64
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh petugas kebersihan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang lainnya yang bernama Ibu Rosidah:
“Seperti ini lah dekku sebernanya kalo di FKM ini memang sudah agak bersih, tap
i dek itu karna kami yang kerja mati-matian membersihakan sampah anak-anak mahasiswa ini.
Memang gak semua dek mahasiswa yang suka -sukanya membuang sampah ada juganya yang
masih sadar mau membuang sampah di tong sampah yang sudah di sediakan”. Sumber: hasil wawancara 24 September 2015
Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sama seperti
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dimana tingkat kepedulian mahasiswa masih belum bisa dikatakan tinggi. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey 1982
dalam Rusli Ibrahim 2001, perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan
reaksi seseorang terhadap orang lain Baron Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat
terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari
kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.
4.5.2 Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus Dengan Kenyamanan Belajar Mahasiswa
Lingkungan kampus yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mereka. Lingkungan kampus yang kondusif yang meliputi
hubungan yang baik antara sesama mahasiswa serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen,
Universitas Sumatera Utara
65
lingkungan fisik seperti ukuran kelas, suhu udara di dalam ruang kelas, pengendalian kebisingan, kebersihan kampus. Lingkungan kampus yang kondusif dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat siswa merasa stres dan pada akhirnya menurunkan motivasi belajar mahasiswa yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya.
Penelitian dalam skripsi ini ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh lingkungan kampus terhadap motivasi belajar mahasiswa sehingga dosen dan semua pihak yang terlibat di dalam
pengelolaan universitas dapat menggunakannya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bahwasanya menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ternyata ada hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan
belajar bmahasiswa seperti petikan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan saudara Hary mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
“
Ya pasti ada lah bang. Kalau lingkungan kampus kita bersih dan gak ada bau-bau yang tidak sedap ruangan kelas rapi udah pasti nyaman la bang belajar di kelas. Tidak seperti sekarang ni
bang kalau kelas kotor mahasiswa kurang semangat belajarnya bang”. Sumber: hasil wawancara 28 September 2015
Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Anggi Wardhani:
“
Begini bang kalau berbicara masalah hubungan kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan mahasiswa sedah tentu ada bang, kalau lingkungan kampus bersih maka
mahasiswa juga semangat dalam melakukan segala bentuk aktifitas di kampus, baik itu kuliah maupun diskusi bang. Hal ini juga berpengaruh bang pad perstasi mahasiswa karena
mahasiswa nyaman dalam bela
jar di kampus karena lingkungan kampus yang bersih.” Sumber: hasil wawancara 28 September 2015
Universitas Sumatera Utara
66
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bahwa hubungan antara kebersihan
lingkungan kampus dengan kenyamanan belajar mahasiswa sangat erat hubungannya. Hal tersebut di buktikan dengan pernyataan-pernyataan informan seperti di atas.
Tidak berbeda jauh dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara hal serupa juga terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dimana hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara penulis dengan informan yang merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Nur sania Harahap
“
Pasti ada, soalnya kalau misalnya kotorkan kelihatan jorok terus kalau udah kotor dan mengendap lama kan jadi bau tidak sedap hal itu akan mengganggu pikiran dan mahasiswa
tidak akan nyamnan dalam perkuliahan. Kalau bersih lingkunganya kan semangat mahasiswa juga bertambah bang dalam menim
ba ilmu di kampus.” Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015
Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Asbi Syahreza Putra.
Sudah pasti ada bang, karena kalau lingkungan kampus kita bersih maka akan nyaman bagi mahasiswa untuk menimba ilmu. Hal ini juga akan sangat berpengaruh pada prestasi
mahasiswa. Kalau kampusnya kotor kan akan jadi gak nyaman buat mahasiswa untuk belajar.
Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015 Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar dan
melakukan aktivitas. Pengertian lingkungan kerja dapat memberikan kesamaan defenisi dari pengertian lingkugan kampus. Sihombing 2004 menyatakan bahwa: “lingkungan kerja adalah
faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik mencakup peralatan kerja, suhu di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang
Universitas Sumatera Utara
67
kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di perusahaan antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan. Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas
kerja akan menimbulkan kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu organisasi. Indikator lingkungan kerja adalah 1 fasilitas kerja, 2 g
aji dan tunjangan, 3 hubungan kerja”.
