PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI PANGAN UNTUK MENYEJAHTERAKAN PETANI
SISIPAN 3. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI PANGAN UNTUK MENYEJAHTERAKAN PETANI
Pihak pengembang teknologi perlu sensitif terhadap kebutuhan dan persoalan yang dihadapi petani, serta cermat untuk memilah dan memilih persoalan yang membutuhkan solusi teknologi.
Dengan demikian maka paket teknologi yang dikembangkan dan ditawarkan kepada petani nantinya akan relevan dengan kebutuhan dan sesuai dengan kapasitas adopsi petani.
Petani berperan dalam proses produksi pangan. Oleh sebab itu, persoalan yang relevan
o
dengan petani adalah persoalan yang terjadi di sisi produksi, sedangkan persoalan distribusi
ekn T
a
dan konsumsi sudah berada di luar jangkauan kendali petani, walaupun tentu akan tetap
n
d
ikut mempengaruhi upaya penyejahteraan petani. Persoalan aktual yang dihadapi petani
Indonesia saat ini antara lain: [1] ketersediaanketerbatasan luas lahan yang dikelola, [2]
Riset
kualitas lahan yang menurun atau tergolong sub-optimal, [3] kehilangan hasil yang belum
n ka
mampu dihindari, [4] ketergantungan pada hujan untuk kebutuhan air tanaman, [5] sarana produksi yang mahal dibandingkan dengan harga komoditas pangan, [6] teknologi yang
Kebija
tersedia belum sesuai kemampuan petani, dan [6] akses untuk modal usaha tani masih
Persoalan petani yang bersifat multi-dimensi ini jelas tidak semuanya dapat diselesaikan
La
oleh teknologi. Keyakinan bahwa teknologi tidak akan mampu menyejahterakan petani jika
min min
Pengembangan teknologi untuk petani wajib memperhatikan dua dimensi penting, yakni: [1] sebagai solusi untuk persoalan teknis yang secara langsung dihadapi petani (kualitas lahan yang rendah atau sub optimal, kehilangan hasil, pemenuhan kebutuhan air); dan [2] sesuai kapasitas adopsi petani (investasi awal dan biaya aplikasi rendah, teknis operasionalnya sederhana). Koridor fleksibilitas pengembangan teknologi menjadi sangat terbatas dengan adanya dua dimensi pembatas ini. Dengan bahasa sederhana: ‘teknologi yang dikembangkan harus handal dan sesuai kebutuhan, sekaligus juga murah dan menguntungkan bagi petani’.
Sebuah tantangan yang luar biasa bagi komunitas dan kelembagaan pengembang teknologi. Sayangnya tidak ada opsi kedua sebagai pilihan, karena teknologi yang handal tetapi mahal akan mubazir karena tidak akan dimanfaatkan oleh petani (mungkin seperti yang terjadi pada beberapa kasus sekarang ini); demikian pula dengan teknologi yang murah tapi tidak menjawab persoalan nyata akan pula mubazir. Lebih parah lagi jika teknologi yang dikembangkan adalah mahal dan tidak sesuai kebutuhan, karena bukan hanya menjadi mubazir, tetapi juga merupakan tindakan pemborosan secara sengaja dan tidak bertanggung jawab.
Pijakan Operasional Pengembangan Teknologi. Dalam perspektif yang lebih operasional, teknologi yang dikembangkan harus diyakini mampu meningkatkan produktivitas petani, baik produktivitas secara agronomis yang berorientasi pada hasil komoditas pangan, maupun produktivitas secara ekonomi yang bermakna peningkatan pendapatan bersih
petani. Lebih sempurna jika kedua ukuran produktivitas tersebut dapat dipenuhi.
Selayaknya (dan sangat logis jika) produktivitas petani diposisikan sebagai pemicu dan titik awal dari semua upaya untuk menggapai empat target pembangunan pertanian. Aliran
i Pan
g
proses menuju keempat target disajikan pada Sisipan 4. Saat ini, yang sangat dominan
lo o
adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas agronomis yang bermuara pada
ekn T
pencapaian status swasembada pangan, tetapi dalam konteks penyejahteraan petani, maka
produktivitas ekonomi menjadi lebih penting.
Peran teknologi akan menjadi sangat strategis dalam upaya meningkatkan produktivitas
Riset n
petani, terutama produktivitas agronomis. Jika teknologi dipadukan dengan regulasi dan
ka
kebijakan teknis yang tepat, maka akan efektif pula untuk meningkatkan produktivitas ekonomi petani. Kebijakan yang dibutuhkan termasuk untuk: [1] menjaga kesesuaian dan
Kebija –
stabilitas harga pangan, terutama kebijakan subsidi output yang tepat dan efektif; [2]
n
a
mengurangi beban ongkos produksi yang ditanggung petani, terutama kebijakan subsidi
kit
input langsung pada petani produsen pangan; [3] meningkatkan nilai tukar petani, melalui
La min La min
SISIPAN 4. SKENARIO PERAN TEKNOLOGI UNTUK PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN