PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

(1)

THE INFLUENCE OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE TO THE LEVEL OF STOCK RETURN MANUFACTURING COMPANIES SECTOR

LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODS 2010-2013

Oleh

DONI IMAN SEPTIYANDI

20110410056

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

i

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

TERHADAP TINGKAT

RETURN

SAHAM PERUSAHAAN

SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

THE INFLUENCE OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE TO THE LEVEL OF STOCK RETURN MANUFACTURING COMPANIES SECTOR

LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODS 2010-2013

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

DONI IMAN SEPTIYANDI

20110410056

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

(4)

v

MOTTO

Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan

(Jika kita ingin bersungguh-sungguh dalam meraih sesuatu pasti akan ada jalan kemudahan untuk memperolehnya).

Carilah Ilmu Sampai Ke Negeri Cina

(Dalam mencari ilmu atau pengalaman janganlah setengah-setengah karena semakin jauh kita mencari maka semakin banyak pula ilmu atau pengalaman yang diperoleh).

Raihlah Masa Mudamu Dengan Penuh Kesuksesan, Kegagalan

Adalah Kesuksesan Awal Untuk Memperoleh Masa Depanmu

” (Doni Iman S, 2016).

Mempermudah Urusan Orang lain, Akan Membuat Urusan Kita

Juga Diberi Kemudahan

(Lela Hindasah, 2016)

Jangan Pernah Merasa Putus Asa, Allah SWT Akan Selalu

Memberimu Petunjuk Dan Kemudahan Kepada Kamu


(5)

vi

mengerahkan segala kemampuan saya. Alhamdulillah.

Pertama, saya ingin mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua saya yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi dan selalu mendoakan anaknya agar sukses. Thanks For Everything Yours Doing.

Kedua, kepada adik saya dan seluruh keluarga saya yang selalu mendukung dan turut mendoakan saya untuk selalu sukses dan diperlancar dalam segala hal urusan.

Ketiga, terima kasih untuk Ibu Lela yang selalu memberi saya semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan juga turut dalam membimbing proses skripsi dari kantor kesayangannya di Laboratorium Manajemen.

Kepada sahabat saya Frisky, Arif, dan Ipul terima kasih yang selalu ada untuk saya dalam mencurahkan waktunya serta selalu memberi semangat kepada saya agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kepada mahasiswa/mahasiswi yang saya asdos pada beberapa mata kuliah yang

selalu menanyakan “kapan wisuda, kapan sidang, kapan keluar dari UMY”,

thanks banget ya sampai kuping gue panas dengarnya tapi berkat kalian jadi termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini, karena sudah kelamaan juga nggak kelar-kelar skripsinya.


(6)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulias panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat, nikmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa yaitu menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan

Terhadap Tingkat Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013” tidak terlepas dari bimbingan, dukungan serta doa dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta petunjuk-Nya kepada hambanya.

2. Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan yang baik kepada umatnya.

3.Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA.

4.Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bapak Dr Nano Prawoto, SE., M.Si.

5.Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Ibu Retno Widowati PA, Ph.D.


(7)

x

8.Ayah dan mamah tersayang serta adik saya yang selalu memberi dorongan dukungan dan doa sehingga mampu menyelesaikan skripsi.

9.Sahabat saya Frisky, Arif, dan Ipul sebagai teman seperjuangan. 10.Teman-teman SENAT FE UMY periode 2011-2012

11.Teman-teman KKN Kelompok 3 UMY

12.Teman-teman Manajemen angkatan 2011 dan 2012

13.Mahasiswa dan mahasiswi adik tingkat yang saya asdos pada mata kuliah manajemen perbankan dan pengembangan bisnis angkatan 2013 dan 2014. 14.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik yang

tersirat maupun tersurat.

15.Almamaterku “Jas Merah” UMY.

Yogyakarta, 22 Desember 2016


(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

viii

ABSTRACT

This research aims to test the influence of financial performance against the level of return the company. The object in this research is the manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange in the period 2010-2013. On this research obtained a sample of 318 with a period of observation for 4 years. Data analysis techniques used to use multiple linear analysis.

Based on the results of research conducted, the results obtained that the Current Ratio and Debt to Equity Ratio does not affect the rate of return, Return On Equity significantly positive effect against the level of return while the Price Earning Ratio of significant negative effect against the rate of return, so that it can be concluded that only the ROE and PER which has influence on the return. Keywords: Financial Performance, Return, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity and Price Earning Ratio.


(15)

1

Dalam perkembangan perekonomian Indonesia terutama dalam bidang bisnis telah banyak usaha pemodal atau investor untuk menambah kekayaan yang dimilikinya salah satunya melalui pasar modal. Pasar modal tersebut kini cukup banyak peminatnya dari investor lokal, salah satu daya tarik investor untuk mengikuti pasar modal melalui saham. Pada dasarnya investor akan tertarik atas hasil timbal balik (return), hal tersebut dapat bertujuan menambah kekayaan mereka (investor). Akibat tingginya minat investor lokal dalam menanamkan modalnya di pasar modal menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, karena dengan adanya investor maka perusahaan dapat memperoleh sumber dana yang dana tersebut akan digunakan untuk keperluan perusahaan, namun tentu dengan syarat akan imbal hasil atas investasi (return) kepada investor.

Perkembangan perusahaan tumbuh signifikan dimana tahun 2015 perusahaan yang sudah listing di bei berjumlah 500 lebih emiten dan akan terus bertambah setiap tahun. Perkembangan tersebut tidak terlepas atas peran para investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan lokal untuk mengembangkan bisnis perusahaan dan mengembangkan kekayaan pemodal (investor). Namun hal tersebut investor dalam melakukan transaksi pembelian saham menggunakan penilaian tertentu


(16)

2

tidak hanya sekedar asal menanamkan modal usahanya karena para investor mengharapkan return.

Faktor-faktor atas aspek yang mempengaruhi return berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Dalam faktor internal perusahaan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misal kinerja keuangan suatu perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan tahunan perusahaan (annual report) dan manajemen perusahaan apakah bekerja secara optimal guna meningkatkan pendapatan perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti kondisi makro ekonomi, berita tentang perusahaan, kondisi politik suatu negara dan kondisi keberlanjutan usaha perusahaan. Aspek tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi investor yang ingin memasukkan modalnya dalam perusahaan yang akan di investasikan untuk memperoleh return.

Menurut IG.K.A. Ulupui (2009) menyatakan rasio keuangan dapat mempengaruhi return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa hanya rasio aktivitas yang mempunyai pengaruh negatif dan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham.

Jullimursyida Ganto (2008) menyatakan bahwa apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga


(17)

saham akan meningkat, atau dengan kata lain, profitabilitas mempengaruhi harga saham.

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER menunjukkan tentang imbangan antara beban hutang dibandingkan modal sendiri. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Bukti empiris yang menunjukkan bahwa DER mempunyai pengaruh positif terhadap return

berasal dari penelitian Syahib Natarsyah (2000) dalam Yeye dan Tri (2011) yang menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Likuiditas mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek. Menurut IG.K.A. Ulupui (2009) menyatakan dengan hasil bahwa CR

(Current Ratio), berpengaruh positif terhadap return saham. Farkhan dan ika (2012) mengemukakan dalam penelitiannya tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyatakan CR (Current Ratio), memiliki pengaruh positif terhadap return saham.

