32 penerima fidusia, artinya langsung melaksanakan eksekusi, atau melalui lembaga
parate eksekusi penjualan benda obyek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan dari hasil penjualan. Dalam
hal akan dilakukan penjualan dibawah tangan, harus dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia.
C. Ketentuan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia
UUJF adalah tentang lembaga jaminan yang disebut jaminan fidusia. Jaminan fidusia adalah lembaga jaminan yang dapat digunakan untuk mengikat
objek jaminan yang berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak hak tanggunan. Objek jaminan fidusia
tetap dalam penguasaan pemiliknya. Jaminan fidusia telah digunakan di Indonesia sejak masa Hindia Belanda
sebagai suatu bentuk lembaga jaminan yang lahir dari yurisprudensi yang memungkinkan kepada pemberi fidusia untuk menguasai barang yang dijaminkan
untuk melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan jaminan fidusia. Fidusia adalah mengalihan hak kepemilikan suatu
barang atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa barang yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemiliknya.
Dalam perkembangan selanjutnya lembaga jaminan ini diatur melalui peraturan perundang-undangan, yaitu UUJF. Dengan berlakunya UUJF tersebut,
pengikatan jaminan utang yang dilakukan melalui jaminan fidusia wajib mematuhi ketentuan undang-undangnya. Dalam undang-undang ini barang
sebagai objek jaminan fidusia disebut benda.
33 Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda yang bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khusunya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan. Hak tanggungan yang tetap
berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan uang tertentu, yang memberikan kedududkan diutamakan kepada penerima fidusia
terhadap kreditor lainnya.
34
Benda adalah segala sesuatu yang dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar
maupun yang tidak terdaftar, yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek.
35
Undang-undang ini berlaku terhadap setiap perjanjian yang bertujuan untuk membebani benda dengan
jaminan fidusia.
36
1. Hak tanggungan yang berkaitan dengan tanah dan bangunan, sepanjang
peraturan perundang-undangan yang berlaku menentukan jaminan atas benda- benda tersebut wajib didaftar.
Undang-undang jaminan fidusia tidak berlaku terhadap hak-hak berikut:
37
2. Hipotek atas kapal yang terdaftar dengan isi kotor berukuran dua puluh M
3
atau lebih. Penjelasan Pasal 3 huruf a menjelaskan bahwa
berdasarkan ketentuan ini, bangunan di atas tanah milik orang lain yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan berdasarkan UU No.4 Tahun 1996
tentang hak tanggungan, dapat dijadikan objek jaminan fidusia.
38
3. Hipotek atas pesawat.
39
34
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Pasal 1 angka 2.
35
Ibid, Pasal 1 angka 4.
36
Ibid, Pasal 2.
37
Ibid, Pasal 3 huruf a.
38
Ibid, Pasal 3 huruf b.
39
Ibid, Pasal 3 huruf c.
34 4.
Gadai
40
. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas benda suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang debitur atau oleh
seorang lain atas nama debitur, dan yang memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan
daripada kreditur-kreditur lainnya.
41
Jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagu para pihak untuk memenuhi suatu prestasi. Prestasi
dalam ketentuan ini adalah memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbeuat sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.
42
Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan
merupakan akta jaminan fidusia. Dalam akta jaminan fidusia selain dicantumkan hari dan tanggal, juga dicantumkan mengenai waktu jam pembuatan akta
tersebut.
43
Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia. Dengan identitas dalam fidusia ini adalah meliputi nama lengkap, agama, tempat tinggal atau tempat
kedudukan, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan dan pekerjaan.
44
data perjanjian pokok yang dijamin fidusia. Dengan data perjanjian pokok adalah mengenai macam perjanjian dan utang yang dijamin dengan
fidusia.
45
40
Ibid, Pasal 3 huruf d.
41
Oey Hoey Tiong, Op.Cit, hal. 17.
42
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Penjelasan Pasal 4.
43
Ibid, Penjelasan Pasal 5 ayat 1.
44
Ibid, Penjelasan Pasal 6 huruf a.
45
Ibid, Penjelasan Pasal 6 huruf b.
Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Uraian benda yang menjadi objek jaminan fidusia cukup dilakukan dengan
mengidentifikasikan benda tersebut dan dijelaskan mengenai surat bukti
35 kepemilikannya.
46
Dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia merupakan benda persediaan inventory yang selalu berubah-ubah dan atau tidak
tetap, seperti bahan baku, barang jadi atau portofolio perusahaan efek, maka dalam akta jaminan fidusia dicantumkan uraian jenis, merek, kualitas dari benda
tersebut.
47
Jaminan fidusia dapat diberikan lebih dari atau penerima fidusia atau kepada kuasa atau wakil dari penerima tersebut. Sebagai penerima fidusia kepada
lebih dari satu penerima fidusia dalam rangka pembiayaan kredit konsorsium.
48
Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis benda, termasuk piutang baik yang ada pada saat jaminan diberikan maupun yang
diperoleh kemudian. Pembebanan jaminan atas benda atau piutang yang diperoleh kemudian tidak perlu dilakukan dengan perjanjian jaminan tersendiri.
49
Ketentuan pasal ini penting dipandang dari segi komersial. Ketentuan ini secara tegas
membolehkan jaminan fidusia mencakup benda yang diperoleh di kemudian hari. Hal ini menunjukkan undang-undang ini menjamin fleksibilitas yang berkenaan
dengan hal ikhwal benda yang dapat dibebani jaminan jaminan fidusia bagi pelunasan utang.
50
Jaminan fidusia meliputi hasil dari benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Dengan hasil dari benda yang menjadi objek jaminan fidusia adalah
segala sesuatu yang diperoleh dari benda yang dibebani jaminan fidusia.
51
46
Ibid, Penjelasan Pasal 6 huruf c.
47
Oey Hoey Tiong, Op.Cit, hal 54.
48
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Penjelasan Pasal 8.
49
Ibid, Penjelasan Pasal 9 ayat 1.
50
Oey Hoey Tiong, Op.Cit, hal. 56.
51
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Penjelasan Pasal 10 huruf a.
Jaminan fidusia meliputi klaim asuransi, dalam hal benda yang menjadi objek
36 jaminan fidusia diasuransikan. Apabila benda itu diasuransikan, klain asuransi
tersebut merupakan hak penerima fidusia.
52
Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan. Dalam hal benda yang dibebani dengan jaminan fidusia berada di luar wilayah negara
Republik Indonesia, berkewajiban tetap berlaku. Pendaftaran benda yang dibebani jaminan fidusia dilaksanakan ditempat, kedudukan pemberi fidusia dan
pendaftarannya mencakup benda, baik yang berada di dalam maupun diluar wilayah negara Republik Indonesia untuk memenuhi asas publisasi, sekaligus
merupakan jaminan kepastian terhadap kreditor lainnya mengenaai benda yang telah dibebani jaminan fidusia.
53
Pendaftaran jaminan fidusia dilakukan di Kantor Pendaftaran fidusia.
54
Untuk pertama kali, Kantor Pendaftaran fidusia didirikan di Jakarta dengan wilayah kerja mencakup seluruh wilayah negara Republik
Indonesia.
55
Kantor pendaftaran fidusia berada dalam lingkup tugas departemen kehakiman.
56
Permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan penerima fidusia, kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran
jaminan fidusia.
57
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran fidusia dan biaya pendaftaran diatur dengan peraturan pemerintah.
58
Kantor pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia sertifikat jaminan
fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
59
52
Ibid,Penjelasan Pasal 10 huruf b.
53
Ibid, Penjelasan Pasal 11.
54
Ibid, Pasal 12 ayat 1.
55
Ibid, Pasal 12 ayat 2.
56
Ibid, Pasal 12 ayat 3.
57
Ibid, Pasal 13 ayat 1.
58
Ibid, Pasal 13 ayat 4.
59
Ibid, Pasal 14 ayat 1.
37 Apabila debitur cedera janji, penerima fidusia mempunyai hak untuk
menjual benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri. Salah satu ciri jaminan fidusia adalah kemudahan dalam pelaksanaan
eksekusinya, yaitu apabila pihak pemberi fidusia cedera janji. Oleh karena itu, dalam undang-undang ini dipandang perlu diatur secaa khusus tentang eksekusi
jaminan fidusia melalui lembaga parate eksekusi.
60
Apabila terjadi perubahan mengenai hal-hal yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia, penerima
wajib mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan tersebut kepada kantor pendaftaran fidusia. Perubahan tersebut harus diberitahukan kepada para
pihak. Perubahan ini tidak perlu dilakukan dengan akta notaris dalam rangka efisiensi untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha.
