PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PERSEPSIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK EIGER DI KOTA YOGYAKARTA

(1)

1

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PERSEPSIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK EIGER DI KOTA YOGYAKARTA

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE AND PERCEIVED QUALITY ON PURCHASING DECISIONS OF EIGER PRODUCTS IN YOGYAKARTA

Study on employee of Eiger Product in Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Muhammad Debby Nugraha

20120410135

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2016


(2)

i

Study on employee of Eiger Product in Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Muhammad Debby Nugraha

20120410135

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2016


(3)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Muhammad Debby Nugraha Nomor Mahasiswa : 20120410135

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini dengan judul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Persepsian Terhadap Keputusan Pembelian Produk Eiger di Kota Yogyakarta” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 04 Agustus 2016


(4)

iii

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

(QS. Al-Mujadalah : 11)

Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat. (Al Hadits)

Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya kejalan menuju surga.

(HR. Turmudzi)

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barangsiapa menghendaki

keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu. (HR. Turmudzi)

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya. (Ali Bin Abi Thalib)

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.

(Ibu Kartini)

Besyukur akan apa yang kita punya lebih baik daripada bersedih akan apa yang kita tidak punya. (Merry Riana)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri. (Benyamin Franklin)

Kata yang paling indah bagi manusia adalah “IBU” dan panggilan paling indah adalah “IBUKU”. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam.

(Kahlil Gibran)

Pengetahuan itu memang pahit namun ia adalah cahaya dari cahaya langit yang meneteskan manisnya madu kehidupan pada akhirnya.


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa Syukur Alhamdulillah yang setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya kepada Allah Azza wajalla dan menghaturkan shalawat salam kepada junjungan alam Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabat semuanya, karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Ayah dan Ibundaku Tercinta [ Suradi & Densi ]

Sebagai bukti dan bakti ananda dalam mengemban tanggung jawab yang telah di berikan.

Yang selalu menitipkan do’a dan kasih sayangnya di setiap hembusan nafasnya, perjuangan dan pengorbanannya dalam membimbing dan menasehati di setiap komunikasi yang menjadi kekuatan

tersendiri dalam langkah ini. Adik-Adikku Tersayang

Adik kecilku Rafly dan Ilham yang selalu menjadi penyemangat dalam berjuang di kehidupan ini yang istimewa dan pintar

Semua Keluarga Besarku Tercinta

Kakek, Nenek, Pakde, Bukde, Paman, Bukle dan Keponakanku Sanak Saudara semuanya yang menjadi pendukung disetiap kali ada cobaan dan masalah yang mendera.


(6)

v

Ya Rabbi terima kasih Engkau telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahMu kepada hamba dan selalu memudahkan setiap langkah hamba selama ini…. Terima kasih ya ALLAH karena Engkau selalu mendengar do’a dan harapan-harapan hamba di setiap sujud hamba.

Ayah & Ibundaku Tercinta

Ayah bundaku….terima kasih atas segala perjuangan dan pengorbananmu… atas segala do’a dan kasih sayang yang telah engkau berikan untuk ananda… aku “BANGGA” memiliki ayah dan bunda seperti kalian yang selalu berusaha memberikan yang terbaik buat ananda…. sungguh besar pegorbanan dan jasa yang engkau berikan AYAH IBU.

I Love You, my best Father and Mother

Adik-Adikku Tersayang

Adik kecilku Rafly dan Ilham …..kalian semangat dan motivasi….terima kasih atas semua yang telah kalian berikan selama ini.

Keluarga Besarku Tercinta

Kakek, Nenek, Pakde, Bukde, Paman, Bukle dan Keponakanku Sanak Saudara semuanya terima

kasih untuk semua dukungan dan do’anya.

Dosen Pembimbingku

Ibu Siti Dyah Handayani…. terima kasih IBU telah dengan sabarnya membagi ilmu dan bimbingannya dalam menyelesaikan SKRIPSI ini hingga selesai.

Dosen Manajemen UMY

Bundari, Ibu Muna, Ibu Rini, Ibu Indah, Ibu Fajar, Ibu Isto, Ibu Rita, Ibu Fauziyah, Ibu Retno, Ibu Alni, Ibu Hasnah, Ibu Lela, Prof. Heru, Pak Winarso, Pak Misbah, Pak Imam, Pak Wihandaru, Pak Asnawi, Pak Gita dan lain-lainnya…. terima kasih telah membagi ilmunya selama perkuliahan semoga Allah SWT membalas jasa kalian semuanya.

Almamaterku tercinta “UMY is the BEST UNIVERSITY”

Bapak Kontrakan Dan Ibu Kontrakan

Terima kasih selalu memberi kemudahan selama menempuh pendidikan di Yogyakarta ini dan mempercayai kami sebagai anak yang baik.


(7)

vi

Anak- Anak Manajemen Angkatan 2012

Manajemen D : Bang Zai “Kepala Suku”“Dewa”“Tomcat dan Biawak”, Abu Hasan Alias Gingsul “Pemburu wanita dan Dedek Gemes”, Windu “WC”, Sukirman”Dewa”, Arfan “Cebol” Ucik, Tegar, Roni, Sainghaji ”Haji Sbobet”, Riza, Aril “Lolok”, Aga, Angga Kedep, Leonardo De Caprio, Iqbal, Satria “Stay Cool”, Beny, Dora, Chintia, Ari dan Intan.

Satria Marta Laksana, Ibnu Hajar”Janda”, imam taqwa, Eric, Ardhin, Rizal, Muhajir, Jono, Totok, Badrus, Arjun, Rahmad, Andika, Adri dan teman-teman semuanya

“sukses terus buat kalian dimana pun berada dan semoga segera tercapai cita-citanya“

Keluarga KKN 45

Muhajir teman kabur dari posko “Cerdas dan Bersahaja” Cak Burhan teman yang gila “Baik tapi agak sedikit menyimpang” Bang Man “sang guru“

Ades “Pelawak gila”

Mak Narita “langsung nikah aja Biar gag ditinggal lagi” Miftha umi “sang pensenyum”

Tri Si hidung cerewet “jangan nangis terus, bawak jalan-jalan biar enak”

Keluarga Magang

Elen, Bang Zai, Beny, Mbak Mega, Mbak Woro, Mbak Aul, Mbak Ayu dan Pak Rajendra.

Sahabat Seperjuangan

Ustadz Hilman Abdul Aziz, Bang Zai, Abu Hasan “Gingsul Pemburu Wanita”, Arif, Inu NClap NClup si “Pencinta Janda”, Ridho Toyib si”banyak adek-adekan”, Ardhin, Lukman, Rahmad, Imam, Rizal “Cebol”, Dhani “R”, Riwa “Congor”, Udin”bangkek”, Mirzan”step”, Eko, Badrus, Dedi, Muhajir, Jono, Rizal “SM”, Rao”stres”, Eric, Izzul, Andri, Anika, Ipung, Musolli, Yayan, Agus, Lyna, Njii dan Narwastu, sahabat kos, Hendra, Udin, Yusuf, Satria.

Tanpa Terkecuali

Warga Burcing, Angkringan Kang Mul, Burjo Asep, Toko Damai, Ilalang, Alfamart, Indomart, BMT UMY, Microsoft Word, Excel, SPSS, COC, PES 2013, Stronghold, TV Gebok, Kipas Meriang, BTN UMY, TU UMY, Biro Admisi, Perpus UMY, Parkiran UMY, Taman Batu UMY, Kolam UMY, Lab UMY, PPM UMY, LP3M UMY, LPPI UMY dan Sportorium UMY.


(8)

vii

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kasih sayang, rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, juga segenap keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang Insya ALLAH kita termasuk didalamnya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Persepsian terhadap Keputusan Pembelian Produk Eiger di Kota Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Dra. Retno Widowati Purnama Asri, M.Si. Ph.D., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Ibu Dr. Siti Dyah Handayani, SE, M.M selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan, bimbingan serta nasehat selama proses penyelesaian skripsi ini.


(9)

viii

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu kritik, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepannya.