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana dengan laba per lembar saham. Yuliza (2006) dalam Sri (2012), yang meneliti tentang


(18)

4

Analisis Pengaruh Faktor-faktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan

Price to Book Value (PBV), Dividend Payout Ratio (DPR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index, mengemukakan bahwa NPM (Net Profit Margin), ROE (Return On Equity) dan EPS (Earning Per Sharei) berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan QR (Quick Ratio) dan DER

(Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Dari gambaran yang terpapar di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah kondisi perusahaan melalui kinerja keuangan

mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham dengan judul “

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013”.


(19)

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham? 4. Apakah market berpengaruh terhadap return saham? C. Tujuan Penelitian

1. Menguji pengaruh likuiditas terhadap return saham. 2. Menguji pengaruh solvabilitas terhadap return saham. 3. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap return saham. 4. Menguji pengaruh rasio pasar terhadap return saham. D. Manfaat Penelitian

1) Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penelitian yang selanjutnya dan dapat menjadi bahan rujukan untuk menganalisa faktor apakah yang paling mempengaruhi return saham.

2) Bagi Investor

Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi dalam memperoleh return


(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian

1. Kinerja Keuangan

Menurut Muflikhun (2010) kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan tentu perlu menggunakan alat analisis keuangan yakni berupa rasio keuangan dalam hal untuk menentukan prestasi suatu ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan perubahan kondisi keuangan dari perkembangan baik masa lampau maupun masa sekarang.

Helfret (1999) dalam Muflikhun (2010) makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut dipublikasikan.

Kinerja keuangan yang baik memiliki dampak pengaruh terhadap pertimbangan utama bagi investor. Apabila semakin baik peningkatan kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham juga akan mengalami peningkatan dan memberikan keuntungan (return) kepada investor. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan maka seorang investor harus mengetahui lima faktor rasio keuangan (Mamduh, 2008), yaitu:


(21)

a. Rasio likuiditas, yaitu mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancer relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio lancar, yakni mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.

� � = aktiva lancar hutang lancar

b. Rasio solvabilitas, yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya.

� �� =total hutang

total aktiva

c. Rasio profitabilitas, yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

�� � =laba bersih

modal

d. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efisien perusahaan dalam penggunaan aset.

� � � � � = �

e. Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham relatif terhadap nilai bukunya.

� �� = harga saham per lembar


(22)

8

2. Return Saham

Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui portofolio (Jullimursyida, 2008). Dalam hal ini investor selaku pelaku pasar modal apabila memutuskan melakukan investasi dalam bentuk saham berarti para investor tersebut melakukan tindakan partisipasinya dalam menanamkan modal tersebut ke suatu perusahaan dan investor akan selalu berusaha agar investasinya mendapatkan tingkat pengembalian (return) saham atas modal yang ditempatkan.

3. Teori Signal

Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus dimasa depan (Yeye Susilowati, 2011).

Menurut Ross (1997) dalam Mamduh (2008) mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal

yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Di samping itu, manajer ingin memberikan signal


(23)

yang lebih dipercaya (credible), manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible.

Pada penjelasan diatas maka signaling theory merupakan kegiatan manajemen perusahaan dalam menyampaikan laporannya kepada pihak yang memiliki kepentingan sehingga dapat mempengaruhi harga saham dan meningkatkan return.

4. Teori Trade-Off

Ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan utang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang, akan semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan). Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak membayar utang. Biaya kebangkrutan mencakup dua hal :

a. Biaya langsung: biaya yang di keluarkan untuk membayar biaya administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan, dan biaya lainnya yang sejenis.

b. Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal.

Biaya lain dari peningkatan utang adalah meningkatnya biaya keagenan utang. Teori keagenan mengatakan bahwa di perusahaan terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang utang dengan pemegang saham. Jika utang meningkat, maka konflik


(24)

10

antara keduanya akan semakin meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang utang akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang utang akan semakin meningkatkan pengawasan (monitoring) terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan sebagainya) dan bisa juga dalam bentuk kenaikan tingkat bunga.

Dengan demikian gabungan antara teori struktur modal modigiliani-miller dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan mengindikasikan adanya trade-off antara penghematan pajak utang dengan biaya kebangkrutan (Mamduh, 2008).

5. Teori Pecking Order

Perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi cenderung menggunakan utang yang rendah. Skenario urutan dalam

Pecking Order Theory sebagai berikut:

a. Perusahaan memilih pendanaan internal.

b. Perusahaan menghitung traget rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.

c. Kebijakan dividen yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran


(25)

investasi pada saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain.

d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu.

Teori pecking order menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang rendah. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target utang yang kecil, tetapi karena perusahaan tidak membutuhkan dana eksternal.tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal perusahaan untuk memenuhi kebutuhan investasi (Mamduh, 2008).

B. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penilitian terdahulu yang membahas terkait dengan judul kinerja keuangan perusahaan yang berpengaruh terhadap

return saham berikut ini :

Menurut Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya yang

berjudul “ rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index” bahwa rasio keuangan

yang dapat mempengaruhi harga saham meliputi NPM (Net Profit Margin),

QR (Quick Ratio), ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per Share) dan

DER (Debt to Equity Ratio) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Sri Zuliarni (2012) dalam penelitiannya tentang pengaruh kinerja


(26)

12

keuangan terhadap harga saham pada perusahaan mining and mining service

di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan hasil penelitian tersebut yaitu

ROA (Return On Assets), PER (Price Earning Ratio) dan DPR (Dividend Payout Ratio) berpengaruh positif terhadap harga saham.

Menurut I G.K.A. Ulupui (2007) menyatakan rasio keuangan dapat mempengaruhi return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa hanya rasio aktivitas yang mempunyai pengaruh negatif dan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap return

saham.

Farkhan dan Ika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

”pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Hal ini kinerja keuangan dapat digambarkan dengan menggunakan rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Dengan hasil bahwa rasio EPS dan PER mempunyai pengaruh yang positif terdapat return saham, sedangkan rasio DER, ROI dan ROE

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham.

Yuliza (2006) dalam Sri Zuliarni (2012), yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Faktor-faktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan Price to Book Value (PBV), Dividend Payout Ratio (DPR), Net Profit Margin


(27)

(NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Jullimursyida dkk (2008) dalam penelitiannya Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut yakni Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan Price to Book Value

(PBV) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Farkhan dan Ika (2012) mengemukakan dalam penelitiannya tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyatakan CR (Current Ratio), TATO

(Total Assets Turn Over) , ROA (Return On Assets) dan PER (Price Earning Ratio) memiliki pengaruh positif terhadap return saham, sedangkan DER

(Debt to Equity Ratio) memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. Yeye dan Tri (2011) dalam judul penelitian reaksi signal rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap return saham perusahaan menyatakan bahwa EPS (Earning Per Share), NPM (Net Profit Margin) dan ROE

(Return On Equity), DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham.

Menurut Anggun (2012) dalam penelitiannya “ analisis pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham “ menyatakan bahwa rasio ROA (Return On Assets), EPS (Earning Per Share), NPM (Net Profit Margin) dan PBV (Price to Book Value) memiliki pengaruh positif


(28)

14

terhadap return saham, sedangkan DER (Debt to Equity Ratio) berdampak negatif terhadap return saham.

Menurut Rio Malintan (2013) dalam penelitiannya “ Pengaruh

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio

(PER), Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010 “ menyatakan bahwa rasio CR dan DER tidak mempunyai pengaruh terhadap

return saham, sedangkan PER dan ROA mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.

