Gambar 5. Lebar intermolar bukal dan lingual menurut Poosti dan Jalali
27
2.4 Panjang Lengkung Gigi
Thu dan Winn mengukur panjang lengkung anterior dengan menarik garis tegak lurus dari bagian depan labial insisivus sentralis sampai terhubung dengan garis
yang ditarik dari titik terdalam fisur kedua premolar permanen pertama Gambar 6.
28
Gambar 6. Pengukuran panjang lengkung rahang maksila menurut Thu dan Winn
28
Universitas Sumatera Utara
Menurut Raberin, panjang lengkung gigi adalah jarak yang diukur dalam arah sagital yang dikategorikan atas
9
: 1. L31 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus
terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri dan kanan kedalaman kaninus.
2. L61 yaitu jarak yang diukur dari pertengaham insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesiobuka l molar pertama
permanen kiri dan kanan kedalaman molar pertama. 3. L71 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus
terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol distobukal molar kedua permanen kiri dan kanan kedalaman molar kedua.
Menurut Poosti dan Jalali, panjang lengkung gigi diukur dari garis tegak lurus titik kontak antara gigi insisivus sentral permanen ke garis yang menghubungkan
permukaan distal gigi molar pertama permanen Gambar 7.
27
Gambar 7. Pemgukuran panjang lengkung gigi menurut Poosti dan Jalali
27
Menurut Nojima, panjang lengkung gigi rahang bawah dapat diukur dari kedalaman kaninus jarak terpendek dari garis yang menghubungkan titik puncak
kaninus kiri dan kanan terhadap pertengahan insisivus sentralis dan kedalaman molar
Universitas Sumatera Utara
jarak tependek dari garis yang menghubungkan tonjol mesiobukal molar pertama kiri dan kanan terhadap pertengahan insisivus sentralis Gambar 8.
23-29
Gambar 8. Pengukuran panjang lengkung gigi rahang bawah menurut Nojima.
29
2.5 Suku Batak
Penduduk Indonesia termasuk dalam ras Pleomongoloid, sebutan yang diberikan oleh Von Eickstedt untuk ras Melayu. Ras Pleomongoloid ini terdiri atas
Proto-Melayu Melayu tua dan Deutro-Melayu Melayu muda yang berasal dari Yunnan di Cina Selatan.
30
Suku-suku yang termasuk Proto-Melayu adalah Batak, Gayo, Sasak dan Toraja sedangkan yang termasuk Deutro-Melayu adalah orang-
orang Aceh, Minangkabau, Sumatera Pesisir, Rejang Lebong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado Pesisir, Sunda kecil Timur, dan Melayu.
31
Antropologi Fischer berpendapat bahwa kelompok Melayu tua datang terlebih dahulu ke Nusantara dari pada kelompok Melayu muda. Kelompok Proto-Melayu
awalnya menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat yang kemudian pindah ke pedalaman karena terdesak oleh kelompok Deutro-
Melayu. Suku Batak merupakan bagian dari Ras Proto-Melayu yang menempati
Universitas Sumatera Utara
Pulau Sumatera.
30
Ciri-ciri jasmani Melayu tua pada umumnya terdapat pada bentuk kepala yaitu memiliki kepala yang panjang dolicochepalic.
31
Suku Batak termasuk bagian dari ras Proto-Melayu merupakan suku terbesar yang menempati Sumatera Utara dengan persentase 44,75, kemudian diikuti
Jawa 33,40, Nias 6,36, Melayu 5,89, Minang 2,66, Tionghoa 2,17, Aceh 0,97, dan suku lainnya 3,29.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN