selulosa yang ringan, murah, dan tersedia dalam jumlah besar dapat diolah secara distributif dengan matriks polimer.
2.7.2 Kompatibilitas Pencampuran Polipropilena dengan Serbuk Kayu
Polipropilena dan serbuk kayu merupakan dua bahan polimer yang sukar bercampur homogen, karena sifat kopolarannya berbeda. Karena itu proses
pencampurannya adalah distributif. Untuk mendapatkan campuran yang homogen, prosesnya tidak dapat dilakukan dengan cara konvensional, yang hanya
melibatkan interaksi fisik antar komponen polimer. Campuran polimer yang dihasilkan dengan metode campuran lelehan melt- mixing lebih baik dari pada
pencampuran dalam larutan. Buruknya interaksi antara bagian-bagian molekul menyebabkan tingginya tegangan antar muka pada lelehan yang mengakibatkan
sulitnya mendispersikan komponen penyusun sebagaimana mestinya selama pencampuran dan rendahnya adhesi antar muka dari komponen-komponen
tersebut. Gejala ini berakibat dininya kegagalan mekanik dan kerapuhan polimer. Cara untuk mengatasi hal ini disebut kompatibilisasi Al-Malaika, 1997.
2.8 PAPAN PARTIKEL
2.8.1 Pengertian Papan Partikel
Menurut hygreen dan Bowyer 1990 papan partikel merupakan gabungan antara partikel kayu dengan penambahan matriks sebagi perekatnya dan dikempa
secara hot press. Sedangakan Dumanaw 1990 menyatakan papan partikel adalah papan buatan yang terbuat dari serpihan kayu, tahan api dan merupakan bahan
isolasi serta bahan akustik yang benar. Menurut Han, 1990 filler yang ditambahkan kedalam matriks bertujuan
meningkatkan sifat-sifat mekanis plastik melalui penyebaran tekanan diantara serat dan matriks. Selain itu penambahan filler akan mengurangi biaya disamping
memperbaiki beberapa sifat produknya.Dengan memilih kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat suatu material komposit dengan sifat
yang sama dengan kebutuhan sifat suatu struktur tertentu dan tujuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Komposit serbuk kayu plastik adalah komposit yang terbuat dari plastik sebagai matriks dan serbuk kayu sebagai pengisi filler, yang mempunyai sifat
gabungan keduanya. Penambahan filler kedalam matriks bertujuan mengurangi densitas, meningkatkan kekakuan, dan mengurangi biaya per unit volume. Dari
segi kayu, dengan adanya matrik polimer didalamnya maka kekuatan dan sifat fisiknya juga akan meningkat Febrianto, 1999.
Papan partikel menurut Tsoumis 1991 adalah salah satu produk komposit yang dapat dibuat dengan merekatkan partikel berupa potongan kayu yang kecil
atau mineral lain yang mengandung lignoselulosa, dengan kata lain semua bahan yang mengandung lignoselulosa termasuk serbuk kayu dapat diguanakan sebagai
bahan baku pembuatan papan komposit. Pembuatan papan partikel dengan menggunakan matriks dari plastik yang
telah di daur ulang, selain dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu, juga dapat mengurangi pembebanan lingkungan terhadap limbah plastik disamping
menghasilkan produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu. Keunggulan produk ini antara lain : Biaya produksi lebih murah, bahan bakunya
melimpah, fleksibel dalam proses pembuatannya, kerapatannya rendah, lebih bersifat biodegradable dibanding plastik, memiliki sifat-sifat yang lebih baik
dibandingkan bahan baku asalnya, dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan, serta bersifat dapat didaur ulang recycleable. Beberapa contoh penggunaan
produk ini antara lain sebagai komponen interior kendaraan mobil, kereta api, pesawat terbang, perabot rumah tangga, maupun komponen bangunan jendela,
pintu, dinding, lantai dan jembatan Febrianto, 1999 : Youngquist, 1995. Salah satu keuntungan material papan partikel adalah kemampuan material
tersebut untuk diarahkan sehingga kekuatannya dapat diatur hanya pada arah tertentu yang kita kehendaki, hal ini dinamakan “tailoring properties”. Sifat ini
merupakan salah satu sifat istimewa komposit yaitu, ringan, kuat, tidak terpengaruh korosi, dan mampu bersaing dengan logam, tidak kehilangan
karakteristik dan kekuatan mekanisnya.
Universitas Sumatera Utara
Namun pada umumnya kelemahan papan partikel sebagai bahan bangunan adalah stabilitas dimensi yang rendah sehingga kebanyakan produk papan partikel
ini hanya dipakai untuk interior. Bahan baku papan partikel
Bahan utama papan partikel menurut Walker 1993, yaitu : 1.
Sisa industry serbuk gergaji, pasahan dan potongan-potongan kayu 2.
Sisa pengambilan kayu, penjarangan dan jenis bukan komersial 3.
Bahan material berlignoselulosa bukan kayu seperti rami, ampas tebu, bamboo, tandan kelapa sawit, serat nenas, enceng gondok dan lain-lain.
Adapun tipe-tipe partikel yang digunakan untuk bahan baku pembuatan papan partikel menurut Haygreen dan Bowyer 1996, yaitu :
a. Pasahan shaving, partikel kayu kecil berdimensi tidak menentu yang
dihasilkan apabila mengetam lebar atau mengetam sisi ketebalan kayu. b.
Serpih flake, partikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan sebelumnya yang dihasilkan dengan peralatan yang telah dikhususkan.
c. Biskit wafer, serupa serpih tetapi bentuknya lebih besar. Biasanya lebih dari
0,025 inci tebalnya dan lebih 1 inci panjangnya. d.
Tatal chips, sekeping kayu yang dipotong dari suatu blok dengan pisau yang besar atau pemukul.
e. Serbuk gergaji, dihasilkan oleh pemotongan dengan gergaji.
f. Untaian, pasahan panjang tetapi pipih dengan permukaan yang sejajar.
g. Kerat, bentuk persegi potongan melintang dengan panjang paling sedikit 4 kali
ketebalannya. h.
Wol kayu, keratin yang panjang, berombak, ramping.
Serbuk kayu dapat dipergunakan sebagai bahan baku papan partikel karena serbuk kayu merupakan bahan yang banyak mengandung komponen kimia seperti
selulosa 40-50, hemiselulosa 20-30, lignin 20-30,dan sejumlah kecil bahan-bahan anorganik dan ekstraktif.Setyawati, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.8.2 Kegunaan Papan Partikel