Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Melalui Akreditasi Sekolah

Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan matriks QSPM, strategi alternatif yang direkomendasi- kan adalah strategi integrasi vertikal yang terdiri dari strategi integrasi ke depan (Forward Integration Strategy), Strategi integrasi ke belakang (Backward

Integration Strategy), dan strategi integrasi horisontal (Horizontal Integration Strategy). Berikut ini adalah rencana strategis SD/MI Gugus Jenderal Sudirman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dalam meningkatkan mutu kinerja sekolah melalui akreditasi berdasarkan analisis SWOT .

Renstra pertama, pemahaman kurikulum berdasarkan SNP dan pelatihan implementasi kuri- kulum 2013. Renstra ini merupakan rencana induk dari standar isi. Masa transisi dari KTSP ke kurikulum 2013 membutuhkan pelatihan, tahun 2014 ini mulai diterapkan

dan sekolah mempersiapkan pelatihan dan pendampingan untuk kurikulum 2013. Setelah pelatihan dan pendampingan untuk kurikulum 2013 setiap sekolah diberi batas waktu untuk implementasi sampai tahun 2019/2020. Pilihan

kurikulum

menggunakan kurikulum 2006 dan mempersiapkan

Kurikulum 2013. Penetapan ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bukanlah kurikulum baru, ini hanya penyempurnaan dari KBK ke KTSP dan ke Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan

implementasi implementasi

Kurikulum pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, sebagai kualitas minimum yang harus dipenuhi pada masing-masing 8 SNP. Kurikulum berbasis kompetensi akan memberikan pengalaman belajar yang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kompetensi. Kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara holistik (seimbang), ketiga kompetensi ini ditagih dalam rapor sebagai penentu kenaikan kelas, seperti dalam standar penilaian dalam hal ini penilaian outentik; penilaian yang bersumber dari proses dan hasil. Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelo- laan yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan IPTEKS, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan.

Dalam kurikulum ini silabus telah ditentukan oleh pemerintah, sebagai acuan dalam pembuatan RPP dengan pendekatan tematik. Setelah pembuatan RPP diteruskan dengan pelatihan dalam proses belajar mengajar, yaitu dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran yang dalam standar proses KTSP dengan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, kurikulum 2013 Dalam kurikulum ini silabus telah ditentukan oleh pemerintah, sebagai acuan dalam pembuatan RPP dengan pendekatan tematik. Setelah pembuatan RPP diteruskan dengan pelatihan dalam proses belajar mengajar, yaitu dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran yang dalam standar proses KTSP dengan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, kurikulum 2013

Renstra kedua, mengintensifkan dan me- ngembangkan PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dan metode CTL (Contextual Teaching and Learning). Renstra ini merupakan strategi utama dari standar proses pendidikan. Dengan implementasi kurikulum 2013 secara

pelaksanaan proses pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran tematik yang merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Seperti dijelaskan dalam implementasi kurikulum tersebut dalam kegiatan inti pembelajaran dalam standar proses dengan pendekatan saintifik.

otomatis

dalam

Upaya untuk meningkatkan prestasi siswa, sekolah cenderung memberikan tambahan jam belajar, untuk meningkatkan mutu. Padahal pembelajaran yang dilakukan yang tercantum dalam jadwal belum Upaya untuk meningkatkan prestasi siswa, sekolah cenderung memberikan tambahan jam belajar, untuk meningkatkan mutu. Padahal pembelajaran yang dilakukan yang tercantum dalam jadwal belum

Pendekatan CTL ini merupakan standar yang digunakan dalam pemenuhan terhadap standar proses. Program pembelajaran CTL ini, mempunyai tujuh prinsip dasar yaitu belajar berbasis masalah, pengajaran outentik, belajar berbasis inquiri, belajar berbasis proyek/terstruktur, belajar berbasis kerja, belajar jasa layanan dan belajar kooperatif. Dalam standar akreditasi dengan metode pemecahan masalah, pembelajaran kooperatif dan tugas ter- sruktur, oleh karena itu sekolah perlu mengembangkan dalam rangka menghadapi kurikulum 2013.