4.5.3 Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya,
kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan John M. Echols Hasan Shadily, 2000: 419. Partisipasi berarti peran serta
seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,
modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46.
Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, 2001: 201-202 dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau
masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri,
mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya. H.A.R.Tilaar, 2009: 287 mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan
untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah bottom-up dengan mengikutsertakan masyarakat dalam
proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundari ningrum dalam Sugiyah 2001: 38 mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 dua berdasarkan cara keterlibatannya,
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
68
a. Partisipasi Langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan
kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap
keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. b.
Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga lingkungan hidup. Selain itu mahasiswa adalah agent of change atau agen pembawa perubahan
untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumya. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu caranya yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dukungan berbagai pihak seperti pemerintah, WALHI, GREEN PEACE, dan juga AMDAL juga dibutuhkan dalam menciptakan
lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan yang sehat akan menciptakan perdamaian pula.
Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika
masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan
mahasiswa sekarang ini. Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen perubahan sosial karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan
intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan negara dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah
menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial
Universitas Sumatera Utara
69
yang dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan. Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan
kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dari kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang
mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya. Sehingga ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi bagian penentu arah dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih-lebih mahasiswa juga harus peduli terhadap lingkungan kampusnya sendiri, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung.
Seperti yang di ungkapkan salah satu informan di bawah ini, yang bernama Maulidia Rahma Uami dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.
“kalau masalah peran atau partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersih
an lingkungan kampus ada bang dengan mahasiswa juga turut untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus
Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Iyakan kayak tadi di bilang mahasiswa itu gak buang sampah sembarangan.kalau gitu kan enak di lihat, kalau pun ada sampa h pasti di kumpuli dan
di buang juga”
.
Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015 Sama juga halnya seperti yang di ungkapkan informan mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat yang bernama Dinda Faradiba Lubis “berbicara masalah partisipasi mahasiswa
dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ini bang
pasti ada, seperti mahasiswa sudah turut menjaga fasilitas-fasilitas kampus kayak toilet, tong sampah dan lain sebagainya. Selain itu bang sebagian besar mahasiswa disini juga sudah sadar
akan pentingnya menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak
mencemari lingkungan kampus”. Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015
Universitas Sumatera Utara
70
Selain pendapat dari informan Fakultas Kesehatan Masyarakat ada juga pendapat yang sama dari informan yang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
yang bernama Yusria Aqmarina “begini bang, sebenarnya sebagian mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Il
mu Politik Universitas Sumatera Utara sudah turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan
kampus. Hal ini terlihat dari tindakan sebagian besar mahasiswa yang mana sudah sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya. Tidak mencemari
lingkungan kampus. Walau pun sebagian mahasiswa masih ada yang belum sadar bang, tapi hal
itu tertutupi oleh petugas kebersihan yang ada sehingga kampus tidak terlihat berantakan”. Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015
Pendapat yang sama juga di ungkapkan informan yang ada di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Sumatera Utara yang bernama
Hanum Reza.
“kalau menurut aku bang sebagian besar mahasiswa disni belum berperan aktif dalam
menjaga kebersihan lingkungan kampus, kita dapat lihat bang bahwa masih ada juga mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga kadang kampus terlihat sedikit
berantakan bang. Untung aja sekarang sudah ada petugas kebersihan yang setiap hari membersihkan lingkungan kampus se
hingga kampus sedikit lebih rapi bang”.
Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015 Peran merupakan bagian dari tindakan sosial dalam penulisan ini, peran yang di lakukan
mahasiswa adalah menjaga kebersihan lingkungan kampus. Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang
dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika
tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan
Universitas Sumatera Utara
71
tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap
individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber 1864-1920 menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.
4.5.3.1 Kesadaran Mahasiswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara
Kesadaran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan
sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan segala aspek yang
menyagkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakatkampus. Dan sebagaimana di ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam mahasiswa harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap
individu akan menderita sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu malah harganya. Sehingga semuanya harus di olah dengan baik. Lingkungan yang kotor
berarti menggangu kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu ada kata perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak bisa di jalankan
tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu mahasiswa maupun kelompok mahasiswa untuk menjaga kebersihan kampus, maka kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak
kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakatmahasiswa tentang sadar lingkungan sangatlah penting berikut cara menjaga kebersihan lingkungan:
Universitas Sumatera Utara
72
1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakatmahasiswa
bagaimana menjaga kebersihan lingkungan
2. Selalu libatkan elemen-elemen yang adadi kampusuntuk memberikan pengarahan
kepada mahasiswa akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
3. Perbanyak fasilitas kebersihan di sekitar lingkungan kampus
4. Sosialisai kepada mahasiswa untuk terbiasa menjaga kebersihan kampus
Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan
wawancara dengan Nur Sania Harahap: “Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat menurut saya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat
berantakan karena sampah, meskipun demikian masih ada juga sebagian mahasiswa yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya sebuah peran untuk menjaga kebersihan lingkungan ka mpus
dari sampah”. Sumber: Hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015
Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai Hary Cahya Purnama:
“Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenu
hnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa
dengan membuang sampah bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus
sehingga kampus terlihat sedikit berantakan karena sampah”.
Universitas Sumatera Utara
73
Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015 Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab
semua elemen masyarakat kampus, bukan hanya peran pihak fakultas tetapi juga melibatkan peran mahasiswa didalamya. Dari hasil temuan penulis dapat dilihat bahwa kesadaran mahasiswa
akan pentinya menjaga kebersihan lingkungan kampus masih belum sepenuhnya berhasil. Untuk itu di perlukan peranan pihak fakultas maupun kelompok mahasiswa untuk menyadarkan
mahasiswa yang belum peduli menjaga kebersihan lingkungan untuk peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus demi terciptanya lingkungan kampus yang bersih, sehat, dan
nyaman.
4.5.3.2 Bentuk-bentuk peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus
Mahasiswa yang dijuluk i sebagai „agent of change’ seharusnya menjadi aktor dalam
penyelesaian setiap permasalahan yang melilit bangsa Indonesia. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa
mempunyai tanggung
jawab untuk
melaksanakan kewajiban
transfer knowledge
. Mahasiswa yang terkenal sebagai kaum intelektual, tentu mempunyai kecakapan
ilmu tertentu
yang mereka
pelajari di
bangku kuliah.
Ilmu tersebut hendaknya tidak hanya untuk dimiliki sendiri, dengan kata lain, mahasiswa seharusnya
juga membaginya
dengan orang
lain. Masyarakat adalah pihak yang mengharapkan ilmu tersebut untuk ditularkan kepada merek
a, setidaknya untuk sekedar menambah ilmu mereka maupun untuk mengatasi permasalah an
mereka. Maka
dari itu,
betapa pentingnya
transfer ilmu
dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat di sekitarnya. Supaya ilmu tersebut dapat digunakan untuk memecahkan berbagai problematika masyarakat.
Namun pada kenyataannya sekian banyak jumlah mahasiswa di Indonesia tidak sebanding dengan
kontribusinya menyelesaikan
segala permasalahan
yang ada.
Padahal betapa
kompleksnya permasalahan
di dalam
Universitas Sumatera Utara
74
masyarakat yang membutuhkan campur tangan mahasiswa sebagai
agent of change
yang diharapkan dapat mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kuhususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mahasiswa di
harapkan memiliki peran dalam bentuk-bentuk yang nyata. Biasanya bentuk-bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus anatara lain;
1. Tidak membuang sampah sembarangan.
2. Mengikuti kegiatan atau kelompok mahasiswa pencinta lingkungan.
3. Membentuk organisasi atau komunitas yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan.
4. Melakukan sosialisai berbentuk diskusi-diskusi
5. Memanfaatkan hari bumi maupun hari lingkungan hidup sebagai momen meningkatkan
kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lkebersihan lingkungan. 6.
Melakukan kegiatan Penghijauan di tempat yang terlihat gersang di lingkungan kampus
Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan
wawancara dengan Asbi Syahreza Putra : “Menurut saya
bang bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus misalnya; dengan tidak membuang sampah sembarangan, kemudian untuk menambah
pengetahuan dalam mewmahami pentingnya kebersihan lingkungan kampus itu yakni dengan mengikuti komunitas yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan dimana di dalam
kumunitas ini mahasiswa bisa menambah wawasan tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan”. Sumber: hasil wawancara tanggal
1 Oktober 2015
Universitas Sumatera Utara
75
Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai Anggi Wardhani:
“Menurut saya bentuk peran mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus ya bisa
seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga fasilitas-fasilitas kebersihan, kalau untuk diri sendiri bang saya lebih kepada dengan tidak mengotori lingkungan sekitar kampus.
Saya juga pernah mengikuti kegiatan diskusi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus kita juga bisa melihat di kampus Fisip ini bahwa sebagian mahasiswa sudah berperan
dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kita ini bang”. Sumber: hasil wawancara 28 September 2015
Jadi bisa di lihat dari hasil wawancara di atas bahwa banyak sebenarnya peran yang di lakukan mahasiswa untuk tetap menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan kampus. Seperti
dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok di lingkungan kampus, menambahwawasan dengan berdiskusi tentang lingkungan oleh mahasiswa maupun komunitas
pencinta lingkungan di kampus. Walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang belum berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan di kampus. Hal tersebut di perkuat dengan masih
adanya mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan masih seringnya mahasiswa merokok di daerah kampus.
4.5.4 Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan Yang Di Sediakan Pihak Universitas Sumatera Utara
Pandangan adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan- kesan sensoris guna memberikan arti bagi mereka. Individu sering kali di dasarkan pada persepsi
mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri membentuk persepsi, dalam diri atau objek target yang diartikan,
atau dalam konteks dimana pandangan itu di buat.
Universitas Sumatera Utara
76
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian kompehernsip seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamannan tidak dapat terwakili oleh satu angka tunggal. Manusia memiliki
kondisi lingkungan berdasarkan rengsangan yang masuk kedalam dirinya melalui keeman indra melalu saraf dan dicerna otak untuk di nilai. Dalam hal ini yang terlibat tidah hanya fisik
biologis, manun juga perasaan, suara, cahaya, bau, suhu, dan lain-lain. Rangsangan di tangkap sekaligus lalu di olah otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu
nyaman atau tidak. Ketidak nyamanan di satu faktor dapat di tutupi oleh faktor lainnya. satwiko, 2009:21-22
Pandangan yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemudian tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan yang ada di Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa diantaranya adalah Nur sania, Asbi Syahreza, Maulidia Rahma, dan Dinda Faradiba. Berikut
adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan kebersihan yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat:
Wawancara dengan Nur Sania Harahap “ menurut s
aya sih tidak terlalu di sediain, soalnya sapu itu gak pernah ada berkeliaran dimana-mana, tapi petugas penyapu selalu menyapu jadi sampah tidak nampak banyak di lantai
itu. Tangga juga selalu di pel oleh petugas jadi selalu terlihat bersih. Fasilitas yang di sediain oleh piham kampus itu berupa tong sampah saja.
” Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015
Wawancara dengan Asbi Syahreza Putra
Universitas Sumatera Utara
77
“
Ada bang, kampus memberikan fasilitas untuk menunjang kegiatan yang dilakukan oleh bank sampah ini bang seperti, alat-alat kebersihan, tempat untuk berkumpulnya komunitas bank
sampah yaitu semacam sekretariat gitu bang
”
.
Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015 Wawancara Dengan Maulidia Rahma Utami
“
Pihak fakultas sih sebenarnya memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat di gunakan mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus bang khususnya di Fakultas
Kesehatan Masyarakat ini. Cuma belum semua mahasiswa memanfaatkan fasilitas tersebut
bang”. Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015
Wawancara dengan Dinda Faradiba Lubis “Di Fakultas Kesehatan Masyarakat bang pihak fakultas telah memberikan fasilitas
- fasilitas kebersihan seperti tong sampah, sapu, dan alat kebersihan lainnya. Tapi ini tiak merata
bang soalnya di kamar mandi tidak ada alat kebersihannya bang. Seperti tempat sampah, apalagi kan kalau cewek bang kan banyak sampah yang mau di buang, kalau di buang ke wc kan
bisa tersumbat bang. Yah kalau bisa merata lah bang pengadaan fasilitasnya biar tidak
tercemari lingkungan kampus ini”. Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015
Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa
diantaranya adalah Hary Cahya Purnama, Yusria Aqmarina, Anggi Wardhani, dan Hamum Reza Berikut adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan
kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Wawancara dengan Hary Cahya Purnama
Universitas Sumatera Utara
78
“Menurut saya bang kalau fasilitas kebersihan yang di berikan oleh pihak Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik sudah ada bang, seperti tong sampah, sapu, bahkan petugas kebersihan sudah ada di sediakan oleh pihak kampus. Tapi bang mahasiswa kurang dalam memanfaatkan
fasilitas yang di berikan kampus, ini terlihat dari masih banyaknya mahasiswa yang membuang
sampah bekas konsumsinya sembarangan bang”. Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015
wawancara dengan Yusria Aqmarina “fasilitas yang di berikan kampus sih ada bang, tapi hal ini tidak begitu merubah pola
pikir mahasiswa sini untuk lebuh sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu fasilitas yang di berikan belum lengkap bang menrut saya, seperti tidak adanya tempat sampah
dan sapu di kamar mandi bang. Maunya kan kalau bisa pihak kampus lebih bisa melengkapinya bang agar kampus ini bisa terjaga kenbersihanya. Juga buat peraturan atau pun sangsi apabila
membuang sampah sembarangan biar mahasiswa tidak lagi membuang sampah sembarangan
bang”. Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015
Wawancara dengan Anggi Wardhani “
Yang ku lihat bang fasilitas yang di sediakan pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini sudah lumayan lengkap bang, bahakan sekarang sudah ada petugas kebersihan yang
di sediakan oleh pihak kampus. Hal ini tetntu saja menjadikan lingkungan kampus menjadi lebih bersih bang, walaupun terkadang masih ada juga sampah yang berserakan di seputaran kampus
ini di sebabkan oleh beberapa mahasiswa yang belum peduli akan menjaga kebersihan lingkungannya. Maunya pihak kampus membuat peraturan tentang pentingnya menjaga
kebersihan bang. Agar kampus lebih terlihat rapi dan nyaman untuk di jadikan tempat menimba
ilmu”. Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015
Wawancara dengan Hamum Reza
Universitas Sumatera Utara
79
“
Dalam menjaga kebersihan dilingkungan kampus Fisip, saat ini memang telah disediakan fasilitas fasilitasnya seperti tempat sampah dibeberapa titik, peralatan kebersihan
dsb. Namun saya kira kuntitasnya masih minim, dan terkesan tidak terawat. Karena jumlah tempat sampah yang sedikit membuat mahasiswa malas untuk berjalan menghampirinya,
ditambah mereka juga berpikir bahwa ada petugas kebersihan yang nantinya akan membersihkan. Secara keseluruhan saya kira fasilitas yang diberikan cukup baik. Selain itu
kampus juga didukung oleh beberapa kebijakan dari tiap jurusan untuk melakukan penanaman
pohon, hal ini membuat lingkungan terlihat lebih asri dan sejuk.”. sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015
Dari hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa persepsi atau tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan kampus secara garis besar bisa di katakan sudah cukup baik. Hal itu
tentunya menjadi sesuatu hal yang positif bagi pihak Universitas dimana pihak Universitas bisa dikatakan berhasil dalam menerapkan kebijakannya meskipun tidak secara keseluruhan berhasil,
penyebabnya adalah kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan itu sendiri. Inilah yang menjadi tugas pihak Universitas bagaimana caranya agar bisa mengatur itu semua, dimulai
dari menanamkan kesadaran bagi mahasiswa dan masyarakat kampus akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus serta menjadi tanggung jawab Universitas juga untuk
membudayakan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.
4.5.5 Komunitas Mahasiswa Pencinta Lingkungan Di Kampus Universitas Sumatera Utara