61
kantor pendaftaran fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan perubahan,
melakukan pencatatan perubahan tersebut dalam buku daftar fidusia dan menerbitkan pernyataan perubahan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
sertifikat jaminan fidusia.
62
Pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban penerima fidusia kepada
kreditor baru.
63
60
Ibid, Pasal 15 ayat 3.
61
Ibid, Penjelasan Pasal 16 ayat 1.
62
Ibid, Penjelasan Pasal 16 ayat 2.
63
Ibid, Pasal 19 ayat 1.
Beralihnya jaminan fidusia didaftarkan oleh kreditor baru kepada kantor pendaftaran fidusia. Pengalihan hak atas piutang dalam ketentuan ini,
dikenal dengan istilah cressie yakni pengalihan piutang yang dilakukan dengan akta autentik atau akta dibawah tangan. Dengan adanya cressie ini, segala hak dan
38 kewajiban penerima fidusia lama beralih kepada penerima fidusia baru dan
pengalihan hak atas piutang tersebut diberitahukan kepada pemberi fidusia.
64
Jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam tangan siapapun benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas benda
persediaan yang menjai objek jaminan fidusia. Ketentuan ini mengakui prinsip droit de suite yang telah merupakan bagian dari peraturan perundang-undangan
Indonesia dalam kaitannya dengan hak mutlak atas kebendaan in rem.
65
Pemberi fidusia dapat mengalihkan benda persediaan yang menjadi objek jaminan fidusia
dengan cara dan prosedur yang lazim dilakukan dalam usaha perdagangan.
66
Benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang telah dialihkan wajib diganti oleh pemberi fidusia dengan objek yang setara.
67
dalam hal pemberi fidusia cedera janji, hasil pengalihan dan atau tagihan yang timbul karena pengalihan demi
hukum menjadi objek jaminan fidusia dari objek jaminan fidusia yang dialihkan. Namun demikian, untuk menjaga kepentingan penerima fidusia, maka benda yang
di alihkan tersebut wajib diganti dengan objek yang setara.
68
Hal yang dimaksud dengan mengalihkan antara lain termasuk menjual atau menyewakan dalam
rangka kegiatan usahanya. Hal tersebut dengan setara tidak hanya nilainya tetapi juga jenisnya.
69
Pemberi fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan kepada pihak lain benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang tidak
merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu
64
Ibid, Penjelasan Pasal 19 ayat 2.
65
Ibid, Penjelasan Pasal 20.
66
Ibid, Pasal 21 ayat 1.
67
Ibid, Pasal 21 ayat 3.
68
Ibid, Penjelasan Pasal 21 ayat 4.
69
Oey Hoey Tiong, Op.Cit, hal. 62.
39 dari penerima fidusia.
70
peneriam fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan atau kelalaian pemberi fidusia baik yang timbul dari hubungan
kontraktual atau timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan pengalihan benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
71
Jaminan fidusia hapus karena hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia. Musnahnya
benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
72
Penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor lainnya.
73
hak yang didahulukan adalah hak penerima fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi
benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
74
hak yang didahulukan dari penerima fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi pemberi fidusia.
75
Apabila atas benda yang sama menjadi objek jaminan fidusia lebih dari 1 perjanjian jaminan fidusia, maka hak yang didahulukan diberikan kepada pihak
yang lebih dahulu mendaftarkannya kepada kantor pendaftaran fidusia.
76
Pemberi fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam
rangka pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia.
77
Dalam hal hasil eksekusi melebihi nilai penjaminan, penerima fidusia wajib mengembalikan kelebihan tersebut
kepada pemberian fidusia.
78
Apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk pelunasan utang, debitur tetap bertanggunjawab utang yang belum terbayar.
79
70
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Pasal 23 ayat 2.
71
Ibid, Pasal 24.
72
Ibid, Pasal 25.
73
Ibid, Pasal 27 ayat 1.
74
Ibid, Pasal 27 ayat 2.
75
Ibid, Pasal 27 ayat 3.
76
Ibid, Pasal 28.
77
Ibid, Pasal 30.
78
Oey Hoey Tiong, Op.Cit, hal. 67.
79
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Pasal 34.
40
D. Peraturan Perundang-undangan lain yang berkaitan dengan Penjaminan