Dengan pilar-pilar CTL akan memudahkan dalam melaksanakan pendekatan saintifik, adapun 7 pilar CTL: kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian otentik atau penilaian sebenarnya. Pada dasarnya Dengan pilar-pilar CTL akan memudahkan dalam melaksanakan pendekatan saintifik, adapun 7 pilar CTL: kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian otentik atau penilaian sebenarnya. Pada dasarnya

Rentra ketiga, meningkatkan GAIN (Goals are Improvement Number) Skor UN rata-rata + 0,4, ini

merupakan strategi utama dari standar Kompetensi Lulusan. Dengan strategi ini untuk mencapai tujuan sekolah, yang dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai kinerja sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa dalam jangka waktu 4 tahun yang dapat mengarahkan kinerja harian sekolah. Output yang berkualitas, yang utama adalah siswa yang berprestasi inilah produk sekolah sehingga dapat menghasilkan image positif bagi masyarakat. Nilai UN merupakan Penilaian Hasil Belajar dari Pemerintah, yang digunakan untuk mengukur kinerja sekolah yang dilihat dari prestasi siswa yang merupakan output sekolah

Renstra keempat, meningkatkan SKL minimum menjadi 3-4 dan Standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) menjadi 75 untuk mapel IPTEK.

Renstra ini merupakan strategi utama dari SKL, standar proses dan standar penilaian. Dengan kondisi hasil prestasi belajar pada Gugus Jenderal Sudirman ini, perlu didukung meningkatkan standar kompetensi minimun guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Standar Kompetensi Lulusan minimum yang ada memang hanya untuk meningkatkan kuantitas siswa, yaitu bagaimana cara agar siswa lulus. Dengan menaikkan SKL minimum akan memberikan dorongan atau semangat dalam meningkatkan kinerja sekolah sesuai akreditasi sekolah.

Ada SD yang menentukan SKL minimum rendah karena sekolah ini memiliki siswa yang berkebutuhan khusus. Standar kompetensi Lulusan masih sangat rendah penentuan sekolah minimum antara 2,01-3, maka perlu ditingkatkan secara bertahap menjadi 3 -4. Dalam penentuan KKM dengan memperhatikan unsur karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran dan kondisi satuan pendidikan ini merupakan standar kualitatif dalam akreditasi, dan Standar secara kuantitatif untuk meningkatkan akreditasi A dengan KKM Mapel IPTK Minimum 75. Mata pelajaran IPTEK di SD adalah Bahasa Indonesia, Matetamika, IPA dan IPS. Pembelajaran IPTEK Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dengan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif dalam pengambilan keputusan. Dengan meningkatkan KKM dan SKL pada satuan pendidikan akan memberikan dorongan kepada guru dan siswa untuk lebih aktif dalam PBM yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa dan guru.

Renstra kelima, meningkatkan klub-klub belajar siswa, Siswa adalah produk utama sekolah, dalam meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik perlu dibuat program–program untuk kesiswaan sehingga dapat dijadikan daya saing sekolah dalam meningkatkan jumlah siswa dan yang utama prestasi siswa. Dalam menyalurkan bakat dan minat siswa dengan ekstra kurikuler seperti klub Sains, klub sepak bola, klub seni, klub rebana dan lain-lain. Klub ini dengan bimbingan guru atau dengan mengambil pelatih yang mempunyai kemampuan di bidangnya. Renstra ini sebagai strategi untuk SKL dalam rangka meningkatkan prestasi output sekolah.

Renstra keenam, meningkatkan profesionalisme guru. Renstra ini sebagai strategi utama untuk standar pendidik dan kependidikan. Guru yang mempunyai profesionalisme yang tinggi akan diwujudkan dalam rasa percaya diri terhadap profesinya. Rasa percaya diri ini

profesionalitas dan profesionalisasi. Profesionalitas menuju pada kualitas sikap pengetahuan dan keahliannya dalam kinerjanya sedangkan profesionalisasi merupakan suatu proses menuju perwujudan sesuai standar yang ditetapkan. Peningkatan profesional guru, tidak boleh berhenti guru menjadi pandai, tetapi sampai menunjukkan kinerja profesionalnya, yaitu membimbing siswa dalam

diwujudkan

dalam

belajar. Peningkatan profesional guru tidak hanya mentranfer pengetahuan tetapi belajar bagaimana metode belajar sehingga menghasilkan prestasi yang optimal. Peningkatan profesional kinerja guru ini akan terlihat pada hasil belajar siswa. Pembinaan profesional guru SD dapat melalui tiga jalur, pertama jalur sekolah atau pembinaan teman sejawat. Guru SD sebagai guru kelas bukanlah guru bidang studi, namun ada sejumlah sekolah yang telah menerapkan guru bidang studi di SD. Sebagai guru kelas guru harus mengajar semua mata pelajaran kecuali pendidikan agama dan pendidikan jasmani. Bagi kepala sekolah yang jeli, tanggap dan bijaksana dapat memanfaatkan guru-guru yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membina teman-teman lainnya. Misalnya untuk pelajaran yang sulit matematika. Kedua pembinaan oleh kepala sekolah, tugas yang melekat pada kepala sekolah adalah melakukan pembinaan kepada guru-guru terutama berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Dan ketiga pembinaan oleh penilik sekolah, penilik diangkat karena keberhasilannya dalam pembelajaran, maka dapat memberikan pembinaan kepada guru-guru dengan memberikan contoh-contoh di kelas, seperti pada penggunaan pendekatan saintifik, penggunaan teknologi informasi dalam PBM.

Kegiatan pembinaan profesi guru melalui jalur kelompok kerja, ini dapat dilakukan Kelompok kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS) dan Pusat Kegiatan Guru (PKG). Pembinaan ini dapat dilakukan di tingkat gugus, apabila permasalahan yang dihadapi guru tidak bisa diselesaikan di tingkat KKG, akan dibahas di KKKS. Begitu pula apabila permasalahan tidak bisa di KKKS akan di bahas di KKPS dan selanjutnya pada tingkat PKG.

Pembinaan melalui jalur profesi, melalui Persatuan Guru Republik Indonesia, guru setelah me- menuhi sebagai tenaga profesional dapat membentuk kelompok jalur profesi seperti Ikatan Guru Sekolah Dasar (IGSD), Asosiasi Guru Sekolah Dasar (AGSD) dan lain-lain

Renstra ketujuh, menggalang partisipasi masyarakat. Renstra ini sebagai strategi utama untuk standar pengelolaan sekolah hubungannya dengan peranserta

masyarakat. Penggalangan potensi masyarakat semakin penting, mengingat program pemerintah untuk mendukung program pendidikan sangat terbatas, sementara pendidikan yang bermutu membutuhkan dukungan yang memadahi. Masyarakat terdapat potensi yang besar untuk kegiatan sekolah. Sekolah diharapkan membentuk komite sekolah yang masyarakat. Penggalangan potensi masyarakat semakin penting, mengingat program pemerintah untuk mendukung program pendidikan sangat terbatas, sementara pendidikan yang bermutu membutuhkan dukungan yang memadahi. Masyarakat terdapat potensi yang besar untuk kegiatan sekolah. Sekolah diharapkan membentuk komite sekolah yang

6. Kegiatan komite dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat, yang dilakukan dalam pengurusan tanah wakaf untuk sekolah SD Regunung 01 dan SD Cukil 01 sebagai syarat akreditasi dalam kepemilikan lahan sekolah. Untuk SD Regunung 01 kegiatan pengurusan wakaf untuk sertifikat sudah berjalan.

Renstra kedelapan, mengembangkan pendidikan karakter. Renstra ini sebagai strategi utama dari standar isi, standar proses dan SKL. Pendidikan karakter merupakan pengembangan standar isi sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberi keputusan baik atau buruk, untuk memelihara apa yang baik untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan ini menanamkan kebiasaan-kebiasaan tentang hal yang baik baik dari kompetensi pengetahuan,

sikap. Untuk memperkuat pendidikan karakter ada nilai-nilai yang

ketrampilan

dan dan

Renstra kesembilan, membentuk tim evaluasi program.

pengelolaan satuan pendidikan ada program pengawasan, setiap sekolah menyusun program pengawasan berdasarkan SNP. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan. Pemantauan program sekolah dilakukan oleh komite atau lembaga lain yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efesiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan. Dalam penjaminan mutu secara internal dilakukan oleh sekolah dengan evaluasi diri. Evaluasi diri dalam MBS ini untuk menilai kinerja dan melakukan perbaikan dalam pelaksanaan SNP, evaluasi proses pembelajaran serta evaluasi program yang dilaksanakan

Dalam

standar

harus men- dokumentasikan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi

sekolah.

Sekolah Sekolah

Renstra kesepuluh, Renstra pertama sampai kesembilan sebagai pedoman dalam mengembangkan renstra kesepuluh ini, yaitu mengintensifkan dan mengembangkan program 8 SNP. Renstra ini sebagai strategi utama untuk standar pengelolaan sekolah dalam implementasi program. Akreditasi adalah penilaian terhadap kelayakan program yang dilaksana- kan oleh sekolah. Dalam pemenuhan sesuai dengan akreditasi sekolah terhadap program dari 8 SNP yang masing-masing standar dengan 4 program, untuk akreditasi A. Program-program yang ada di sekolah belum optimal. Sekolah untuk mengintensifkan pe- laksanaan program sehingga hasilnya bisa dilihat dalam prestasi siswa baik akademik maupun non akademik.

Program standar isi, program ini sangat penting berkaitan dengan strategi diatas yaitu pelatihan implementasi kurikulum 2013. Masa transisi mem- butuhkan program-program untuk mendukung ke- berhasilan implementasi kurikulum 2013. Program adalah pengembangan kurikulum 2013 pada satuan pendidikan, yaitu pengembangan muatan lokal, pe- Program standar isi, program ini sangat penting berkaitan dengan strategi diatas yaitu pelatihan implementasi kurikulum 2013. Masa transisi mem- butuhkan program-program untuk mendukung ke- berhasilan implementasi kurikulum 2013. Program adalah pengembangan kurikulum 2013 pada satuan pendidikan, yaitu pengembangan muatan lokal, pe-

Dalam implementasi kurikulum 2013, satuan pendidikan diwajibkan menyusun KTSP dan RPP sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah masing-masing serta sesuai kemampuan dan karakteristik siswa. Dokumen 1 berisi visi, misi, tujuan satuan pendidikan, muatan kurikulum pada tingkat nasional, daerah, dan kekhasan satuan pendidikan; pengaturan beban belajar dan kalender akademik. Dokumen 2, yaitu silabus telah dibuat oleh pemerintah; Dokumen 3, RPP yang dijabarkan dari silabus dari dokumen 2 yang disusun oleh setiap guru yang berisi: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

Program standar proses, program antara lain: pengembangan dan inovasi-inovasi metode pembelajar- an, khususnya penerapan CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk semua mapel ; pengembangan dan inovasi bahan pembelajaran baik kualitas maupun kuantitas; pengembangan dan inovasi sumber pem- belajaran; pengembangan model-model pengelolaan kelas, pelatihan pendekatan saintifik.

Program standar kompetensi lulusan antara lain: Pengembangan standar kelulusan atau Gain Score

Achievement (GSA)

setiap tahunnya; Pengembangan

pada

pencapaian ketuntasan kompetensi pada tiap tahun atau smester; Pengem- bangan kejuaraan/lomba-lomba bidang akademik; Pengembangan lomba-lomba di bidang non akademik, melalui pembinaan ekstrakurikuler.

standar

Program standar pendidik dan tenaga ke- pendidikan, antara lain: Pengembangan/peningkatan

kompetensi pendidik aspek profesionalitas, Pe- ngembangan peningkatan kompetensi pendidik aspek pedagogik,

Pengembangan/ peningkatan

sosial,

kepribadian,

kompetensi TU Pengembangan/pe- ningkatan kompetensi Kepala Sekolah, Pelaksanaan ME oleh kepala sekolah terhadap kinerja pendidik dan tenaga TU dll.