Wassalamualikum Wr. Wb

Yogyakarta, 04 Agustus 2016 Penulis,


(10)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ... v

INTISARI ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penellitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8

1.Citra Merek ... 8


(11)

x

3. Keputusan Pembelian ... 19

B.Hasil Penelitian Terdahulu ... 25

C. Perumusan Hipotesis ... 26

D. Model Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

B. Teknik Pengambilan Sampel ... 30

C. Jenis Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 32

F. Uji Kualitas Instrumen ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Reliabilitas... 35

G. Uji Hipotesis dan Analsis Data ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39

B. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 42

C. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 43

D. Hasil Uji Kualitas Instrumen ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas... 49

E. Hasil Pengujian Hipotesis ... 49


(12)

xi

C. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 20 Merek Peralatan Outdoor Paling Terkenal ... 4

Tabel 1.2 Top Brand Award ... 5

Tabel 4.1 Karaskteristik Responden ... 44

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Citra Merek ... 46

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Kualitas Persepsian ... 47

Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian ... 48

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas Citra Merek ... 50

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Kualitas Persepsian ... 50

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian ... 51

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 52

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis Uji F-Test ... 54

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Uji T-Test Citra Merek ... 54

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis Uji T-Test Kualitas Persepsian ... 55


(14)

xiii


(15)

(16)

(17)

(18)

1

Selain itu untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian secara simultan.

Penelitian ini dilakukan pada konsumen produk Eiger di Kota Yogyakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling dimana sampel diambil dengan cara mendatangi responden secara langsung dan memilih secara kebetulan namun memiliki karakteristik tertentu yaitu responden yang pernah membeli produk Eiger. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebar kepada responden konsumen produk Eiger yang ada di kota Yogyakarta terkait variabel citra merek, kualitas persepsian dan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil uji T variabel citra merek dan kualitas persepsian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa variabel citra merek dan kualitas persepsian berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Eiger di Kota Yogyakarta.


(19)

2

ABSTRACT

This study aimed to determine the empirical evidence on the effect of brand image and perceived quality on the purchasing decision. In addition to knowing the effect of brand image and perceived quality on purchase decisions simultaneously.

Research was conducted on consumer products Eiger in the city of Yogyakarta. The number of samples in this study were 100 respondents. The sampling technique used was convenience sampling where samples were taken by approaching the respondents directly and choose by chance but has certain characteristics that respondents who have bought the product Eiger. Methods of data collection used questionnaires distributed to respondents Eiger consumer products in the city of Yogyakarta related variables of brand image, perceived quality and purchase decisions.

Based on the T test results variable brand image and perceived quality has a significant influence on purchasing decisions. While based on the F test results showed that the variable quality of the brand image and perceived influence simultaneously on product purchasing decisions Eiger in the city of Yogyakarta.


(20)

1 A.Latar Belakang Penelitian

Di era persaingan global ini, banyak perusahaan industri bermunculan yang menawarkan produk dan kualitas sejenis yang bisa diperhitungkan. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha perusahaan harus memberikan pembeda agar konsumen dapat dengan mudah mengenal produk yang di pasarkan oleh perusahaan, maka diperlukan suatu identitas tertentu pada produk atau jasa yang dipasarkan.

Merek merupakan identitas suatu produk yang mampu memberikan informasi tentang produk tersebut. Segala kesan yang akan muncul dalam benak seseorang menimbulkan pemikiran dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan atau menyadari adanya masalah selanjutnya, maka konsumen akan melakukan beberapa tahap yang pada akhirnya sampai tahap evaluasi pasca pembelian.

Produk Eiger yang melakukan promosi untuk lebih mengenal produk lebih dekat dengan konsumen melalui dengan memberikan tag-line, lambang atau logo, varian, atau model terbaru dari produk Eiger melalui media massa baik media cetak (majalah Eiger Adventure News), maupun media eletronik (website, dan social media seperti, facebook, twitter dan youtube). Melalui cara


(21)

2

ini diharapkan para konsumen dan para calon pembeli potensial dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi mengenai produk Eiger melalui iklan yang telah dilakukan sebagai upaya pemberian stimulasi kepada konsumen untuk mengingat atau tertarik dengan produk Eiger.

Citra merek yang dibarengi dengan kualitas produk menjadi penting untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan yang muncul dibenak konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk tersebut karena produk tersebut memiliki citra merek dan kualitas produk yang baik di mata konsumen. Pada suatu merek dapat mencerminkan kualitas suatu produk, Produk yang telah memiliki kedudukan pada benak konsumen maka telah memiliki kualitas yang dibarengi dengan nilai prestise yang didapat oleh konsumen. Semakin tinggi citra merek suatu produk maka semakin tinggi pula nilai prestis yang didapat oleh konsumen. Keberadaan merek mencerminkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali atribut produk tersebut.

Menurut Sadat (2009) kualitas persepsian menggambarkan respon keseluruhan pelanggan terhadap kualitas dan keunggulan yang ditawarkan produk. Respon ini adalah persepsi yang terbentuk dari pengalaman pelanggan selama berinteraksi dengan merek melalui komunikasi yang dibangun oleh pemasar. Tentu saja kondisi seperti ini harus terus dijaga melalui pengembangan kualitas secara berkesinambungan. Ringkasnya, Persepsi kualitas adalah penilaian konsumen mengenai superioritas dan keunggulan produk atau jasa.


(22)

Keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek dan kualitas. Adanya merek maka akan mempermudah perusahaan untuk mengenalkan produknya kepada para konsumen sehingga merek harus selalu hidup dan dapat diterima pasar. Tujuan utama perusahaan melakukan promosi pencitraan merek adalah untuk mempengaruhi keputusan pembelian produk. Sedangkan kualitas yang baik akan membuat konsumen memiliki kepercayaan terhadap produk dan akan membuat citra merek semakin tinggi. Jadi semakin baik citra merek dan kualitas persepsian akan mempengaruhi keputusan pembelian produk.

Eiger merupakan perusahaan manufaktur dan retail peralatan petualangan alam terbuka yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 oleh Ronny Lukito di Bandung. Nama perusahaannya, Eiger, terinspirasi dari gunung Eiger, yakni gunung yang terletak di Bernese Alps, Swiss, berketinggian 3.970 m di atas permukaan laut. (www.eigeradventure.com)

Produk ini telah memiliki kedudukan tersendiri di benak konsumen karena kualitas produk yang sudah teruji dan memiliki Citra Merek dan kualitas produk yang kuat di mata konsumen. Dapat dibuktikan dengan masuknya merek Eiger pada 20 Merk Peralatan Outdoor Paling Terkenal menurut dari (www.alidesta.wordpress.com) pada tahun 2015, sebagai berikut:


(23)

4

Tabel 1.1

20 Merk Peralatan Outdoor Paling Terkenal Tahun 2015

No. Nama Brand Peringkat

1 Deuter 1

2 The North Face 2

3 Jack Wolfskin 3

4 Karrimor 4

5 Berghaus 5

6 Columbia 6

7 Greggory 7

8 Black Diamond 8

9 Mammut 9

10 Osprey 10

11 Marmot 11

12 Arc’teryx 12

13 Rei 13

14 Lowe Alpine 14

15 Patagonia 15

16 Lafuma 16

17 Millet 17

18 Eiger 18

19 Consina 19

20 Avtech 20

Sumber: (www.alidesta.wordpress.com, 2015)

Daftar 20 merek perlatan outdoor paling terkenal pada tabel 1.1 diatas merupakan hasil survey yang dilakukan oleh www.alidesta.wordpress.com 2015, merek Eiger telah masuk pada peringkat 20 besar yakni peringkat 18 serta, hal ini menunjukan sebagai bukti bahwa merek Eiger merupakan merek Peralatan Outdoor Indonesia peringkat 1 sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat, sedangkan peringkat 2 dan 3 merek peralatan outdoor indonesia ditempati oleh Consina dan Avtech. Selanjutnya merek Eiger memperoleh TOP Brand For Teens 2013 untuk kategori sandal, sebagai berikut:


(24)

Tabel 1.2

Top Brand For Teens Index 2013 (Kategori Perlengkapan Pribadi (Sandal))

Peringkat Merek TBI

1 Carvil 23,8%

2 Eiger 13,11%

3 Crocs 11,1%

4 Bata 8,0%

5 Homyped 5,7% Sumber : (www.topbrand-award.com)

Dari data topbrand-award.com ditemukan bahwa EIGER merupakan peringkat kedua dibawah Carvil walaupun demikian Eiger juga termasuk Top Brand Teens 2013 untuk kategori perlengkapan pribadi yakni sandal. Hal ini membuktikan bahwa sandal Eiger banyak digunakan para remaja dalam berbagai kegiataan untuk menunjang aktifitas dan nyaman digunakan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Romadhoni (2015) yang berjudul Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepatu Nike Pada Mahasiswa Fik Uny. Responden dalam penelitian ini mahasiswa FIK UNY tahun akademik 2014/2015. Hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara citra merek terhadap keputusan pembelian. Dan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Desiana (2015) yang berjudul “Pengaruh Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek Dan Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Konsumen Tas Sophie Martin Di Bc Yulis Mawaddaty Pare”. Responden


(25)

6

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel ekuitas merek yang meliputi kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Persepsian Terhadap Keputusan Pembelian Produk Eiger Di Kota

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Produk yang memiiki Citra Merek yang baik mencerminkan produk tersebut telah disadari keberadaannya oleh konsumen. Konsumen akan memberikan citra yang baik kepada suatu merek jika merek tersebut memiliki kualitas produk yang baik, sehingga dapat dipastikan bahwa dalam setiap citra merek yang baik dibarengi oleh kualitas produk yang baik pula. Pada dasarnya konsumen akan membeli suatu produk dengan beberapa pertimbangan diantaranya citra merekdan kualitas dari produk tersebut.

Berdasarkan latar belakang maka diuraikan rumusan masalah :

1. Apakah citra merek dan kualitas persepsian berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk Eiger di Kota Yogyakarta?

2. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk Eiger di Kota Yogyakarta?

3. Apakah kualitas persepsian berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk Eiger di Kota Yogyakarta?


(26)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk :

1. Menganalisis pengaruh pengaruh citra merek dan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian pada produk Eiger di Kota Yogyakarta. 2. Menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian pada

produk Eiger di Kota Yogyakarta.

3. Menganalisis pengaruh kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian pada produk Eiger di Kota Yogyakarta.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritik

Hasil dari penelitian ini untuk menjelaskan teori tentang citra merek, kualitas persepsian dan keputusan pembelian serta menjelaskan temuan empiris di lapangan tentang ke tiga teori tersebut.

2. Manfaat Praktik

Bagi Perusahaaan Eiger dan industri retail

Penelitian dapat dijadikan sebagai masukan informasi terkait untuk meningkatkan dan menjaga citra merek, kualitas persepsian dan keputusan pembelian.


(27)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Citra Merek (Brand Image) a.Definisi Citra Merek

Menurut Kotler (2009) menyebutkan citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Menurut Hossain (2007) menyatakan bahwa citra merek adalah keseluruhan dari persepsi konsumen mengenai merek atau bagaimana mereka mengetahuinya. Hal tersebut dipertegas oleh Simamora (2008) bahwa citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring perception) maka tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila telah terbentuk akan sulit mengubahnya.

Menurut Supranto dan Limakrisma (2011) menyatakan citra merek adalah apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mendengar


(28)

atau melihat suatu merek dan apa yang konsumen pelajari tentang merek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang dapat konsumen rasakan dan dipikirkan yang diciptakan dan dipelihara oleh pemasar agar terbentuk di dalam benak konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2009) citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen. Sedangkan menurut Utami (2010) citra merek adalah serangkaian asosiasi yang biasanya diorganisasikan di seputar beberapa tema yang bermakna.

Menurut Roslina (2010) mendefinisikan bahwa “Citra merek merupakan petunjuk yang akan digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu produk”. Terdapat kecenderungan bahwa konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.

Menurut Tjiptono (2011) bahwa brand image atau citra merek adalah merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek. Sedangkan menurut Ferrinadewei (2008)


(29)

10

dapat juga dikatakan bahwa citra merek atau brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka citra merek menurut penulis adalah persepsi konsumen untuk mengevaluasi suatu produk ketika konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang suatu produk. Konsumen cenderung akan memilih produk yang telah terkenal dan digunakan oleh banyak orang daripada produk yang baru dikenalnya.

b.Faktor-Faktor Pembentuk Citra Merek

Menurut Sciffman dan Kanuk (2010) ada beberapa faktor pembentuk citra merek, sebagai berikut :

1) Kualitas dan mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2) Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3) Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4) Pelayanan, yang terkait dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

5) Resiko, terkait dengan besar kecilnya akibat untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.


(30)

6) Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

7) Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

c. Indikator Citra Merek

Menurut Da Silva dan Alwi (2006) menyebutkan indikator citra merek antara lain :

1) The level of physical attributtes yaitu mengenal nama merek, logo atau lambang merek.

2) The level of the Functional implication yaitu resiko atau manfaat yang akan diperoleh.

3) The psychosocial implication yaitu perasaan senang dan nyaman ketika memakainya.

Sedangkan menurut Villegas yang dikutip oleh Perdana (2010) menambahkan bahwa indikator citra merek adalah image yang positif (kesan yang baik). Dari teori di atas maka dirumuskan indikator-indikator citra merek sebagai berikut:

1) Mengenal merek tersebut. 2) Merek yang terpercaya. 3) Merek yang berkualitas.


(31)

12

4) Menimbulkan rasa suka. 5) Kesan yang baik.

6) Merek yang populer. 7) Harga yang sesuai. d.Komponen Citra Merek

Menurut Hogan (2007) citra merek merupakan asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa dan perusahaan dari merek yang dimaksud. Informasi ini didapat dari dua cara yaitu:

1) Melalui pengalaman konsumen secara langsung, yang terdiri dari kepuasan fungsional dan kepuasan emosional. Merek tersebut tidak cuma dapat bekerja maksimal dan memberikan performansi yang dijanjikan tapi juga harus dapat memahami kebutuhan konsumen, mengusung nilai-nilai yang diinginkan oleh kosumen dan juga memenuhi kebutuhan individual konsumen yang akan mengkontribusi atas hubungan dengan merek tersebut.

2) Persepsi yang dibentuk oleh perusahaan dari merek tersebut melalui berbagai macam bentuk komunikasi, seperti iklan, promosi, hubungan masyarakat (public relations), logo, fasilitas retail, sikap karyawan dalam melayani penjualan, dan performa pelayanan. Bagi banyak merek, media, dan lingkungan dimana merek tersebut dijual dapat mengkomunikasikan atribut-atribut yang berbeda. Setiap alat pencitraan ini dapat berperan dalam membina hubungan dengan konsumen. Penting demi kesuksesan sebuah merek, jika semua faktor


(32)

ini dapat berjalan sejajar atau seimbang, ketika nantinya akan membentuk gambaran total dari merek tersebut.

Menurut Arnould (2007) gambaran inilah yang disebut citra merek atau reputasi merek, dan citra ini bisa berupa citra yang positif atau negatif atau bahkan diantaranya. Citra merek terdiri dari atribut objektif/instrinsik seperti ukuran kemasan dan bahan dasar yang digunakan, serta kepercayaan, perasaan, dan asosiasi yang ditimbulkan oleh merek produk tersebut.

Komponen citra merek (brand image) menurut Simamora (2011) terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1) Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau jasa.

2) Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

3) Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa.

2. Kualitas Persepsian (Perceived Quality)

a. Definisi Kualitas Persepsian (Perceived Quality)

Menurut Sadat (2009) kualitas persepsian menggambarkan respon keseluruhan pelanggan terhadap kualitas dan keunggulan yang ditawarkan produk. Respon ini adalah persepsi yang terbentuk dari pengalaman


(33)

14

pelanggan selama berinteraksi dengan merek melalui komunikasi yang dibangun oleh pemasar. Tentu saja kondisi seperti ini harus terus dijaga melalui pengembangan kualitas secara berkesinambungan. Sedangkan menurut Tsiotsou (2005) kualitas persepsian (perceived quality) didefinisikan sebagai penilaian konsumen terhadap keseluruhan kemampuan atau superoritas yang dimiliki oleh produk.

Menurut Aaker (2008) kualitas persepsian adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. Sedangkan menurut Zeithaml yang dikutip oleh Mayasari (2011) Kualitas persepsian dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Menurut Kotler & Keller (2009) kualitas persepsian tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Jika konsumen memberikan persepsi yang positif terhadap seluruh atribut yang melekat pada suatu produk, maka timbul tanggapan bahwa produk dapat memenuhi kebutuhan dan keingginannya selanjutnya dapat memicu keputusan untuk membeli produk.

Menurut Setiadi (2010) kualitas persepsian merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang


(34)

menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Adanya itu semua, maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorga nsiasikan, dan diinterpretasikan.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas persepsian merupakan penilaian mengenai rangsangan yang diterima terhadap suatu objek yang berhubungan dengan kondisi yang terjadi dan lingkungan sekitar. Sedangkan persepsi kualitas adalah suatu penilaian dari konsumen terhadap kualitas atau keunggulan produk berdasarkan fungsinya dari produk-produk yang sejenis.

b.Proses Persepsi

Menurut Kotler & Keller (2009) dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting daripada realitas, karena persepsi itulah yang akan mempengaruhi actual konsumen. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi :

1) Perhatian Selektif

Orang mengalami sangat banyak rangsangan setiap hari, karena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi semua rangsangan itu, rangsangan akan disaring dan proses ini disbeut perhatian selektif. Hal ini dimaksudkan, para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang.


(35)

16

Walaupun menyaring banyak rangsangan di lingkungan sekitar, mereka dipengaruhi oleh rangsangan yang tidak diduga. Para pemasar berusaha mempromosikan tawaran mereka secara halus agar bisa melewati saringan perhatian selektif.

2) Distorsi Selektif

Rangsangan yang telah mendapatkan perhatian bahkan tidak sering muncul dalam pikiran orang serupa seperti yang diinginkan oleh pengirimnya. Distorsi selektif adalah kecenderungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi seseorang. Konsumen akan sering merubah informasi sehingga menjadi konsisten dengan keyakinanawal mereka atas merek dan produk. Ketika konsumen melaporkan opini yang berbeda antara versi bermerek dan tanpa merek dari produk yang identik, yang menjadi permasalahan bahwa keyakinan merek dan produk yang diciptakan oleh sarana apapun agak mengubah persepsi produk mereka. Distorsi selektif dapat berfungsi bagi keuntungan pemasar dengan merek yang kuat ketika konsumen mengganggu informasi merek yang netral atau ambigu (bermakna ganda) untuk membuatnya lebih positif

3) Ingatan Selektif

Orang akan melupakan banyak hal yang dipelajari, tapi cenderung mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Adanya ingatan selektif, orang cenderung mengingat hal-hal yang baik yang disebutkan tentang produk yang


(36)

diisukan dan melupakan hal-hal yang baik yang disebutkan tentang produk pesaing. Ingatan selektif menjelaskan mengapa para pemasar menggunakan drama dan pengulangan dalam mengirimkan pesan ke pasar sasaran mereka untuk memastikan bahwa pesan mereka tidak diremehkan.

c. Nilai Nilai Keuntungan Pada Kualitas Persepsian

Menurut Aaker yang dikutip oleh Sadat (2009) menyebutkan ada beberapa nilai-nilai keuntungan yang dapat diperoleh dari kualitas persepsian tinggi, yaitu :

1) Alasan untuk membeli

Kualitas persepsian yang terbangun dengan baik di benak pelanggan akan membantu efektivitas program pemasaran. Harus dipahami bahwa informasi yang begitu banyak membuat pelanggan malas untuk merespon lebih jauh, sehingga kualitas persepsian tinggi akan berperan menuntun pelanggan dalam proses pembelian.

2) Differensiasi

Sebuah merek yang dipersepsi memiliki kualitas tinggi tentu saja menjadi berbeda dengan yang lainnya. Walkman merek Sony atau 4 iPod dari Apple dipersepsi oleh sebagian besar pelanggan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan merek-merek lain dari kategori produk yang sama.


(37)

18

3) Harga premium

Dalam banyak kasus tersebut, kualitas persepsian yang tinggi memungkinkan perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi pada produk-produknya. Walaupun fungsi dan spesifikasinya sama, mobil-mobil buatan Eropa dipersepsi memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan mobil buatan Jepang atau Korea, sehingga para produsennya dapat menetapkan harga premium.

4) Perlakuan tertentu

Distributor dan para peritel akan memberikan perhatian tersendiri pada merek-merek berkualitas. Jika Anda berkunjung ke sebuah tempat pembelanjaan, merek-merek berkualitas biasanya akan dipajang pada etalase sendiri secara terpisah.

5) Perluasan merek

Merek-merek dengan kualitas persepsian tinggi memiliki peluang yang besar untuk mengembangnkan produknya dalam berbagai kategori, dengan cara menggunakan nama merek sebagai payung bagi produk lainnya. Sebagai contoh, Nestle mampu memperluas rentang produknya dari Nestle Milo, Nestle Nescafe, dan Nestle Maggi. Pelanggan pun dapat menerimanya dengan baik karena percaya pada kualitas Nestle selama ini.


(38)

d.Indikator Kualitas Persepsian

Tsiotsou (2005), mengemukakan indikator perceived quality, yaitu :

1) Good quality (kualitas yang bagus) 2) Security (aman)

3) A sense of attomplishment (kemampuan untuk memberikan manfaat)

Astuti dan Cahyadi (2007) mengemukakan indikator perceived quality yaitu :

1) Overall quality

2) Reliability (kehandalan) 3) Functional

Ulinnuha (2008) mengemukakan ada 3 indikator perceived quality, yaitu :

1) Produk dengan kualitas yang baik 2) Pengemasan terjamin kualitasnya 3) Bahan baku berkualitas

3. Keputusan Pembelian

a.Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), keputusan pembelian adalah pemilihan terhadap sebuah pilihan terhadap dua atau lebih alternatif pilihan. Dengan kata lain, bagi seseorang untuk membuat


(39)

20

sebuah pilihan, pilihan alternatif harus ada. Ketika seseorang memiliki sebuah pilihan antara membeli atau tidak membeli, sebuah pilihan antara brand X ataupun brand Y, atau pilihan untuk melakukan A atau B, orang tersebut berada dalam posisi untuk membuat suatu keputusan. Sedangkan menurut Sumarwan (2008), mendefinisikan keputusan pembelian adalah sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif.

Menurut Kotler & Armstrong (2012) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan pleh produsen. Sedangkan menurut Tjiptono (2011) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarahkepada keputusan pembelian.

Menurut Kotler (2009) keputusan pembelian adalah merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan


(40)

pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir.

Menurut Kotler & Keller (2009) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Sedangkan menurut Peter dan Olson (2010) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

b.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Buchari (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu:

1) Faktor sosial, yaitu berupa grup-grup yang turut mempengaruhi, dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok family, teman, tetangga, teman sekerja, klub olahraga, klub seni, dan lain-lain. 2) Faktor budaya, yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompoknya.

Mulai dari kelompok negara, sampai kelompok etnis/suku yang memiliki budaya dan kebiasaan adat sendiri. Di negara kita ada suku Sunda, Jawa, Minang, Batak, dsb. Masing-masing memiliki pola konsumsi dan barang kesenangan masing-masing.

3) Faktor personal, yaitu menyangkut masalah usia, pekerjaan, jabatan, keadaan ekonomi pribadi, gaya hidup, kepribadian.

4) Faktor psikologis, yaitu menyangkut motivasi seseorang untuk membeli apakah mengikuti teory motivasi Maslow atau karena


(41)

22

dorongan lainnya. Juga menyangkut masalah persepsi seseorang terhadap sesuatu.

c. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2009) tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian konsumen terdiri dari:

1) Pengenalan masalah

proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan-kebutuhan tersebut dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal rangsangan ini akan berubah menjadi dorongan. Berdasarkan dorongan yang ada pada diri konsumen maka konsumen akan mencari objek yang diketahui untuk dapat memuaskan dorongan tersebut.

2) Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang minatnya telah tergugah hanya akan ada dua kemungkinan yaitu, mencari informasi secara aktif atau mencari informasi kemudian mengendapkan dalam ingatan.

Menurut Peter dan Donnelly (2007) mengelompokkan sumber informasi konsumen ke dalam lima kategori berikut :

a) Sumber internal : berupa pengalaman sebelumnya dalam menangani kebutuhan serupa.

b) Sumber kelompok : yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian khusus dalam keputusan pembeli terkait.


(42)

c) Sumber pemasaran : berupa iklan, wiraniaga, dealer dan pajangan. d) Sumber publik : meliputi publisitas dan pemeringkatan indepeden

terhadap produk.

e) Sumber eksperiensial : yaitu menangani, menilai dan mungkin pula mencoba produk atau jasa sewaktu berbelanja.

3) Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh salah satu konsumen dalam semua situasi pembelian, itu berarti setiap konsumen pasti memiliki beberapa alternatif sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen mencari manfaat produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat.

4) Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk prferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

5) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidak puasan tertentu, dalam tahap ini, konsumen


(43)

24

mungkin mengalami disonansi kognitif (keraguan menyangkut ketepatan keputusan pembelian).

d. Indikator atau Dimensi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2009), ada 5 indikator untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil konsumen antara lain :

1) Pengenalan masalah 2) Pencarian informasi 3) Evaluasi alternatif 4) Keputusan pembelian 5) Perilaku pasca pembelian

Sedangkan menurut Mazumdar yang dikutip oleh Perdana (2010), mengemukakan bahwa salah satu indikator keputusan pembelian adalah perception of sacrifice atau kesediaan untuk berkorban (waktu, biaya dan tenaga) mendapatkan produk tersebut. Dari teori tersebut maka dirumuskan indikator keputusan pembelian sebagai berikut :

1) Prioritas pembelian pada produk tertentu. 2) Keyakinan dalam membeli produk. 3) Keinginan untuk membeli produk.

4) Keinginan untuk mencoba menggunakan produk. 5) Sesuai harapan.

6) Pertimbangan manfaat dari produk.


(44)

B.Penelitian Terdahulu

Romadhoni (2015) yang berjudul Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepatu Nike Pada Mahasiswa Fik Uny. Responden dalam penelitian ini mahasiswa FIK UNY tahun akademik 2014/2015. Hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara citra merek terhadap keputusan pembelian.

Desiana (2015) yang berjudul “Pengaruh Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek Dan Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Tas Sophie Martin Di Bc Yulis Mawaddaty Pare”. Responden member Sophie Paris di BC Yulis Mawwadaty Pare. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel ekuitas merek yang meliputi kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian.

Ramadhan (2014) yang berjudul Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk T-Shirt Artchitect Di Bandung. Responden dalam penelitian ini yaitu para konsumen clothing artchitect bandung.. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara citra merek terhadap keputusan pembelian

Bernadine (2014) dengan judul “Pengaruh Asosiasi Merek Dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Zara Di Jakarta”.


(45)

26

Responden yang telah menjadi pelanggan pakaian merek Zara di Jakarta. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa asosiasi merek dan persepsi kualitas mempengaruhi keputusan pembelian.

Lestari (2015) dengan judul “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Persepsian Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Batik (Studi Pada Konsumen Di Mirota Batik Yogyakarta)”. Responden konsumen produk Mirota Batik. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa citra merek berpengaruh positf dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kualitas persepsian berpengaruh positf dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Harga berpengaruh positf dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

C.Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Persepsian terhadap Keputusan Pembelian

Citra merek yang dibarengi dengan kualitas persepsian menjadi penting untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Kepercayaan yang muncul dibenak konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk tersebut karena produk tersebut memiliki citra merek dan kualitas persepsian yang baik di mata konsumen.

Semakin tinggi citra merek dan tingkat persepsi konsumen terhadap suatu produk atau jasa maka akan semakin tinggi keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015) dengan judul “Pengaruh Citra Merek,


(46)

Kualitas Persepsian Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Batik (Studi Pada Konsumen Di Mirota Batik Yogyakarta)”. Menyatakan bahwa citra merek dan kualitas persepsian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat disusun sebagai berikut:

H1: Citra Merek dan Kualitas Persepsian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

2. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2009) menyebutkan citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Semakin tinggi citra merek suatu produk maka semakin tinggi pula nilai prestis yang didapat oleh konsumen. Keberadaan merek merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahkan menjadi pelanggan setia produk tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2014), Romadhoni (2015), Lestari (2015), hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh


(47)

28

yang positif dan signifikan antara Citra Merek terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat disusun sebagai berikut :

H2: Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

3. Pengaruh Kualitas Persepsian terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Sadat (2009) kualitas persepsian menggambarkan respon keseluruhan pelanggan terhadap kualitas dan keunggulan yang ditawarkan produk. Respon ini adalah persepsi yang terbentuk dari pengalaman pelanggan selama berinteraksi dengan merek melalui komunikasi yang dibangun oleh pemasar. Tentu saja kondisi seperti ini harus terus dijaga melalui pengembangan kualitas secara berkesinambungan.

Kualitas produk terhadap keputusan pembelian sangat erat kaintannya. Konsumen pasti ingin mendapatkan produk yang menurut pandangannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bernadine (2014), Desiana (2015), Lestari (2015), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat disusun sebagai berikut :

H3: Kualitas Persepsian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.


(48)

D.Model Penelitian

Pada model penelitian di bawah ini menjelaskan pengaruh Citra Merek dan Kualitas Persepsian terhadap Keputusan Pembelian baik secara parsial maupun simultan.

Gambar 2.1 Model Penelitian

Pengaruh Citra Merekdan Kualitas Persepsian Terhadap Keputusan Pembelian. Citra Merek

(X1)

Kualitas Persepsian (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

H2

H3


(49)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah produk Eiger merupakan perusahaan manufaktur dan retail peralatan petualangan alam terbuka terbesar di Indonesia.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah konsumen atau pelanggan yang pernah membeli produk Eiger di kota Yogyakarta

B.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara accidental sampling atau convenience sampling, yaitu peneliti memilih responden dengan cara mendatangi responden di tempat-tempat keramaian lalu memilih calon responden yang secara kebetulan ditemui namun calon responden harus memiliki karakteristik tertentu, yaitu responden yang pernah membeli produk Eiger.

Jumlah populasi konsumen yang pernah membeli produk Eiger di kota Yogyakarta sangat banyak dan tidak diketahui jumlahnya secara pasti, maka diambil beberapa sampel yang dapat mewakili populasi. Menurut Widiyanto (2008) dalam penentuan sampel jika populasinya sangat banyak dan tidak diketahui jumlahnya secara pasti maka digunakan rumus sebagai berikut :


(50)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96

Moe = Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan.

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan diatas jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96,04 dibulatkan menjadi 97. Namun agar memudahkan penelitian maka menjadi 100 responden dan hasil sampel yang sesuai dengan persyaratan sebesar 100 sampel responden yang dapat diolah lanjut.

C.Jenis Data

Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari


(51)

32

sumbernya dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden untuk diisi mengenai masalah Citra Merek, Kualitas Persepsian dan Keputusan Pembelian. D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang bersangkutan dengan masalah kepada responden dengan tujuan memperoleh data-data yang mendukung penelitian.

E.Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang akan diteliti ,yaitu :

1. Variable independen (X1 ,X2)

Variable independen adalah suatu variabel bebas dimana keberadaannya tidak dipengaruhi oleh faktor –faktor lain, variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lain,dalam penelitian ini variabel independennya adalah Citra Merek (X1) dan Kualitas Persepsian (X2).

a. Citra Merek (X1)

Menurut Hossain (2007) citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merk, yang tidak serupa dengan indentitas merk. Adapun indikator dalam penelitian ini menurut Villegas yang dikutip oleh Perdana (2010), yaitu sebagai berikut:


(52)

2) Merek yang terpercaya. 3) Merek yang berkualitas. 4) Menimbulkan rasa suka. 5) Kesan yang baik.

6) Merek yang populer. 7) Harga yang sesuai. b. Kualitas Persepsian (X2)

Menurut Tsiotsou (2005) kualitas persepsian (perceived quality) didefinisikan sebagai penilaian konsumen terhadap keseluruhan kemampuan atau superoritas yang dimiliki oleh produk. Adapun indikator dalam penelitian ini menurut Tsiotsou (2005), mengemukakan indikator perceived quality, yaitu :

1) Good quality (kualitas yang bagus) 2) Security (aman)

3) A sense of attomplishment (kemampuan untuk memberikan manfaat) 2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen adalah suatu variabel yang akan dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah

a. Keputusan pembelian (Y)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, apabila tersedia beberapa alternatif pilihan. Adapun indikator dalam penelitian ini


(53)

34

menurut Mazumdar yang dikutip dari Perdana (2010), yaitu sebagai berikut:

1) Prioritas pembelian pada produk tertentu. 2) Keyakinan dalam membeli produk. 3) Keinginan untuk membeli produk.