Menurut I Made Januari Antara (2012) dalam penelitiannya “ Pengaruh Dividen Payout Ratio, Price to Book Value Ratio, dan Price to Earnings Ratio Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia periode

2009-2011 “ berpendapat bahwa DPR tidak mempunyai pengaruh, sedangkan

PBV dan PER mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. C. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap return saham

Likuiditas mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek. Pada rasio likuiditas yaitu CR (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, yang dimana semakin tinggi aktiva lancar maka semakin tinggi juga perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya hal ini membuktikan bahwa perusahaan memiliki


(29)

performa aktiva yang baik sehingga perusahaan mendapat kepercayaan dari para investor bahwa perusahaan tersebut aman dari likuidasi, oleh karena itu dapat mempengaruhi respon pasar yang memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham tersebut, dengan banyak investor yang menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut maka semakin tinggi return yang diperoleh. Menurut IG.K.A. Ulupui (2007) menyatakan dengan hasil bahwa CR (Current Ratio), berpengaruh positif terhadap return saham. Farkhan dan ika (2012) mengemukakan dalam penelitiannya tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyatakan CR (Current Ratio), memiliki pengaruh positif terhadap

return saham.

H1: CR (Current Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.

2. Pengaruh Rasio solvabilitas terhadap return saham

Rasio solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjang. DER

menunjukkan tentang imbangan antara beban hutang dibandingkan modal sendiri. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Pada umumnya perusahaan yang sedang berkembang, pasti membutuhkan sumber pendanaan yaitu hutang, dengan adanya hutang maka perusahaan itu menandakan bahwa pendanaan perusahaan dari modal sendiri tidak


(30)

16

mencukupi sehingga membutuhkan dana eskternal untuk melakukan ekspansi. Hutang yang besar membutuhkan monitoring dari manajerial sehingga apabila monitoring perusahaan baik maka penggunaan dana eksternal tersebut optimal untuk operasional perusahaan dalam ekspansi sehingga dapat meningkatkan laba dan mampu memberikan kepercayaan kepada investor serta akan mendapatkan respon dari pasar yang mengakibatkan terjadinya peningkatan harga saham, apabila harga saham meningkat maka return saham juga meningkat.

Bukti empiris yang menunjukkan bahwa DER mempunyai pengaruh positif berasal dari penelitian Yeye dan Tri (2011) dalam judul penelitian reaksi signal rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap return saham perusahaan menyatakan bahwa DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham. Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, mengemukakan bahwa DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap harga saham.

H2: DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.

3. Pengaruh Rasio profitabilitas terhadap return saham

Profitabilitas adalah mengukur laba perusahaan relatif terhadap

revenue dan modal yang diinvestasikan. ROE (Return On Equity) yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang


(31)

tersedia bagi pemegang saham atas modal yang diinvestasikan. ROE ini menunjukkan bahwa seberapa baik perusahaan dalam mengelola sumber dana modalnya guna memperoleh laba, apabila perusahaan baik dalam mengelola modalnya maka perusahaan dapat memperoleh laba yang besar, ini menjadi indikator bahwa semakin tinggi ROE maka semakin tinggi perusahaan memperoleh laba dan dapat meningkatkan return

saham kepada pemegang saham, dengan pendapat tersebut maka ROE

dapat mempengaruhi return saham. Jullimursyida dkk (2008) dalam penelitiannya Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia yakni Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh postif terhadap return saham. Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, mengemukakan bahwa ROE (Return On Equity) berpengaruh positif terhadap harga saham.

H3: ROE (Return On Equity) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.

4. Pengaruh rasio pasar terhadap return saham

Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham relatif terhadap nilai bukunya. Rasio pasar terdapat banyak pengukuran yang dapat digunakan salah satunya yaitu PER (Price Earning Ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur nilai pasar terhadap harga saham perusahaan dengan laba perusahaan. Hal ini untuk


(32)

18

mengidentifikasikan bahwa PER yang tinggi menandakan nilai harga saham perusahaan tinggi seiring tingginya laba perusahaan namun PER

yang mahal tingkat return yang dihasilkan menjadi sedikit karena kesempatan dalam berinvestasi kecil sedangkan PER yang rendah menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut murah dan menarik banyak minat investor untuk memiliki saham karena kesempatan dalam mendapatkan return tinggi dan kesempatan dalam berinvestasi semakin besar. Januari (2010) yang berpendapat Price Earning Ratio

mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham.

H4: PER (Price Earning Ratio) berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan.

D. Model Penelitian

Gambar 2.1 Model Penelitian LIKUIDITAS

SOLVABILITAS

PROFITABILITAS

MARKET

RETURN

SAHAM

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)


(33)

19

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta mempublikasikan laporan keuangannya dengan periode pengamatan selama empat tahun yaitu 2010-2013.

B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

Populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih objek penelitian, yaitu :

a. Perusahaan manufaktur yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam periode 2010-2013.

b. Perusahaan yang menghasilkan laba. c. Perusahaan yang mempunyai hutang.

d. Laporan keuangan perusahaan menggunakan rupiah. C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder eksternal yakni sumber data yang bersumber dari pihak eksternal seperti Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan website


(34)

20

www.idx.co.id dan data laporan keuangan perusahaan yang sumber dari internet berupa annual report.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini merupakan teknik dokumentasi yaitu berdasarkan pengumpulan data dari perusahaan publik melalui annual report yang diambil dari Bursa Efek Indonesia maupun internet.

E. Definisi Operasional

1) Variabel Independen : kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Analisis menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan adalah menentukan prestasi suatu ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan perubahan kondisi keuangan dari perkembangan baik masa lampau maupun masa sekarang. Rasio Keuangan Meliputi :

a. Rasio Likuiditas : mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek, (Mamduh, 2008) :

= �

� �

b. Rasio Solvabilitas : rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjang, (Hartati, 2010) :

=


(35)

c. Rasio profitabilitas : mengukur laba perusahaan relatif terhadap

revenue dan modal yang diinvestasikan, (Mamduh, 2008) :

= �ℎ

d. Rasio pasar : rasio yang mengukur harga pasar saham relatif terhadap nilai bukunya, (Mamduh, 2008) :

= � � ℎ

2) Variabel Dependen : Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui portofolio (Jullimursyida, 2008). Rumus sebagai berikut :

Return Saham =

F. Teknik Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk penelitian ini adalah model regresi linier berganda. Dengan persamaan regresi :

Rt = α + β1LIQ + β2SOL+ β3PRO + β4MAR+

ε

Pt - Pt-1

Pt-1


(36)

22

Dimana :

Rt = return saham β2SOL = Solvabilitas α = konstanta β3PRO = Profitabilitas β1LIQ = likuiditas β5MAR = Pasar

ε

=

Variabel Residual

G. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov Smirnov. Untuk Mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan syarat sebagai berikut :

a) Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi sampel normal.

b) Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka distribusi sampel tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi


(37)

korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2011). Pada penelitian untuk mengetahui apakah terjadi atau tidaknya multikolinearitas maka dapat digunakan dengan analisis korelasi variabel-variabel bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas. Menurut (Ghozali, 2011) ada beberapa hal yang dapat mengetahui adanya multikolinearitas, yaitu :

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terjadi korelasi yang cukup tinggi (umumnya > 0,90), maka indikasi terjadi multikolinearitas. Tidak adanya nilai korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dan multikolinieritas. Multikolinieritas dapat terjadi karena kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c) Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.


