dihindarkan dari orang yang tidak berwenang menanganinya. Demikian juga untuk catatan-catatan biaya dan piutang harus dihindarkan dari orang
yang mempunyai tanggung jawab pada catatan di atas. Formulir-formulir yang sangat penting untuk pekerjaan akuntansi dan pengawasan harus disimpan
secara baik pula. Tujuan fisik mempunyai tujuan menghindari dari kesalahan dan ketidakberesan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
e. Perbandingan secara periodik Perbandingan adalah suatu alat untuk pengawasan. Manajemen harus
mengadakan perbandingan secara periodik dengan bukti yang harus tentang adanya penilaian bahwa transaksi telah dicatat. Akuntansi intern dapat
melaksanakan pekerjaan ini. Perbandingan secara periodik dapat meliputi perbandingan fisik saldo kas, dan Rekonsiliasi Bank, perhitungan fisik
berharga, konfirmasi saldo piutang dan hutang dan teknik-teknik lainnya yang dilakukan untuk menentukan apakah catatan akuntansi sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
3. Unsur-Unsur Sistem Pengawasan Intern
Unsur struktur internal control pada dasarnya adalah bagian-bagian yang dibentuk untuk mencapai tujuan pengwasan intern intern control yaitu menjaga
kekayaan, menjamin ketelitian keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi 2001: 70 unsur sistem internal control terdiri dari lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, prosedur pengendalian.
1. Lingkungan pengendalian.
Lingkugan pengendalian harus mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan pengelola perusahaan mengenai pentingnya
internal control yang harus diterapkan dalam perusahaannya. Dalam
Universitas Sumatera Utara
hal ini manajemen harus menetapkan suatu perencanaan yang matang tentang kebijakan dan prosedur yang harus dilaksanakan
dalam melaksanakan transaksi. a.
Falsafah manajemen dan gaya operasinya. b.
Struktur organisasi satuan usaha. c.
Berfungsinya dewan komisaris dan komite-komite yang dibentuk.
d. Metode pemberian wewenang dan bertanggung jawab.
e. Metode pengendalian manajemen dalam memantau dan
menindak lanjuti kinerja, termasuk audit intern. f.
Kebijakan dan praktek personalia. g.
Berbagai faktor intern yang mempengaruhi operasi dan praktek satuan usaha, seperti pemeriksaan yang dilakukan oleh badan
legislative dan lembaga pemerintah.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan suatu
kesatuan usaha serta penyelenggaraan pertanggung jawaban kekayaan dan hutang satu kesatuan usaha tersebut. Sistem akuntansi
yang efektif dapat memberikan jaminan yang memadai bahwa :
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
b. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci
sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk melaporkan keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi dengan cara memungkinkan
pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan. d.
Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang semestinya.
e. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. 3.
Prosedur pengendalian. Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai
tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa tujuan tertentu suatu usaha akan dicapai. Prosedur pengendalian mempunyai beberapa tujuan yang diterapkan
pada berbagai tingkatan beberapa tujuan yang diterapkan pada berbagai tingkatan organisasi dn pemrosesan data. Prosedur
pengendalian dapat juga diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi. Secara umum
prosedur pengendalian dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.
b. Pemisahan fungsi yang dapat melakukan dan sekaligus
menutupi kekeliruan atau ketidakberesan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
c. Perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa.
d. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva
perusahaan dan catatan, misalnya penetapan fasilitas yang dilindungi dan otorisasi untuk akses terprogram dan arsip data
komputer.
e. Pengecekan secara independent atas pelaksanaan dan penilaian
yang semestinya atas jumlah yang dicatat. Misalnya mengecek atas pekerjaan klerikal, rekonsiliasi, pembandingan aktiva yang
ada dengan pertanggungjawaban yang tercatat, pengawasan dengan menggunakan program komputer dan lain-lain.
Sistem pengawasan intern merupakan suatu sistem pengendalian yang terdiri dari berbagai unsur yaitu meliputi struktur organisasi, semua metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi dan catatan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Menurut Mulyadi dan Puradiredja 2003: 171 memberikan suatu defenisi
mengenai sistem pengawasan intern yaitu : Sistem pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang tiga
golongan tujuan berikut ini :
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektifitas dan efisiensi operasi.
Sedangkan menurut Hall 2001: 150 sistem internal kontrol merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan organisasi untuk mencapai
empat tujuan utama, yaitu : 1.
Untuk menjaga aktiva perusahaan. 2.
Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi.
3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.
4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur
yang telah ditetapkan manajemen
Universitas Sumatera Utara
Dari konsep di atas terdapat beberapa asumsi yang mengarah pada sistem pengawasan intern yaitu :
a. Tanggung jawab manajemen yang membentuk dan memelihara suatu sistem
internal control b.
Kepastian yang masuk akal harus memberikan kepastian dimana tempat keempat tujuan internal control diatas dapat dipenuhi
c. Metode pemerosesan data harus mencapai tujuan sistem internal control tanpa
memperhitungkan metode pemerosesan data yang digunakan namun harus bervariasi sejalan dengan teknologi yang sedang berkembang.
d. Keterbatasan didalam sistem internal control memiliki efektivitas yang
terbatas dalam hal ini termasuk kemungkinan adanya kesalahan tidak ada sistem yang sempurna
Hall 2001: 155 membagi unsur sistem pengawasan intern kedalam lima komponen yaitu :
a. Lingkungan kontrol
b. Penilaian resiko
c. Informasi dan komunikasi
d. Pengawasan
e. Kegiatan kontrol
Berikut akan dijelaskan kelima komponen sistem pengawasan intern tersebut satu persatu.
1. Lingkungan control
Lingkungan control adalah pondasi dari keempat komponen internal control lainnya. Lingkungan ini menerapkan suasana organisasi dan mempengaruhi
kesadaran control dari para manajemen dan pegawainya.
Universitas Sumatera Utara
2. Penilaian resiko
Penilaian resiko harus dilakukan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur resiko-resiko yang relevan dengan pelaporan
keuangan. 3.
Informasi dan komunikasi Sistem informasi akuntansi terdiri atas catatan-catatan dan metode yang
digunakan untuk memulai, mengidentifikasi, menganalisis dan mencatat transaksi organisasi serta untuk memperhitungkan aktiva dan kewajiban terkait.
Kualitas informasi yang dihasilkan akan mempengaruhi kemampuan manajemen melakukan tindakan dan membuat keputusan yang berkaitan
dengan operasi organisasi serta untuk menyiapkan laporan keuangan yang dapat diandalkan.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah proses dimana kualitas desain control internal dan operasinya dapat dinilai. Hal ini dapat dicapai dengan prosedur yang terpisah
atau dengan kegiatan yang berkelanjutan. 5.
Kegiatan Control Kegiatan Control adalah kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk
memastikan bahwa tindakan yang benar diambil untuk menghadapi resiko organisasi yang diidentifikasi. Kegiatan-kegiatan control dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori : control computer dan control fisik.
Universitas Sumatera Utara
C. Kas 1. Pengertian Kas