4) Keinginan untuk mencoba menggunakan produk. 5) Sesuai harapan.

6) Pertimbangan manfaat dari produk.

7) Kesediaan meluangkan waktu untuk mendapatkan produk.

Pada penelitian ini digunakan kuisioner dengan skala Likert dimana pernyataan-pernyataan dalam kuisioner dibuat dengan nilai 1 sampai dengan 5 untuk mewakili pendapat responden, menggunakan nilai tertinggi dan terendah. Semua pertanyaan merupakan positif dengan alternatif jawaban dan skor dikategorikan sebagai berikut: Sangat tidak setuju: skor 1 ; Tidak setuju: skor 2 ; Kurang setuju: skor 3 ; Setuju: skor 4 ; Sangat setuju: skor 5.

F. Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur tepat mengukur obyek yang diteliti. Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment person dengan level signifikasi 5%. Bila signifikansi hasil korelasi


(54)

lebih kecil dari 0,05 (5%), maka dinyatakan valid dan sebaliknya apabila signifikansi hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (5%) maka dinyatakan tidak valid, Sekaran (2006).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban seorang responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Apabila responden konsisten dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner, maka data tersebut reliabel, sedangkan jika jawaban seorang responden acak maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak reliabel, Ghozali (2013). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas adalah dengan nilai Cronbach Alpha, jika semakin tinggi mendekati angka 1 maka semakin tinggi nilai konsistensi internal reliabilitasnya. Jika nilai Cronbach Alpha diatas ≥ 0,6 maka reliabiltas diterima, Sekaran (2006).

G.Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression). Menurut Sugiama (2008) Regresi berganda (Multiple Regression) diterapkan untuk memecahkan kasus yang memiliki satu variabel dependen dengan beberapa atau lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara Citra Merek dan Kualitas Persepsian sebagai variabel independen dengan Keputusan Pembelian sebagai variabel


(55)

36

dependen. Persamaan regresi dapat dituliskan menurut Alni, dkk (2013) dalam bukunya, sebagai berikut :

Y = β0+ β1.X1 + β2.X2 + e Dimana :

Y : Keputusan Pembelian X1 : Citra Merek

X2 : Kualitas Persepsian

β0 : Konstanta

β1, β2, β3 : Koefisien Regresi

e : Error

2. Uji Statistik F

Uji F bertujuan untuk mengatahui ada atau tidaknya pengaruh Citra Merek dan Kualitas Persepsian sebagai variabel independen (bebas) terhadap Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen (terikat) secara simultan. Melalui uji F kita akan memperoleh F hitung dan kemudian akan membandingkan dengan F tabel pada taraf nyata (level of significant) 5% dimana ketentuannya apabila F hitung > F tabel berarti ada pengaruh signifikan secara bersama-saman dari citra merek dan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian. Sebaliknya apabila F hitung > F tabel berarti tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-saman dari citra merek dan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian.


(56)

Uji statistik digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh antara Citra Merek dan Kualitas Persepsian sebagai variabel independen secara parsial terhadap Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen. Uji t ini akan penulis gunakan untuk menguji hipotesis satu dan dua. Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai p-value (sig) lebih kecil dari alpha (confidence interval). Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah: a. Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1)

H0 : β1 = 0

Tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas (X1, X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y).

H1 : β0 ≠ 0

Ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y).

b. Penentuan harga t tabel berdasarkan taraf signifikansi dan taraf derajat kebebasan :

1) Taraf signifikansi = 5% (0,05) 2) Derajat kebebasan = (n-1-k)

c. Kriteria Keputusannya adalah :

1) Jika t hitung > t tabel, dan sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2) Jika t hitung ≤ t tabel, dan sig ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.


(57)

38

4. Determinasi (R2)

Uji Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi veriabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas Ghozali (2013). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Malintan (2011)


(58)

39 A.Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Perusahaan

PT Eigerindo Multi Produk Industri atau lebih dikenal dengan nama Eiger adalah perusahaan yang terkenal dan terbesar di Indonesia, khususnya pada bidang manufaktur dan retail peralatan petualangan. Perusahaan Eiger berdiri pada 1993. Pendirinya adalah Mr Ronny Lukito. Perusahaan ini berdiri di Bandung. Nama Eiger terinspirasi dari Gunung Eiger, yaitu sebuah gunung terkenal di Pegunungan Alpen Bernese, Swiss, dengan ketinggian 3.970 meter di atas permukaan laut.

Pembukaan perusahaan ini dimulai dengan fasilitas yang sangat terbatas. Perusahaan meluncurkan tas yang diproduksi dengan menggunakan hanya dua mesin sederhana di Bandung, tepatnya di Jalan Cihampelas No 22. Akhirnya di tempat yang sama, dibukalah sebuah toko kecil untuk menjual tas hasil prosuksi secara sederhana tersebut. Perusahaan yang memproduksi tas dan peralatan petualangan ini mempunyai tiga merek utama, yaitu Eiger untuk para petualangan, Bodypack para gadget mania, dan Nordwand untuk para pecinta outdoor. Merek Eiger diakui sebagai merek lokal terkemuka di Indonesia.


(59)

40

Pada 2009, Eiger masuk sebagai salah satu Top 250 Indonesia Original Brand versi Majalah khusus bisnis SWA Tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa kerja keras perusahaan dan tekad Eiger dari hari ke hari berkomitmen pada keunggulan kualitas dan reputasi yang luar biasa. Berawal dari toko kecil dengan dua mesin produksi sederhana yang berada di Jalan Cihampelas No. 22, kini Eiger berkembang menjadi pemimpin pasar dalam industri tas dan petualangan di Indonesia. Sampai sekarang, Eiger memiliki 6 Toko Eiger Adventure, 18 ruang pamer, dan 88 counter yang tersebar di seluruh Indonesia.

2. Visi Dan Misi a. Visi

Menjadi perusahaan global yang visioner dalam bidang produk petualangan dan bisnis e-lifestyle.

b. Misi

1) Berinvestasi dalam pengembangan kehidupan manusia dengan membangun karakter dan kompetensi yang sesuai dengan kriteria untuk menjadi yang individu yang signifikan.

2) Mengembangkan sistem waralaba, e-commerce, dan sistem lisensi sebagai strategi distribusi global.

3) Petualangan untuk memperluas produk dan layanan menjadi tiga tema, yaitu petualangan teknis, perjalanan petualangan, dan petualangan e-lifestyle.


(60)

5) Mementuk sistem organisasi kelas dunia dan budaya yang didukung oleh inovasi dan teknologi terkemuka.

6) Menyediakan produk-produk berkualitas dengan servis yang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

7) Menjadi perusahaan terhormat yang memiliki peran yang signifikan dalam perawatan global ekosistem, sosial budaya global, dan perawatan global cyber.

3. Produk-produk Eiger meliputi:

a. Tas: Ransel, tas punggung, tas pinggang, travel bags, tas untuk bersepeda, tas laptop, dan tas multiguna.

b. Pakaian: Jaket (jas hujan, jaket tahan angin, dan jaket rajutan), Kemeja(kemeja lapangan dan kemeja biasa), Celana, kaos.

c. Headwear: Topi dan bandana.

d. Alas kaki: Sepatu, Sandal, dan Kaos Kaki.

e. Peralatan: Kantong tidur, tenda, sarung tangan, carabiner, kompor, botol, peralatan masak outdoor, tongkat, kapak, obor, termos hidrasi, penggaris, kompas, dan tongkat cahaya.


