Hasil Uji Instrumen Penelitian

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi komitmen organisasi, komitmen profesional, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja, akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8. Tabel 4.8 disajikan pada halaman selanjutnya.

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Std. Variabel

N Minimum Maximum Mean Deviation

K_organisasi

90 23.00 54.00 41.2889 7.28589 K_Profesi

90 51.00 85.00 67.4222 7.48028 Motivasi

90 24.00 50.00 38.2667 5.60457 Kes_Kerja

90 5.00 20.00 14.8889 2.94689 Kep_kerja

90 5.00 20.00 14.6444 3.18462 Valid N (listwise)

Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen organisasi jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 54 dengan rata-rata total jawaban 41.2889 dan standar deviasi sebesar 7.28589. Variabel komitmen profesi jawaban minimum responden sebesar

51 dan maksimum sebesar 85 dengan rata-rata total jawaban 67.4222 dan standar deviasi sebesar 7.48028. Pada variabel motivasi jawaban minimum responden sebesar 24 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata total jawaban 38.2667 dan standar deviasi sebesar 5.60457. Variabel kesempatan kerja jawaban minimum responden sebesar 5 dan maksimum sebesar 20 dengan rata-rata total jawaban 14.8889 dan standar deviasi sebesar 2.94689. Variabel kepuasan kerja jawaban minimum responden sebesar 5 dan maksimum sebesar 20 dengan rata-rata total jawaban 14.6444 dan standar deviasi sebesar 3.18462.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Pada tabel 4.9-1 sampai 4.9-5 berikut ini disajikan hasil uji validitas dari lima sub variabel atau indikator yang digunanakan dalam penelitian ini, yaitu komitmen organisasi dengan pertanyaan sebanyak 12 item, komitmen profesi dengan pertanyaan sebanyak 18 item, motivasi dengan pertanyaan sebanyak 10 item, kesempatan kerja dengan pertanyaan sebanyak 4 item, dan kepuasan kerja dengan pertanyaan sebanyak 4 item.

Tabel 4.9-1 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi

Pertanyaan

Keterangan Corelation (2-Tailed)

Pearson

Sig

Komitmen Organisasi1

0,002 Valid Komitmen Organisasi2

0,000 Valid Komitmen Organisasi3

0,000 Valid Komitmen Organisasi4

0,001 Valid Komitmen Organisasi5

0,000 Valid Komitmen Organisasi6

0,000 Valid Komitmen Organisasi7

0,000 Valid Komitmen Organisasi8

0,000 Valid Komitmen Organisasi9

0,000 Valid Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.9-1 (Lanjutan)

Komitmen Organisasi10

0,000 Valid Komitmen Organisasi11

0,000 Valid Komitmen Organisasi12

0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9-1 diatas menjelaskan bahwa variabel komitmen organisasi memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut dan dapat digunakan untuk menganalisis data penelitian.

Tabel 4.9-2 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Profesional

Pertanyaan

Keterangan Corelation (2-Tailed)

Pearson

Sig

Komitmen profesi1

0,000 Valid Komitmen profesi2

0,001 Valid Komitmen profesi3

0,000 Valid Komitmen profesi4

0,009 Valid Komitmen profesi5

0,000 Valid Komitmen profesi6

0,001 Valid Komitmen profesi7

0,008 Valid Komitmen profesi8

0,000 Valid Komitmen profesi9

0,000 Valid Komitmen profesi10

0,001 Valid Komitmen profesi11

0,002 Valid Komitmen profesi12

0,000 Valid Komitmen profesi13

0,000 Valid Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.9-2 (Lanjutan)

Komitmen profesi14

0,000 Valid Komitmen profesi15

0,000 Valid Komitmen profesi16

0,000 Valid Komitmen profesi17

0,001 Valid Komitmen profesi18

0,002 Valid Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9-2 diatas menjelaskan bahwa variabel komitmen profesi memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.

Tabel 4.9-3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi

Valid Motivasi2

Valid Motivasi3

Valid Motivasi4

Valid Motivasi5

Valid Motivasi6

Valid Motivasi7

Valid Motivasi8

Valid Motivasi9

Valid Motivasi10

Valid Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9-3 diatas menjelaskan bahwa variabel Berdasarkan tabel 4.9-3 diatas menjelaskan bahwa variabel

Tabel 4.9-4 Hasil Uji Validitas Variabel Kesempatan Kerja

Pertanyaan

Keterangan Corelation (2-Tailed)

Pearson

Sig

Kesempatan Kerja1

0,000 Valid Kesempatan Kerja2

0,000 Valid Kesempatan Kerja3

0,000 Valid Kesempatan Kerja4

0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9-4 diatas menjelaskan bahwa variabel kesempatan kerja memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.

Tabel 4.9-5 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja1

Valid Kepuasan Kerja2

Valid Kepuasan Kerja3

Valid Kepuasan Kerja4

Valid Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9-5 diatas menjelaskan bahwa variabel kepuasan kerja memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut dan dapat digunakan untuk menganalisis data penelitian.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach’s

Keterangan

Alpha

Reliabel Komitmen Profesi

Komitmen Organisasi

Reliabel Motivasi

Reliabel Kesempatan kerja

Reliabel Kepuasan Kerja

Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas subvariabel atau indikator komitmen organisasi sebesar 0,826, Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas subvariabel atau indikator komitmen organisasi sebesar 0,826,

3. Hasil Uji Normalitas Data

Pada tabel 4.11 berikut ini disajikan hasil uji normalitas dengan menggunakan kolmogorov-smirnov. Penyajian tabel 4.11 disajikan pada halaman salanjutnya.

Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kes-K Kep-K N

90 90 90 90 90 Normal Parameters a,,b Mean

41.2889 67.4222 38.2667 14.8889 14.6444 Std. Deviation 7.28589 7.48028 5.60457 2.94689 3.18462

Most Extreme Differences Absolute

-.081 -.139 -.109 Kolmogorov-Smirnov Z

-.101

-.063

.765 1.314 1.037 Asymp. Sig. (2-tailed)

.955

.598

.602 .063 .233 Sumber: Data primer yang diolah

.322

.867

Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa nilai K-S untuk

signifikansi 0,322 dan nilainya di atas α=0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau subvariabel komitmen organisasi terdistribusi secara normal, nilai K-S untuk subvariabel komitmen profesi 0,598 dengan probabilitas signifikansi 0,867 dan nilainya di atas α=0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau subvariabel komitmen profesional terdistribusi secara normal, begitu juga nilai K-S untuk subvariabel motivasi 0,765 dengan probabilitas signifikansi 0,602 dan nilainya di atas α=0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau subvariabel motivasi terdistribusi secara normal, sedangkan nilai K-S untuk subvariabel kesempatan kerja 1,314 dengan probabilitas signifikansi 0,063 dan nilainya di atas α=0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau subvariabel kesempatan kerja terdistribusi secara normal, dan nilai K-S untuk subvariabel kepuasan kerja 1,037 dengan probabilitas signifikansi 0,233 dan nilainya di atas α=0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau subvariabel kepuasan kerja terdistribusi secara normal. Dengan tidak adanya dari setiap subvariabel yang terdistribusi secara tidak normal, maka uji hipotesis yang akan digunakan adalah independent-sample t test.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model untuk dua sampel independen yang berbeda yaitu independent-sample t test. Analisis ini digunakan untuk menganalisis perbedaan kinerja auditor dari Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model untuk dua sampel independen yang berbeda yaitu independent-sample t test. Analisis ini digunakan untuk menganalisis perbedaan kinerja auditor dari

auditor wanita yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010”.

Ha : “Terdapat perbedaan signifikan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010”. Adapun langkah dalam menetapkan kriteria pengujian dengan cara

Ho diterima jika signifikansi t (probabilitas > 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan signifikan atau terdapat kesetaraan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010 yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja. Ho ditolak jika signifikansi t (probabilitas < 0,05) artinya terdapat perbedaan signifikan atau tidak terdapat kesetaraan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010 yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja.

a. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari komitmen organisasi.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor komitmen organisasi seperti ditunjukkan pada tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada

Komitmen Organisasi

Sig (2 Gender

Perbedaan

Mean

t Hitung

0.792 Tdk signifikan

Wanita 40.9600 Levene’s

0.010 0.920 Variance Test

sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata komitmen organisasi lebih tinggi yaitu sebesar 41,4154 , dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata komitmen organisasi sebesar 40,9600 atau terjadi perbedaan sebesar 0,4554.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 0,264 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,792 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 0,264 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,792 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya

b. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari komitmen profesi.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor komitmen profesi seperti ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada

Komitmen Profesi

Sig (2 Gender

Perbedaan

Mean

t Hitung

Pria 66.9231 -1.7969

0.310 Tdk signifikan

Wanita 68.7200 Levene’s

9.116 0.003 Variance tdk Test

sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata komitmen profesi lebih rendah yaitu sebesar 66,9231 , dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata komitmen profesi sebesar 68,7200 atau terjadi perbedaan sebesar - 1,7969.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -1,021 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,310 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari komitmen profesi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel komitmen profesi menunjukkan nilai p sebesar 0,003 yang lebih kecil dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang tidak sama.

c. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari motivasi.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor motivasi seperti ditunjukkan pada tabel 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada

Komitmen Motivasi

Sig (2 Gender

Perbedaan

Mean

t Hitung

Pria 38.2308 -0.1292

0.923 Tdk signifikan

Wanita 38.3600 Levene’s

0.151 0.699 Variance Test

sama

Tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata motivasi lebih rendah yaitu sebesar 38,2308, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata motivasi sebesar 38,3600 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1292.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,097 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,923 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari motivasi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel motivasi menunjukkan nilai p sebesar 0,699 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.

d. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kesempatan kerja.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor kesempatan kerja seperti ditunjukkan pada tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada

Kesempatan Kerja

Sig (2 Gender

Perbedaan

Mean

t Hitung

Pria 14.8154 -0.2646

0.705 Tdk signifikan

Wanita 15.0800 Levene’s

0.303 0.583 Variance Test

sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata kesempatan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,8154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata kesempatan kerja sebesar 15,0800 atau terjadi perbedaan sebesar - 0,2646.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,380 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,705 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari kesempatan kerja pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel kesempatan kerja menunjukkan nilai p sebesar 0,583 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel kesempatan kerja untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.

e. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kepuasan kerja.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor kepuasan kerja seperti ditunjukkan pada tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada

Kepuasan Kerja

Sig (2 Gender

Perbedaan

Mean

t Hitung

Pria 14.6154 -0.1046

0.890 Tdk signifikan

Wanita 14.7200 Levene’s

0.066 0.798 Variance Test

sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata kepuasan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,6154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata kepuasan kerja sebesar 14,7200 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1046. Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,139 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,890 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata kepuasan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,6154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata kepuasan kerja sebesar 14,7200 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1046. Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,139 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,890 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari