SERBA SERBI KARYA ILMIAH DAN PUBLIKASI

E. PLAGIARISME

Plagiarisme merupakan tindakan mengambil gagasan, proses, hasil atau kata-kata orang lain tanpa mencantumkan penghargaan yang tepat. Salah satu definisi plagiarisme adalah penggunaan secara tidak sah atau meniru bahasa dan pemikiran penulis lain dan menyajikannya sebagai hasil karya pribadi (Single, 2009). Versi terbaru dari buku MLA telah memasukkan sebuah bab tentang plagiarism. The American Psychological Association (Single, 2009) menjelaskan

‘‘The key element of this principle [plagiarism] is that an author does not present the work of another as if it were his or her own. This can extend to ideas as well as written words. ’’ Unsur utama dari plagiarisme adalah seorang penulis yang tidak mencantumkan karya miliki orang lain seolah-olah itu merupakan karya miliknya, baik itu gagasan maupun kata yang tertulis.

Plagiarisme memiliki bentuk yang berbeda-beda namun dapat dibedakan menjadi dua kategori utama plagiasi ide dan plagiasi teks (Shashok, 2011). Namun tindakan yang bagaimanakah yang dikatakan plagiarism? Apakah jika kita menyalin enam kata secara berurutan dari penulis lain lalu itu dikatakan plagiarisme? Bagaimana jika 10 kata? Lalu kapan dikatakan suatu gagasan merupakan bagian dari pengetahuan umum dan kapan suatu gagasan perlu mencantumkan sumbernya? American Historical Association’s Statement on Standards of Professional Conduct (Single, 2009), memberikan saran yang baik

untuk menghindari plagiarisme: ‘‘No matter what the context,the best professional practice for avoiding a charge of plagiarism is always to be explicit, thorough, and

generous in acknowledging one’s intellectual debts[bold text in original].’’Tidak peduli apapun konteksnya, cara paling tepat untuk menghindari tindakan plagiasi

adalah dengan bersikap gamblang, teliti, dan jujur dalam menghargai karya intelektual seseorang.

Plagiarisme banyak bermunculan di dunia akademik, jurnalistik, politik, bisnis dan literatur. Kasus plagiasi kelas atas meliputi penulis fiktif yang mencontoh kebaruan ide mereka sendiri dengan sangat identik dari sisi waktu dan gaya dengan karya sebelumnya. Mayoritas penelitian akademis telah sepakat bahwa plagiarisme merupakan pelanggaran etika publikasi yang sangat serius (Shashok, 2011).

Plagiarisme dapat menggelincirkan seseorang dalam karirnya, seperti pembatalan pengangkatan sebagai staf pengajar atau pencabutan gelar doktor (Single, 2009). Oleh karena itu seorang penulis perlu menghindari posisi yang dapat menyebab ia dituduh melakukan plagiasi.

Penawar terbaik dari plagiarisme adalah dengan mencegahnya. Dengan menggunakan catatan interaktif pada program penyusun daftar pustaka, seorang penulis dapat memberikan penghargaan secara tepat kepada karya milik orang lain. Ketika mengutip karya orang lain, perlu dibedakan antara contoh parafrase atau ringkasan gagasan penulis dengan kutipan langsung. Penting untuk mencatat dengan teliti literatur yang dibaca dan digunakan dalam proses pra penulisan (Single, 2009). Oleh karena itu, menggunakan catatan interaktif mencegah seorang penulis dari ketidaksengajaan dalam plagiasi atau menggunakan materi dari suatu hak cipta tanpa ijin. Tulisan akademis atau ilmiah disusun berdasarkan hasil karya akademisi sebelumnya sehingga penting untuk mencatat apa yang dikutip dan menggunakan referensi dari hasil karya orang lain dengan tepat.

F. KAJIAN TEORI DALAM PEMBELAJARAN

Penelitian dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari pembahasan teori pembelajaran. Setiap variabel, metode maupun pendekatan penelitian pendidikan memiliki landasan filosofis dan teoritis yang dibangun dari teori-teori pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, memahami konsep dan teori pembelajaran menjadi hal yang penting dalam menyusun karya ilmiah di bidang pendidikan. Hal ini bertujuan agar tulisan yang dibuat memiliki alur berpikir yang runtut dari landasa filosofis, teoritis hingga ke penerapan di zaman sekarang. Berikut ini merupakan skema teori pembelajaran yang menjelaskan secara garis besar teori pembelajaran yang ada di dunia.