(61)

42

B.Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh citra merek dan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian pada produk Eiger di kota Yogyakarta. Subjek penelitian konsumen atau pelanggan yang pernah membeli produk Eiger di kota Yogyakarta sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Jumlah Persentase Kuesioner Kuesioner yang disebarkan 100 100%

Kuesioner yang kembali 100 100% Kuesioner yang tidak memenuhi kriteria 0 0

Kuesioner yang dapat dianalisis 100 100%

Usia ≤ 20 tahun 26 26,0%

21-35 tahun 45 45,0%

36-50 tahun 17 17,0%

> 50 tahun 13 13,0%

Total 100 100%

Jenis kelamin Pria 64 64,0%

Wanita 36 36,0%

Total 100 100%

Pendidikan SD 0 0,0%

SMP 7 7,0%

SMA 61 61,0%

D3 10 10,0%

S1 21 21,0%

≥ S2 1 1,0%

Total 100 100%

Pendapatan < Rp. 1.000.000 74 74,0% Rp. 1.000.000 – < Rp. 5.000.000 26 26,0%

Total 100 100%

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 100 kuesioner yang disebarkan pada responden, kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner,


(62)

yang selanjutnya data tersebut akan diolah menggunakan SPSS. Responden didominasi berumur 21-35 tahun 45 (45,0%). Sebagian besar 64 (64,0%) responden adalah laki-laki. Responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu 61 (61,0%). Sebagian besar 74 (74,0%) pendapatan responden <Rp. 1.000.000. Berdasarkan umur responden terbanyak kemungkinan adalah usia sekolah dan kuliah yang ditunjukkan dengan pendapatan responden <Rp. 1.000.000.

C.Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan data penelitian hasil pengisian kuesioner responden. Analisis dilakukan dengan membuat kategori dengan berdasarkan kelas interval skor rata-rata. Nilai distribusi frekuensi dilakukan dengan menggunakan kategori jawaban sebagai berikut:

Skor minimum = 1 Skor maksimum = 5

Sehingga diperoleh batasan persepsi sebagai berikut :

1 – 1,8 = Sangat Rendah/Sangat jelek 1,81 – 2,6 = Rendah/Jelek

2,61 – 3,4 = Cukup 3,41 – 4,2 = Tinggi/Baik

4,21 – 5,0 = Sangat Tinggi/Sangat baik

1. Citra Merek

Analisis deskriptif setiap butir pertanyaan citra merek adalah sebagai berikut:


(63)

44

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Citra Merek

No

Indikator N

Mini mum

Maks

imum Mean

Std. Deviation

Ketera ngan 1 Saya telah mengenal produk merek

Eiger. 100 2,00 5,00 3,6600 ,731 Baik

2 Saya meyakini produk Eiger

merupakan merek yang terpercaya. 100 1,00 5,00 3,5100 ,658 Baik

3 Menurut saya produk Eiger

merupakan merek yang berkualitas. 100 1,00 5,00 3,5200 ,822 Baik

4 Menurut saya produk Eiger menimbulkan rasa suka waktu memakainya.

100 1,00 5,00 3,9500 ,672 Baik

5 Saya meyakini produk Eiger memiliki

kesan yang baik. 100 1,00 5,00 3,4500

,687 Baik

6 Saya tau produk Eiger merupakan peralatan petualangan alam terbuka dengan merek yang populer.

100 2,00 5,00 3,8700 ,733 Baik

7 Menurut saya produk Eiger merupakan peralatan petualangan alam terbuka dengan harga yang terjangkau.

100 1,00 5,00 3,3800

,826 Cukup

Citra merek 100 2,00 4,71 3,6200 ,412 Baik

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rerata citra merk sebesar 3,62 yaitu berada pada interval kategori baik. Hal ini juga terlihat dari rerata item pertanyaan nomer 1 – 6 sebesar 3,45 - 3,95 kategori baik dan nomer 7 sebesar 3,38 kategori cukup. Hal ini berarti bahwa produk Eiger di kota Yogyakarta memiliki citra merk yang baik.

2. Kualitas Persepsian

Analisis deskriptif setiap butir pertanyaan kualitas persepsian adalah sebagai berikut:


(64)

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Kualitas Persepsian

No

Indikator N

Mini mum

Maks

imum Mean

Std. Deviation

Ketera ngan 1 Saya meyakini produk Eiger memilki

kualitas yang bagus. 100 2,00 5,00 3,6600 ,589 Baik

2 Saya yakin produk Eiger merupakan produk yang aman untuk digunakan dalam

melakukan petualangan alam terbuka. 100 2,00 5,00 3,2100 ,498 Cukup

3 Menurut saya produk Eiger merupakan produk yang bermanfaat dalam melakukan

petualangan alam terbuka. 100 2,00 5,00 3,4000 ,693 Cukup

Kualitas Persepsian 100 2,33 4,33 3,4233 ,378 Baik

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rerata kualitas persepsian sebesar 3,42 yaitu berada pada interval kategori baik. Hal ini juga terlihat dari rerata item pertanyaan nomer 1 sebesar 3,66 kategori baik dan nomer 2-3 sebesar 2-3,21-2-3,40 kategori cukup. Hal ini berarti bahwa konsumen atau pelanggan produk Eiger di kota Yogyakarta memiliki persepsi yang baik mengenai produk tersebut.

3. Keputusan Pembelian

Analisis deskriptif setiap butir pertanyaan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:


(65)

46

Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian

No

Indikator N

Mini mum

Maks

imum Mean

Std. Deviation

Ketera ngan 1 Pada saat membeli produk petualangan

alam terbuka saya akan lebih prioritaskan produk Eiger.

100 2,00 5,00 3,6200

,632 Tinggi

2 Ketika membeli produk petualangan alam terbuka saya lebih berkeyakinan untuk membeli produk Eiger.

100 1,00 5,00 3,2700 ,679 Cukup

3 Saat membeli produk petualangan alam terbuka saya lebih mempunyai keinginan membeli produk Eiger.

100 2,00 5,00 3,1600 ,706 Cukup

4 Bila saya membeli produk petualangan alam terbuka saya lebih mempunyai keinginan untuk mencoba menggunakan produk Eiger.

100 2,00 5,00 3,2400 ,570 Cukup

5 Menurut saya produk Eiger sesuai

dengan harapan konsumen. 100 2,00 5,00 3,2900 ,624 Cukup

6 Pada saat membeli produk petualangan alam terbuka saya akan lebih

mempertimbangkan manfaat produk Eiger.

100 2,00 5,00 3,2900

,537 Cukup

7 Ketika saya membeli produk petualangan alam terbuka saya akan lebih meluangkan waktu untuk mendapatkan produk Eiger.

100 2,00 5,00 3,2000

,550 Cukup

Keputusan Pembelian 100 2,86 4,29 3,2957 ,306 Cukup

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rerata keputusan pembelian sebesar 3,29 yaitu berada pada interval kategori cukup. Hal ini terlihat dari rerata item pertanyaan nomer 1 sebesar 3,62 kategori tinggi dan nomer 2-7 sebesar 3,16-3,29 kategori cukup. Hal ini berarti bahwa konsumen atau pelanggan memiliki keputusan pembelian cukup tinggi terhadap produk Eiger di kota Yogyakarta.


(66)

D.Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Untuk mengukur uji validitas peneliti menggunakan rumus korelasi product moment. Uji validitas dilakukan pada responden dimana nilai yang dihitung dinyatakan shahih, apabila nilai rhitung > rtabel. Besarnya r tabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0,361. Hasil uji validitas diperoleh dari program SPSS dimana hasilnya adalah sebagai berikut: a) Hasil Uji Validitas Citra Merek

Citra merek terdiri dari 7 butir pertanyaan dengan hasil validitas sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas Citra Merek

Variabel Butir

Pertanyaan

rhitung P Keterangan

Citra Merek (X1)

Pertanyaan 1 0,794 0,000 Valid Pertanyaan 2 0,615 0,000 Valid Pertanyaan 3 0,575 0,001 Valid Pertanyaan 4 0,377 0,040 Valid Pertanyaan 5 0,471 0,009 Valid Pertanyaan 6 0,489 0,006 Valid Pertanyaan 7 0,506 0,004 Valid Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variabel citra merk terdiri dari 7 butir pertanyaan diketahui nilai r hitung yang diperoleh lebih besar dari r table (0,361) dengan p value< 0,05. Hal ini berarti seluruh pertanyaan valid sebagai alat ukur.


(67)

48

b) Hasil Uji Validitas Kualitas persepsian

Kualitas persepsian terdiri dari 3 butir pertanyaan dengan hasil validitas sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Kualitas persepsian

Variabel Butir

Pertanyaan

rhitung p Keterangan

Kualitas persepsian (X2)

Pertanyaan 1 0,615 0,000 Valid Pertanyaan 2 0,495 0,005 Valid Pertanyaan 3 0,774 0,000 Valid Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas persepsian terdiri dari 3 butir pertanyaan diketahui nilai r hitung yang diperoleh lebih besar dari r table (0,361) dengan p<0,05. Berarti seluruh butir pertanyaan kualitas persepsian valid sebagai alat ukur.

c) Hasil Uji Validitas Keputusan pembelian

Keputusan pembelian terdiri dari 7 butir pertanyaan dengan hasil validitas sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian

Variabel Butir

Pertanyaan

rhitung p Keterangan

Keputusan pembelian (Y)

Pertanyaan 1 0,601 0,000 Valid Pertanyaan 2 0,490 0,006 Valid Pertanyaan 3 0,485 0,007 Valid Pertanyaan 4 0,423 0,020 Valid Pertanyaan 5 0,447 0,013 Valid Pertanyaan 6 0,455 0,011 Valid Pertanyaan 7 0,537 0,002 Valid Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016


(68)

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian terdiri dari 7 butir pertanyaan diketahui nilai r hitung yang diperoleh seluruhnya lebih besar dari r table (0,361) dengan p<0,05. Berarti seluruh butir pertanyaan kualitas persepsian valid sebagai alat ukur.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul dan karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Cronbach Alpha. Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai Cronbach Alpha minimal 0,60. Uji reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan

Citra merek (X1) 0,713 7 Reliabel

Kualitas persepsian(X2 0,726 3 Reliabel

Keputusan pembelian (Y) 0,680 7 Reliabel

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek, kualitas persepsian, dan keputusan pembelian mempunyai nilai cronbach apha > 0,6. Hal ini berarti bahwa instrumen variable-variabel yang digunakan reliabel sebagai alat ukur.

E.Analisis Regresi Linear Berganda

1. Uji Regresi Berganda

Hasil uji regresi berganda untuk menguji pengaruh citra merek dan kualitas persepsian terhadap keputusan pembelian produk Eiger di Kota


(69)

50

Yogyakarta dalam penelitian ini tampak pada tabel berikut: Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Berganda

Variabel B t hitung Sig.

Konstanta 13,813 5,887 0,000

Citra merek (X1) 0,149 2,097 0,039 Kualitas persepsian (X2 0,533 2,940 0,004

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

Dari hasil uji regresi berganda pada tabel 4.9 secara matematis dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 13,813+ 0,149X1 + 0,533X2

Konstanta (a) sebesar 13,813 artinya besarnya nilai keputusan pembelian sebesar 13,813 dengan asumsi faktor-faktor lain bernilai nol yang dalam hal ini citra merek dan kualitas persepsian.

Koefisien regresi variabel citra merek (b1) sebesar 0,149. Artinya, setiap peningkatan nilai citra merek sebesar 1 satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,149 satuan.

Koefisien regresi variabel kualitas persepsian (b2) sebesar 0,533. Artinya, setiap peningkatan nilai kualitas persepsian sebesar 1 satuan itu akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,533 satuan.

2. Hasil Pengujian Hipotesis a) Uji F atau Uji Simultan

Uji F statistik digunakan untuk menguji pengaruh citra merek dan kualitas persepsian secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen keputusan pembelian. Berikut hasil uji F pada pengujian regresi dalam penelitian ini:


(1)

Lampiran 4


(2)

1.

Citra Merek (X.1)

Correlations

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 JUMLAH X1.1

Pearson

Correlation 1 ,487

**

,332 ,215 ,309 ,335 ,424* ,794** Sig. (2-tailed) ,006 ,073 ,254 ,097 ,070 ,020 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X1.2

Pearson

Correlation ,487

**

1 ,173 ,301 ,270 -,062 ,129 ,615** Sig. (2-tailed) ,006 ,361 ,106 ,150 ,744 ,498 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X1.3

Pearson

Correlation ,332 ,173 1 -,030 ,136 ,580

**

,133 ,575** Sig. (2-tailed) ,073 ,361 ,876 ,473 ,001 ,483 ,001

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X1.4

Pearson

Correlation ,215 ,301 -,030 1 -,078 -,077 -,095 ,377

*

Sig. (2-tailed) ,254 ,106 ,876 ,680 ,686 ,618 ,040

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X1.5

Pearson

Correlation ,309 ,270 ,136 -,078 1 ,093 ,105 ,471

**

Sig. (2-tailed) ,097 ,150 ,473 ,680 ,626 ,580 ,009

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X1.6

Pearson

Correlation ,335 -,062 ,580

**

-,077 ,093 1 ,192 ,489** Sig. (2-tailed) ,070 ,744 ,001 ,686 ,626 ,310 ,006

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X1.7

Pearson

Correlation ,424

*

,129 ,133 -,095 ,105 ,192 1 ,506** Sig. (2-tailed) ,020 ,498 ,483 ,618 ,580 ,310 ,004

N 30 30 30 30 30 30 30 30

JUMLAH

Pearson

Correlation ,794

**

,615** ,575** ,377* ,471** ,489** ,506** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,040 ,009 ,006 ,004

N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items ,713 8


(3)

2.

Kualitas Persepsian (X.2)

Correlations

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 JUMLAH X2.1

Pearson Correlation 1 ,090 ,182 ,615** Sig. (2-tailed) ,635 ,336 ,000

N 30 30 30 30

X2.2

Pearson Correlation ,090 1 ,062 ,495** Sig. (2-tailed) ,635 ,745 ,005

N 30 30 30 30

X2.3

Pearson Correlation ,182 ,062 1 ,774** Sig. (2-tailed) ,336 ,745 ,000

N 30 30 30 30

JUMLAH

Pearson Correlation ,615** ,495** ,774** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items ,726 4


(4)

3.

Keputusan Pembelian (Y)

Correlations

Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 JUMLAH Y1.1

Pearson Correlation 1 ,223 ,088 ,419* ,138 ,119 ,242 ,601** Sig. (2-tailed) ,237 ,642 ,021 ,468 ,530 ,198 ,000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Y1.2

Pearson Correlation ,223 1 -,039 ,171 -,102 ,028 ,222 ,490** Sig. (2-tailed) ,237 ,838 ,366 ,592 ,881 ,238 ,006 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Y1.3

Pearson Correlation ,088 -,039 1 -,045 ,236 ,202 ,104 ,485** Sig. (2-tailed) ,642 ,838 ,812 ,210 ,284 ,583 ,007 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Y1.4

Pearson Correlation ,419* ,171 -,045 1 -,118 ,033 -,029 ,423* Sig. (2-tailed) ,021 ,366 ,812 ,535 ,863 ,881 ,020 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Y1.5

Pearson Correlation ,138 -,102 ,236 -,118 1 ,156 ,290 ,447* Sig. (2-tailed) ,468 ,592 ,210 ,535 ,411 ,121 ,013 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Y1.6

Pearson Correlation ,119 ,028 ,202 ,033 ,156 1 ,141 ,455* Sig. (2-tailed) ,530 ,881 ,284 ,863 ,411 ,457 ,011 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Y1.7

Pearson Correlation ,242 ,222 ,104 -,029 ,290 ,141 1 ,537** Sig. (2-tailed) ,198 ,238 ,583 ,881 ,121 ,457 ,002 N 30 30 30 30 30 30 30 30 JUMLAH

Pearson Correlation ,601** ,490** ,485** ,423* ,447* ,455* ,537** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,007 ,020 ,013 ,011 ,002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items ,680 8


(5)

Lampiran 5


(6)

Regression

Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 x2, x1b . Enter

a. Dependent Variable: y

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,375a ,141 ,123 2,01075

a. Predictors: (Constant), x2, x1

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 64,330 2 32,165 7,955 ,001b

Residual 392,180 97 4,043

Total 456,510 99

a. Dependent Variable: y b. Predictors: (Constant), x2, x1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 13,813 2,346 5,887 ,000

x1 ,149 ,071 ,201 2,097 ,039

x2 ,533 ,181 ,282 2,940 ,004