Pengawasan Intern Perusahaan PT.SURYA MEUBEL MEDAN

Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dimana : - Penjualan kredit bersih adalah semua penjualan sesudah dikurangi potongan-potongan. - Rata-rata piutang adalah awal tahun ditambah piutang akhir tahun dan bagi dua. Rata-rata pengumpulan piutang = 360 hari dalam I tahun receivable turn over Tingkat perputaran piutang

E. Pengawasan Intern Perusahaan

Pengawasan intern atau pengendalian intern adalah merupakan suatu istilah yang umum didalam akuntansi. Yang dimaksud dengan pengawasan intern dapat dibedakan atas dua pengertian yaitu dari pengertian sempit, pengawasan intern artinya sama dengan internal check yang merupakan ketelitian dalam memeriksa data administrasi yaitu: meliputi pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan secara mendatar cross footing maupun penjumlahan secara umum footing. Sedangkan dalam arti luas pengawasan intern dapat diartikan merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan dan meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan yang bertujuan untuk melindungi harta perusahaan. Menurut norma pemeriksaan akuntansi, pengendalian dan pengawasan intern adalah: Semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta, miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntan, mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditentukan. Pengawasan intern dapat dibagi atas dua bagian yaitu: Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 1. Pengendalian administrasi : yang meliputi tidak hanya terbatas pada organisasi dan semua prosedur dan catatan yang berhubungan dengan semua proses pengambilan keputusan yang mengarah pada otorisasi manajemen pada suatu transaksi. 2. Pengendalian akuntansi meliputi organisasi, semua prosedur dan catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan, serta dapat dipercayainya catatan keuangan. Pengendalian intern harus disusun sedemikian rupa sehingga jaminan yang memadai bahwa: a. Transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen, baik yang bersifat umum maupun khusus. b. Transaksi dibutuhkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia atau kriteria lain yang berlaku bagi laporan keuangan dan, untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. c. Setiap kegiatan yang berkenaan dengan aktiva hanya diperkenankan apabila sesuai dengan otorisasi manajemen. d. Pertanggungjawaban pencatatan akuntansi aktiva dibandingkan dengan aktiva yang ada dalam selang waktu yang wajar dan bila selisih diambil tindakan penyelesaian yang tepat. Elemen pokok sistem pengendalian intern adalah : a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya. c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi. F.Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang Perusahaan Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh perusahaan disamping dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang pada umumnya juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan perkreditan yang ditentukan oleh perusahaan. Sementara kondisi perekonomian pada umumnya tidak bisa dipengaruhi oleh manajer keuangan, kebijaksanaan perkreditan jelas bisa ditentukan oleh perusahaan. Dalam menilai kebijaksanaan kredit ini dengan membandingkan resiko dengan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standard kreditnya, maka penjualan akan meningkat, yang berarti peningkatan piutang pula, dan ini akan membawa keuntungan yamg lebih besar. Tetapi dengan peningkatan kredit ini perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar dan kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul. Dalam memberi kredit , faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: 1. Standart kredit atau kualitas pelanggan yang akan diperkenankan memperoleh kredit. 2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang pelanggan membeli secra kredit harus sudah membayar hutangnya. Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 Faktor – faktor lain dalam hal pemberian kredit yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah dengan melakukan penilaian lima 5 C dari calon pelanggannya, yaitu : 1. Character Karakter, yaitu sifat yang terdapat pada diri seseorang dan mencoba untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan mau memenuhi kewajibannya. Faktor ini sangat penting oleh karena setiap transaksi kredit merupakan suatu janji untuk membayar. 2. Capacity Kemampuan, yaitu penilaian kemampuan dari pelanggan untuk membayar kredit, kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis pelanggan di masa lampau yang didukung dengan pengamatan lapangan atas bidang usaha yang dimilikinya. 3. Capital Modal, yaitu penilaian jumlah kekayaan yang tersedia pada waktu permohonan kredit diajukan. Gunanya sebagai jaminan terhadap kredit yang dipinjam. Oleh karena itu faktor ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kredit. 4. Collateral Jaminan, yaitu aktiva yang dijadikan jaminan oleh pelanggan sebagai jaminan kredit yang diberikan oleh perusahaan. 5. Condition of Economic, yaitu penilaian yang berhubungan dengan dampak kecenderungan ekonomi secara umum terhadap perusahaan atau perkembangan khusus di sektor ekonomi tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya. Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 Semua perusahaan pasti akan menemukan kendala, tergantung cara kita dalam mengatasinya. Resiko-resiko yang akan terjadi nantinya sangat perlu menjadi perhatian oleh perusahaan yang memberikan penjualan secara kredit. Banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya merugikan dalam pemberian piutang bagi perusahaan. Karena para langganan mempunyai sifat yang umum yaitu bila yang memberi piutang menagih kembali piutangnya, maka ia akan berusaha untuk mengelak atau mentinda membayar tagihan. Resiko - resiko yang biasa terjadi dalam hal pemberian piutang adalah sebagai berikut : 1. Resiko tidak dibayar seluruh piutang. 2. Resiko tidak dibayar sebagian piutang. 3. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutang. 4. Resiko tertanamnya modal piutang. ad. I. Resiko tidak dibayar seluruh piutang Bagi perusahaan resiko adalah merupakan akibat yang paling berat. Karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima tetapi, ternyata tidak dapat diterima sebagai uang kas kembali, dan pengorbanan yang telah diberikan ternyata sia-sia apalagi bagi perusahaan yang modalnya terbatas, maka bisa mengakibatkan kegagalan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Ad. 2 Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang Resiko yang kedua ini lebih ringan karena sebagian dari piutang tersebut telah dapat diterima. Kadang-kadang seorang langganan yang baru pertama sekali mengadakan hubungan atau transaksi penjulan akan menunjukkan itikad yang sangat baik,tetapi ternyata setelah membayar sebagian piutangnya mulailah si Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 pembeli tersebut menunjukkan itikadnya yang tidak baik yaitu mulai tidak membayar hutangnya dengan membatalkan atau sengaja tidak mengisi rekeningnya. Alasan yang dibuat pembeli untuk mengelak dari pembayaran hutang-hutangnya ataupun si pelanggan mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak dapat membayar lagi, ataupun si pelanggan merasa bahwa nilai barang sekarang yang dimilikinya tidak sesuai lagi dengan harga yang baru sehingga dia menganggap bila hutangnya dibayar pada perusahaan dia sudah merasa rugi. Ad. 3 Resiko keterlambatan di dalam melunasi piutang-piutangnya Walaupun resiko ini ringan, tetapi juga mempengruhi keuangan perusahaan, karena jelas pemasukan uang dari tagihan tersebut menyalahi jadwal penerimaan kas walaupun akhirnya dapat diterima kembali. Ad. 4 . Resiko tertanamnya modal dalam piutang Jika perusahaan telah mengadakan penjualan kredit yang mengakibatkan timbulnya piutang, maka sudah jelas adanya modal yang tertanam dalam piutang. Baik modal yang bersumber dari modal sendiri maupun modal asing. Jadi suatu perusahaan harus berhati-hati dalam memberikan batas tertentu kepada langganannya untuk melunasi hutang-hutangnya. Biasanya kepada langganan, perusahaan akan memberikan batas jumlah piutang yang akan diberikan. Apalagi jika perusahaan tersebut telah melihat gejala yang kurang baik atau langganan tersebut kelihatannya tidak sanggup mengembalikan hutangnya. Maka perusahaan akan menghubungi langgananya untuk memberikan batas kredit yang diperbolehkan, jika lewat dari batas kredit tersebut, perusahaan tidak akan memberikan kredit yang baru lagi, hal. ini. biasanya dilakukan pada langganan yang sudah lama. Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009 Setelah melihat resiko yang mungkin terjadi didalam piutang, maka pengelolaan piutang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, agar investasi yang tertanam dalam piutang tidak terlalu besar sehingga dapat merugikan perusahaan . Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah : a. Volume penjualan kredit. b. Syarat pembayaran penjualan kredit. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit. d. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang. e. Kebiasaan membayar dari langganan. Untuk mencegah penundaan pembayaran piutang, cara yang digunakan oleh PT. Surya Meubel Medan adalah dengan membatasi penjualan secara kredit kepada langganan, khususnya bagi pelanggan yang sering menunda pembayaran hutangnya. Disamping itu juga pihak perusahaan menyeleksi calon pelanggan yang akan diberikan kredit dengan melihat kemampuan dan kejujuran pelanggan dalam melunasi hutang – hutangnya dari bulan sebelumnya. Rudy Kuswandi : Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