(38)

24

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi. Batasan umum yang digunakan untuk mengukur multikolinieritas adalah tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,


(39)

2011). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin Watson Statistic. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Tabel Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No Desicison dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Desicison 4 –du ≤ d ≤ 4 –dl Tidak ada autokorelasi, positif

dan negatif

Tidak ditolak du < d < 4 - du

H. Uji Hipotesis

Metode tersebut digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh positif akibat yang ditimbulkan dari kinerja keuangan serta harga saham perusahaan terhadap return saham. Pengujian hipotesis sebagai berikut :

a. Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya. Menurut Ghozali (2011) tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh veriabel panjelasan (independen) secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Dengan rumus sebagai berikut :


(40)

26

Rt = α + β1LIQ + β2SOL+ β3PRO + β4MAR+

ε

Hipotesis satu (H1) yang hendak diuji adalah uji parameter koefisien regresi (b1) sama dengan nol, atau :

H1= b1 = 0

Artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (H2) parameter suatu variabel lebih besar daripada nol, atau :

H2= b1 > 0

Artinya suatu variabel independen X1 merupakan penjelasan

yang signifikan terhadap variabel dependen Dengan α = 5%

maka untuk menentukan apakah pengaruhnya signifikan atau tidak dilakukan analisis melalui peluang alatnya (p) dengan kriteria sebagai berikut:

a) p > 0,05 maka dikatakan non signifikan atau H1 ditolak.

b) p < 0,05 maka dinyatakan sangat signifikan atau H1 diterima.

Syarat bahwa suatu pernyataan hipotesis diterima apabila,

H1 = Current Ratio berpengaruh positif terhadap Return saham. H1 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan koefisien


(41)

signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka H1 ditolak.

H2 = Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return saham. H2 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan koefisien Debt to Equity Ratio positif maka dapat dinyatakan positif signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka H2 ditolak.

H3 = Return On Equity berpengaruh positif terhadap Return saham. H3 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan koefisien Return On Equity positif maka dapat dinyatakan positif signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka H3 ditolak.

H4 = Price Earning Ratio berpengaruh negatif terhadap Return saham. H4 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan koefisien Price Earning Ratio positif maka dapat dinyatakan negatif signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka H4 ditolak.

b. Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap varibel terikat.Dimana Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila


(42)

28

Fhitung<Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan

probability sebesar 5% (α= 0,05).

Menurut Ghozali (2011), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H1) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H1 : b1 = b2 =... = bk = 0

Artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan lebih dari nol, atau :

H2: b1≠ b2 ≠ ... ≠ bk > 0

Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan


(43)

variabel bebas terhadap variabel terikat.Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

R2 = (r2) × 100% Keterangan:

R = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

Menurut Ghozali (2011), kelemahan dasar penggunaan koefisien determinasi ini adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap penambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik.


(44)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pabrikasi atau pengolahan menjadi barang jadi yang siap di distribusi kepada masyarakat. Pada umumnya perusahaan manufaktur setiap tahun mengalami peningkatan produksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan peningkatan perbaikan laporan keuangan seiringnya bertambah produksi maka sebanding dengan laba atau pendapatan yang diperoleh, dalam memperoleh pendanaan juga perusahaan membutuhkan hutang baik jangka pendek maupun panjang, selain itu juga dapat diperoleh dengan cara listing di Bursa Efek Indonesia perdagangan saham melalui investor untuk memenuhi kebutuhan ekspansi ataupun investasi perusahaan.

Para investor tersebut bertujuan untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan dengan imbal hasil atas investasinya berupa dividen atau capital gain. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi imbal hasil (return) saham, karena investor membutuhkan informasi untuk mengetahui perusahaan mana sajakah yang akan diinvestasikan.

Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. Subjek penelitian ini adalah laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Pemilihan sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode purposive


(45)

sampling yang dimana menggunakan beberapa syarat atau kriteria. Dalam penelitian ini terdapat 318 sampel data yang memenuhi sesuai kriteria, sebagai berikut :

Tabel 4.1

Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2010-2013

Keterangan 2010 2011 2012 2013

Perusahaan sektor manufaktur 142 142 142 142

Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan publikasi laporan keuangan.

(35) (34) (19) (4) Perusahaan manufaktur yang melakukan

publikasi laporan keuangan dalam periode 2010-2013.

107 108 123 138

Perusahaan yang tidak menghasilkan laba. (14) (15) (25) (48)

Perusahaan yang menghasilkan laba. 93 93 98 90

Perusahaan yang tidak mempunyai hutang. (0) (0) (0) (0)

Perusahaan yang mempunyai hutang. 93 93 98 90

Laporan keuangan perusahaan yang tidak menggunakan rupiah.

(14) (14) (14) (14) Laporan keuangan perusahaan menggunakan

rupiah.

79 79 84 76

Jumlah sampel 79 79 84 76

TOTAL 318

B. Analisis Pengujian Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran informasi mengenai deskripsi dari suatu variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan seperti, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, market, dan return saham. Adapun hasil penilitian analisis statistik deskriptif dalam tabel 4.2 sebagai berikut:


(46)

33

Tabel 4.2

Analisis Statistik Deskriptif Variabel

Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Rt 318 -.98233 7.83721 .3539290 .92049602 LIQ 318 .20847 247.53515 3.3777051 14.21711359 SOL 318 .03867 7.39646 1.0517987 1.00610125 PROF 318 .00147 1.37457 .1706121 .18548936

MAR 318 1.36510 1191.589 24.76382 75.33390351 Sumber: Hasil analisis data SPSS (lampiran 2).

Berdasarkan tabel 4.2 menggambarkan tentang besaran nilai minimum, maximum, mean dan standar deviation statistik setiap variabel penelitian dengan penjelasan bahwa nilai mean variabel return adalah sebesar 0,3539290 dengan nilai minimum sebesar -0,98233, nilai maximum

sebesar 7,83721 dan nilai standar deviasi 0,92049602. Variabel likuiditas mempunyai nilai mean sebesar 3,3777051 dengan nilai minimum sebesar 0,20847, nilai maximum sebesar 247,53515 dan nilai standar deviasi yaitu 14,21711359. Variabel solvabilitas memiliki nilai mean sebesar 1,0517987 dengan nilai minimum sebesar 0,03867, nilai maximum sebesar 7,39646 serta nilai besaran standar deviasinya yakni 1,00610125. Variabel profitabilitas mempunyai nilai mean sebesar 0,1706121 dengan nilai

minimum sebesar 0,00147, nilai maximum 1,37457 dan nilai besaran standar deviasi sebesar 0,18548936. Variabel market memiliki nilai mean

sebesar 24,76382 dengan nilai minimum 1,36510 dan nilai maximum


(47)

2. Analisis Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah suatu pengujian yang dimana untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dalam analisis regresi linier ini terpenuhi sehingga model regresi ini mampu menjadi data yang berditribusi normal (normalitas) dan tidak memiliki gejala multikolinieritas, heterokedastisitas, serta autokorelasi. Ulasan uji asumsi dapat dilihat sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Analisis yang digunakan dalam normalitas ini adalah uji One Sampel Kolmogorov Smirnov. Hasil Analisis dapat di lihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

One Sampel Kolmogorov Smirnov

Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

N 318

0.000 Data distribusi tidak normal

Sumber: Hasil analisis data SPSS sebelum outlier (lampiran 3).

Hasil uji normalitas dengan metode one sampel kolmogorov-smirnov pada tabel menggambarkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari syarat 0,05 dan menunjukkan jika data sampel penelitian yang digunakan tidak berdistribusi normal.


