BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan  merupakan  salah  satu  kebutuhan  yang  paling  mendasar  bagi  umat manusia.  Kesehatan  merupakan  modal  dasar  untuk  bisa  meraih  tujuan-tujuan  ideal
dalam  kehidupan  baik  secara  individual  maupun  dalam  konteks  masyarakat  atau bahkan  sebuah  bangsa.  Kualitas  dari  sebuah  bangsa  bisa  dinilai  dari  kualitas
kesehatan  setiap  individu  warga-negara  didalamnya,  dan  kualitas  ini  sangat bergantung  secara  luas  pada  berbagai  aspek-aspek  kehidupan  yang  lain  dalam
konteks  Negara  seperti  tingkat  keberhasilan  ekonomi,  sistem  politik  yang  berkaitan dengan kebijakan publik dalam bidang kesehatan, serta sistem budaya dan pendidikan
yang menjadi penopang signifikan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Pentingnya aspek kesehatan dalam kehidupan manusia ditegaskan oleh  WHO World
Health  Organization  misalnya  dalam  definisinya  tentang  kesehatan;  health  as  a state of complete physical, mental and social well-being, and does not consist only of
the  absence  of  disease  or  infirmity
1
.  Artinya  bahwa  pengertian  kesehatan  sangat ideal  dan  luas  tidak  hanya  terbatas  kesehatan  secara  fisik  namun  juga  berkaitan
dengan  lingkungan  sosial.  Hal  ini  menjadikan  posisi  Negara  sebagai  pelayan  dan penyedia fasilitas kesehatan sangat penting.
1
Introduction to Sociology, edition 1.0, 6
th
March 2006, Wikibooks Sources, di akses dalam http:en.wikibooks.orgwikiIntroduction_to_Sociology,
12 Juli 2010
Seringkali  kemajuan  sebuah  Negara  dinilai  dari  atau  ditentukan  berdasarkan mutu  layanan  kesehatan  yang  dapat  disediakan  oleh  Negara  kepada  rakyatnya.
Walaupun  pengelolaan  pelayanan  kesehatan  tidak  selalu  harus  bergantung  pada Negara,  tetapi  kebijakan  Negara  masih  memegang  peranan  penting  dalam  menjaga
mutu  dan  keterjangkauan  layanan  kesehatan  hingga  sampai  pada  lapisan  terbawah masyarakat.  Di  Negara-negara  maju  yang  cenderung  liberal  pengelolaan  layanan
kesehatan misalnya lebih dominan disediakan oleh pihak swasta sebagai suatu bentuk jasa  ekonomis,  pemerintah  hanya  mengatur  standar  layanan  kesehatan  dan  secara
terbatas menentukan subsidi bagi golongan masyarakat tertentu yang dianggap rentan secara ekonomi. Setiap negara memiliki perbedaan dalam menggolongkan aspek apa
saja yang termasuk dalam layanan publik yang menjadi tanggung jawab negara
2
. Di  Negara  seperti  Indonesia,  kesehatan  masyarakat  merupakan  salah  satu
tanggung jawab pokok Negara. Tugas Negara menyediakan layanan kesehatan secara adil  dan  dapat  diakses  oleh  seluruh  lapisan  masyarakat  dengan  kualitas  yang
mencukupi.  Pemerintah  telah  berusaha  menyediakan  berbagai  bentuk  layanan kesehatan bagi masyarakat dan secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas
pelayanan  kesehatan  tersebut  sehingga  dapat  dinikmati  oleh  masyarakat  Indonesia. Penyediaan  pelayanan  kesehatan  adalah  salah  satu  tugas  pokok  Negara  seperti
dinyatakan dalam Undang-Undang bahwa;
2
Edy  Suharto  Ph.D,  Kebijakan  Publik,  Makalah  dipresentasikan  dalam  Diklat  Jabatan  Fungsional Pekerja Sosial Tingkat Ahli, Jenjang Madya, BBPPKS, Lembang November 2006, STKS Bandung
“bahwa  pelayanan  kesehatan  merupakan  hak  setiap  warga  orang  yang dijamin  dalam  Undang-Undang  Dasar  Republik  Indonesia  Tahun  1945  yang
harus  diwujudkan  dengan  upaya  peningkatan  derajat  kesehatan  masyarakat setinggi-tingginya.
3
Dari  pernyataan  diatas  dapat  diketahui  bahwa  pelayanan  kesehatan  selalu menjadi  agenda  penting  Negara  dalam  setiap  pengambilan  kebijakannya.  Rumah
Sakit adalah salah satu wujud layanan kesehatan yang paling penting dalam program layanan  kesehatan  masyarakat.  Bahkan  sebenarnya  dapat  dikatakan  bahwa  Rumah
Sakit  adalah  ujung  tombak  pelayanan  kesehatan  nasional.  Berdasarkan  pelayanan Rumah Sakit, rakyat seringkali  menilai keberhasilan Pemerintah dalam  menjalankan
fungsinya  untuk  menjamin  kesehatan  rakyat  sebagai  warga  Negara.  Rumah  Sakit menurut definisi Undang-Undang adalah;
‘bahwa Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan  karakteristik  tersendiri  yang  dipengaruhi  oleh  perkembangan  ilmu
pengetahuan  kesehatan,  kemajuan  teknologi,  dan  kehidupan  sosial  ekonomi masyarakat  yang  harus  tetap  mampu  meningkatkan  pelayanan  yang  lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat  agar terwujud  derajat kesehatan  yang setinggi-tingginya;
4
3
Kata  bercetak  miring  merupakan  kutipan  langsung  pernyataan  dalam  Dokumen  Undang-Undang Kesehatan  no  442009,  dikutip  dari
http:www.litbang.depkes.go.iddownloadregulasiUU- BaruUU20No.4420Tahun20200920Tentang20Rumah20Sakit1.UU44-09-RS.pdf
, akses
tanggal 29-1-2011
4
Ibid hal 1
Rumah  Sakit  adalah  merupakan  suatu  unit  usaha  jasa  yang  memberikan  jasa pelayanan  di  bidang  medis  klinis.  Pengelolaan  unit  usaha  rumah  sakit  memiliki
keunikan tersendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga memiliki misi  sosial  terutama  yang  dikelola  atau  kepemilikan  oleh  pemerintah,  Rumah  Sakit
Pemerintah  dituntut  untuk  memberikan  pelayanan  yang  memuaskan  kepada  pasien. Upaya-upaya perbaikan mutu layanan dan kinerja rumah sakit umumnya dimulai dari
perawat,  dokter,  staf  medik  ,  non  medik  dan  jajaran  menejemen    melalui  berbagai bentuk  kegiatan  seperti  gugus  kendali  mutu,  penerapan  standar  pelayanan  sesuai
standar  akreditasi  rumah  sakit  dan  penerapan  sistem  manajemen  mutu  ISO  9001  : 2000.
Berdasarkan  pemikiran  tersebut  di  atas  maka  dapat  dikatakan  sangat  penting untuk  secara  berkala  melakukan  penilaian  dan  evaluasi  terhadap  layanan  Rumah
Sakit  baik  secara  itu  berupa  evaluasi  terhadap  keseluruhan  mutu  layanan  maupun berbagai  aspek  layanan  yang  terpisah  namun  merupakan  bagian  integral  dari
pelayanan  Rumah  Sakit  yang  nantinya  juga  akan  dinilai  oleh  masyarakat  yang seringkali  diposisikan  sebagai  konsumen  layanan  kesehatan.  Penelitian  ini  hendak
memberikan sumbangan evaluasi pada pelayanan Rumah Sakit dari jenis yang kedua, yaitu  salah  satu  aspek  pelayanan  yang  dianggap  penting  oleh  masyarakat  yaitu
pelayanan rawat jalan. Rawat jalan adalah salah satu layanan yang disediakan oleh Rumah sakit untuk
berbagai  kasus-kasus  permasalahan  kesehatan  ringan  yang  tidak  atau  belum diputuskan  secara  medis  untuk  membutuhkan  perawatan  intensif  seperti  rawat  inap.
