KERANGKA PENGUKURAN KINERJA

A. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA

Dalam kerangka pengukuran kinerja dijelaskan penetapan indikator kinerja, penetapan capaian kinerja dan formulir pengukuran kinerja yang digunakan untuk mengidentifikasikan indikator kinerja dan nilai capaiannya sebagai dasar penilaian capaian kinerja kegiatan, program, dan kebijakan.

1. Penetapan Indikator Kinerja

Penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja Bupati Siak melalui sistem pengumpulan dan pengolahan data dan informasi untuk menentukan kinerja kegiatan, program, dan kebijakan. Indikator ini perlu disepakati bersama antara Bupati Siak dengan DPRD Kabupaten Siak, karena indikator pengukuran kinerja akan digunakan oleh DPRD Kabupaten Siak dalam menilai kinerja tahunan dan akhir masa jabatan Bupati Siak. Indikator kinerja dimaksud dikenakan terhadap setiap kegiatan dan terdiri dari lima tolok ukur, yakni :

a. Masukan (inputs)

b. Keluaran (out-puts)

c. Hasil (out-comes)

d. Manfaat (benefit)

e. Dampak (impacts)

Indikator inputs adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat dana, sumber daya manusia, lapangan kerja, informasi, kebijakan/peraturan, pelayanan umum, perundang-undangan dan sebagainya.

Indikator out-puts adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik.

Indikator out-comes adalah indikator yang menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan.

Indikator benefits adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator kinerja ini menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Manfaat tersebut baru terlihat atau diketahui setelah beberapa waktu kemudian khususnya dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Indikator impacts memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak juga pada umumnya baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang. Indikator impacts ini menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan yang menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.

2. Penetapan Capaian Kinerja

Untuk mengetahui dan menilai capaian indikator kinerja pelaksanaan kegiatan, program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dalam Renstra.

Ada beberapa rumus yang digunakan dalam penghitungan capaian indikator kinerja, yaitu :

a. Apabila diasumsikan bahwa semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian indikator kinerja yang semakin baik, maka untuk penghitungan capaian indicator kinerja digunakan rumus sebagai berikut :

Capaian Indikator Kinerja = Realisasi x 100% Rencana

b. Apabila diasumsikan bahwa semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya pencapaian kinerja, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Capaian Indikator Kinerja = [Rencana – (Realisasi – Rencana)] x 100%

Rencana

c. Nilai Capaian Indikator Kinerja :

Capaian Indikator Kinerja = Capaian Indikator Kinerja x Bobot Indikator Kinerja

Pembobotan terhadap indikator kinerja berorientasi terhadap hasil/outcomes sebagai manfaat langsung dari out-puts yang dihasilkan selayaknya diberi bobot terbesar dari keseluruhan bobot. Di sini harus diciptakan kesepakatan pembobotan, dimana dalam dokumen ini kerangka pembobotannya adalah sebagai berikut :

Elemen Yang Dibobot

Individual

Tertimbang

• Input 100% 25% • Output

Keterangan : *) Tidak diberi bobot, namun apabila ada program-program yang sudah mencapai indikator ini dapat diberi bintang sebagai puncak keberhasilan program. Jumlah bintang dapat dipertimbangkan dalam penerimaan LPJ Pemerintah.

Pembobotan secara tertimbang di atas, karena masih adanya keterbatasan dalam menetapkan benefit dan impact. Pertimbangan selanjutnya adalah apabila setiap kegiatan hanya dapat ditetapkan sampai dengan indikator out-puts saja menyebabkan capaian kinerja tidak akan lebih dari 60% saja. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pengukuran kinerja lebih ditekankan kepada orientasi hasil (outcomes) sesuai azas akuntabilitas yang menyatakan bahwa setiap kegiatan atau hasil akhir dari kegiatan harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyakat baik keberhasilan maupun kegagalan.

Untuk memudahkan penentuan bobot perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Indikator yang menunjukan outcomes atau benefits diberi bobot yang lebih tinggi daripada indikator yang menunjukan inputs atau out-puts;

b. Indikator yang lebih erat kaitannya dengan kebijaksanaan, program, atau kegiatan diberi bobot yang lebih tinggi ;

c. Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijaksanaan nasional, diberi bobot yang tinggi ;

d. Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Siak dan dapat dikendalikan, diberi bobot yang lebih tinggi dari pada indikator yang menggambarkan hasil kegiatan yang di luar kendali.

3. Formulir Pengukuran Kinerja

Untuk memudahkan pengukuran kinerja, digunakan Formulir Pengukuran Kinerja (PK) sebagai berikut :

PENGUKURAN KINERJA

Tahun : ……… Formulir PK

Penetapan

Kebijaksanaan Program Kegiatan

Penetapan Capaian Indikator Kinerja

Indikator Kinerja

Capaian

Bobot Hasil Capaian Ket

Indikator Sat

Reali Indikator Indikator Indikator

Rencana

Kinerja uan

Kinerja

sasi

Kinerja Kinerja

Jumlah nilai capaian kelompok indicator

kinerja inputs

Out-puts

Jumlah nilai capaian kelompok indicator

kinerja out-puts

Out comes

Jumlah nilai capaian kelompok indicator

kinerja outcomes

Bene fits

Jumlah nilai capaian kelompok indicator

kinerja benefits

Impacts

Jumlah nilai capaian kelompok indicator

impacts