a 8.
Rumusan kalimat tiap butir soal komunikatif
b 100
c d
100 e
f 91
g 9
h 97
i 3
Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa Tabel 8. terhadap soal tes
evaluasi kognitif tentang materi Kompetisi bakteri, diketahui sebagian besar siswa menyatakan bahwa soal evaluasi sesuai dengan isi materi, tujuan
pencapaian, adanya pedoman penskoran, serta menggunakan bahasa Indonesia baku dengan kalimat yang komunikatif. Kemudian, sebagian
siswa menyatakan materi penggunakan kata tanya dan petunjuk yang jelas namun terdapat siswa yang menyatakan bahwa batasan pertanyaan atau
jawaban tidak terdapat dalam evaluasi tersebut.
B. Pembahasan
1. Kontak bakteri Bacillus dan mikroba ragi tapai terhadap
pertumbuhan Escherchia coli pada media pakan ayam
Berdasarkan data pada Tabel 3. diketahui bahwa terdapat perbedaan rata- rata pertumbuhan mikroba antara perlakuan kontrol dengan perlakuan
eksperimen. Rata-rata perlakuan mikroba pada perlakuan kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan eksperimen. Hal ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh negatif kontak Bacillus dengan mikroba ragi tapai pada media pakan ayam terhadap pertumbuhan E.coli. Dalam hal ini
bakteri E.coli mengalami penurunan jumlah secara terus menerus dalam setiap hari inkubasi. Penurunan jumlah E.coli kompetisi disebabkan oleh
E.coli pada kompetisi dipengaruhi oleh senyawa anti bakteri yang di keluarkan oleh Bacillus. Menurut Barbosa et al.2005 dan Vila et al.
2009 bahwa bakteri Bacillus cereus, Bacillus subtilis, dan Bacillus pseudomicoides menghasilkan sejumlah antibiotik potesial yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti E.coli dan Salmonella. Antibiotik yang dihasilkan Bacillus subtilis berupa antibakteri subtilin,
Bacillus cereus memproduksi cerexin, Paenibacillus polimyxa memproduksi polimixin Agustina, 2008:4.
Penelitian Kompiang 2009 menunjukkan bahwa, Bacillus dapat
menghasilkan asam-asam organik rantai pendek seperti asam asetat, butirat, propionat, dan asam laktat. Asam-asam organik rantai pendek
diketahui mempunyai sifat antimikroba yang mampu menekan perkembangan E. coli. Asam organik dapat melewati dinding sel bakteri
dalam bentuk tidak terdisosiasi. Begitu ada di dalam sel, asam akan berdisosiasi menghasilkan ion H
+
yang akan menurunkan pH sel, sehingga sel tersebut akan menggunakan energinya untuk mengembalikan
keseimbangan yang normal. Sebaliknya, radikal anion akan menggangu DNA dan sintesis protein sehingga organisme tersebut menjadi stres dan
tidak mampu bereplikasi Nursey:1997. Penurunan bakteri E. coli juga disebabkan oleh antibiotik yang dihasilkan
oleh mikroba ragi tapai seperti Saccharomyces cerevisiae. Menurut Panda et al. 2003 adanya keragaman mikroba yang digunakan seperti
halnya Saccharomyces cerevisiae kemungkinan dapat saling mendukung dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen serta mampu
menghidrolisis pati, yang dapat mengurangi bakteri patogen dalam usus
melalui mekanisme kerja manan-oligosakarida, meningkatkan kesehatan serta membantu penyerapan zat-zat makanan, dalam hal ini peran
Saccharomyces cerevisiae sangat penting CFNPTAP Review, 2002; Newman, 2001.
Selain Saccharomyces cereviseae mikroba lain pada ragi yang berpotensi sebagai probiotik yaitu Aspergillus sp. Menurut Suwandi 1989
Aspergillus sp menghasilkan antibiotik berupa fumigasin. Antibiotik ini spesifik menghambat sintesis dinding sel bakteri, mencegah sintesis
peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel akan melemah dan akibatnya akan mengalami lisis Susanti Sri, 2004. Wiedmeier et. al.,
1987, menemukan bahwa laju kecepatan cairan dan bahan-bahan dalam saluran pencernaan menurun dengan adanya probiotik Aspergillus oryzae,
dan sebaliknya meningkat dengan pemberian ekstrak yeast.
Jika dilihat dari pola pertumbuhan E.coli pada perlakuan eksperimen Grafik 2. inkubasi hari ke-1, E.coli mengalami peningkatan
pertumbuhan ini disebabkan karena nutrisi yang masih melimpah dan ruang yang masih cukup luas untuk berkembang biak. Pada Fase ini E.coli
memasuki fase eksponensial. Pada fase eksponensial E.coli membelah secara terus menerus hingga mencapai laju pertumbuhan maksimum
Standbury dan Whitaker, 1984. Saat inkubasi hari ke-2 E.coli mengalami penurunan pertumbuhan terus menerus hingga akhirnya pada inkubasi hari
ke-3 mengalami penurunan pertumbuhan yang drastis. Fase ini disebut fase kematian. Hal ini berarti daya tahan hidup E.coli dalam kisaran
waktu tiga hari. E.coli mengalami fase kematian pada saat nutrien yang terkandung pada media dan energi cadangan dalam sel mikroba mulai
habis Fardiaz,1992. Dengan nutrien yang terbatas maka mikroba akan
berkompetisi secara ketat. Hal ini terjadi karena produksi senyawa antibakteri dari Bacillus dan mikroba ragi tapai terus meningkat akibatnya
E.coli tidak dapat tumbuh lagi atau mengalami fase kematian.
2. Aplikasi Instrumen Evaluasi Pada Guru dan Siswa SMA Kelas X