Program standar sarana dan prasarana sekolah, antara lain: Pengembangan dan peningkatan inovasi media pembelajaran untuk semua Mapel (khususnya CTL); Pengembangan prasaran pendidikan dan pem- belajaran; Penciptaan lingkungan belajar yang kondusif; Pengembangan/peningkatan peralatan labo- ratorium;

Pengembangan jaringan internet; Pengembangan/peningkatan perawatan sarana dan prasarana; Pengembangan sumber-sumber belajar yang memadahi (perpustakaan, pusat media pembelajaran).

Program standar pengelolaan pendidikan antara lain: Pengembangan atau pembuatan RPS tiap tahun, baik jangka pendek, menengah atau panjang; Pengembangan pendayagunaan SDM sekolah dengan pembagian tugas yang jelas; Pengembangan struktur organisasi sekolah sesuai kebutuhan; Melaksanakan pembelajaran

efektif dan efesien; Mendukung pengembangan perangkat penilaian; Pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah; Implementasi MBS

mengenai kemandirian/otonomi sekolah, transparansi, akuntabilitas, kerja sama/partisipasi, fleksibelitas dan berkelanjutan baik keuangan atau yang lain; Pelaksanaan ME terhadap kinerja sekolah; Pelaksanaan supervisi klinis oleh kepala sekolah; Penggalangan partisipasi masyarakat (pemberdayaan komite sekolah); Membuat jaringan informasi akademik atau Sistem Informasi Manajemen (SIM); Membuat jaringan kerja yang efektif dan efesien baik vertikal maupun

horisontal; Implementasi model-model manajemen, untuk pengembangan standar pendidikan; Mengembangkan Income Generating Activites (IGA) atau unit usaha sekolah dengan menggalang partisipasi masyarakat; Dokumen laporan yang relevan baik akademik/non akademik .

Program standar pembiayaan pendidikan, biaya operasional untuk sekolah dari pemerintah, berkaitan Program standar pembiayaan pendidikan, biaya operasional untuk sekolah dari pemerintah, berkaitan

Program standar penilaian pendidikan, antara lain: Pengembangan perangkat model-model penilaian semua mapel pada semua jejang kelas; Pengembangan instrumen untuk berbagai model evaluasi/terdapatnya dokumen pengembangan bank soal; Terselenggaranya berbagai macam penilaian: ulangan harian, TTS, TAS atau ulangan kenaikan kelas dll; Adanya kerja sama untuk melakukan penilaian dalam rangka pe- ngembangan perangkat penilaian sampai dengan analisa dan pelaporan hasil belajar peserta didik; Adanya kerjasama dengan fihak lain untuk uji coba prestasi peserta didik; Pengembangan lomba-lomba, uji coba, dan sejenisnya untuk peningkatan standar nilai atau ketuntasan kompetensi; Pengembangan pedoman- Program standar penilaian pendidikan, antara lain: Pengembangan perangkat model-model penilaian semua mapel pada semua jejang kelas; Pengembangan instrumen untuk berbagai model evaluasi/terdapatnya dokumen pengembangan bank soal; Terselenggaranya berbagai macam penilaian: ulangan harian, TTS, TAS atau ulangan kenaikan kelas dll; Adanya kerja sama untuk melakukan penilaian dalam rangka pe- ngembangan perangkat penilaian sampai dengan analisa dan pelaporan hasil belajar peserta didik; Adanya kerjasama dengan fihak lain untuk uji coba prestasi peserta didik; Pengembangan lomba-lomba, uji coba, dan sejenisnya untuk peningkatan standar nilai atau ketuntasan kompetensi; Pengembangan pedoman-

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45