(48)

35

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

One Sampel Kolmogorov Smirnov

Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

N 263

0.315 Data distribusi normal

Sumber: Hasil analisis data SPSS sesudah outlier (lampiran 3).

Hasil uji normalitas dengan metode one sampel kolmogorov-smirnov pada tabel menggambarkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,315 yang artinya lebih besar dari syarat 0,05 dan menunjukkan jika data sampel penelitian yang digunakan berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Jika dalam sampel terjadi korelasi maka dapat dikatakan data terdapat masalah multikolinieritas, untuk melihat apakah data terdapat korelasi atau tidak dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) harus dibawah nilai 10. Apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) di atas 10 maka data sampel dinamakan multikolinieritas karena terjadi hubungan antar variabel bebas. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factor (VIF)

Variabel VIF Keterangan

Likuiditas 1.267 Tidak Terjadi Multikolinieritas Solvabilitas 1.253 Tidak Terjadi Multikolinieritas Profitabilitas 1.003 Tidak Terjadi Multikolinieritas

Market 1.032 Tidak Terjadi Multikolinieritas Sumber: Hasil analisis data SPSS (lampiran 4).


(49)

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa nilai (VIF) tidak ada yang lebih besar dari nilai 10 artinya data sampel pada penelitian ini tidak terjadi adanya hubungan antar variabel bebas (independent) sehingga model regresi ini aman dari multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam menguji heterokedastisitas dapat menggunakan metode uji glejser. Apabila dalam pengujian statistik ditemukan hubungan yang signifikan, maka dapat dikatakan bahwa data dalam sampel penelitian ini terjadi ketidaksamaan variance (heterokedastisitas). Pengujian glejser ditentukan dengan melihat nilai signifikan apabila diatas 5% atau 0,05 artinya tidak terjadi ketidaksamaan variance. Hasil pengujian glejser dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Variabel Bebas Sig Keterangan

Likuiditas 0.895 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Solvabilitas 0.350 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Profitabilitas 0.422 Tidak Terjadi Heterokedastisitas

Market 0.695 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Sumber: Hasil analisis data SPSS (lampiran 5).

Kesimpulan dari tabel diatas bahwa seluruh variabel bebas meliputi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan market menunjukkan angka


(50)

37

diatas 5% atau 0,05 artinya data sampel penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Pada pengujian autokorelasi ini digunakan metode analisis Durbin-Watson

yang melihat dengan cara membandingkan nilau du dan dl dari tabel

Durbin-Watson dengan SPSS. Perolehan nilai perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi

Durbin-Watson

Uji Autokorelasi

Du DW-Test 4-du Keterangan

Durbin-Watson 1.8094 2.061 2.1906 Tidak Terjadi Autokorelasi Sumber: Hasil analisis SPSS (lampiran 6).

Berdasarkan pengamatan tabel diatas menjelaskan bahwa nilai Durbin-Watson diperoleh sebesar 2,061 dengan nilai tabel du untuk k = 4 dan data sampel 263 diperoleh sebesar 1,8094. Kesimpulan dalam analisis uji

Durbin-watson yakni nilai DW yang sebesar 2,061 berada pada posisi antara nilai du = 1,8094 dan 4-du = 2,1906 artinya tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif sehingga data sampel lolos dari uji autokorelasi.


(51)

3. Analisis Penelitian Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda

Pada pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Model regresi linier berganda ini digunakan karena variabel penelitian independen lebih dari satu meliputi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan market terhadap variabel dependen yaitu

return saham perusahaan. Pengolahan data regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) 16. Hasil dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Regresi Linier Berganda Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

Constanta 0.127 0.059 2.128 0.034

LIQ -0.001 0.011 -0.004 -0.066 0.948

SOL -0.012 0.023 -0.033 -0.055 0.614

PROF 0.545 0.109 0.296 5.019 0.000

MAR -0.003 0.001 -0.129 -2.162 0.032

R2 0,108 Adj. R2 0,094

F-Statistic 7.823, Sig. = 0.000

N 263

Dependent Return

Sumber: Hasil data SPSS (lampiran 7).

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:


(52)

39

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1)Nilai konstanta (α) sebesar 0,127 menunjukkan bahwa jika variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan market tidak mengalami perubahan maka return memiliki nilai sebesar 0,127.

2)Variabel likuiditas menunjukkan koefisien regresi arah negatif dengan nilai sebesar -0,001 maka ini berarti bahwa variabel likuiditas setiap naik 1 satuan akan menurunkan return sebesar nilai -0,001 dengan asumsi variabel lain konstan.

3)Variabel solvabilitas menunjukkan koefisien regresi arah negatif dengan nilai sebesar -0,012 maka ini berarti bahwa variabel solvabilitas setiap naik 1 satuan akan menurunkan return sebesar nilai 0,012 dengan asumsi variabel lain konstan.

4)Variabel profitabilitas menunjukkan koefisien regresi arah positif dengan nilai sebesar 0,545 maka ini berarti bahwa variabel profitabilitas setiap naik 1 satuan akan menaikkan return sebesar nilai 0,545 dengan asumsi variabel lain konstan.

5)Variabel market menunjukkan koefisien regresi arah negatif dengan nilai sebesar 0,003 maka ini berarti bahwa variabel market

setiap naik 1 satuan akan menurunkan return sebesar nilai -0,003 dengan asumsi variabel lain konstan.

b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi yaitu untuk melihat dalam pengujian kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi perubahan


(53)

variabel dependent. Nilai koefisien adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependent amat terbatas (Ghozali, 2011). Nilai variabel independent yang hampir mendekati 1 (satu) itu menunjukkan bahwa kemampuan variabei-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependent (Ghozali, 2011).

Tabel 4.9

Uji Koefisien Determinasi

R Square Adjusted R Square

.108 .094

Sumber: hasil data SPSS (lampiran 7).

Berdasarkan tabel 4.9 besarnya koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,094 atau 9,4% ini berarti bahwa menjukkan kemampuan variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan market menjelaskan sebesar nilai 9,4%, sedangkan sisanya (100%-9,4% = 90,6%) dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.

c. Uji Parsial (t-Test)

Uji parsial (t-Test) merupakan pengujian secara masing-masing variabel independen (likuiditas, solvabilitas, Profitabilitas, dan market) secara individu apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (return) atau tidak. Hasil uji regresi menggunakan linier berganda dengan aplikasi IBM SPSS versi 16 sebagai berikut:


(54)

41

Tabel 4.10 Uji Parsial (t-Test) Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

Constanta 0.127 0.059 2.128 0.034

LIQ -0.001 0.011 -0.004 -0.066 0.948

SOL -0.012 0.023 -0.033 -0.055 0.614

PROF 0.545 0.109 0.296 5.019 0.000

MAR -0.003 0.001 -0.129 -2.162 0.032

Sumber: hasil data SPSS (lampiran 7).

Berdasarkan hasil pengujian analisis data pada tabel 4.10 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengujian Hipotesis Satu Variabel Likuiditas

Pada tabel 4.10 menunjukkan variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,001 dan nilai signifikansi sebesar 0,948 > 0,05 (lebih besar dari nilai α) ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas mempunyai arah negatif dan tidak signifikan terhadap variabel dependen (return) yang berarti hipotesis 1 ditolak yaitu variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap variabel return.

2) Pengujian Hipotesis Dua Variabel Solvabilitas

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel solvabilitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,012 dan nilai

signifikansi 0,614 > 0,05 (lebih besar dari nilai α) ini menunjukkan

bahwa variabel solvabilitas mempunyai arah negatif dan tidak signifikan terhadap variabel dependen (return) yang berarti


(55)

hipotesis 2 ditolak yaitu variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap variabel return.

3) Pengujian Hipotesis Tiga Variabel Profitabilitas

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,545 dan

nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (lebih kecil dari nilai α) ini

menujukkan bahwa variabel profitabilitas mempunyai arah positif dan sangat signifikan terhadap variabel dependen (return) yang berarti hipotesis 3 diterima yaitu variabel profitabilitas berpengaruh terhadap variabel return.

4) Pengujian Hipotesis Empat Variabel Market

Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel market

memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,003 dan nilai signifikan

0,032 < 0,05 (lebih kecil dari nilai α) ini menujukkan bahwa variabel market ratio mempunyai arah negatif dan signifikan terhadap variabel dependen (return) yang berarti hipotesis 4 diterima yaitu variabel market berpengaruh terhadap variabel

return.

Tabel 4.11

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1 Likuiditas Tidak Berpengaruh Terhadap Return Ditolak H2 Solvabilitas Tidak Berpengaruh Terhadap

Return

Ditolak H3 Profitabilias Berpengaruh Terhadap Return Diterima H4 Market Ratio Berpengaruh Terhadap Return Diterima


(56)

43

C. Pembahasan

Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam beberapa kelompok saham melalui portofolio. Pada dasarnya return saham digunakan untuk mengukur seberapa besar hasil dari investasi yang telah dikeluarkan dan ada faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menginvestasikan dana agar tidak terjadi kerugian. Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (Debt to Equity Ratio), Profitabilitas (Return On Equity) dan Rasio Pasar (Price Earning Ratio) terhadap Tingkat Return Saham. Berdasarkan pada pengujian yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian dapat diketahui bahwa secara parsial (Uji t) disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi Return saham secara signifikan adalah profitabilitas (Return On Equity), Rasio pasar (Price Earning Ratio) berpengaruh negatif sedangkan variabel lain yaitu Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap Return. Berikut ini penjelasannya:

1. Pengaruh Likuiditas terhadap Return Saham

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Likuiditas (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return

saham, Artinya bahwa tinggi atau rendah suatu likuiditas perusahaan tidak menimbulkan adanya dampak kepada investor untuk membeli saham karena investor lebih cenderung fokus pada seberapa besar laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dan likuiditas bukan faktor


(57)

utama dalam keputusan pembelian saham oleh investor. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hernendiastoro (2005) yakni Current Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham serta penelitian Malintan (2013) bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham dan penelitian ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh I.G.K.A Ulupui (2007) yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham. 2. Pengaruh Solvabilitas terhadap Return Saham

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yaitu Solvabilitas (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap

return saham, ini mengindikasikan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat hutang suatu perusahaan merupakan informasi yang tidak relevan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi dan hanya sebagai sinyal dari manajerial kepada investor bahwa perusahaan memiliki hutang sehingga ada risiko kebangkrutan dengan adanya risiko tersebut investor akan berhati-hati dalam keputusan berinvestasi saham pada perusahaan tersebut. Penelitian ini sejalan seperti yang dikemukakan oleh Malintan (2013) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Yeye dan Tri (2011) serta Nurjanti dan Hamidah (2011) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio


(58)

45

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil penelitian untuk hipotesis ketiga yaitu Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

saham. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima tentang Return On Equity mempunyai pengaruh terhadap return, ini berarti perusahaan mampu melakukan pengelolaan terhadap modal yang digunakan dalam penggunaan operasional perusahaan dan mampu memperoleh laba yang diharapkan oleh pemegang saham, ini menjadi indikator bahwa semakin tinggi ROE maka semakin tinggi perusahaan memperoleh laba dan dapat meningkatkan return saham kepada pemegang saham Penelitian ini sejalan yang dikemukakan oleh Jullimursyida (2008) serta Nurjanti dan Hamidah (2011) bahwa menyatakan Return On Equity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

4. Pengaruh Market Ratio terhadap Return Saham

Hasil untuk rasio Market menunjukkan bahwa Price Earning Ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

return saham ini berarti jika PER suatu perusahaan itu tinggi menunjukkan apabila harga saham per lembar suatu perusahaan tinggi sehingga investor cenderung mengurungkan investasi kepada perusahaan tersebut karena return yang diperoleh semakin sedikit sedangkan sebaliknya apabila PER perusahaan rendah maka investor akan banyak untuk menaruh investasi sehingga akan meningkatkan


(59)

return karena cerminan bahwa harga per lembar yang murah menarik untuk dimiliki karena akan menghasilkan return yang besar. Penelitian ini sejalan dengan Januari (2012) yang berpendapat Price Earning Ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat Jullimursyida dkk (2008) dan Sri Zuliarni (2012) yakni PER mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.


(60)

47

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terkait pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap tingkat return saham perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia diperoleh sebagai berikut:

1. Current ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat return

saham.

2. Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat

return saham.

3. Return On Equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat

return saham.

4. Price Earning Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat return saham.

Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Return On Equity dan Price Earning Ratio yang memiliki dampak pengaruh terhadap keputusan investor dalam berinventasi untuk memperoleh hasil return yang diharapkan atas investasinya, sedangkan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh dalam keputusan investor dalam berinvestasi saham karena ada faktor investor fokus pada profitabilitas yang tinggi serta harga pasar saham yang rendah agar menghasilkan return yang tinggi.


(61)

B. Saran

Ada beberapa saran yang dapat menjadi masukkan untuk penelitian selanjutnya dari hasil penelitian di atas, sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada perusahaan lain, seperti perbankan, perusahaan jasa atau seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Hal ini dimungkinkan akan memberikan hasil perbandingan pengaruh dari penelitian yang sebelumnya.

2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah rasio lain yang belum terdapat pada penelitian ini misal rasio aktivitas sehingga akan memberikan hasil yang komprehensif.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan yang relatif pendek yaitu 4 tahun.

2. Jumlah variable ini hanya terbatas pada rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan rasio pasar.

3. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang memiliki kriteria penelitian sesuai dengan purposive sampling sehingga hanya diperoleh jumlah total sampel yang kecil


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Lidya, dan Ferlysia Kianto, 2012, “Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Terhadap Abnormal Return Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45”, Bandung, Penerbit: Universitas Kristen Maranatha, Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 2, November, hal. 135-152.

Anggun A.B.P., 2012, “Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Industri Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2007-2009)”,

Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Antara, I Made Januari, 2012, “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Price To Book Value Ratio Dan Price To Earning Ratio Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”, Bali, Penerbit: Universitas Udayana,

Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, November, hal. 1-14.

Elly Salim, dan Isnurhadi, 2011, “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman

Di PT Bursa Efek Indonesia”, Palembang, Jurnal Manajemen & Bisnis

Sriwijaya, Vol.9, No.18 Desember, hal. 71-86.

Farkhan, dan Ika, 2012, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food And Beverage)”, Semarang: Penerbit Universitas Stikubank, VALUE ADDED, Vol. 9, No.1,September, hal. 1-18.

Ghozali, Imam., 2011, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 “, Edisi 5, Cetakan V,Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang.

Hernendiastoro, Andre, 2005, “Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham Dengan Metode Intervalling (Studi Kasus Pada saham-saham LQ-45)”, Semarang : Universitas Diponegoro, Tesis.

Hanafi, Mamduh.,M., “Manajemen Keuangan”, Edisi 1, Cetakan 2, BPFE,

Yogyakarta.

