2
1. PENDAHULUAN
Penyelidikan kepanasbumian
secara terpadu
dengan metode
geologi, geokimia dan geofisika dilakukan oleh
Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi
tahun anggaran
2011. Selanjutnya
penyelidikan geofisika
dengan metode Magnetotellurik MT dan metode aliran panas juga telah
dilakukan pada tahun anggaran 2013.
Daerah panas bumi Sumani secara administratif termasuk ke dalam wilayah
Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Berada pada koordinat geografis
100°303 - 100°4207 BT dan 0°3757 - 0°4637 LS. Lokasi bor SMN-1 terletak
pada posisi 677,429 mT dan 9,915,311 mU, proyeksi UTM zona 47 selatan
dengan elevasi sekitar 544 m dpl. Sedangkan Lokasi bor SMN-2 terletak
pada posisi 679,184 mT s.d. 9,915,445 mU dengan elevasi 448 m. Gambar 1.
Hasil survei MT dikompilasikan dengan data geosain lainnya yang meliputi data
geologi, geokimia,
dan geofisika
Gambar 2. Berdasarkan kompilasi, perkiraan daerah prospek panas bumi
dideliniasi di sekitar kemunculan mata air panas Karambia dan Lakuak dengan
luas area sekitar 10,5 km
2
. Pengeboran
sumur landaian
suhu Sumani strike hole dilakukan dengan
mesin bor Atlas Copco tipe CS14 dengan
target kedalaman
700 m
Gambar 3. Ruang lingkup pekerjaan survei landaian suhu meliputi kegiatan
geologi sumur wellsite geology yang meliputi
analisisdeskripsi batuan
cuttingcoring secara
megaskopik maupun mikroskopik, dan pengukuran
logging temperatur yang dimaksudkan untuk mengetahui temperatur initial
temperature aktual formasi.
2. GEOLOGI SUMUR SMN-1
Litologi sumur SMN-1 dari permukaan hingga kedalaman akhir 706,00 m
berdasarkan analisis megakospis dari contoh
batuan bor
disusun oleh
beberapa satuan batuan Gambar 4a, antara lain:
1 Breksi Tufa BT, Andesit A, Breksi Andesit BA, Andesit Teroksidasi AO,
Breksi Andesit Terubah BAT, Breksi Tufa
Terubah BTT,
dijumpai di
kedalaman 0 - 336.45 m. 2 Breksi Lava Tufaan Terubah BLTT,
Andesit A, Breksi Andesit BA, Breksi Andesit Basaltik BAB, Andesit Basaltik
AB, dijumpai di kedalaman 336.45 - 706.00 m kedalaman akhir.
Batuan telah
mengalami ubahan
hidrotermal, dengan
mineral-mineral
ubahan dalam contoh batuan secara lebih rinci dibahas sebagai berikut.
Mineral lempung, 1 - 29 dari total mineral, dijumpai hampir di semua
kedalaman terdiri dari jenis smektit dan montmorilonit.
Kalsit, 1 - 40 dari total mineral, dijumpai
hampir di
semua kedalaman mulai kedalaman 41 m.
Klorit 1 - 40 dari total mineral, dijumpai
hampir di
semua kedalaman mulai banyak hadir di
kedalaman 93 m. Pirit 1 - 6 dari total mineral,
dijumpai mulai di beberapa interval kedalaman dalam jumlah sedikit.
Oksida besi, 1 – 30 dari total mineral, dijumpai sebagian besar di
batuan vulkanik. Kuarsa sekunder 1 - 18 dari total
mineral, hadir sebagai hasil ubahan dari
masadasar dan
fragmen, dijumpai
di beberapa
interval kedalaman.
Anhidrit 2 - 10 dari total mineral, dijumpai pada interval kedalaman
117 – 155 m dalam jumlah sedikit,
colorless. Illit 2 - 6 dari total mineral,
dijumpai di
beberapa interval
kedalaman dalam jumlah sedikit. Epidot 1 - 3 dari total mineral,
dijumpai hanya di kedalaman 19 dan
3
30 m dalam jumlah sedikit. Zeolit 1 - 5 dari total mineral,
dijumpai di beberapa interval. Hadir sebagai veinlet bersama kuarsa dan
kalsit mengisi rekahan, dan juga sebagai
hasil ubahan
dari masadasar.
