Persentase Serangan F.o. f.sp. passiflora

HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Jamur Antagonis G.virens terhadap F.o. f.sp. passiflora Banyaknya dosis G.virens dengan kompos ayam dan sapi pada setiap perlakuan yang diaplikasikan dalam penelitian ini berpengaruh nyata terhadap persentase serangan maupun intensitas serangan. F.o. f.sp. passiflora.

1. Persentase Serangan F.o. f.sp. passiflora

Data pengamatan persentase serangan F.o. f.sp. passiflora pada setiap pengamatan mulai 16-54 hsa dapat dilihat pada lampiran 2-13. Pengaruh G.virens terhadap persentase serangan pada pengamatan 16 hsa-54 hsa dapat dilihat pada tabel 2. Pemberian G. virens berpengaruh sangat nyata dalam menghambat pertumbuhan F.o. f.sp. passiflora terhadap perlakuan kontrol tanpa pemberian G. virens. Penghambatan pertumbuhan F.o. f.sp. passiflora oleh G. virens relatif lebih rendah dibandingkan kontrol. Pada pengamatan 26 hsa, G1 dosis 25 gram mulai terserang oleh F.o. f.sp. passiflora. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan jumlah jamur antagonis tersebut lebih sedikit dibanding G2 dosis 37,5 gram, G3 dosis 50 gram, dan G4 dosis 62,5 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan tertinggi 30,07 pada perlakuan kontrol GO tidak berbeda nyata dengan perlakuan G1 yaitu 28,50, dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan G4 yaitu 2,12 sebagai persentase serangan terendah. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Persentase Serangan F.o. f.sp. passiflora yang diaplikasikan dengan G. virens Perlakuan Hari Setelah Aplikasi hsa 16 hsa 19 hsa 23 hsa 26 hsa 30 hsa 33 hsa 37 hsa 40 has 44 hsa 47 hsa 51 hsa 54 hsa G0 5,94 17,96 19,59 21,10 23,22 25,72 27,44 29,55 29,55a 29,55a 30,07a 30,07a G1 2,12 2,12 2,12 4.03 7,85 11,67 14,50 16,33 19,79b 21.92b 25,13b 28,50a G2 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 4,03 4,03c 4,03c 10,68c 12,31b G3 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12d 2,12d 2,12d 5,94c G4 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12d 2,12d 2,12d 2,12d Keterangan : Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda Duncan. Universitas Sumatera Utara Untuk melihat hubungan antara penggunaan G.virens terhadap persentase serangan F.o. f.sp. passiflora dapat dilihat pada grafik Gambar 6. Gambar 6. Grafik hubungan antara penggunaan G.virens terhadap persentase serangan F.o. f.sp. passiflora pada pengamatan16 hsa-54 hsa. Dari hasil analisis sidik ragam, jamur F.o. f.sp. passiflora terhadap perlakuan G.virens menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dalam menghambat serangan jamur F.o. f.sp. passiflora. Hal ini karena G.virens merupakan jamur antagonis yang mampu memparasit miselium jamur patogen. Reaksi antagonistik dari G. virens terhadap F.o. f.sp. passiflora adalah hiperparasit, antibiosis dan kompetisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mehrotra 1980 bahwa Gliocladium spp yang bersifat mikoparasit akan menekan populasi jamur patogen yang sebelumnya mendominasi. Interaksi diawali dengan melilitkan hifanya pada jamur patogen yang akan membentuk struktur seperti kait yang disebut haustorium dan memarasit jamur patogen. Bersamaan dengan penusukan hifa, jamur mikoparasit ini mengeluarkan enzim seperti enzim kutinase 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 16 has 19 has 23 has 26 has 30 has 33 has 37 has 40 has 44 has 47 has 51 has 54 has P e rs e n ta se S e ra n g a n Waktu pengamatan Hari Setelah Aplikasi hsa G4 G3 G2 G1 G0 Universitas Sumatera Utara dan β-1-3 glukanase yang akan menghancurkan dinding sel jamur patogen. Akibatnya, hifa jamur patogen akan rusak, protoplasmanya keluar dan jamur akan mati. Secara bersamaan pula terjadi mekanisme antibiosis, keluarnya senyawa anti jamur golongan peptaibol dan senyawa furanon oleh Gliocladium spp. yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa jamur pathogen. Daya antagonisme dari G. virens terhadap F.o. f.sp. passiflora juga dipengaruhi oleh jenis bahan organik. Keberadaan kompos ternyata meningkatkan daya antagonis G. virens terhadap F.o. f.sp. passiflora sampai 17,93. Hal ini disebabkan karena kompos selain bersifat menambah kandungan bahan organik untuk menyuburkan tanaman, aktivitas kompos dalam tanah juga mampu membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Isroi 2008 menyatakan bahwa kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan G. virens dapat dirangsang oleh kompos ayam maupun kompos sapi. Persentase serangan F.o. f.sp. passiflora tertinggi terdapat pada 54 hsa yaitu 17,93 pada kompos ayam sedangkan terendah 13,65 pada kompos sapi. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Pengaruh Pemberian Kompos terhadap Persentase Serangan F.o. f.sp. passiflora. Perlakuan Hari Setelah Aplikasi hsa 16 hsa 19 hsa 23 hsa 26 hsa 30 hsa 33 hsa 37 hsa 40 has 44 hsa 47 hsa 51 hsa 54 hsa KA 2.89 5.43 5.80 6.04 7.37 8.37 9.58 11.50 12.15a 12.72a 15.09a 17.93a KS 2.89 5.15 5.43 6.56 7.61 9.13 9.74 10.16 10.53b 11.18b 12.96b 13.65b Keterangan : Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda Duncan. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih jelas perbedaan antara penggunaan kompos ayam dan kompos sapi terhadap persentase serangan F.o. f.sp. passiflora dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Grafik hubungan antara penggunaan Kompos K terhadap persentase serangan F.o. f.sp. passiflora pada pengamatan 16 hsa-54 hsa. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa pengaruh kompos terhadap persentase serangan menunjukkan kompos sapi berpengaruh sangat nyata pada pengamatan 44-54 hsa. Kompos sapi terlihat lebih efektif dibanding dengan kompos ayam. Hasil ini sejalan dengan hasil yang didapat pada penelitian yang dilakukan oleh Aryantha 2001 diperoleh kompos sapi dan ayam yang dikomposkan selama 5 minggu telah berhasil menyuburkan tanaman Lupinus albus sekaligus mengontrol penyakit layu oleh Fusarium oxysporum. Keberhasilan ini berkorelasi positif dengan aktivitas mikroba dan populasi mikroba antagonist aktinomiset dan bakteri penghasil endospora dalam tanah. Keragaman jenis mikroba juga tampak paling tinggi pada tanah yang diberi perlakuan dengan kotoran sapi. 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 16 has 19 has 23 has 26 has 30 has 33 has 37 has 40 has 44 has 47 has 51 has 54 has P e rs e n ta se S e ra n g a n Waktu Pengamatan Hari Setelah Aplikasi hsa KS KA Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Persentase Serangan F.o. f.sp. passiflora pada berbagai kombinasi perlakuan G. virens dan Kompos. Keterangan: Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda Duncan Perlakuan Hari Setelah Aplikasi hsa 16 hsa 19 hsa 23 hsa 26 hsa 30 hsa 33 hsa 37 hsa 40 has 44 hsa 47 hsa 51 hsa 54 hsa G0KA 1.98 6.22 6.84 7.23 8.18 8.57 9.32 10.02 10.02a 10.02a 10.02a 10.02a G0KS 1.98 5.75 6.22 6.84 7.31 8.57 8.97 9.67 9.67a 9.67a 10.02a 10.02a G1KA 0.71 0.71 0.71 1.98 3.25 4.53 5.14 5.75 6.84b 7.78b 8.57a 9.67a G1KS 0.71 0.71 0.71 0.71 1.98 3.25 4.53 5.14 5.75b 6.84b 8.18a 9.32a G2KA 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 1.98 1.98c 3.2c 5.14b 6.22b G2KS 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71d 0.71d 1.98c 1.98d G3KA 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71d 0.71d 0.71d 1.98d G3KS 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71d 0.71d 0.71d 0.71d G4KA 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71d 0.71d 0.71d 0.71d G4KS 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71d 0.71d 0.71d 0.71d Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa interaksi antara G. virens dengan kompos pada pengamatan 16-40 hsa tidak berpengaruh nyata terhadap persentase serangan, teteapi berpengaruh sangat nyata pada pengamatan 44 – 54 hsa. Persentase serangan F.o. f.sp. passiflora pada berbagai kombinasi perlakuan G x K dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan G. virens pada 16 - 40 hsa tidak berbeda nyata terhadap persentase serangan F.o. f.sp. passiflora . Namun pada umur 44 – 54 hsa interaksi kombinasi perlakuan menunjukkan pengaruh sangat nyata. Kombinasi perlakuan paling efektif dalam menekan serangan jamur F.o. f.sp. passiflora terdapat pada perlakuan G4 dosis 62,5gr sebesar 0,71 sedangkan tertinggi pada perlakuan kontrol GOKA dan GOKS sebesar 10,02 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya G. virens yang paling efektif terdapat pada perlakuan G3KS, G4KA dan G4KS sebanyak 50-62,5 gram 1,5 kg tanah. Dari analisa sidik ragam, interaksi kedua faktor tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap perlakuan. Hal ini disebabkan karena kompos akan menambah energi yang diperlukan kehidupan mikroorganisme khususnya G. virens. Sutanto 2002 menjelaskan pemberian pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan aktivitas mikroorganisme karena bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Universitas Sumatera Utara

2. Intensitas Serangan F.o. f.sp. passiflora

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Sinergisme F.oxysporum f.sp cubense Dan Nematoda Parasit Tumbuhan Meioidogyne spp. Terhadap Tingkat Keparahan Penyakit Layu Panama Pada Pisang Barangan (Musa sp.) di Rumah Kassa

0 39 72

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma harzianum Rifai Dan Kompos Dalam Menekan Penyakit Layu Fusarium oxysporum f.sp. passiflora Pada Pembibitan Markisa

5 50 125

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

1 2 64