Muatan Kurikulum

5. Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya, kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja.

Pengembangan Diri di SMP Negeri 1 Gantung meliputi program berikut :

1. Kepramukaan

2. Pembinaan Olimpiade Sains

3. Pembinaan Olahraga

4. Pembinaan Seni dan Budaya Untuk Pengembangan Diri yang tidak terprogram adalah sebagai berikut :

• Kegiatan Rutin

1) Upacara Bendera

2) Kerja Bakti

3) Sholat/ Sembahyang • Kegiatan Spontan

1) Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

2) Kebiasaan memberi salam antar warga sekolah • Kegiatan Keteladanan

1) Berpakaian bersih dan rapi sesuai aturan sekolah

2) Berbahasa yang baik

3) Rajin membaca

4) Datang tepat waktu

5) Tidak mengkonsumsi rokok, minum minuman keras dan narkoba.

6) Kegiatan Keteladanan • Kegiatan Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Konseling Bimbingan

dan Konseling dilaksanakan oleh guru BK melalui koordinasi kegiatan dengan :

1) Wali Kelas

2) Kesiswaan

3) Kepala Sekolah

4) Wakil Kepala Sekolah

6. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri khususnya yang tergolong ekstrakurikuler dilaksanakan berdasarkan atas keanekaragaman potensi, minat dan bakat siswa yang berlatar belakang heterogen dari segi ekonomi, sosial dan budaya.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri terprogram : Ekstrakurikuler diselenggarakan teknik tatap muka (bimbingan kelompok) pada waktu

sore hari sesuai dengan kesepakatan antara pembimbing dan kelompok siswa.

7. Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.

1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.

2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP adalah antara 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

3. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

8. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus menentukan kriteria

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan merupakan nilai batas ambang kompetensi yang harus dicapai oleh setiap siswa dalam satu semester.

SMP Negeri 1 Gantung secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal. Penetapan KKM setiap mata pelajaran mengacu pada 3 komponen, yaitu memperhatikan Kompleksitas indikator (kesulitan & kerumitan), daya dukung (sarana/prasarana, kemampuan guru, lingkungan, dan biaya) dan intake siswa (masukan kemampuan siswa) serta hasil analisis data empiris dan hasil musyawarah tenaga Pendidik (dewan guru). Oleh karena itu, KKM mata pelajaran pun berbeda. Berdasarkan analisis tiap indikator, kompetensi dasar, Standar Kompetensi maka ditetapkan KKM mata pelajaran.

Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK) di SMP Negeri 1 Gantung yang berlaku pada tahun pelajaran 2013/2014 dan KKM tahun pelajaran 2012/2013 sebagai perbandingan.

Nilai KKM Kelas No.

IX

Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama

2 Pendidikan Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia

4 Bahasa Inggris

6 Ilmu Pengetahuan Alam

7 Ilmu Pengetahuan Sosial

8 Seni Budaya

9 Pendididikan Jasmani

10 Teknologi Informasi dan Komunikasi

11 Muatan Lokal

a. Kerajinan Tangan

b. Keterampilan Gambar Teknik

9. Perbaikan dan Pengayaan

a. Siswa dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM pada masing-masing mata pelajaran .

b. Siswa yang tuntas diberikan pengayaan.

c. Siswa yang belum tuntas diberikan perbaikan maksimal tiga kali, apabila belum mencapai ketuntasan minimal dinyatakan tidak tuntas.

d. Program perbaikan dan pengayaan dilaksanakan dengan tatap muka dan non tatap muka.

10. Kenaikan Kelas dan Kelulusan dan Mutasi

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas di SMP Negeri 1 Gantung berlaku setelah siswa memenuhi persyaratan berikut, yaitu:

a. Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas sebagai berikut :

1) Nilai akhir merupakan rata-rata dari nilai raport semester I dan II.

2) Peserta didik harus mengulang dikelas yang sama bila tidak menuntaskan SK dan KD lebih dari 3 mata pelajaran.

3) Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ketuntasan belajar minimalnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

4) Jika karena alasan yang bersifat khusus, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil, peserta didik yang bersangkutan dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.

5) Nilai akhlak mulia dan nilai kepribadian minimal B (baik).

6) Persentase kehadiran minimal 90% dari hari efektif belajar.

7) Persentase ketidakhadiran (tanpa keterangan) maksimal 10 % dari hari efektif belajar.

8) Rumus untuk menghitung nilai hasil belajar, berpedoman kepada Permendiknas No 20 Tahun 2007, SK/Dirjen Dikdasmen nomor 12/C/Kep/TU/2008, tentang bentuk dan cara penyusunan laporan dan hasil belajar siswa yaitu :

NA=2RUH+UTS+US

4 Keterangan :

NA : Nilai Akhir RUH : Rata-rata Ulangan Harian (60% nilai ulangan harian ditambah

40 % nilai tugas)

UTS : Ulangan Tengah Semester US : Ulangan Semester, (50% nilai Teori + 5% nilai Praktik)

b. Kelulusan

Peserta didik dapat dinyatan lulus apabila yang bersangkutan :

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaan estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

3) Lulus ujian sekolah pada mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai minimal 6,00

4) Lulus ujian nasional

c. Mutasi

Bila ada peserta didik masuk ke SMP Negeri 1 Gantung, maka perlu diperhatikan persyaratan seperti berikut ini :

1) Formasi siswa di dalam kelas masih memungkinkan.

2) Alasan kedinasan/pekerjaan Orang Tua siswa.

3) Nilai prestasi pada buku Rapor peserta didik yang mutasi harus memenuhi KKM yang sudah ditentukan.

4) Perilaku peserta didik dengan kategori “Baik” dan kehadiran sesuai standar yang berlaku di SMP Negeri 1 Gantung.

5) Lulus seleksi administrasi akademis.

6) Bersedia tunduk dan taat terhadap Peraturan Tata Tertib SMP Negeri 1 Gantung

11. Pendidikan Kecakapan Hidup.

Kecakapan hidup atau life skill merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup. Life skill yang dikembangkan pada SMP Negeri

1 Gantung Kabupaten Belitung Timur melalui pembelajaran yang diintegrasikan kedalam beragam mata pelajaran yang terdapat pada struktur dan muatan kurikulum, meliputi :

a. Kecakapan personal Siswa diharapkan bisa mandiri, percaya diri, bertanggung jawab, menghargai dan dapat menilai diri sendiri.

b. Kecakapan sosial Siswa diharapkan dapat membudayakan sikap sopan santun dan hidup bersih melalui kegitan misalnya memberikan salam bila bertemu dengan guru dan teman sebayanya, tidak membuang sampah sembarangan.

c. Kecakapan Akademik Siswa diharapkan dapat memperoleh kompetensi yang lebih baik akan ilmu

d. Kecakapan Vokasional Siswa diharapkan memiliki keterampilan hidup yang mandiri sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri walaupun tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

12. Pendidikan Lingkungan Hidup

Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan data empirik dan hasil analisis potensi unggulan serta ciri khas masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bangka Belitung untuk mencapai Visi, dan Misinya maka diperlukan Kuríkulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup. Kuríkulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup bertujuan membentuk pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, kecerdasan adpertensi, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional dalam mengelola keseimbangan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan)

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Tujuan Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup, agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan di Provinsi Bangka Belitung sebagai provinsi dengan segala karakteristiknya.

2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup

3. Menampilkan kreativitas melalui kegiatan nyata dalam rangka meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian keseimbangan lingkungan hidup.

4. Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan untuk menyukseskan Visi Bangka Belitung

5. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang :

a. Konsep Dasar Lingkungan Hidup

b. Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam

c. Pencemaran dan kerusakan lingkungan

d. Pengelolaan

Pengembangan, Pemeliharaan dan Pemulihan Lingkungan Hidup (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup, Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan, sanitasi lingkungan misalnya: endemi flu burung, cikungunyah, DBD, dll)

(Pemanfaatan,

Penataan,

e. Peranan/pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam

kehidupan

f. Bencana alam & Penanggulannya

g. Pengelolaan Lingkungan Sosial Budaya

h. Pemanfaatan

Teknologi

Informasi

dalam Manajemen

pengelolaan lingkungan hidup

6. Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam serta gerakan pemanfaatan, Penataan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pemulihan Lingkungan Hidup di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.

7. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang ketertiban, kebersihan, dan keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang aman, nyaman, dan bersih.

13. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Pelaksanaannya terintegrasi dalam perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran.

Nilai yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Gantung adalah :

1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain

9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

11. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Distribusi Nilai-Nilai Utama ke Dalam Mata Pelajaran

Mata Pelajaran

Nilai Utama

1. Pendidikan Agama Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan social, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli

2. PKn Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

3. Bahasa Indonesia Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis

4. Matematika Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri

5. IPS Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli social dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras

6. IPA ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu

7. Bahasa Inggris Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial

8. Seni Budaya Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis

9. Penjasorkes Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain

10. TIK/Keterampilan Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain

11. Muatan Lokal Menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, peduli

14. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global merupakan kegiatan kokurikuler untuk mengembangkan kompetensi bakat minta peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah/ lingkungan pendidikan yang dapat menjawab tantangan global dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya untuk memberi bekal kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan peserta didik dalam bermasyarakat.

Pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SMP Negeri 1 Gantung diarahkan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik dengan memperhatikan kondisi potensi daerah/lingkungan sekolah. Kebutuhan tersebut diantaranya :

a. Melakukan pembinaan dibidang keolahragaan untuk mencetak bibit unggul dalam bidang olah raga tertentu.

c. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

Dengan demikian Pendidikan Berbasis keunggulan lokal dan global di SMP Negeri 1 Gantung Meliputi kegiatan sebagai berikut :

No

Pendidikan Berbasis

Alokasi Waktu (JP)

IX

Keungulan Lokal dan Global

VII VIII

Peningkatan Keunggulan Di bidang Olahraga

2 2 2 Prestasi, Altetik, dan Kesenian

2 Pengembangan Program Keterampilan

Jumlah