Berdasarkan uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis memberikan analisa dan evaluasi terhadap manajemen pengawasan piutang dan penerapannya yang telah dilaksanakan PT. SURYA MEUBEL MEDAN. Sistem manajemen piutang yang digunakan oleh PT. Surya Meubel Medan sudah sangat baik penanganannya karena perusahaan telah melaksanakan kebijakan kredit yang ditetapkan. Dengan kebijaksanaan pemberian kredit dimaksudkan agar perusahaan mempunyai suatu ukuran untuk menetapkan pembeli yang akan memperoleh kredit, jumlah kredit yang diberikan,jangka waktu dan syarat pembayaran kredit serta kondisi – kondisi yang harus dipenuhi oleh penerima kredit. Teknik kebijaksanaan penagihan piutang yang dilakukan oleh PT. Surya Meubel Medan hanya dengan dua cara saja untuk melakukan proses penagihan, yaitu dengan cara mengirimkan surat dengan melampirkan bukti transaksi. Cara kedua yaitu dengan mendatangi langsung ke tempat pelanggan untuk menagih utangnya. Terhadap piutang yang mendekati tanggal jatuh tempo, maka pihak perusahaan akan mengadakan pemberitahuan kepada debitur yang bersangkutan baik melalui surat, hal ini dilakukan untuk mengingatkan debitur yang bersangkutan bahwa waktu untuk membayar piutang yang dimilikinya kepada debitur sudah mendekati jatuh tempo.