Dengan asumsi  ini, pelayanan ada unit rawat jalan biasanya dinikmati oleh sebagian besar  masyarakat  bila  dibandingkan  dengan  unit-unit  lain  di  Rumah  Sakit.  Para
petugas  yang  terdiri  dari  paramedis  seperti  dokter  dan  perawat  sampai  perugas informasi  dan  penerimaanpendataan  pasien  harus  berhadapan  dengan  ratusan  atau
bahkan ribuan orang setiap harinya yang membutuhkan pelayanan rawat jalan dengan segera.  Dalam  situasi  semacam  ini  mutu  pelayanan  sangat  ditentukan  oleh  berbagai
hal  seperti  ketepatan,  kecermatan  dan  kecepatan  layanan  sampai  hal-hal  yang langsung menyentuh psikologi pasien atau calon pasien psikologis seperti keramahan
dan kejelasan pelayanan. Penelitian  ini  menawarkan  cara  evaluasi  pelayanan  kesehatan  yang  berbeda
denga lebih menitik beratkan pada persepsi konsumen atau masyarakat terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang RSSA berdasarkan
pengalaman subjektif pasien, selain itu cara penelitian ini juga menggunakan metode yang unik yaitu dengan berusaha memahami simbol-simbol yang tercipta dari benak
para  pengguna  jasa  atau  konsumen  rawat  jalan  di  RSSA  lewat  teori  interaksionisme simbolik.  Peneliti  percaya  bahwa  dalam  proses  pelayanan  adalah  proses  hubungan
antar  manusia  sehingga  proses  interaksi  antar  manusia  tersebutlah  yang  memegang peranan  penting  dalam  penentuan  kepuasaan  terhadap  layanan  bukan  pada  profil
semu bangunan atau nama besar institusi RSSA. Bagi konsumen, setelah melakukan interaksi  maka  secara  sosiologis  mereka  akan  mendefinisikan  layanan  dengan
sederhana  berbasis  pada  pengalaman  yang  mereka  dapatkan  yaitu  pengalaman berinteraksi  dengan  persona-persona  individu  yang  mewakili  institusi  RSSA  baik
karyawan,  tenaga  medis,  keamanan  maupun  individu  lain  yang  secara  langsung maupun tidak berada dan terkait dengan lingkungan Rumah Sakit.
Kepuasan  pelanggan  merupakan  kunci  sukses  memenangkan  persaingan.  Hal ini  tentu  saja  tidak  mudah  bagi  pengelola  rumah  sakit,  mengingat  pelayanan  yang
diberikan  juga  menyangkut  hidup  para  pasienpelanggannya.  Bila  terjadi ketidaksesuaian  atau  kesalahan  dalam  melaksanakan  tindakan  medis  maka
dampaknya  tidak  main-main,  sakit  yang  bertambah  parah,  cacat  tetap  atau  bahkan sampai  pada  kematian.  Kepuasan  pelanggan  tidak  hanya  ditentukan  oleh  tindakan
medis,  ada  banyak  dimensi  mutu  lain  yang  mempengaruhi  kepuasan  pelanggan seperti:  layanan  administratif,  keramahan-tamahan  dan  ketanggapan  para  staf  medis
dan  non  medis,  kemudahan,  kecepatan    ketepatan  waktu  layanan,  dan  lain-lain. Banyaknya  dimensi  mutu  rumah  sakit  yang  perlu  diperhatikan  sehingga
penanganannya harus dilakukan dengan serius, cermat dan tepat. Mutu  layanan  merupakan  faktor  penting  yang  dapat  membentuk  kepercayaan
pelangganpasien  kepada  rumah  sakit  sehingga  tercipta  loyalitas  mereka.  Saat  ini masyarakat  Indonesia  kurang  percaya  terhadap  mutu  layanan  rumah  sakit-  rumah
sakit  di  Indonesia.  Mereka  yang  berpenghasilan  menengah  keatas  lebih  memilih menjalankan  perawatanpengobatan  diluar  negeri  ketimbang  didalam  negeri.