Gambar 4

Peta Konsep Teori Pembelajaran (HoTEL, 2013)

G. VALIDITAS PENELITIAN MELALUI SKEMA PENGEMBANGAN INSTRUMEN (Marsigit, 2016)

Salah satu kriteria penelitian yang penting untuk dijamin adalah validitasnya. Validitas penelitian merupakan jaminan bahwa hasil penelitian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga layak untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Validitas penelitian ditunjukkan dengan proses penyusunan yang runtut dan ilmiah dari pengumpulan referensi dan bukti; kemudian dikaji dan menghasilkan kerangka berpikir dan hipotesis; lalu dibuktikan secara empiris di lapangan melalui suatu metode; temuan yang diperoleh dibahas dengan mengacu pada referensi dan bukti sebelumnya; dan akhirnya memperoleh kesimpulan. Proses tersebut digambarkan melalui diagram alur berikut.

Gambar 5

Skema Alur Penelitian (Marsigit, 2016)

Selain itu, cara untuk membuktikan validitas penelitian adalah dengan membangun skema instrumen penelitian. Tidak dapat dipungkiri bahwa instrumen merupakan faktor yang krusial dalam memperoleh hasil penelitian yang valid. Skema pengembangan instrumen mencakup beberapa tahapan. Di awali dengan kajian teori yang merujuk pada referensi normatif (seperti jurnal, buku dsb), referensi formal (seperti Peraturan Pemerintah, Dokumen Kurikulum, SK dsb) dan bukti empiris (berupa penelitian sebelumnya). Selanjutnya hasil kajian teori merumuskan beberapa aspek, lalu diturunkan ke dalam kategori dan dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator. Dari indikator-indikator itulah dibentuk instrumen penelitian.

REFERENSI NORMATIF

I I ANGKET

TES

REFERENSI

WAWANCARA FORMAL

CHECKLIST

LEMBAR BUKTI

I OBSERVASI R N EMPIRIS

Gambar 6.

Skema Pengembangan Instrumen (Marsigit, 2016)

H. KULIAH UMUM Prof. MAITREE INPRASITHA, Ph.D (2016) TENTANG PENGEMBANGAN PENELITIAN

Karya ilmiah merupakah naskah akademis yang memuat kajian terhadap suatu topik tertentu secara mendalam dan memperhatikan rambu-rambu penulisan yang telah ditetapkan agar terjamin validitas dan reliabilitasnya. Karya ilmiah dapat berupa hasil kajian literatur maupun hasil dari penelitian. Karya ilmiah yang berupa kajian literatur merupakan hasil karya sintesis dari berbagai teori sehingga diperoleh suatu teori baru yang terpercaya. Lebih lanjut, hasil sintesis ini kemudian diuji secara praktik di lapangan melalui serangkaian prosedur sehingga menghasilkan laporan yang juga termasuk dalam kategori karya ilmiah. Oleh karena itu, penulisan karya ilmiah berkaitan erat dengan aktivitas penelitian yang di dalamnya terdapat metode ilmiah. Sehingga perkembangan yang terjadi dalam dunia penelitian berdampak kepada struktur dan substansi dari karya ilmiah.

Di satu sisi, penelitian telah mengalami perkembangan dan pergeseran dari masa ke masa, khususnya penelitian di bidang pendidikan. Obyek penelitian pendidikan, yakni siswa merupakan obyek yang dinamis dan holografis sehingga perilaku dan responnya terhadap suatu perlakuan atau keadaan tidak dapat diprediksi dengan sangat akurat. Penelitian terhadap sistem sekolah, pembelajaran di kelas dan di tempat kerja menunjukkan bahwa fenomena yang ada di dunia ini begitu kompleks dan belum mampu dijelaskan secara rinci hanya dengan metode penelitian tradisional. Hal ini berimplikasi kepada munculnya kebutuhan akan metode penelitian yang mampu menjelaskan fenomena tersebut secara rinci sekaligus sistematis. Alat atau sarana untuk meneliti permasalahan dan peluang pun akhirnya mengalami evolusi sehingga pertanyaan penelitian dan jawabannya yang terungkap juga mengalami perubahan dan semakin berkembang. Pertanyaan penelitian di bidang pendidikan tidak lagi berfokus kepada potensi dan kapabilitas suatu metode penelitian, tetapi muncul berdasarkan atas kebutuhan akan pengembangan pembelajaran. Langkah-langkah dalam menyusun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menggali fenomena di dalam pendidikan beserta konteksnya melalui observasi dan sebagainya.

2. Menentukan satu dari sekian banyak fenomena pendidikan dengan menggunakan beberapa kata kunci.

3. Mengubah kata kunci tersebut ke dalam bentuk istilah/terminologi. Termasuk di dalamnya menentukan kerangka kajian terminologi yang sesuai.

