. B. Saunder and. Philadelphia
Junaedi. 2011. Feedlot I. Makalah. http:peternakanjunaedi. blogspot.com2011 _02 _01_archive.html Diakses 8 Februari 2015
Kirby, G.M.W. 1979. Bali cattle in Australia from World Animal Review. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Via Delle Terme.
Italy Moran, J.B. 1978. Perbandingan performance jenis sapi daging di Indonesia.
Prosiding Seminar Ruminansia. Ciawi 24-25 Juli 1978. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian. Bogor
National Research Council. 1983. Little-Konwn Asian Animals with a Promising Economic Future. Washington, D.C. National Academic Press
Nitis, I.M. 1976. Tabiat makan Sapi Bali yang digembalakan vs yang dipatokan di
tegalan. Lemb. LPP. Bogor Nitis, I.M. dan Mandrem. 1978. Korelasi antara tambahan berat badan dengan
makanan yang dimakan dan dengan tabiat makan sapi Bali yang dikandangkan. Pros. Seminar Ruminansia. Direktorat Jenderal Peternakan
dan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Nurlina, L. 2007. Upaya Transformasi Peternak Sapi Perah Melalui Keseimbangan Dimensi Sosio Kultural dan Teknis-Ekonomis. Fakultas
Peternakan, Universitas Padjadjaran. http : www. pustaka.unpad.ac.id... upaya transformasi peternak sapi perah. Diakses 21 Januari 2015
Nuryadi dan S. Wahyuningsih. 2011. Penampilan produksi Sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin di Kabupaten Malang. Jurnal Ternak
Tropika 121: 76 –81
Pane, I . 1979 . Performance reproduksi sapi Bali di P3Bali. Proc. Seminar Kcalulian di bidang Peternakan. FKHP Universitas Udayana. Denpasar Bali
Pane, I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali. 2
–3 September 1991. Fakultas Peternakan Universitas Hassanudin. Ujung Pandang
Pastika, M. dan D. Darmadja. 1976 . Performance reproduksi sapi Bali. Proc Seminar Reproduksi Sapi Bali, Dispet. Bali
Payne, W.J.A. and D.H.L. Rollinson. 1973. Bali cattle from World Animal Review. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Via
Delle Terme. Italy Payne, W.J.A. and J. Hodges. 1997. Tropical Cattle; Origin, Breeds, and Breeding
Policies. Blackwell Sciences