Jullimursyida Ganto., dkk., 2008, “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia”, Aceh, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.8, No.1, April, hal. 85-96.


(63)

Malintan, Rio dan Tuban Drijah Herawati, 2013, “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Dan Retorn On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010”, Malang, Penerbit:

Universitas Brawijaya, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol 1, No. 1, hal. 1-25.

Muflikhun Annas, 2010, “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Dengan Perilaku Herding Sebagai Variabel Mediasi”,

Yogyakarta, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.21, No.3, Desember, hal. 265-284.

Susilowati, Yeye, dan Tri Turyanto, 2011, “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Profitability And Solvability Ratio Reaction Signal Toward Stock Return Company”, Semarang, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No.1, Mei, hal. 17-37.

Takarini, Nurjanti, dan Hamidah Hendrarini, 2011, ”Rasio Keuangan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”, Surabaya, Journal Of Business and Banking, Vol 3, No. 2, November, hal. 93-104.

Ulupui, I.G.K.A, 2007, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ”, Bali, Penerbit: Universitas Udayana, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan

Bisnis.

Zuliarni, Sri, 2012, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”,

Pekanbaru, Penerbit: Universitas Riau, Jurnal Aplikasi Bisnis, Vol. 3 No. 1, Oktober, hal. 36-48.


(64)

(65)

2 ADMG 2010 0.60448 1.13738 2.01456 0.02960 22.25673 3 AISA 2010 1.16667 1.28500 2.28258 0.13569 17.19198

4 AKPI 2010 0.60000 1.79124 0.88388 0.09061 10.48951

5 ALMI 2010 0.42373 0.86794 1.97382 0.08644 5.91674

6 AMFG 2010 2.13514 3.93953 0.28744 0.17959 7.60546 7 APLI 2010 0.45161 1.86222 0.45974 0.10747 5.47445 8 ARNA 2010 0.94631 0.97160 1.12082 0.19601 6.73322 9 ASII 2010 0.57205 1.28400 0.92297 0.28973 15.37226 10 AUTO 2010 1.42609 1.75735 0.38404 0.31737 9.42676 11 BATA 2010 0.87778 0.20847 0.46075 0.18393 14.41245 12 BRNA 2010 1.66667 1.33160 1.62374 0.18846 5.81860 13 BTON 2010 0.23636 3.59731 0.22720 0.11467 7.29144 14 CEKA 2010 -0.26174 1.67230 1.75453 0.09575 11.06974 15 CPIN 2010 -0.18222 2.92515 0.45431 0.49528 1.36510 16 DLTA 2010 0.93548 6.33079 0.19947 0.25284 13.76916 17 DPNS 2010 -0.06522 4.86916 0.40009 0.11615 9.65424 18 DVLA 2010 -0.23529 3.71675 0.33329 0.17309 11.81818 19 EKAD 2010 1.04000 1.76259 0.74417 0.24608 5.82192

20 ETWA 2010 0.12195 1.14488 0.76241 0.12628 5.85540

21 FASW 2010 0.79688 0.84022 1.48262 0.15630 25.17293

22 GDST 2010 0.36752 1.69026 0.66416 0.23946 7.65184

23 GGRM 2010 0.85615 2.70083 0.44190 0.19769 18.56209 24 GJTL 2010 4.41176 1.76087 1.94096 0.23553 9.64927 25 HDTX 2010 0.06383 0.84611 0.84889 0.00217 320.51282 26 IGAR 2010 0.51079 7.04173 0.22583 0.22184 6.85826 27 IMAS 2010 7.83721 1.06939 4.99253 0.42796 17.56535 28 INAF 2010 -0.03614 1.55155 1.35797 0.04031 19.75309 29 INAI 2010 0.67442 1.39886 3.88054 0.19980 3.58066 30 INDF 2010 0.37324 2.03649 0.90224 0.15832 14.49599 31 INDS 2010 7.40000 1.28667 2.38974 0.31284 5.53724 32 INTP 2010 0.16423 5.55374 0.17141 0.24615 18.20672 33 JPFA 2010 1.25000 2.62950 1.13617 0.35497 6.80375

34 JPRS 2010 1.18868 2.76829 0.37032 0.09478 15.29133

35 KAEF 2010 0.25197 2.42549 0.48765 0.12452 6.36509

36 KBLI 2010 0.42857 2.63434 1.04547 0.16622 6.63350

37 KBLM 2010 -0.04348 1.01794 0.77303 0.01711 31.42857 38 KDSI 2010 0.51613 1.26637 1.18253 0.06610 5.63414 39 KIAS 2010 -0.27692 1.52389 5.37292 0.08192 54.33526 40 KICI 2010 1.43421 7.33577 0.34408 0.05098 7.83235 41 KLBF 2010 1.50000 4.38866 0.21836 0.23282 25.65925 42 LION 2010 0.80952 9.44099 0.16917 0.14862 5.11660 43 LMPI 2010 0.25581 1.76237 0.51587 0.00696 97.47292 44 LMSH 2010 1.00000 2.44450 0.67148 0.15712 6.26894 45 LPIN 2010 1.84091 2.51660 0.41147 0.13206 4.70215


(1)

246 AKPI 2013 0.01250 1.35914 1.02516 0.03363 15.89170 247 ALDO 2013 0.40426 1.29972 1.15522 0.16148 26.73147 248 ALMI 2013 -0.07692 1.05910 3.18668 0.03973 7.07547 249 ALTO 2013 0.80952 1.83601 1.77049 0.02224 103.44828 250 AMFG 2013 -0.15663 4.17781 0.28205 0.12256 8.97862 251 APLI 2013 -0.24419 1.84076 0.39440 0.00864 52.00000 252 ARGO 2013 0.20000 0.67442 6.17315 0.25006 4.92570 253 ARNA 2013 -0.50000 1.29933 0.47724 0.30931 25.60100 254 ASII 2013 -0.10526 1.24196 1.01524 0.20998 14.17760 255 AUTO 2013 -0.01351 1.88986 0.32001 0.11069 17.48252 256 BATA 2013 -0.98233 1.69263 0.71521 0.11181 31.05772 257 BTON 2013 -0.21429 3.63082 0.26884 0.18645 3.82502 258 BUDI 2013 -0.04386 1.07625 1.69215 0.04845 41.44487 259 CEKA 2013 -0.10769 1.63219 1.02475 0.12317 5.30358 260 CPIN 2013 -0.07534 3.79232 0.57998 0.25412 21.86731 261 DLTA 2013 0.49020 4.70537 0.28155 0.39981 23.01000 262 DPNS 2013 0.22078 10.17432 0.14745 0.29904 2.68848 263 DVLA 2013 0.30178 4.24176 0.30103 0.13753 19.58689 264 EKAD 2013 0.11429 2.32872 0.44548 0.16596 7.01439 265 ETWA 2013 0.17742 1.05124 1.89842 0.01775 44.95074 266 GDST 2013 -0.20370 2.98883 0.34722 0.10389 7.67172 267 GGRM 2013 -0.25400 1.72208 0.72592 0.14903 18.66866 268 GJTL 2013 -0.24494 2.30881 1.68166 0.02102 48.65334 269 ICBP 2013 0.30769 2.41063 0.60319 0.16848 26.72746 270 IGAR 2013 -0.21333 3.38914 0.39427 0.15518 14.54635 271 IMAS 2013 -0.07547 1.08560 2.35067 0.09327 25.44794 272 INAI 2013 0.33333 1.23619 5.06313 0.03974 18.93342 273 INCI 2013 -0.02041 13.87211 0.07970 0.08194 4.20536 274 INDF 2013 0.12821 1.66730 1.03509 0.08904 23.14490 275 INDS 2013 -0.36310 3.85591 0.25310 0.08421 9.59917 276 INTP 2013 -0.10913 6.14807 0.15796 0.21814 14.69486 277 JECC 2013 0.50000 0.97786 7.39646 0.15274 19.09548 278 JPFA 2013 -0.80163 2.06456 1.84403 0.12214 21.84814 279 JPRS 2013 -0.18182 247.53515 0.03867 0.04150 13.45962 280 KAEF 2013 -0.20270 2.42670 0.52180 0.13276 15.27310 281 KBLI 2013 -0.24064 2.55016 0.50795 0.08293 7.73842 282 KBLM 2013 0.17037 0.95652 1.42634 0.02847 23.03207 283 KDSI 2013 -0.30303 1.44455 1.41538 0.10228 3.88076 284 KIAS 2013 -0.11429 5.27262 0.10933 0.03681 32.97872 285 KLBF 2013 0.17925 2.83926 0.33119 0.23182 33.06878 286 LION 2013 0.15385 6.72882 0.19910 0.15576 9.63832 287 LMSH 2013 -0.23810 4.19656 0.28271 0.13020 5.33967 288 LPIN 2013 -0.34641 2.48413 0.36943 0.05965 12.41958 289 MAIN 2013 0.33684 1.01065 1.56747 0.28016 22.30731 290 MBTO 2013 -0.19737 3.99142 0.35552 0.03581 20.18531 291 MERK 2013 0.24342 3.97947 0.36064 0.34252 24.13066 292 MLBI 2013 0.62162 0.97745 0.80465 1.18602 21.59202 293 MYOR 2013 0.30000 2.44336 1.46520 0.26872 22.32085 294 NIPS 2013 -0.92073 1.05110 2.38386 0.14356 7.29190 295 PICO 2013 -0.40385 1.31349 1.88976 0.07180 5.70692


(2)

296 PRAS 2013 -0.27451 1.03078 0.95752 0.03247 9.82997 297 PSDN 2013 -0.26829 1.67568 0.63280 0.05106 27.37226 298 PYFA 2013 -0.16949 1.53679 0.86493 0.06598 12.69430 299 RICY 2013 -0.00575 1.76585 1.91158 0.02288 15.13561 300 ROTI 2013 -0.85217 1.13643 1.31500 0.20070 32.67136 301 SCCO 2013 0.08642 1.39417 1.49011 0.14833 8.64474 302 SKBM 2013 0.23077 1.24832 1.47761 0.05473 28.23529 303 SMCB 2013 -0.21552 0.63918 0.69783 0.10855 18.30986 304 SMGR 2013 -0.10726 1.88237 0.41226 0.24557 15.62897 305 SMSM 2013 0.36634 2.09762 0.68962 0.33594 16.13205 306 SOBI 2013 1.28395 1.65922 0.65237 0.15604 13.40580 307 STTP 2013 0.47619 1.14236 1.11785 0.16486 17.73861 308 TCID 2013 0.08182 3.57319 0.23919 0.13538 14.94055 309 TOTO 2013 0.15789 2.19498 0.68607 0.22842 16.12397 310 TRIS 2013 0.17647 2.30302 0.59050 0.17072 12.46494 311 TRST 2013 -0.27536 1.14294 0.90733 0.01928 21.29472 312 TSPC 2013 -0.12752 2.96194 0.39995 0.16530 23.04474 313 ULTJ 2013 2.38346 2.47006 0.39524 0.16134 39.96448 314 UNIT 2013 -0.27536 0.40314 0.90303 0.00345 43.70629 315 UNVR 2013 0.24700 0.69636 2.13730 1.25806 37.06238 316 VOKS 2013 -0.28155 1.13484 2.25295 0.06502 15.73129 317 WIIM 2013 -0.11842 2.43000 0.57291 0.16935 10.64675 318 YPAS 2013 -0.01493 1.17635 2.59390 0.03643 70.89151

Lampiran 2

Descriptive Statistics Sebelum Outlier

Descriptive Statistics

318 -.982333 7.837209 .35392900 .920495898

318 .208469 247.5352 3.377470 14.217179451

318 .038671 7.396458 1.049991 1.005067218

318 .001468 1.374567 .17058089 .185514566

318 1.365097 1191.589 24.73865 75.338467736

318 Rit

LIQ SOL PROF MAR

Valid N (listwise)


(3)

Descriptive Statistics Sesudah Outlier

Lampiran 3

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Descriptive Statistics

263 -.650667 1.100000 .15030761 .358191931

263 .208469 13.872110 2.505538 2.074678393

263 .079704 7.396458 1.039505 1.015006295

263 .001468 1.374567 .16829779 .194191173

263 1.365097 97.472920 17.38012 14.905063724 263

Rit LIQ SOL PROF MAR

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

318 .0000000 .89983783 .192 .192 -.140 3.424 .000 N

Mean

St d. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.


(4)

Uji Normalitas Sesudah Outlier

Lampiran 4

Uji Multikolinearitas (

Variance Inflation Factor

)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

263 .0000000 .33826578 .059 .059 -.043 .960 .315 N

Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.

Variabl es Entered/Remo vedb

MAR, LIQ,

PRO, SOLa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Rt b.

Coefficientsa

.127 .059 2.128 .034

-.001 .011 -.004 -.066 .948 .789 1.267

-.012 .023 -.033 -.505 .614 .798 1.253

.545 .109 .296 5.019 .000 .997 1.003

-.003 .001 -.129 -2.162 .032 .969 1.032

(Constant) LIQ SOL PROF MAR Model 1

B

Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Rit a.


(5)

Lampiran 5

Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser)

Lampiran 6

Uji Autokorelasi (

Durbin

-

Watson

)

Variabl es Entered/Removedb

MAR, PROF, SOL, LI Qa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: RES_ABS b.

Coeffi ci entsa

.256 .036 7.191 .000

-.001 .007 -.009 -.132 .895

.013 .014 .065 .937 .350

.052 .065 .050 .804 .422

.000 .001 -.025 -.393 .695

(Constant) LIQ SOL PROF MAR Model

1

B St d. Error

Unstandardized Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: RES_ABS a.

Variabl es Entered/Removedb

MAR, LIQ,

PRO, SOLa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Rt b.

Model Summaryb

.329a .108 .094 .340877911 2.061

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), MAR, PROF, SOL, LI Q

a.

Dependent Variable: Rit b.


(6)

Lampiran 7

Hasil Regresi Linier Berganda

Variabl es Entered/Removedb

MAR, PROF, SOL, LI Qa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Rit b.

Model Summary

.329a .108 .094 .340877911

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), MAR, PROF, SOL, LIQ a.

ANOVAb

3.636 4 .909 7.823 .000a

29.979 258 .116

33.615 262

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), MAR, PROF, SOL, LIQ a.

Dependent Variable: Rit b.

Coeffi ci entsa

.127 .059 2.128 .034

-.001 .011 -.004 -.066 .948

-.012 .023 -.033 -.505 .614

.545 .109 .296 5.019 .000

-.003 .001 -.129 -2.162 .032

(Constant) LIQ SOL PROF MAR Model

1

B St d. Error

Unstandardized Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Rit a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 37 72

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 2 18

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 4 7

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 11

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia Periode 2007 - 2009.

0 0 13