4. Me-review literatur yang relevan dengan terminologi yang terbentuk.

5. Menentukan isu penelitian yang akan diangkat.

6. Menuliskan identifikasi isu penelitian secara rasional sehingga layak untuk diangkat.

7. Merumuskan pertanyaan penelitian sehingga dapat ditentukan kerangka dari penelitian yang dilakukan. Pada tahapan menggali fenomena yang ada dalam dunia pendidikan, kelas

merupakan sebuah wadah yang kaya akan fenomena pendidikan. Bagaimana siswa belajar, proses berpikir mereka, sikap mereka terhadap pembelajaran, kesulitan yang mereka hadapi, anak berbakat atau berkebutuhan khusus; sikap guru terhadap siswa dan mata pelajaran yang diajarkan, kesiapan siswa dalam mengajar, metode pembelajaran, perangkat pembelajaran, setting kelas, fasilitas kelas, dan sebagainya merupakan elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi pembelajaran. Berbagai teori dan kajian literatur telah dipublikasikan untuk memberikan deskripsi terhadap elemen-elemen tersebut. Namun, penelitian dalam bidang pendidikan tidak akan pernah habis dan senantiasa berkembang seiring zaman karena penelitian dan kajian terhadap elemen-elemen tersebut memerlukan metode dan pendekatan yang berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak elemen-elemen tersebut, penelitian perlu fokus terhadap hal-hal yang mendasar dan isu-isu kekinian.

Diantara isu yang menarik adalah bagaimana membuat kelas menjadi bermakna. Pada berbagai situasi, kebermaknaan pembelajaran bagi siswa merupakan permasalahan yang sering dihadapi. Pembelajaran dianggap masih jauh kaitannya dengan dunia nyata siswa sehingga menjadi kurang bermakna. Pada mata pelajaran Matematika, pembelajaran cenderung terpisah antara dunia Matematika dan dunia nyata siswa atau dunia Matematika yang dibawa ke dunia nyata siswa.

Selain itu, pembelajaran masih dianggap sebagai kegiatan transmitting, menyampaikan pengetahuan satu arah sehingga siswa tidak diajak berpikir secara aktif dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, perlu didesain pembelajaran yang bermakna, yakni pembelajaran yang mampu mengaitkan dunia nyata siswa ke dunia Matematika. Proses transformasi ini dapat diwujudkan lewat lesson study. Lesson study menjadikan kelas sebagai wadah yang tidak sekedar untuk mendidik, namun juga untuk belajar dan meneliti dalam rangka meningkatkan pembelajaran. Melalui Lesson study, guru berkolaborasi dengan guru lainnya untuk mempelajari cara berpikir siswa dan mendesain pembelajaran yang dapat mengaktivasi siswa untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan dalam dunia nyata. Lesson study menjadi bagian dalam proses pembelajaran yang terus menerus dilakukan. Hal ini mengarah kepada paradigma baru bahwa penelitian tidak hanya sebagai serangkaian metodologi, tetapi juga menjadi mindset dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Hartley, J. (2012). New ways of making academic articles easier to read1.

International Journal of Clinical and Health Psychology, 12 (1), 143. Hesselbach, R. A., Petering, D. H., Berg, C. A., Tomasiewicz, H., & Weber, D.

(2012). A guide to writing a scientific paper: a focus on high school through graduate level student research. Zebrafish, 9(4), 246-249.

HoTEL. (2013). Learning theory. Diakses pada 2 Januari 2017. http://hotel- project.eu/sites/default/files/Learning_Theory_v6_web/Learning%20Theo ry.html

Lillis, T. M., & Curry, M. J. (2010). Academic writing in global context: Routledge London.

Mack, C. (2012a). How to Write a Good Scientific Paper: Citations. Journal of Micro/Nanolithography, MEMS, and MOEMS, 11 (3), 030101-030101.

Mack, C. (2012b). How to write a good scientific paper: title, abstract, and keywords. Journal of Micro/Nanolithography, MEMS, and MOEMS, 11(2), 020101-020101.

Mack, C. (2014). How to Write a Good Scientific Paper: Structure and Organization. Journal of Micro/Nanolithography, MEMS, and MOEMS,

13 (4), 040101-040101. Mack, C. (2015). How to Write a Good Scientific Paper: Picking the Right Journal.

Journal of Micro/Nanolithography, MEMS, and MOEMS, 14 (4), 040101- 040101.

Mack, C. (2016). How to Write a Good Scientific Paper: Review Articles. Journal of Micro/Nanolithography, MEMS, and MOEMS, 15 (2), 020101-020101.

Murray, R. (2013). Writing for academic journals: McGraw-Hill Education (UK). Sharp, D. (2002). Kipling's guide to writing a scientific paper. Croatian medical

journal, 43 (3), 262-267. Shashok, K. (2011). Plagiarism in scientific writing: words or ideas? Single, P. B. (2009). Demystifying dissertation writing: A streamlined process from

choice of topic to final text : Stylus Publishing, LLC. Wu, J. (2011). Improving the writing of research papers: IMRAD and beyond.

Landscape Ecology, 26 (10), 1345-1349. doi: 10.1007/s10980-011-9674-3