2. Intensitas Serangan F.o. f.sp. passiflora
Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian G.virens berpengaruh sangat nyata dalam menghambat serangan F.o. f.sp. passiflora.
Pengaruh pemberian G.virens dan kompos terhadap intensitas serangan F.o. f.sp. passiflora dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Intensitas Serangan F.o. f.sp. passiflora yang diberi G.virens dan kompos.
Perlakuan Intensitas Serangan
G0KA 10.02 a
G0KS 10.02 a
G1KA 10.02 a
G1KS 9.85 a
G2KA 5.98 b
G2KS 5.11 b
G3KA 5.07 b
G3KS 3.72 c
G4KA 0.71 d
G4KS 0.71 d
Keterangan: Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda
Duncan
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian G.virens dalam media jagung pada perlakuan G1 tidak berbeda nyata terhadap kontrol G0.
Dari hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa perlakuan G4 62,5 gr sangat berbeda nyata dengan perlakuan GO dan G1. Hal ini sama dengan
persentase serangan. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan G0 dan G1 sebesar 9,85-10,02 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan G4
sebesar 0,71. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis G. virens yang diberikan untuk menekan F.o. f.sp. passiflora maka semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
intensitas serangan F.o. f.sp. passiflora. Ini karena semakin banyak populasi konidia dalam media jagung tersebut, akibatnya daya parasitasi G.virens terhadap
semakin efektif. Sehingga dapat diprediksi bahwa dengan pemberian dosis G.virens yang lebih tinggi maka intensitas serangan F.o. f.sp. passiflora akan
lebih rendah. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa yang paling tahan terhadap serangan
F.o. f.sp. passiflora adalah kompos sapi dengan intensitas serangan pada G3KS sebesar 3,72, berbeda nyata dengan kompos ayam yang intensitas serangannya
sebesar 5,07 pada G3KS. Dari hasil analisa sidik ragam, interaksi kedua faktor ini sangat berbeda
nyata terhadap intensitas serangan F.o. f.sp. passiflora. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa G.virens tidak mampu mengendalikan F. oxysforum sampai
100 tetapi hanya mampu menghambat pertumbuhan jamur F. oxysporum hingga 70-90. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pinem 2001, yang
menyatakan bahwa pengendalian penyakit secara hayati tidak dimaksudkan untuk memusnahkan suatu patogen dari suatu tempat, tetapi hanya mengurangi jumlah
dan kemampuan patogen tersebut dalam menimbulkan suatu penyakit
Universitas Sumatera Utara
3. Histologi