Nilai Eigen dan Vektor Eigen Definisi. Anggap A adalah suatu matriks n × n. Skalar

37 37 65 -1 2 34 -3 -5 2 -11 2 -40 14 19 20 -27 -28 -30 -9 -27 -51                       Jika terdapat lebih dari dua kelompok data, maka dapat dibentuk sebuah matriks X dimana kolom-kolomnya memperlihatkan simpangan dari rata-rata untuk setiap kelompok dan kemudian membentuk sebuah matriks kovariansi S dengan menetapkan 1 -1 S n  T X X Matriks kovariansi untuk ketiga kelompok data nilai matematika adalah 37 37 65 1 2 34 37 1 3 11 14 27 9 3 5 2 1 37 2 5 2 19 28 27 11 2 40 6 65 34 2 10 20 30 51 14 19 20 27 28 30 9 27 51 S                                                      417, 7 4375,5 725, 7 437, 5 546, 0 830, 0 725, 7 830, 0 1814,3            Entri-entri diagonal matriks S adalah variansi untuk ketiga kelompok nilai dan entri- entri di luar diagonal adalah kovariansi-kovariansi.

2.1.3 Nilai Eigen dan Vektor Eigen Definisi. Anggap A adalah suatu matriks n × n. Skalar

 disebut sebagai suatu nilai eigen atau nilai karakteristik dari A jika terdapat suatu vektor tak nol x, sehingga Ax = x. Vektor x disebut vektor eigen dari A yang berasosiasi dengan  Horn and Johnson, 1985. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui lebih jelas mengenai nilai eigen dan vektor eigen, perhatikan contoh 2.1.3 berikut. Contoh 2.1.3 Misalkan 3 2 -1 dan 3 -2 3 A               x . Karena 3 2 -1 3 -1 -3 -3 3 -2 3 -9 3 A                             x x , dari penyelesaian contoh soal di atas terlihat bahwa  = -3 adalah nilai eigen dari A dan x = -1 3       merupakan vektor eigen yang berasosiasi dengan  = -3. Hasil Kali dan Jumlah Nilai Eigen Jika p  adalah polinom karakteristik dari matriks A yang berorde n × n, maka 11 12 1 21 12 2 1 2 det n n n n nn a a a a a a p A I a a a              2.5 Dengan menguraikan determinan sepanjang kolom pertama, diperoleh 1 11 11 1 1 1 det - - det -1 det n i i i i A I a M a M        di mana minor-minor M i1 , i = 2, . . ., n tidak mengandung kedua elemen diagonal ii a   . Dengan menguraikan detM 11 dengan cara yang sama, dapat disimpulkan bahwa 11 22 ... nn a a a       2.6 adalah satu-satunya suku dalam ekspansi det A I   yang menyebabkan suatu hasil kali lebih dari n – 2 elemen diagonal. Jika persamaan 2.7 diuraikan, maka koefisien dari  n akan menjadi -1 n . Jadi, koefisien utama dari p  adalah -1 n dan dengan demikian jika  1 , . . .,  n adalah nilai-nilai eigen dari A, maka 1 2 1 ... n n p             2.7 untuk menghitung nilai eigen dan vektor eigen, nilai p  harus sama dengan 0, sehingga diperoleh Universitas Sumatera Utara 1 2 ... n p            Dari persamaan 2.5 dan 2.7 maka diperoleh 1 2 . det n p A       Dari persamaan 2.6, juga diperoleh 1 n ii i a   sebagai koefisien dari -  n – 1 . Jika dengan persamaan 2.7 1 n i i    . Dengan demikian, maka 1 n i i    = 1 n ii i a   Jumlah elemen diagonal dari A dinamakan trace dari A, dan dilambangkan dengan trA, catatan bahwa trA + B = trA + trB Horn and Johnson, 1985. Contoh 2.1.3.1 Jika 3 2 3 2 A         maka detA = -6 – 6 = -12 dan trA = -3 + 2 = -1 Polinom karakteristik dari A diberikan oleh persamaan 2 3 2 12 3 2           dan sebagai akibatnya nilai-nilai eigen dari A adalah -4 dan 3. Dapat ditinjau bahwa  1 +  2 = -1 = trA dan  1 .  2 = -12 = detA. Dalam penelitian ini digunakan nilai eigen dan vektor eigen. Fungsi nilai eigen pada penelitian ini yakni karena trace = jumlah nilai eigen = jumlah elemen diagonal akan digunakan untuk menentukan nilai fungsi objektif yang berupa skalar bukan dalam bentuk matriks. Vektor eigen digunakan untuk mengetahui kombinasi linier matriks L dan R yang merupakan matriks transformasi kiri dan kanan oleh ADL2-D. Matriks L dan R selanjutnya akan digunakan untuk menentukan matriks sebaran dalam kelas jika L atau R tetap dan matiks sebaran antar kelas jika L atau R tetap , , , R L R L w w b b S S S S . Matriks L dan R tersebut kemudian akan digunakan untuk menghitung transformasi bilinier sehingga diperoleh perbedaan antar kelas dan hasil klasifikasi yang baik. Universitas Sumatera Utara

2.2 Analisis Diskriminan Linier ADL