33
2.4 Sistem Kepercayaan dan Religi
Pada mulanya sistem kepercayaan pada masyarakat Pakpak menganut kepercayaan yang disebut perselihi atau perbegu. Perselihi atau perbegu ini ialah
suatu kepercayaan yang meyakini bahwa alam ini berada dibawah kuasa pengaruh roh-roh gaib atau dengan adanya Dewa-Dewa maupun roh-roh nenek moyang
yang dikultuskan Naiborhu, 1988:22-26.
2.4.1 Kepercayaan terhadap dewa-dewa
Dahulu kala sebelum masuknya agama ke lingkungan masyarakat Pakpak,mereka mempercayai kekuatan gaib dan percaya bahwa alam adalah
sumber kehidupan. Masyarakat Pakpak percaya terhadap Debata GuruBatara Guru yang dikatakan dalam bahasa Pakpak SitempaSinembe nasa si lot yang
artinya maha pencipta segala sesuatu yang ada di bumi ini yang diklasifikasikan atau diistilahkan sebagai berikut:
Debata GuruBatara Guru menjadikan wakilnya untuk menjaga dan melindungi, yaitu:
1 Beraspatih Tanoh
Diberi simbol dengn menggambar cecak yang berfungsi melindungi segalatumbuh-tumbuhan. Jadi, jika seorang orangtua menebang pohon
bambu, kayu atau tumbuhan lainnya, maka ia harus meminta izin kepada Beraspati Tanoh.
2 Tunggung Ni Kuta
34
Tunggung Ni Kuta diyakini memiliki peranan untuk menjaga dan melindungi kampung atau desa serta manusia sebagai penghuninya.
Oleh karena hal tersebut, maka tunggung ni kuta memberikan kepada manusia beberapa benda yaitu sebagai berikut:
a. Lapihen, terbuat dari kulit kayu yang didalamnya terdapat
tulisan-tulisan yang berbentuk mantra ataupun ramuan obat- obatan serta ramalan-ramalan.
b. Naring, wadah yang berisi ramuan sebagai pelindung
kampung. Apabila satu kampung akan mendapat ancaman, maka naring akan memberikan pertanda berupa suara gemuruh
ataupun siulan. c.
Penghulu balang, sejenis patung yang terbuat dari batu yang memiliki fungsi untuk memberikan sinyal atau tanda berupa
gemuruh sebagai pertanda gangguan, bala, musuh, atau penyakit bagi masyarakat suatu desa.
d. Sibiangsa, yaitu wadah berbentuk guci yang diisi rmuan yang
ditanam di dalam tanah yang bertugas mengusir penjahat yang datang.
e. Sembahen Ni Ladang, yaitu roh halus dan penguasa alam
sekitarnya yang diyakini dapat mengganggu kehidupan dan sekaligus dapat melindungi kehidupan manusia apabila diberi
sesajen.
35
f. Tali Solang, yaitu tali yang disimpul di ujungnya, mempunyai
kepala ular yang digunakan untuk menjerat musuh. g.
Tongket Balekat, yaitu terbuat dari kayu dan hati ular yang berukuran lebih kurang satu meter yang diukir dengan ukiran
Pakpak dan dipergunakan untuk menerangi jalan. h.
Kahal-kahal, yaitu menyerupai telapak kaki manusia untuk melawan musuh.
i. Mbarla, yaitu roh yang berfungsi untuk menjaga ikan di laut,
sungai, dan danau. j.
Sineang Naga Lae, yaitu roh yang menguasai laut, danau, air.
2.4.2 Kepercayaan terhadap roh-roh