Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

(1)

PERAN MAHASISWA TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN

KAMPUS

(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Disusun oleh

Muhammad Johan Muchlisin Nasution

090901073

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ABSTRAK

Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar kebersihan.

Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya. Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan.


(3)

ABSTRACT

A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy environment.

The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus. To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the Faculty of Social and Political Sciences.

The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of cleanliness.

Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by providing hygiene facilities


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR……….iii

DAFTAR ISI………...viii

DAFTAR DIAGRAM……….xii

DAFTAR LAMPIRAN………...xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………...1

1.2.Perumusan Masalah………...6

1.3.Tujuan Penelitian………...6

1.4. Manfaat Penelitian………...6

1.4.1. Manfaat Teoritis………...7

1.4.2 Manfaat Praktis………7

1.5. Defenisi Konsep………..8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Perilaku Sosial………...10

2.2. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial………...12

2.3. Paradigma Defenisi Sosial……….…....15

2.4. Kepedulian Lingkungan………...………..17


(5)

2.4.2. Kepedulian Lingkungan……….18

BAB III. METODE PENELITAIAN 3.1. Jenis Penelitian………...23

3.2.Lokasi Penelitian……….24

3.3.Unit Analisis dan Informan………24

3.4.Teknik Pengumpulan Data……….25

3.5.Interpretasi Data………..26

3.6. Keterbatasan Data………..27

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara…….28

4.2. Pimpinan Universitas………..30

4.3.Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ……….31

4.3.1. Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara………..31

4.3.2. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara……….40

4.4. Profil Informan………58

4.5. Interpretasi Data………..72

4.5.1. Keadaan Kebersihan Lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara………72

4.5.1.1. Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara…..73


(6)

4.5.1.2. Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara…76 4.5.2. Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus

Dengan Kenyamanan Belajar Mahasiswa………78 4.5.3. Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan

Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………81

4.5.3.1. Kesadaran Mahasiswa dalam menjaga Kebersihan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………86

4.5.3.2. Bentuk-Bentuk Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus………..89

4.5.4. Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan

Yang Disediakan Pihak Universitas Sumatera Utara………..92 4.5.5. Komunitas Mahasiswa Pecinta Lingkungan

Di Kampus Universitas Sumatera Utara……….96

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan……….99

5.2. Saran………100

DAFTAR PUSTAKA


(7)

ABSTRAK

Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar kebersihan.

Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya. Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan.


(8)

ABSTRACT

A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy environment.

The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus. To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the Faculty of Social and Political Sciences.

The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of cleanliness.

Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by providing hygiene facilities


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampus secara harfiah adalah lapangan atau tegal. Ini di ambil dari bahasa latin yaitu “Campus” yang memilikai arti lapangan. Kemudian di terjemahkan menjadi daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung. Biasanya kampus meliputi ruang kuliah, perpustakaan, penginapan atau asrama bagi murid atau siswa, dan ada tempat untuk dijadikan taman yang digunakan sebagai tempat berdiskusi dan bersosialisasi.

Di Indonesia Kata kampusbiasanya digunakan untuk menyebut sebuah lembaga perguruan tinggi, Intitut perguruan tinggi, sekolah tinggi, Perguruan tinggi atau biasa disebut Universitas. Kata “kampus” juga telah diterapkan pada universitas Eropa, meskipun lembaga tersebut sebagian besar ditandai dengan kepemilikan bangunan individu di daerah perkotaan daripada seperti tamanrumput di mana bangunan ditempatkan. (http://infokampusonline.com/arti-kampus-dalam-istilah-dan-penerapannya.html)

Berbicara mengenai kampus tentu tidak terlepas dari kenyamanan para mahasiswa dalam melakukan berbagai macam kegiatan seperti perkuliahan, aktifitas kemahasiswaan seperti organisasi dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu tidak terslepas dari peran berbagai pihak yang terlibat dalam kampus tersebut termasuk mahasiswa.


(10)

produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses pembelajaran berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar siswa. dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah satu factor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.

Kelestarian lingkungan universitas sematera utara sangat tergantung pada kepedulian masyarakat kampus USU itu sendiri, apakah dapat menjaga dan melestarikannya atau tidak untuk masa depan calon pelajar atau justru hanya memanfaatkan segala fasilitas gedung dan yang lainnya sebagai fasilitas belajar saja. Kenyataan di lapangan memperlihatkan kondisi lingkungan kampus yang kurang tertata dengan baik. Hal itu terlihat dari kondisi beberapa fasilitas kampus yang kurang layak untuk di pergunakan seperti toilet kampus dan taman kampus.

Kampus merupakan tempat bagi para mahasiswa meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu dan sudah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa/i. Seperti yang kita ketahui kenyamanan dalam menuntut ilmu tak lepas dari faktor lingkungan yang bersih dan sehat. Maka akan terasa lebih baik bila dalam proses perkuliahan kenyamanan kita tidak terganggu oleh bau yang tidak sedap yang berasal dari toilet karena toilet bersampingan dengan ruang belajar, selain itu indera penglihatan kita akan terasa lebih nyaman bila di sekeliling kita tidak terdapat sampah yang berserakan di lantai ( sampah = kertas, tissu ) Kenyamanan dalam belajar sangat menentukan konsentrasi kita menerima pelajaran. Konsentrasi akan terganggu bila kita merasa tidak nyaman.


(11)

Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i, bukan hanya mahasiswa tapi dosen juga menginginkan hal tersebut.Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan.Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini rela tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa yang terjadi saat ini, apakah masih ada harapan untuk hidup sehat?, jika tidak diimbangi dengan perilaku yang ramah lingkungan. Sampah kertas dan plastik yang merupakan jenis sampah anorganik masih banyak berserakan di lingkungan kampus, dan akan mengganggu kenyamanan kita bersama. Lingkungan kampus harus terus dan tetap dijaga kebersihan dan keteraturannya guna menyadarkan manusia - manusia berpendidikan yang tidak ramah terhadap lingkungan hidup sehingga lingkungan idaman kita dapat terwujud dan tercipta kenyamanan dalam proses perkuliahan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan langkah yang tepat untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di kampus kita.dimulai dari diri kita sendiri selaku mahasiswa/i yang peduli terhadap lingkungan.

Lingkungan merupakan tempat di mana manusia hidup, yang mana merupakan salah satu elemen kehidupan.Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, cara berprilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Di dalam lingkungan di mana manusia hidup terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu, masyarakat.Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia yang saling berinteraksi dan mempunyai suatu tujuan tertentu.Interaksi antar individu tersebut mengakibatkan suatu hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan suatu sarana komunikasi dalam rangka membentuk suatu himpunan kemasyarakatan.Lingkungan merupakan tempat hidup manusia.Oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat tinggal menjadi senyaman mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan bagi individu yang


(12)

mendiaminya. Salah satu cara untuk menjaga kenyamanan lingkungan yaitu dengan cara mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan, baik itu kebersihan individu, kebersihan kampus maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Lingkungan yang sehat juga penting untuk tempat-tempat pendidikan seperti kampus. Terciptanya lingkungan sehat di area kampus akan memberikan suasana nyaman dan pembelajaran menjadi optimal bagi para mahasiswa. Dalam jangka panjang, lingkungan yang sehat akan menghasilkan kinerja para staf meningkat dan prestasi mahasiswa juga demikian.

Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa.Adanya gerakan sadar lingkungan harus dimulai dari masing-masing mahasiswa. Kesadaran akan berperilaku sehat akan berdampak dalam perwujudan program ini. Sehat yang dimaksudkan disini adalah sehat rohani, sehat jasmani, sehat intelektual, sehat lingkungan, dan sehat sosial.

Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat.

Oleh sebab itu peneliti tertarik apakah mahasiswa berperan aktif dalam menjaga kebersihan kampus demi kenyamanan bersama sehingga peneliti mengangkat judul : “Peran Mahasiswa Terhadap Kerbersihan Lingkungan Kampus USU”.


(13)

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting kerena langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan di cari melalui penelitian (Soehartono, 2008: 23).Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan. Maka hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian (Bungin, 2008:75). Maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat yang jelas, baik manfaat secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:


(14)

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman, serta sumbangan bagi mahasiswa hingga dapat menambah wawasan ilmiah. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang sosiologi lingkungan.

1.4.2.Mafaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. selain itu penelitian ini juga dapat memperkaya wawasan peneliti tentang lingkungan.

b. Bagi mahasiswa, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk kenyamanan bersama dalam melakukan berbagai aktifitas perkuliahan.

1.5 Defenisi Konsep

Untuk memperjelas maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan.pemberian batasan konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan seerta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (Sanafiah Faisal 1998: 107). Adapun pendefenisian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(15)

a. Peranan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan keikutsertaan mahasiswa dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

b. Kebersihan lingkungan kampus dalam penelitian ini adalah keindahan, kenyamanan, dan kerapian lingkungan tempat mahasiswa belajar dan beraktifitas di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Prilaku mahasiswa dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan dalam penelitian ini khusunya kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

d. Peduli lingkungan dalam penelitian ini adalah peduli lingkungan mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain yang akan selalu menghasilkan hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat dan melaksanakan hak dan kewajiban yang harus ditunaikan.

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam melakukan kerjasama, ada orang yang melakukannya diatas kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar dan hanya ingin mencari untung sendiri.


(17)

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk social (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya termasuk didalamnya kenyamanan ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan. Pada perkembangan menjuju kedewasaan, interaksi social diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual.Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi social, maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial.Potensi-potensi yang dimiliki seseorang dapat diketahui dari perilaku kesehariannya.Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku social.Pembentukan perilaku social seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

Pada aspek eksternal situasi social memegang pernanan yang cukup penting.Situasi sosial diartikan sebagai setiap situasi dimana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A. Gerungan, 1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial bisa dikatakan sebagai situasi social. Contoh situasi sosial misalnya di lingkungan pembelajaran seperti kampus, sekolah akademi ataupun pasar dankegiatan saat rapat. 2.2Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial

Bentuk dan perilaku social seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Sedangkan sikap social dinyatakan oleh cara kegiatan yang sama dan berulang terhadap obyek social yang menyebabkan terjadinya cara tingkah laku yang dinyatakan berulang terhadap salah satu obyek social (W.A. Gerungan, 1978:151-152).


(18)

lingkungan. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku social seseorang yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok lainnya.

Perilaku social dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :

1. Kecenderungan Perilaku Peran

a) Sifat pemberani dan pengecut secara social. Orang yang memiliki sifat pemberani, biasanya akan suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya.

b) Sifat berkuasa dan sifat patuh, orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku social, biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras, suka member perintah dan memimpin langsung. Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku social yang sebaliknya.

c) Sifat inisiatif secara social dan pasif. Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka member masukan atau saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara social ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif.

d) Sifat mandiri dan tergantung. Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan oleh diri sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak suka berusaha mencari nasihat atau


(19)

dukungan dari orang lain, dan secara emosional cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku social sebaliknya.

2. Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan Sosial

a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya suka mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.

b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul.Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan social yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku sebaliknya.

c) Sifat ramah dan tidak ramah.Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang, dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.

d) Simpatik dan tidak simpatik.Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

3. Kecenderungan Perilaku Ekspresif

a) Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama).Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan social sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang tidak suka bersain menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.


(20)

b) Sifat agresif dan tidak agresif.Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku sebaliknya.

c) Sifat kalem atau tenang secara social.Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton orang.

d) Sifat suka pamer atau menonjolkan diri.Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

2.3 Paradigma Defenisi Sisoal

Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.

Bagi Weber ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa hubungan-hubungan tersebut bermakna bagi mereka yang mengambil bagian didalamnya.Melalui analisis kenyataan tindakan manusialah kita memperoleh pengetahuan mengenai ciri dan keanekaragaman masyarakat manusia.Perfektif kontruktifisme beranggapan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam.Manusia selalu bertindak sebagai agen dengan bertindak mengkonstruksi realitas sosial.


(21)

Sosiologi bagi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial, perilaku sosial terjadi dikarenakan pergeseran kearah kenyakinan, motivasi dan tujuan dari anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Pada halaman pertama bukunya Wirtschaft und Gesellschaft (Economy and society),ia menuliskan bahwa sosiologi; “eine wissenchaft, welche soziales handeln deutend versthen und dadurch in seinen wirkungen ursachlich arklaren will”. Artinya ilmu yang bertujuan untuk memahami perilaku sosial melalui penafsirannya, dan dengan itu menerangkan jalan perkembangannya dan akibat-akibatnya menurut sebab-sebabnya. Sedangkan tujuan interpretatif dari tindakan sosial adalah untuk sampai pada penjelasan kausal mengenai berbagai peristiwa beserta akibatnya.

Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial.

Pola perilaku khusus yang sama mungkin bisa sesuai dengan kategori-kategori tindakan sosial yang berbeda dalam situasi yang berbeda, tergantung pada orientasi subjektif dari individu yang terlibat. Jabatan tangan mungkin suatu ungkapan persahabatan yang spontan, mungkin mencerminkan kebiasaan, atau menunjukan persetujuan usaha dagang antara orang yang tidak memiliki hubungan sosial yang lain. Tindakan sosial hanya dapat dimengerti menurut arti subjek dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu.

Weber menganjurkan melalui penafsiran dan pemahaman (interpretave understhanding) atau dengan terminologi vestehen dan harus memahami motif tindakan aktor.Tekanan vestehen untuk


(22)

memperoleh data yang valid tentang arti-arti subjektif tindakan sosial. Bagi Weber, istilah ini, tidak sekedar introspeksi.

Introspeksi memberikan pemahaman atau motif sendiri atau arti subjektif, tidak cukup memahami arti-arti subjek tindakan orang lain. Sebaliknya apa yang diminta adalah empati kemampuan untuk menempatkan kerangka diri untuk berfikir kerangka orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi-situasi dan tujuannya mau dilihat dalam perfektif itu. Sosiologi sebagai cara pandang dengan metode vestehen menjadikan sosiologi menjadi cara pandang yang melakukan pembongkaran terhadap yang terkandung dari tindakan.

2.4 Kepedulian Lingkungan 2.4.1 Prilaku Peduli

Pembahasan mengenai perilaku peduli mengambil beberapadefinisi yang disadur dari beberapa sumber, sehingga penggunaan kataperilaku peduli atau kepedulian sedikit berbeda satu sama lainnya namuntetap memiliki arti yang sama. Gea, dkk (2002) menggunakan isitilahkepedulian sosial, sedangkan Baswardono (2010) dan Schiller, dkk (2002)menggunakan istilah kepedulian.Definisi pertama dari perilaku peduli atau kepedulian sosial adalahsuatu bentuk keterlibatan antara satu pihak ke pihak lainnya dalammerasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain, baiksuka maupun duka. Kepedulian sosial tidak hanya sebatas pada hubungan timbal balik antar manusia melainkan juga kepada lingkungan sosial agar tercipta kenyamanan dan ketentraman dalam lingkungan masyarakat.

2.4.2 Kepedulian Lingkungan

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhiperkembangan dan tingkah laku makhluk hidup (KBBI 2005:877).Segala sesuatuyang ada di sekitar manusia yang


(23)

mempengaruhi perkembangankehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung jugamerupakan pengertian lingkungan.Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1) daerahtempat suatu makhluk hidup berada; 2) keadaan atau kondisiyang melingkupi suatu makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaanyang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhlukhidup (Bahrudin, 2009:11). Menurut Undang Undang RI No. 4 tahun 1982, tentangKententuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup danUndang-Undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang PengelolaanLingkungan Hidup, dikatakan bahwa: Lingkungan hidup adalahkesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, danmakhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dankesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Otto Soemarno, seorang pakar lingkungan mendefinisikanlingkungan hidup sebagai berikut: lingkungan adalah jumlahsemua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempatiyang mempengaruhi kehidupan kita (Harum, 1993:6) .Pengertian lingkunganhidup menurut S. J. McNaughton dan Larry L. Wolf adalahsemua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi manusia.

Menurut Emil Salim (1985) dalam bukunya: LingkunganHidup dan Pembangunan, menyatakan bahwa lingkungan hidupadalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yangterdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-halyang hidup termasuk kehidupan manusia (Amos, 2008:27). Lingkungan hidupmenurut Mohamad Soerjani dan Surna T. Djajadiningrat (1985)dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan pokoknya adalahekologi, serta dengan mempertimbangkan disiplin lain, terutamaekonomi dan geografi.Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh diatas, maka harus adanya pemahaman yang seimbang tentangprinsip dan konsep dasar,


(24)

serta saling keterkaitan antara ekologi,ekonomi dan geografiuntuk mewujudkan lingkungan hidupyang selaras.

Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh beberapa faktor.Pertama, jenis dan masing-masing jenis unsur lingkungan hiduptersebut.Kedua, hubungan atau interaksi antar unsur dalamlingkungan hidup itu.Ketiga, kelakuan atau kondisi unsurlingkungan hidup.Keempat, faktor non-materiil suhu, cahaya dankebisingan (Otto, 1994:53). Faktor-faktor inilah yang menentukan lingkunganhidup akan menjadi lebih baik atau akan menjadi lebih buruk.Untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, antara faktorlingkungan dan lingkungannya haruslah seimbang. Dengan pekaatau sadar terhadap lingkungan, maka lingkungan akan menjadilebih baik serta dapat memberikan sesuatu yang positif yangdapat kita manfaatkan dengan baik.

Dari berbagai pengertian lingkungan yang sama itu perludisadari bahwa pengelolaan oleh manusia sampai saat ini tidaksesuai dengan etika lingkungan. Etika lingkungan sangatdibutuhkan untuk menyeimbangkan alam semesta, sementara itumanusia beranggapan bahwa manusia bukan bagian dari alamsemesta sehingga manusia secara bebas mengelolanya bahkansampai merusak lingkungan hidup.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikanilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika adalahsebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan normadalam menentukan perilaku manusia(Najmuddin, 2005:22). Etika lingkunganmerupakan kebijakan moral manusia dalam berhubungan denganlingkungannya.Etika lingkungan sangat diperlukan agar setiapkegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secaracermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.Di dalam etika lingkungan terdapat


(25)

prinsip-prinsip yangdigunakan. Adapun prinsip-prinsip-prisip etika lingkungan menurut SonyKeraf antara lain(Prabang, 2011:8) :

a. Sikap hormat terhadap alam b. Prinsip tanggung jawab c. Solidaritas kosmis

d. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam e. Tidak merugikan

f. Hidup sederhana dan serasi dengan alam g. Keadilan

h. Demokrasi i. Integritas moral

Hakikat Kepedulian terhadap lingkungan adalah prilaku sangat peduli atau sikap mengindahkan.Makadapat disimpulkan bahwa kepedulian lingkungan adalah peka danpeduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitardan senantiasa memperbaiki bila terjadi pencemaran atauketidakseimbangan.Kepedulian terhadap lingkungan hidup dapat ditinjaudengan dua tujuan utama: pertama, dalam hal tersedianyasumber daya alam, sampai sejauhmana sumber-sumbertersebut secara ekonomik menguntungkan untuk digali dankemudian dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan gunamembiayai kegiatan pembagunan. Kedua, jika kekayaanyang dimiliki memang terbatas dan secara ekonomik tidakmenguntungkan untuk digali dan diolah, maka untukselanjutnya strategi apa yang perlu ditempuh untukmemenuhi kebutuhan dan tuntutan pembagunan bangsayang bersangkutan (Najmuddin, 2005:28).


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati. Pendekatan kualitatif juga dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) misalnya tentang perilaku, tindakan motivasi dan lain-lain (Moleong, 2006:6).

Menurut (Nawawi, 1995:2), ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Sumber data dalam kondisi sewajarnya

2. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif berupa uraian-uraian atau kalimat-kalimat yang menginformasikan mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber data dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3. Dalam penelitian kualitatif baik proses maupun hasil sama pentingnya.

4. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian berlangsung.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi lokasi penelitian adalah di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara . Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena melihat kondisi lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang mana peneliti melihat kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan kampus semakin berkurang.


(27)

3.3. Unit analisis dan informan

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1999:132). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah para siswa dan guru yang dianggap berkompeten untuk menjadi informan dalam penelitian ini.

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76). Adapun informan dalam penelitian ini adalah :

1) Mahasiswa stambuk 2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2) Mahasiswa stambuk 2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang aktif di organanisasi Lingkungan.

3.4 Tekhnik pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dapat di bedakan atas dua bagian yaitu data primer dan data sekunder : 1. Data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :

a) Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil wawancara. Observasi dalam penelitian peneliti hanya melihat setiap tindakan atau kegiatan dari setiap


(28)

para infoman ketika melakukan wawancara di lokasi penelitian tanpa ikut terlibat langsung didalam pekerjaan yang mereka laksanakan setiap harinya.

b) Wawancara mendalam, yaitu peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung dengan para informan. Agar wawancara terarah maka digunakan instrument guide atau pedoman wawancara yang berupa urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

c) Dokumentasi, dilakukan dengan menggunakan kamera foto untuk mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi serta aktivitas masyarakat atau perilaku para mahasiswa ketika beraktivitas.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan, pencatatan dokumen yaitu dengan cara mengumpulkan data mengambil referensi, dokumen, majalah, jurnal dan bahan dari situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah interpretasi data.Ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan dengan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran yang berguna untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Analisa data ditandai dengan pengoalahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik secara pengamatan, wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan


(29)

ditelaah kemudian tahap selanjutnya adalah mereduksi data yaitu melalui pembuatan abstrtaksi yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.

3.6 Keterbatasan Penelitian

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksaan penelitian ini adalah :

1. Faktor internal, merupakan kendala-kendala yang berasal dari dalam peneliti yang meliputi keterbatasan waktu peneliti dan sedikitnya literatur. Dalam hal ini peneliti belum dapat mendeskripsikan penelitian ini secara komprehensif dan mendalam sehingga penyajian data dan analisis masih belum maksimal.

2. Faktor eksternal, merupakan kendala yang berasal dari luar selama proses penelitian, seperti kurangnya pemaksimalan dalam memawancarai informan dan susahnya utuk mencari waktu yang pas bagi para informan untuk bersedia diwawancarai.


(30)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal


(31)

berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun. Kemudian 2 tahun berikutnya fakultas yang ada kemudian bertambah dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Dan seiring dengan berjalannya Universitas Sumatera Utara terus melakukan penambahan fakultas seperti Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi (2008), dan Fakultas Keperawatan (2009).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006). Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda


(32)

Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU.

4.2 Pimpinan Universitas

Adapun pimpinan universitas dari tahun 1958 – sekarang adalah :

1957-1958 Prof. Dr. Ahmad Sofian, Presidium

1958-1962 Z. A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium

1962-1964 Prof. Mr. Mahadi, Ketua Presidium

1964-1965 Ulung Sitepu, Presidium

1965-1966 Drg. Nazir Alwi, Rektor

1966 (Mei-Nov) Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor

1966-1970 Dr. S. Harnopidjati, Rektor

1970-1978 Harry Suwondo, SH, Rektor

1978 (Mei-Juli) O. K. Harmaini, SE, Ketua Rektorium

1978-1986 Dr. A. P. Parlindungan, SH, Rektor


(33)

1994-2010 Prof. Chairuddin P. Lubis, D.T.M.&H., Sp.A.(K), Rektor

2010-2015 Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A.(K)

4.3 Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyrarakat Dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4.3.1 Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1982 di Indonesia baru didapati 2 (dua) buah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yaitu FKM UI di Jakarta (1965) dan FKM UNHAS di Ujung Pandang (1982). Pada saat itu kedua FKM tersebut belum mampu menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sejumlah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu dirasa perlu untuk menambah FKM di Indonesia yang lokasinya tersebar yaitu dengan mendirikan 3 (tiga) FKM lainnya yang menyebar di seluruh tanah air yaitu FKM UNAIR di Surabaya, FKM UNDIP di Semarang dan FKM USU di Medan.

Pada 1 Juni 1983 tiba di Medan dr. Does Sampoerno, MPH sebagai tim “Consortium Health Sciences (CHS)” untuk menjajaki kemungkinan dan perencanaan berdirinya FKM USU di Medan. Tim tersebut bertemu dengan Rektor USU, Pimpinan Fakultas Kedokteran USU, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK USU, Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN Provinsi Sumatera Utara dan akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa dengan dukungan


(34)

suatu Fakultas Kesehatan Masyarakat.Hal tersebut juga mengingat bahwa potensi di USU baik staf pengajar tetap maupun tidak tetap sudah cukup. Juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 1981 Bab III tentang Penataan Fakultas pada Universitas Negeri dimana dijelaskan bahwa Fakultas Kedokteran dapat dikembangkan menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Untuk merealisasikan proses berdirinya FKM ini maka oleh Rektor USU, Prof. Dr. A.P. Parlindungan, SH dibentuk Panitia Pembentukan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang diketuai oleh dr. Bachtiar Fanani Lubis selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU dengan SK No. 334/PT05/SK/C.83 tertanggal 22 September 1983. Berbagai rekomendasi yang menyokong berdirinya FKM USU adalah dari Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN Propinsi Sumatera Utara, Ketua DPRD Kotamadya Medan dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sejak saat itu dimulailah berbagai kegiatan baik yang bersifat regional maupun nasional. Kegiatan yang dilakukan dalam menyongsong berdirinya FKM USU antara lain berupa penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun FKM USU, penyusunan kurikulum, penambahan dan peningkatan mutu staf pengajar yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar negeri, penyediaan fasilitas dan sarana, dan melaksanakan berbagai seminar dan lokakarya. Pada tanggal 27 Agustus 1984 Rektor USU mengirimkan surat Nomor : 8523/PT05/C.84 kepada Dirjen Dikti Depdikbud tentang permintaan izin pembukaan FKM USU di Medan.Pada tanggal 26 s/d 30 September 1984 diadakan Semiloka Nasional Kurikulum S1 Kesehatan Masyarakat di Malino, Sulawesi Selatan dengan tujuan menyeragamkan kurikulum secara garis besar.Selanjutnya tanggal 13-15 Desember 1984 di Bandungan Semarang dilaksanakan Semiloka Nasional Pengelolaan FKM dan telah disepakati bersama bahwa untuk ketiga Program Studi Kesehatan Masyarakat yang baru untuk sementara waktu sebelum dibukanya FKM USU, FKM UNDIP, dan FKM UNAIR maka Fakultas Kedokteran masing-masing dipercayakan mengelola


(35)

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat (PSKM). Dasar pembukaan PSKM FK USU adalah SK Dirjen Dikti Depdikbud No. 11/Dikti/Kep/1985 tanggal 20 Maret 1985 tentang Pembukaan Program Studi Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada tanggal 9 April 1985 Rektor USU dengan SK No. 186/PT05/ SK/C.85 telah membentuk tim Pengelola Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU dengan susunan :

Penanggung jawab : dr. Bachtiar Fanani Lubis

Ketua : dr. Rozaini Nasution, SKM

Sekretaris Bidang Akademis : dr. Nasap Sembiring, SKM

Sekretaris Bidang Adm. & Keuangan : dr. Zainal Rasyid, SKM

Sekretaris Bidang Kemahasiswaan : dr. David H. Simanjuntak

Pada tanggal 31 Juli 1985 Rektor USU meresmikan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-USU). Kurikulum Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat disesuaikan dengan kurikulum Program Pendidikan Sarjana Bidang Kesehatan Masyarakat (SK Dirjen Dikti DepDikBud RI No.26/DJ/Kep/1983).Pada tahun akademik 1985/1986 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-USU) menerima mahasiswa sebanyak 18 orang dari lulusan Akademi (Perawat, Penilik Kesehatan dan Gizi) dan mereka ini telah menyelesaikan studinya pada tanggal 1 Agustus 1987. Pada tahun akademik berikutnya 1986/1987 diterima pula 17 orang mahasiswa lulusan akademi.


(36)

Pada tahun akademik 1987/1988 mulai menerima mahasiswa lulusan SLTA melalui ujian SIPENMARU. Jumlah mahasiswa yang diterima pada tahun akademik tersebut adalah 58 orang, 38 orang lulusan SLTA dan 20 orang lulusan Akademi.

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0376/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993 tentang pembukaan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Universitas Sumatera Utara berdirilah FKM USU sebagai fakultas ke-10 di Universitas Sumatera Utara. Peresmian pembukaan dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 25 Januari 1994.

Semula Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat menggunakan fasilitas gedung Fakultas Kedokteran USU berupa ruang kuliah, ruang komputer, ruang baca, dan ruang diskusi. Pada tahun 1988 secara keseluruhan Program Studi telah pindah ke gedung baru yang luasnya 2400 m2. Pada tahun 1996 FKM-USU mendapat tambahan gedung baru tiga lantai dengan luas 2400 m2, sehingga total luas gedung FKM-USU menjadi 4800 m2.Terhitung sejak 12 Januari 2009 ruang baca FKM USU dipindahkan dari lantai III ke lantai I gedung B dan berubah menjadi Pustaka Pusat USU Cabang FKM USU, dengan demikian pengelolaan dan fungsinya sudah sama dengan Pustaka Pusat USU. Disamping itu pada tanggal 17 Agustus 2009 telah diresmikan sarana belajar terbuka yang disebut dengan ”Sanggar Akademik” dengan luas 200 m2

.

Sejak tahun akademik 1985/1986 selama 10 tahun PSKM FK USU/FKM USU melaksanakan kurikulum yang disusun pada Semiloka Nasional Kurikulum S1 Kesehatan Masyarakat di Malino Sulawesi Selatan. Mulai tahun akademik 1996/1997 FKM USU melaksanakan kurikulum yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0310/U/1994 tanggal 30 November 1984 tentang kurikulum yang berlaku secara nasional bagi Program Sarjana Ilmu Kesehatan. Terhitung sejak tahun akademik 2006/2007 setelah


(37)

pendapat persetujuan dalam rapat Dewan Pertimbangan Fakultas (DPF) tanggal 9 Mei 2006, diikuti dengan keluarnya Keputusan Rektor USU Nomor : 888/JO5/SK/PP/ 2006 tanggal 20 Juni 2006 tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas Ekstensi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan Keputusan Rektor USU Nomor : 889/JO5/SK/PP/2006 tanggal 20 Juni 2006 tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas Reguler dan Reguler Mandiri pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. FKM USU mulai melaksanakan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), merujuk pada Pasal 37 ayat (2), Pasal 38 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

Dengan terbitnya SK Rektor USU Nomor. 929/H5.1.R/SK/PRS/2009 tanggal 11 Mei 2009 tentang Pembentukan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang Program Doktor (S3) Universitas Sumatera Utara yang dalam ketetapannya membentuk Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat jenjang Program Doktor (S3) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, kemudian diikuti dengan SK Rektor USU Nomor 1465/H5.1.R/SK/SDM/2009 tanggal 12 Agustus 2009 tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, SK Rektor USU Nomor. 1535/H5.1.R/SK/PRS/ 2009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang Penetapan Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat menjadi Program Studi (S-2) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dengan demikian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara saat ini mengelola


(38)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Strata-1 (Kode PS : 201), Strata-2 (Kode PS : 13-101) dan Strata-3 (Kode PS : 13-001).

Sebagai tidak lanjut Evaluasi Diri terkait dengan Akreditasi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Strara-1 yang telah disampaikan kepada BAN PT DepDikNas, juga telah dikunjungi oleh tim asesor BAN PT pada bulan Juli 2009 telah dilaksanakan Lokakarya Evaluasi Kurikulum dengan topik“Penyempurnaan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi” pada tanggal 28 -29 Juli 2009 bertempat di Hotel Sibayak, Berastagi. Evaluasi kurikulum terus berlanjut di kampus FKM USU sampai telaah dan kajian secara substansi dan komprehensif menghasilkan kurikulum yang tepat dan bisa diterapkan sebagai instrumen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hasil reakreditasi Program Studi (S1) Kesehatan Masyarakat telah diperoleh berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor : 027/BAN-PT/Ak-XII/S1/IX/2009 tentang Status, Peringkat dan Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi, tanggal11 September 2009, dengan nilai B.

Selama masih berstatus Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK USU dipimpin oleh Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM sebagai Ketua Program Studi, dan pada tanggal 10 Februari 1994 beliau dilantik sebagai Dekan FKM-USU yang pertama untuk periode 1994-1997. Pada tanggal 7 Juni 1997 dilantik dr. Achsan Harahap, MPH sebagai Dekan FKM-USU yang kedua untuk periode 1997-2000 (periode pertama), dan pada tanggal 10 Juni 2000 dr. Achsan Harahap, MPH kembali dilantik untuk periode 2000-2004 (periode kedua), selanjutnya periode Dekan dr. Achsan Harahap, MPH diperpanjang sesuai dengan SK Rektor USU Nomor 630/JO5/SK/KP/2004, tanggal 19 Mei 2004 sebagai penyesuaian atas perubahan status PTN USU menjadi PT BHMN USU. Pada hari Selasa, 28 Juni 2005 dr. Ria Masniari Lubis, MSi dilantik oleh Rektor USU sebagai Dekan FKM USU periode 2005-2010 dengan SK Nomor


(39)

759/JO5/SK/KP/2005, tanggal 23 Juni 2005. Sejak bulan Juli 2010 Dekan FKM USU digantikan Dr. Drs. Surya Utama, M.S berdasarkan SK Rektor USU Nomor 2048/H5.1.R/SK/SDM/2010, tanggal 7 Juli 2010.

DEKAN FKM USU

1. Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM (1994-1997)

2. dr. Achsan Harahap, MPH (1997-2004)

3. dr. Ria Masniari Lubis, Msi (2005-2010)

4. Dr. Drs. Surya Utama, M.S (2010-2015)

VISI

Menjadi Fakultas Unggulan untuk Pengembangan Tenaga Kesehatan Masyarakat di Tingkat Nasional pada Tahun 2019

MISI

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat


(40)

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional.

TUJUAN

1. Menghasilkan sarjana, magister, dan doktor untuk menjadi anggota masyarakat yang bermoral, memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam bidang kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di tingkat nasional.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat secara berkelanjutan untuk menempati posisi unggul dalam persaingan dan kerjasama global dalam bidang kesehatan masyarakat.

4. Mendukung pembangunan kesehatan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan konseptual dan moral yang mandiri di tingkat nasional.

4.3.2 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen


(41)

dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi , dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan „embrio‟ (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.


(42)

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982 Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU. Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU


(43)

tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai pPejabat Sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Pejabat Sementara Para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah:

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H. 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah sebanyak 73 orang.

Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung Biro Rektor USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak di Jalan Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus USU Medan. Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:


(44)

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua jurusan yang ada.

Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang.

Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:


(45)

2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.

Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut.

Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8 Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU.

Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36 orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi. Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah


(46)

Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti perkuliahan pada jenjang strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26 orang.

Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986.

Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra USU sampai selesai pendidikannya.

Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 375 orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar.

Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya yaitu periode 1986-1989.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto


(47)

Pada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.

Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51 orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang.

Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang.

Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode. Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:


(48)

Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso

Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang.

Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto Pemabntu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara


(49)

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1999-2003.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut. Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU. Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi


(50)

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153 orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa. Selang tujuh tahun tepatnya tahun 2009 terjadi penambahan Program Studi Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga Hingga sekarang ini pada tahun akademik 2013/2014 Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU mempunyai 8 (delapan) jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

6. Jurusan Ilmu Politik

7. Jurusan Administrasi Perpajakan


(51)

Adapun struktur kepemimpinan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik adalah :

Dekanat

Dekan : Prof.Dr.Badaruddin, M.Si Pembantu Dekan : Drs.Zakaria, MSP

Pembantu Dekan II : Dra. Rosmiani, MA Pembantu Dekan III : Drs. Edward, MSP

Departemen / Program Studi Administrasi Negara

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Sekretaris : Dra.Elita Dewi, MSP

Ilmu Komunikasi

Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si

Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

Sosiologi

Ketua : Dra.Lina Sudarwaty, M.Si Sekretaris : Drs. Muba Simanihuruk, M.Si.


(1)

“Dalam menjaga kebersihan dilingkungan kampus Fisip, saat ini memang telah disediakan fasilitas fasilitasnya seperti tempat sampah dibeberapa titik, peralatan kebersihan dsb. Namun saya kira kuntitasnya masih minim, dan terkesan tidak terawat. Karena jumlah tempat sampah yang sedikit membuat mahasiswa malas untuk berjalan menghampirinya, ditambah mereka juga berpikir bahwa ada petugas kebersihan yang nantinya akan membersihkan. Secara keseluruhan saya kira fasilitas yang diberikan cukup baik. Selain itu kampus juga didukung oleh beberapa kebijakan dari tiap jurusan untuk melakukan penanaman

pohon, hal ini membuat lingkungan terlihat lebih asri dan sejuk.”.

(sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)

Dari hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa persepsi atau tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan kampus secara garis besar bisa di katakan sudah cukup baik. Hal itu tentunya menjadi sesuatu hal yang positif bagi pihak Universitas dimana pihak Universitas bisa dikatakan berhasil dalam menerapkan kebijakannya meskipun tidak secara keseluruhan berhasil, penyebabnya adalah kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan itu sendiri. Inilah yang menjadi tugas pihak Universitas bagaimana caranya agar bisa mengatur itu semua, dimulai dari menanamkan kesadaran bagi mahasiswa dan masyarakat kampus akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus serta menjadi tanggung jawab Universitas juga untuk membudayakan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.

4.5.5 Komunitas Mahasiswa Pencinta Lingkungan Di Kampus Universitas Sumatera Utara

Kelompok pecinta lingkungan adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemanfaatan dan pelestarian fungsi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kesamaan pandangan dan pemahaman dari semua pihak, termasuk masyarakat berikut unsur-unsur yang ada didalamnya. Kegiatan Pembinaan kelompok pecinta lingkungan adalah


(2)

80

kegiatan pembinaan terhadap anggota masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat di bidang lingkungan hidup.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pendidikan cinta lingkungan/ konservasi non formal yang bertujuan meningkatkan pengetahuan para pecinta lingkungan tentang kegiatan cinta lingkungan dan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya diharapkan mau berperan dan ikut membantu menyebarluaskan informasi. Hingga saat ini di Universitas Sumatera Utara hanya ada satu Komunitas Pencinta Lingkungan yang mempunyai nama Bank Sampah. Saat ini Bank Sampah aktif di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Komunitas Bank Sampah sudah berdiri sejak pertengahan tahun 2013, dimana pada saat itu jumlah mahasiswa yang bergabung saat berdirinya berjumlah 12 orang didasari atas tujuan yang sama yaitu untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus. Seperti hasil wawancara penulis dengan informan yang aktif di komunitas Bank Sampah, bernama Asbi Syahreza Putra.

