59
sampah bekas konsimsi mahasiswa di lingkungan kampus. Tapi karena adanya petugas kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi
dari sampah yang di buang begitu saja oleh para mahasiswa. Menurut Eza mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada
kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Eza merasa harusnya mahasiswalah yang aktif
melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah,
diskusi, dan berorganisasi.
4.5 Interpretasi Data
Pada bab ini penulis akan menyajikan data dan menganalisisnya, analisis yang digunakan dilakukan guna memperoleh jawaban permasalahn berdasarkan data dan fakta yang terdapat di
lapangan.
4.5.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara
Kondisi lingkungan hidup di Universitas Sumatera Utara masih tergolong baik jika dibandingkan Universitas-Universitas dengan standard yang hampir sama dengan Universitas Sumatera Utara.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan yang dibuat oleh pihak Universitas yang kemudian di jalankan di tiap-tiap Fakultas. Seperti misalnya dengan adanya petugas-petugas kebersihan
yang setiap hari melakukan tugasnya menjaga kebersihan dan kerapian kampus baik secara keseluruhan atau di tingkatan fakultas-fakultas, kemudian dengan di sediakannya alat-alat
kebersihan seperti sapu, tong sampah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kebersihan.
Universitas Sumatera Utara
60
Kesemunya itu tentunya merupakan kebijakan yang telah di tetapkan oleh pihak kampus Universias Sumaera Uara.
Meskipun demikian tidak dapat di pungkiri bahwasanya walau pun sudah tersedianya fasilitas kebersihan bukan berarti menjamin bahwa kampus selalu bersih. Hal ini bisa di lihat dengan
masih adanya sampah yang berserakan di seputaran kampus. Seperti yang di ungkapkan salah seorang petugas kebersihan kampus Universitas Sumatera
Utara yaitu ibu Zannah: “memang
dek di USU ini sedah lengkapnya segala fasilitas kebersihan, Cuma terkadang adek- adek mahasiswa ini belum semua memanfaafkan fasilitas tersebut. Kayak tong sampah dek,
masih banyak mahasiswa yang buang sampah bukan di tong sampah. Jadi kan berantakan semua
nya dek”. Dari hasil wawancara di atas, kita dapat melihat bahwa penyediaan alat-alat fasilitas kebersihan
telah di sediakan oleh pihan Universitas, seperti tong sampah dan perangkat penunjang lainnya. Juga petugas-petugas kebersihan yang bekerja untuk membersihkan lingkungan kampus. Tetapi
meskipun demikian kita juga melihat bahwa penyediaan fasilititas tersebut tidak menjamin kebersihan lingkungan kampus secara keseluruhan. Karena masih dapat di temui beberapa
tempat yang belum sepenuhnya bersih. Seperti yang diungkapkan oleh informan. Hal ini bukanlah kesalahan dari pihak Universitas melaikan karena rendahnya kesadaran masyarakat
kampus akan pentingnya menjaga lingkungan.
4.5.1.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Sering kali kita dengar slogan “Kebersihan sebagian dari iman”. Sebagian orang awam pasti akan berpikir bahwa orang yang tidak menjaga kebersihan adalah orang yang tidak mempunyai
iman. Dewasa ini banyak orang yang tidak lagi peduli terhadap kebersihan, baik kebersihan
Universitas Sumatera Utara
61
tubuh, kebersihan tempat kerja, kebersihan lingkungan, dan bahkan kebersihan tempat dimana Kegiatan Belajar Mengajar KBM berlangsung. Makna bersih tidak hanya bebas dari kotoran,
tapi juga bersih dari hal-hal yang tak sepantasnya dilihat. Unmul sebagai kampus dimana lebih dari dua puluh ribu mahasiswanya menimba ilmu merupakan universitas yang besar. Dengan
jumlah mahasiswa yang banyak tidak menutup kemungkinan banyaknya pula sampah yang dihasilkan setiap hari.
Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tidak jauh berbeda dengan Fakultas-Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.
Yang mana hal ini bisa di lihat dari masih banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan kampus meskipun seperti kita ketahui bahwsanya pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
telah menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti sapu dan tempat sampah dan juga telah menyediakan petugas kebersihan. Seperti kita ketahui bersama bahwa meski sudah ada fasilitas
kebersihan tersebut tetapi nyantanya sampah masih berserakan dimana-mana. Seperti yang di ungkapkan salah satu petugas kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Masdah “
iya dek disini sebenarnya sudah lengkapnya fasilitas kebersihan yang di berikan kampus, tapi terkadang masih terlihat berantakan juga padahal kami para petugas sudah menyapunya pagi
hari tapi siang sudah kotor lagi sore juga di sapu laginya. Mungkin memang sudah kebiasaan mahasiswa ini tak pernah sadar diri untuk membuang sampah bekasnya sendiri ke tong sampah
yang sudah disediakan kampus”. Sumber: hasil Wawancara 23 September 2015
Seperti juga yang di ungkapkan oleh kak Yanti yang juga salah satu petugas kebersihan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
62
“iya sih sebenarnya masih banyak juga yang kotor padahal tiap hari sudah kakak sapu
dan pel lantainya tiap pagi dan sore tapi masih ada juga sampah seperti puntung rokok, bungkus rokok, dan sisa-sisa makanan mahasiswa disini, bahkan kadang pas kakak ngepel masih ada
juga yang lewat-
lewat padahal lantai masih basah”. Sumber: hasil wawancara 23 September 2015
Dari hasil wawancara di atas kita dapat melihat bahwa kebersihan lingkungan kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih belum sepenuhnya rapi meski
sudah tersedia fasilitas kebersihan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus. Tingkat kesadaran mahasiwa sangatlah kurang, mereka
acuh tak acuh dengan keberadaan sampah dan kebersihan lingkunganya. Padahal lingkungan yang kotor sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Krech,
Crutchfield dan Ballachey 1982 dalam Rusli Ibrahim 2001, perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.
Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain Baron Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,
keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal
manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.
4.5.1.2 Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Sebuah pertanyaan retoris apabila anda sebagai mahasiswa menjawab “Kebersihan kampus itu tanggung jawab siapa?” Seringkali kita melihat banyak mahasiswa yang tidak perduli terhadap
Universitas Sumatera Utara
63
lingkungan fakultasnya. Seringnya membuang sampah sembarangan menjadikan sebuah budaya baru yang kini berkembang di Indonesia tak terkecuali di lingkungan kampus.
Slogan kebersihan yang terpampang dimana-mana seharusnya bisa mengingatkan seluruh warga Kampus akan pentingnya kebersihan. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Seakan-akan tidak
bisa membaca, mereka cenderung untuk tidak menghiraukan himbauan-himbauan tersebut. Mirisnya lagi adalah slogan-slogan yang terpasang di tempat yang tidak strategis justru membuat
sampah karena merusak pemandangan mata. Berbeda dengan keadaan pada Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, kedadaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara jika dilihat secara sekitas lebih sedikit terawat hal itu di tandai dengan beberapa perturan-peraturan
seperti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara menerapkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok KTR. Selain itu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara juga mendirikan suatu kelompok mahasiswa pencinta lingkungan dengan nama Bank Sampah. Pihak kampus juga menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti yang ada
pada fakultas-fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Laila yang penulis lakukan terhadap petugas
kebersihan yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dapat di ambil informasi sebagai berikut:
“
Jadi beginilah dek, kalo dilihat dari keadaan kebersihan di FKM ini memang bersih dek ko lihat tapi dek masih ada juga kelakuan-kelakuan mahasiswa yaang sukak-saukanya saja
menbuang sampah sembarang, jadi cemana lagi mau di buat uda adanya semua tong sampah disitu di buat tapi taknya di buangnya di situ
.
Makanya kami disini jadi kerja ekstra keras tiap
ada sampah langsung kami bersihkan”. Sumber: hasil wawancara 24 September 2015
Universitas Sumatera Utara
64
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh petugas kebersihan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang lainnya yang bernama Ibu Rosidah:
“Seperti ini lah dekku sebernanya kalo di FKM ini memang sudah agak bersih, tap
i dek itu karna kami yang kerja mati-matian membersihakan sampah anak-anak mahasiswa ini.
Memang gak semua dek mahasiswa yang suka -sukanya membuang sampah ada juganya yang
masih sadar mau membuang sampah di tong sampah yang sudah di sediakan”. Sumber: hasil wawancara 24 September 2015
Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sama seperti
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dimana tingkat kepedulian mahasiswa masih belum bisa dikatakan tinggi. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey 1982
dalam Rusli Ibrahim 2001, perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan
reaksi seseorang terhadap orang lain Baron Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat
terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari
kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.
4.5.2 Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus Dengan Kenyamanan Belajar Mahasiswa