Pengertian Cinta Pengertian Puritanisme

2.4. Cinta

Penulis merasa perlu untuk menjadikan teori-teori tentang cinta sebagai landasan teori karena permasalahan yang diangkat dalam tesis ini ada kaitannya dengan cinta, yaitu represi cinta. Pada subbab mengenai cinta akan diuraikan dua hal berkaitan dengan cinta, yaitu pengertian cinta dan jenis-jenis cinta, seperti di bawah ini.

2.4.1. Pengertian Cinta

Dalam The Holt Basic Dictionary of American English definisi cinta adalah: 1. a strong feeling of affection: a mother’s love; the love between husband and wife; love for a friend. 2. to have a strong feeling of affection for: I love my mother. 3. a strong liking; fondness: a love for music. 4. to like something very much 1966: 427. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Peter dan Yenny Salim, 1991: 208 menyatakan cinta sebagai perasaan sangat kasih, terpesona, terpikat antara laki-laki dan perempuan. Selain itu cinta juga dimaknai sebagai perasaan yang berharap sekali; berhasrat sekali; rindu akan seseorang atau sesuatu. Menurut Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary 1995: 699 cinta adalah; 1. suatu perasaan yang kuat atau kasih yang mendalam terhadap seseorang atau sesuatu 2. kasih atau nafsu seksual 3. kenikmatan akan seseuatu 4. seseorang yang dicintai 5. panggilan yang diberikan oleh laki-laki kepada seorang wanita, yang tidak harus teman, atau anak kecil, atau panggilan yang diberikan seorang wanita untuk lawan jenis. Sehubungan dengan topik tesisnya, penulis lebih memilih pengertian cinta yang artinya perasan terpikat atau terpesona antara laki-laki dan perempuan dengan segala bentuk konsekuensinya, baik kebahagiaan maupun kesedihan. Ketika membahas mengenai cinta perlu juga kiranya untuk membahas mengenai jenis-jenis cinta.

2.4.2. Jenis-jenis Cinta

Pada dasarnya ada empat 4 jenis cinta, yaitu; 1. Eros Eros merupakan sebutan untuk cinta yang romantis. Cinta pada pandangan pertama dan kemudian cepat berubah menjadi cinta yang penuh gairah. 2. Philia Cinta jenis ini lebih merupakan cinta yang ditujukan kepada teman. 3. Storge Storge merupakan cinta orangtua kepada anak. 4. Agape Jenis cinta ini mengandung pengertian cinta yang dilandasi rasa kemanusiaan htt:www.pastorbob.netsermons961201-1224.htm. Ditambahkan pula bahwa eros adalah “the love of pleasure” yang mempunyai ciri-ciri: - sangat terpusat pada diri too self-centered - sangat dikuasai oleh hasrat too preoccupied with desire - sangat terpusat pada kesenangankenikmatan too focused on pleasure htt:www.pastorbob.netsermons961201-1224.htm. Eros dapat dikatakan memiliki peran yang lebih besar dari hasratgairah seks yang memfokuskan pada kepuasan diri bukan perkembangan spiritual. Cinta ini sangat tergantung dan bekerja berdasar hasrat saja, suatu bentuk pemujaan terhadap kesenangan yang akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan untuk mengakui dan menghormati orang lain. Masalahnya bukan pada kesenangannya tetapi pada cinta akan kesenangan yang mungkin secara cepat dapat mengambil alih dan mendominasi kehidupan. Cinta seperti ini adalah sebuah jebakan, di satu sisi menawarkan kebahagiaan dan kesenangan, namun, di sisi lain, sesungguhnya hanya menawarkan kekosongan dan rasa sakit. Dengan kata lain, eros membuat manusia tergiur pada kesenangan yang akan menjerumuskannya ke lubang derita. Pada akhirnya nanti cinta seperti ini akan berubah menjadi sebuah obsesi yang mengarah pada kehancuran dan kematian. Dalam membahas represi cinta, penulis memanfaatkan teori tentang cinta eros karena kisah dalam drama MBE sangat kental dengan penghambaan bererapa tokohnya kepada cinta yang mengutamakan hawa nafsugairah seks, cinta eros yang pada akhirnya membawa malapetaka.

2.5. Puritanisme

Dalam menganalisis drama MBE penulis tidak bisa melepaskan diri dari pemanfaatan teori Puritanisme karena salah satu ajaran yang diyakini paham ini merupakan hal yang mendasar dalam pembahasan permasalahan yang menjadi topik penulisan tesis ini. Selain itu, tokoh-tokoh yang menjadi pusat analisis merupakan anggota satu keluarga yang sangat kuat meyakini ajaran tersebut. Oleh karena itu, dengan alasan tersebut teori Puritanisme menjadi salah satu teori yang sangat diperlukan dalam tesis ini.

2.5.1. Pengertian Puritanisme

Puritanisme lahir dari sebuah gerakan reformasi yang dilakukan oleh kaum Protestan Inggris pada abad ke-16. Gerakan tersebut muncul sebagai akibat dari pergeseran nilai-nilai agama Kristen dalam kehidupan sehari-hari serta kedudukan gereja, seperti dalam kutipan berikut, “The movement proposed to purify the Church of England and to invigorate the daily practice of religion” The Encyclopedia Americana Volume 2, 1995: 21. Mereka merasa prihatin dengan kondisi masa itu yang jauh sekali dari apa yang diajarkan di dalam Injil. Di samping itu, mereka juga tidak bisa menerima kenyataan jika kekuasaan gereja berada di bawah kekuasaan raja.

2.5.2. Keyakinan dan Praktek Puritanisme