Novi Maulida : Nihon Go No Boin, 2009.
BAB III CARA PENGUCAPAN BUNYI
3.1 Cara Pengucapan Bunyi Vokal boin
Bunyi vokal termasuk yuuseion bunyi yang bersuara yaitu bunyi yang dihasilkan disertai getaran pita suara. Vokal dapat dibagi-bagi berdasarkan posisi atau
letak lidah, besar atau kecilnya membuka mulut pada waktu mengucapakannya dan sebagainya Iwabuchi, 1989; 262.
Namun Ishida Toshiko menyebutkan bahwa pembentukan bunyi-bunyi vokal ditentukan oleh empat faktor seperti berikut Ishida, 1991; 58.
a. bentuk bibir
b. pembukaan rahang
c. gerakan-gerakan lidah
d. peranan rongga
Berdasarkan pada hal-hal tersebut, maka cara pengucapan vokal-vokal didalam bahasa Jepang adalah:
[a] vokal [a] diucapkan dengan cara membuka mulutcukup besar lebih
besar dari pada waktu mengucapkan vokal-vokal lainnya, tetapi bentuk bibir tidak bulat melainkan dalam keadaan rata atau datar heishin boin. Pada waktu
mengucapkan vokal [a] lidah bagian belakang dinaikkan okujita boin sehingga posisinya lebih tinggi dari pada lidah bagian tengah dan lidah bagian depan. Ujung
lidah menempel pada sekitar gusi bagian belakang gigi bawah. Contohnya diucapkan seperti a pada “aku”.
Novi Maulida : Nihon Go No Boin, 2009.
[i] vokal [i] diucapkan dengan cara membuka mulut sedikit. Keadaan
bibir pada waktu mengucapkan vokal [i] agak merentang kesamping kiri dan kanan sehingga keadaannya menjadi rata atau datar agak lebar heishin boin. Dengan
demikian, bentuk bibir pada waktu mengucapkan vokal [i] tidak bulat. Pada waktu mengucapkan vokal [i] lidah bagian depan naik hampir mendekati langit-langit keras
maejita boin dan ujung lidah turun hingga menempel pada bagian gigi bawah bagian belakang. Contohnya diucapkan seperti i pada “ikan”.
[µ] vokal [µ] diucapkan dengan cara membuka mulut sedidkit, sama
besarnya pada waktu mengucapkan vokal [i] heishin boin. Tetapi pada waktu mengucapkan vokal [µ] bibir dalam keadaan normal tidak direntangkan kesamping
kiri atau kanan, tidak seprti pada waktu mengucapkan vokal [i]. Didalam bahasa Indonesia vokal [u] diucapkan dengan kedua bibir agak maju kedepan dan sedikit
membundar Dekdikbud, 1988; 46. Tetapi vokal [µ] dalam bahasa Jepang tidak diucapkan dengan cara memajukan bibir kedepan dan tidak membulatkannya. Pada
waktu mengucapkan vokal [µ] lidah bagian belakang dinaikkan keatas langit-langit lunak okujita boin. Tetapi dalam kondisi tertentu yaitu apabila vokal ini mengikuti
konsonan-konsonan [s], [tsµ], dan [z] seperti pada solabel su, tsu, dan zu, bagian lidah yang tidak naik adalah lidah bagian tengah nakajita boin. Oleh sebab itu,
dalam keadaan seprti ini lambang bunyinya menjadi [µ]. Contohnya seperti u pada “udang” tetapi tanpa memoncongkan mulut.
[e] vokal [e] diucapkan dengan cara membuka mulut cukup besar, lebih
kecil dari pada waktu mengucapkan vokal [a] tetapi lebih besar dari pada waktu mengucapkan vokal [i] atau [µ]. Sama dengan vokal-vokal yang disebutkan diatas,
vokal [e] termasuk heishin boin yang dibentuk dengan cara sedikit membentangkan
Novi Maulida : Nihon Go No Boin, 2009.
bibir kesamping kiri dan kanan, hampir sama pada waktu mengucapkan vokal [i].
Pada waktu mengucapkan vokal [e] lidah bagian depan agak dinaikkan maejita boin.
Contohnya diucapakan seperti e pada “enak”.
[o] vokal [o] diucapkan dengan cara membuka mulut sama besarnya pada
waktu mengucapkan vokal [e]. Vokal [o] termasuk enshin boin yaitu vokal yang diucapkan dengan cara membentuk bibir agak bulat. Vokal [o] diucapkan dengan cara
menaikkan lidah bagian belakang okujita boin kearah langit-langit lunak. Contohnya diucapkan seperti o pada “toko”.
3.2 Cara Pengucapan Bunyi Semi Vokal Hanboin