Kurang lebih 2 tahun lah bang komunitas Bank Sampah ini berdiri tepatnya tahun 2013. Saat itu pendiri terdiri dari 12 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Aku sendiri sudah 1,5 tahun aktif di komunitas Bank Sampah”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Adapun kegiata yang dilakukan Bank Sampah yaitu mengadakan kampanye-kampanye tentang pentingnya menjaga lingkungan, mengadakan seminar atau diskusi-diskusi dengan mahasiswa tentang pengerlolaan limbah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu Bank Sampah juga mengajak mahasiswa untuk menabung sampah sisa konsumsi mahasiswa untuk di tukarkan kepada mereka dengan uang. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yaitu Asbi Syahreza Putra

Jadi bang program Bank sampah ini, kita kayak menampungsampah-sampah dari para mahasiswa dimana teman-teman mahasiswa yang ingin mengasi sampahnya kepada kita itu akan kita kasih uang seperti kalao sampah botol itu perkilonya kita kasih Rp 1300 atau kayak kaleng itu sekilonya itu bisa sampai Rp 1500 gitu dia bang.


(3)

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Dari hasil wawancara di atas bisa kita lihat bahwa sebenarnya sudah ada sebuah wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan yang positif terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara. Kita dapat melihat di atas bagaimana peran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Bank Sampah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sangatlah baik meskipun hanya baru bergerak pada tataran fakultas tapi telah memberikan kontribusi yang nyata. Mudah-mudahan komunitas semacam ini bisa berkembang lebih banyak lagi hinga muncul Bank Sampah di fakultas-fakultas lain di Universitas Sumatera Utara, sehingga Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas yang kebersihan lingkunganya tetap terjaga. Tentunya kita juga berharap agar pihak Universitas mendukung program-program kebersihan lingkungan baik itu komunitas mahasiswa, ataupun aspek-aspek yang mendukungnya.


(4)

82 BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bahwa keadaan kebersihan lingkungan kampus di universitas Sumatera Utara cukup baik meskipun masih ada beberapa yang masih harus lebih diperhatikan kembali. Hal ini dipengaruhi juga oleh tingkat kesedaran yang juga masih rendah baik itu oleh mahasiswa atau yang lainnya.

2. Hal yang sama juga terjadi di bebarapa fakultas beberapa diantaranya adalah fakultas Kesehartan masyarakat dan fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik

3. Bahwa hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dan kenyaman mahasiswa sangat relevan. Semakin bersih lingkungan sekitar maka semakin nyaman pula kegiatan belajar mengajar. Hal ini terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan di fakultas kesehatan masyarakat.

4. Mahasiswa mempunyai peran terhadap lingkungan hidup, baik itu lingkungan sekitar tempat tinggal maupun lingkungan lainyanya lebih-lebih lingkungan kampus, karna mahasiswa adalah sebagai pelopor perubahan yaitu perubahan yang mengarah ke keadaan yang lebih baik. Peran tersebut juga terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan fakultas kesehatan masayarakat dimana beberapa mahasiswa terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan baik itu terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

5. Pihak universitas telah melakukan berbagai macam cara dan kebijakan untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan di lingkungan salah satunya dengan


(5)

menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga aturan-aturan tentang pengawasan kebersihan.

6. Tidak banyak organisasi pecinta lingkungan di univesitas sumatera utara. Salah satu organisasi yang berhasil penulis dapati hanya organisasi bank sampah, dimana kegiatan yang mereka lakukan adalah menukar samapah dengan uang. Tujuan mereka adalah agar mahasiswa lebih peduli dan juga mengajarkan cara-cara kreatif dalam menjaga lingkungan.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah :

1. Segala perubahan untuk tujuan yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan, namun diperlukan sebuah control untuk menyeimbangkan perubahan yang terjadi sehingga tidak ada ketimpangan yang sangat kontras. Diharapkan agar pihak universitas mampu menstimulus mahasiswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan kampus.

2. Mahasiswa harusnya paham betul dan sadar dengan kondisi kebersihan lingkungan kampus dan menjadi pelopor terhadap hal tersebut. Karna dewasa ini mahasiswa hari ini terlihat tidak terlalu perduli. Mudah-mudahan kedepanya bisa lebih baik.

3. Fasilitas penunjang kebersihan kampus sudah bisa dikatan baik meskipun demikian diharapkan agar kiranya fasilitas dapat ditingkatkan agar penanganan kebersihan lingkungan kampus lebih efektif kedepanya.


(6)

84

DAFTAR PUSTAKA

Amos Neolaka. 2008.Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Azhari , Akyas. (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju.

Bahrudin Supardi. 2019. Berbakti Untuk Bumi, Bandung: Rosdakarya.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya. Airlangga Universitas Press. Dasar.Depertemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2000 Gea, Antonius, dkk. 2002. Character Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gerungan, W.A. , 1987, Psikologi Sosial, Bandung : Eresco

Harum M. Huasein. 1993.Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah.Tim

Nadjmuddin Ramly.2005.Membangun Lingkungan Hidup yang Harmonis & Berperadaban.Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu

Meleong, Lexy. 2006. Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Otto,Soemarwono.1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Bandung: Djambatan Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005 Jakarta: Balai Pustaka


Dokumen yang terkait

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 21 92

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 6

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 1 7

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 10

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 1

Pengelompokoan Mahasiswa Di Kampus (Studi Kasus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

0 0 8

Pengelompokoan Mahasiswa Di Kampus (Studi Kasus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

0 0 2

Demokrasi di Kalangan Mahasiswa (Studi Etnografi tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 2 12