Kelengkapan  peralatan  kedokteran,  kompetensi  dan  kecepat-tanggapan  staf  medis maupun non medis, kontinuitas pelayanan, sistem pelayanan yang bagus, dan jaminan
mutu yang diberikan  merupakan alasan kuat  mengapa  masyarakat kita  lebih percaya kredibilitas rumah sakit di luar negeri dan menjadikannya pilihan.
Kurangnya  kegiatan  public  relations  yang  memberikan  informasi  mengenai keunggulan  rumah  sakit  disini  ikut  mendorong  pasien  untuk  berobat  ke  luar  negeri.
Namun faktor penyebab yang lebih signifikan adalah masih banyak rumah sakit yang belum  costumer  oriented  belum  memberikan  kemudahan  akses  pelayanan  bagi  para
pasiennya  dan  mutu  pelayanan  yang  masih  buruk  dokter  yang  sering  datang terlambat,  pasien  harus  menunggu  lama  untuk  mendapatkan  pelayanan  dan
perawatan,  kurang  responsifnya  para  staf  medis  dan  non  medis  terhadap  kebutuhan pasien, dan lain-lain.
Rumah Sakit kita perlu  menerapkan sistem  manajemen  yang  berorientasi pada kepuasan  pelanggan.  Untuk  itu  rumah  sakit  di  Indonesia  harus  menciptakan  kinerja
yang  unggul.  Kinerja  yang  unggul  atau  Performance  Excellence  merupakan  salah satu faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap organisasi untuk memenangkan
persaingan  global,  begitu  juga  oleh  perusahaan  penyedia  jasa  pelayanan  kesehatan. Banyak  cara  yang  dapat  dilakukan  oleh  para  pengelola  rumah  sakit  untuk
menciptakan  kinerja  yang  unggul  diantaranya  melalui  mekanisme  pengelolaan  mutu dan pemberian pelayanan yang bagus serta tindakan medis yang akurat tentunya.
Mutu  layanan  Rumah  Sakit  Umum  domestik  dewasa  ini  masih  dinilai  rendah yang  disebabkan  oleh  karena  apa  yang  diberikan  masih  jauh  dari  harapan  dan
keinginan  masyarakat  pengguna  jasanya,  dimana  hal  tersebut  dipengaruhi  oleh dimensi  keterbatasan  sumber  daya  baik  sumber  daya  finansial  dan  non  finansial,
Untuk itu agar masyarakat yang punya duit tidak berobat keluar negeri, maka Rumah Sakit  Umum  di  Indonesia  harus  menciptakan  kinerja  yang  unggul  dalam
meningkatkan  kualitas  layanan,  juga  dengan  seiring  perubahan  kelembagaan  rumah sakit  sebagai  Badan  Layanan  Umum  Daerah  yang  mana  juga  dituntut  untuk
memberikan pelayanan prima dan mempunyai nilai tambah dalam layanannya dengan prinsip efisiensi dan produktifitas. Banyak cara yang dapat dilakukan para pengelola
rumah sakit untuk menciptakan kinerja  yang unggul diantaranya  melalui  mekanisme pengelolaan  mutu  dan  pemberian  pelayanan  yang  berorientasi  pada  harapan
pelanggan, meskipun tuntutan tersebut akan membutuhkan dana investasi yang tidak sedikit. Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun
operasional  sangat  dipengaruhi  oleh  berbagai  tuntutan  dari  lingkungan,  yaitu lingkungan  eksternal  dan  internal.  Tuntutan  eksternal  antara  lain  adalah  dari  para
stakeholder bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,  dan  biaya  pelayanan  kesehatan  terkendali  sehingga  akan  berujung  pada
kepuasan pasien. Tuntutan dari pihak internal antara lain adalah pengendalian biaya. Pengendalian  biaya  merupakan  masalah  yang  kompleks  karena  dipengaruhi  oleh
berbagai  pihak  yaitu  mekanisme  pasar,  perilaku  ekonomis,  sumber  daya  profesional dan  yang  tidak  kalah  penting  adalah  perkembangan  teknologi,  tidak  terkecuali  juga
Rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah  tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan  tersebut.  Dipandang  dari  segmentasi  kelompok  masyarakat,  secara  umum
rumah  sakit  pemerintah  merupakan  layanan  jasa  yang  menyediakan  untuk  kalangan menengah ke bawah, sedangkan biaya kesehatan cenderung terus meningkat.
Rumah  sakit  dituntut  mengatasi  sendiri  masalah  tersebut  tanpa  menurunkan kualitas  layanan  dan  bahkan  sebaliknya  harus  terus  menerus  meningkatkan  kualitas
layanannya,  dan  hal  tersebut  menyebabkan  fenomena  tersendiri  bagi  rumah  sakit pemerintah.  Fenomena  tersebut  telah  dirasakan  oleh  Rumah  Sakit  Umum  yang
dimiliki baik oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kota maupun Kabupaten. Sebagai  contoh    Jawa  Timur  terdapat  lima  Rumah  Sakit  dibawah  kepemilikan
Pemerintah  Provinsi,  yaitu  RSU  Dr.  Sutomo  Surabaya,  RSU  Dr.  Saiful  Anwar Malang,  RSU  Dr. Sudono Madiun RSU, RSU Haji Surabaya dan , RSU Jiwa  Menur
Surabaya. RSU Dr. Saiful Anwar Malang merupakan rumah sakit tipe A Pendidikan yang
terakreditasi  penuh  16  jenis  pelayanan  dan  telah  bersertifikat  ISO  19001:  2008 Corporate  dengan  status  kepemilikan  Pemerintah  Provinsi  Jawa  Timur,  memiliki
berbagai unit pelayanan yang lengkap dan menjadi Rumah Sakit rujukan bagi Rumah Sakit    tipe  B  dan  tipe  C  yang  meliputi  sepuluh  wilayah  kota    kabupaten    Kota
Kabupaten  Malang,  Kota  Batu,  Kota    Kabupaten  Pasuruan,  KotaKabupaten Probolinggo,  Kabupaten  Lumajang  dan  Kota    Kabupaten  Blitar    dengan  jumlah
cakupan penduduk yang dilayani kurang lebih 10 juta   jiwa. Dalam  melakukan  upaya  peningkatan  kualitas  pelayanan  publik,  RSU  Dr.
Saiful  Anwar  berpedoman  pada  Peraturan  Daerah  Provini    Jawa  Timur  Nomor  11 Tahun  2005  Tentang  Pelayanan  Publik  di  Provinsi  Jawa  Timur  yang
diimplementasikan dalam  bentuk program   kegiatan penyusunan standar pelayanan, perbaikan  performance  dan  etos  kerja,  perbaikan  penampilan  tempat  layanan,
peningkatan kebersihan
lingkungan RS,
peningkatan sarana
prasarana, penyempurnaan  SOP,  peningkatan  keamanan  dan  ketertiban  RS,  melakukan
pengukuran  Indeks  Kepuasan  Masyarakat  IKM  diseluruh  unit  pelayanan  secara kontinyu  serta  pembentukan  Tim  Penyelesaian  Pengaduan  Masyarakat  TPPM.
Selain  itu  pula  melaksanakan  penerapan  system  manajemen  mutu  ISO  9001:  2008 dan standar akreditasi 16  enam belas  pelayanan rumah sakit.
Kegiatan  evaluasi  pelayanan  di  seluruh  unit  pelayanan  RSU  Dr.  Saiful  Anwar Malang  dilakukan  setiap  bulan  dengan  cara  penyebaran  angket,  penyediaan  kotak
saranpengaduan,  teleponSMS,  serta  complain  centre,  kemudian  dibuat  rekapan Indeks  Kepuasan  Masyarakat  IKM  yang  secara  periodik  setiap  bulan  diumpan
balikkan  ke  masing-masing  unit  kerja  dan  setiap  tiga  bulan  dilaporkan  kepada Gubernur  Jawa  Timur
5
.  Data  terakhir  menunjukkkan  bahwa  pada  tahun  2007 diperoleh  rata  rata  IKM  sebesar  75,79  sedangkan  pada  tahun  2008  rata-rata  IKM
77,28. Sepintas memang ada peningkatan nilai IKM, namun dari hasil rekapan saran maupun  keluhan  masyarakat  yang  dikelola  oleh  Tim  Penyelesaian  Pengaduan
Masyarakat diketahui sesungguhnya  masih banyak terdapat keluhan, pengaduan atau complain  dari  para  pengguna  jasa  Rumah  Sakit    terutama  di  instalasi  rawat  inap,
rawat jalan  serta rawat darurat yang merupakan pelayanan utama rumah sakit antara lain  dari  aspek  pelayanan  petugas,  keramahan  petugas,  diskriminasi  pelayanan  pada
peserta Askes, Jamkesmas, sarana prasarana, keamanan, kebersihan dan kedisiplinan. Meskipun  pihak  manajemen  RSU  Dr.  Saiful  Anwar  Malang  telah  melakukan
berbagai    upaya  dalam  peningkatan  kualitas  layanan  dengan  berpedoman  pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005, akan tetapi beberapa
5
Data internal RS Dr Saiful Anwar Malang
penelitian  atau  hasil  evaluasi  baik  yang  dilakukan  oleh  pihak  luar  atau  dari  system evaluasi berkala yang dilakukan oleh pihak rumah sakit sendiri menunjukkan bahwa,
kenyataannya persepsi pelanggan atas layanan nyata yang mereka terima masih jauh dengan layanan yang diharapkan atau diinginkan,  yang berarti layanan di rumah sakit
masih belum memberikan kepuasan bagi masyarakat pelanggannya. Penelitian  atau  hasil  evaluasi  yang  ada  berkaitan  dengan  mutu  layanan  RS  Dr
Saiful  Anwar  Malang  selama  ini  kebanyakan  dilakukan  dengan  pendekatan  makro, yang  asumsinya  didasarkan  pada  pendapat  umum  lewat  hasil  survey  atau  surat
keluhan  maupun kritik  yang diisi atau ditulis oleh pasien dalam kotak keluhansaran atau  laporan  yang  didapatkan  dari  tempat  pengaduan  layanan  yang  disediakan  di
Rumah  Sakit  Saiful  Anwar.  Penelitian  ini  memiliki  fokus  yang  berbeda  dari  model evaluasi  yang  biasanya  dilakukan.  Fokus  penelitian  ini  adalah  pendapat  invidual
dengan  pendekatan  mikro;  interaksionisme  simbolik.  Melalui  pendekatan  semacam ini  diharapkan  akan  didapatkan  hasil  yang  lebih  mendalam  dari  opini  atau  penilaian
pasien dan keluarga pasien tentang kualitas layanan kesehatan di RS Dr Saiful Anwar Malang.
Berbagai  upaya  perbaikan  layanan  dan  fasilitas  public,  terutama  dalam  hal  ini layanan  kesehatan  berjalan  seiring  dengan  adanya  perubahan  paradigma  pelayanan
publik,  dimana  pada  era  manajemen  tradisional  menempatkan  pelanggan  sebagai klien  sehingga  posisinya  sangat  powerless,  sedangkan  manajemen  modern
memposisikan  pelanggan  sebagai  customer  dan  citizens  yang    berarti    sekarang pelanggan  diletakkan  pada  posisi  yang  memiliki  nilai  tawar  dan  penentu  dalam
eksistensi  penyelenggaraan  pelayanan  publik.  Setiap  kebijakan  yang  diambil  oleh pihak  Rumah  sakit  dalam  perspektif  ini  selalu  diarahkan  untuk  meningkatkan  mutu
layanan pada para konsumen atau masyarakat secara umum. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul sebagai
berikut:
Persepsi  Pasien  dan  Keluarganya  terhadap  Pelayanan  Rawat  Jalan  di RSUD Dr Saiful Anwar Malang
1.2 Rumusan Masalah