Perbandingan Antara Bantalan Luncur Dan Bantalan Gelinding

2.5 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros sehingga putaran dan gerak bolak-baliknya berlangsung dengan halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya.

2.5.1 Klasifikasi bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros

- Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara porosdan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas. - Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola peluru, rol, atau rol jarum, dan rol bulat.

b. Atas Dasar Arah Beban Terhadap Poros

- Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros maupun sejajar sumbu poros. - Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

2.5.2 Perbandingan Antara Bantalan Luncur Dan Bantalan Gelinding

Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama pada Universitas Sumatera Utara beban besar memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih aman. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Karena konstruksinya yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan gelinding hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja. Adapun harganya pada umumnya lebih mahal dari pada bantalan luncur. Untuk menekan biaya pembuatan serta memudahkan pemakaian, bantalan gelinding diproduksi menurut standar dalam pelbagai ukuran dan bentuk. Keunggulan bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya pun sangat sederhana, cukup dengan gemuk, bahkan pada jenis yang memakai sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitiannya sangat tinggi, namun karena adanya gerakan elemen gelinding dalam sangkar, pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur. Berikut adalah ukuran dan spesifikasi bantalan, Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Bantalan bola alur dalam Nomor bantalan Ukuran luar Kapasitas nominal dinamis spesifik C kg Kapasitas nominal statis spesifik C kg Jenis terbuka Dua sekat Dua sekat tanpa kontak d D B R 6000 10 26 8 0,5 360 196 6001 6001ZZ 6001V V 12 28 8 0,5 400 229 6002 6002ZZ 6002V V 15 32 9 0,5 440 263 6003 6003ZZ 6003V V 17 35 10 0,5 470 296 6004 6004ZZ 6004V V 20 42 12 1 735 465 6005 6005ZZ 6005V V 25 47 12 1 790 530 6006 6006ZZ 6006V V 30 55 13 1,5 1030 740 6007 6007ZZ 6007V V 35 62 14 1,5 1250 915 6008 6008ZZ 6008V V 40 68 15 1,5 1310 1010 6009 6009ZZ 6009V V 45 75 16 1,5 1640 1320 6010 6010ZZ 6010V V 50 80 16 1,5 1710 1430 6200 6200ZZ 6200V V 10 30 9 1 400 236 6201 6201ZZ 6201V V 12 32 10 1 535 305 6202 6202ZZ 6202V V 15 35 11 1 600 360 6203 6203ZZ 6203V V 17 40 12 1 750 460 6204 6204ZZ 6204V V 20 47 14 1,5 1000 635 6205 6205ZZ 6205V V 25 52 15 1,5 1100 730 6206 6206ZZ 6206V V 30 62 16 1,5 1530 1050 6207 6207ZZ 6207V V 35 72 17 2 2010 1430 6208 6208ZZ 6208V V 40 80 18 2 2380 1650 6209 6209ZZ 6209V V 45 85 19 2 2570 1880 6210 6210ZZ 6210V V 50 90 20 2 2750 2100 6300 6300ZZ 6300V V 10 35 11 1 635 365 6301 6301ZZ 6301V V 12 37 12 1,5 760 450 C F 5 a 10 15 20 25 F a VF r X ≤ e 1 Y F a VF r X e 0,56 Y 1,26 1,49 1,64 1,76 1,85 E 0,35 0,29 0,27 0,25 0,24 Universitas Sumatera Utara 6302 6302ZZ 6302V V 15 42 13 1,5 895 545 6303 6303ZZ 6303V V 17 47 14 1,5 1070 660 6304 6304ZZ 6304V V 20 52 15 2 1250 785 6305 6305ZZ 6305V V 25 62 17 2 1610 1080 6306 6306ZZ 6306V V 30 72 19 2 2090 1440 6307 6307ZZ 6307V V 35 80 20 2,5 2620 1840 6308 6308ZZ 6308V V 40 90 23 2,5 3200 2300 6309 6309ZZ 6309V V 45 100 25 2,5 4150 3100 6310 6310ZZ 6310V V 50 110 27 3 4850 3650 Sumber: Dasar Pemilihan dan Perancangan Elemen Mesin, Sularso Kiyokatsu Suga, Hal. 143

2.6. Motor Induksi