Konduktivitas panas berkisar antara 11,6 – 14,92 WmK.
Selama kegiatan pengeboran sumur landaian suhu SMN-1 sampai kedalaman
akhir, terjadi hilang sirkulasi lumpur pembilas
secara partial
PLC di
kedalaman 102 m. Banyak dijumpai kekar-kekar gerus, rekahan-rekahan dan
breksiasi yang sebagian terisi kalsit, mineral lempung, oksida besi, zeolit dan
kuarsa sekunder.
Hasil pengukuran temperatur lumpur masuk Tin dan temperatur keluar Tout
sumur SMN -1 adalah sebagai berikut ; Tin 21.2-43.7
C, Tout 21.5-47.5 C. dT max = 10
C.
SMN-2
Litologi sumur SMN-2 dari permukaan hingga kedalaman akhir 427,00 m
berdasarkan analisis megakospis dari contoh
batuan bor
disusun oleh
beberapa satuan batuan Gambar 4b, antara lain:
1 Endapan Koluvium Ko, Andesit A, Breksi Tufa BT, Breksi Andesit BA,
dijumpai di kedalaman 0 - 120,30 m
2 Batulempung sisipan batupasir Blp, Andesit A, Breksi Tufa BT, Andesit
Terkekarkan AT, Breksi Andesit BA, dijumpai di kedalaman 120,30 - 427,00
m kedalaman akhir.
Batuan telah
mengalami ubahan
hidrotermal, dengan
mineral-mineral
ubahan dalam contoh batuan secara lebih rinci dibahas sebagai berikut.
Mineral lempung, 1 - 21 dari total
mineral, dijumpai hampir di semua kedalaman terdiri dari jenis smektit,
montmorilonit dan sedikit kaolinit.
Kalsit, 1 - 12 dari total mineral,
dijumpai hampir di semua kedalaman mulai kedalaman 21 m.
Klorit 1 - 18 dari total mineral,
dijumpai hampir di semua kedalaman mulai banyak hadir di kedalaman
426 m.
Pirit 0 - 1 dari total mineral,
dijumpai mulai di beberapa interval kedalaman. Kadang hadir pada
bagian pinggir vein dan mengisi ronggarekahan di batuan.
Oksida besi, 1 – 32 dari total
mineral, dijumpai sebagian besar di batuan vulkanik.
Kuarsa sekunder 1 - 3 dari total
mineral, hadir sebagai hasil ubahan dari
masadasar dan
fragmen, dijumpai
di beberapa
interval kedalaman..
Anhidrit 1 - 10 dari total mineral,
dijumpai di
beberapa interval
kedalaman, terutama di kedalaman 80
– 88 m dalam jumlah sedikit.
Illit 1 - 15 dari total mineral,
dijumpai di
beberapa interval
kedalaman dalam jumlah sedikit.
Epidot 1 - 6 dari total mineral,
dijumpai hanya di beberapa interval kedalaman.
Hadir sebagai
fosil ubahan yang terdapat pada fragmen.
Zeolit 1 - 3 dari total mineral,
dijumpai di
beberapa interval
kedalaman. Hadir sebagai veinlet bersama kuarsa dan kalsit mengisi
rekahan, dan juga sebagai hasil ubahan dari masadasar.
Konduktivitas panas berkisar antara 0,924
– 1,67 WmK. Selama kegiatan pengeboran sumur
landaian suhu SMN-2 sampai kedalaman akhir, tidak terjadi hilang sirkulasi lumpur
pembilas baik secara partial PLC maupun total TLC. Namun, terjadi influx
air mulai dari kedalaman 161,80 m, dan banyak dijumpai kekar-kekar gerus,
rekahan-rekahan dan breksiasi yang
4
sebagian terisi kalsit, mineral lempung, oksida besi, zeolit dan kuarsa sekunder.
Hasil pengukuran temperatur lumpur masuk Tin dan temperatur keluar Tout
sumur SMN-2 adalah sebagai berikut ; Tin 19,9-35,6
C, Tout 30,0-38,3C. dT max = 4,8
C. Dari
hasil analisis
porositas dan
permeabilitas, didapatkan permeabilitas antara 0.00009 mdarcy hingga 48.94478
mdarcy. Sedangkan porositas antara 21 hingga 33 .
3. LOGGING TEMPERATUR