Lokasi Penelitian dan Kesampaian Daerah Demografi, Iklim dan Tataguna Lahan

Disamping itu pemanfaatan potensi bahan galian lain dan mineral ikutan perlu dilakukan secara optimal sebagai salah satu upaya peningkatan pendapatan dan perekonomian daerah dan nasional. Upaya untuk mengetahui potensi sumber daya dan prospek pemanfaatan bahan galian batubara dan bahan galian lainmineral ikutan maka perlu dilakukan kegiatan penelitian bahan galian lain mineral ikutan pada wilayah pertambangan batubara di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dibiayai dari dana Daftar Isian Pelaksanaan Angggaran DIPA – Pusat Sumber Daya Geologi Tahun Anggaran 2010.

1.2. Lokasi Penelitian dan Kesampaian Daerah

Daerah penelitan secara administratif termasuk dalam Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimatan Tengah. Secara geografis daerah tersebut terletak antara 114  417”00”- 1143245”BT dan 00 5831”- 0014’30” LS. Peta lokasi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk mencapai daerah penelitian dapat menggunakan penerbangan Jakarta - Palangkaraya dan dilanjutkan menuju daerah penelitian dengan menggunakan berbagai macam sarana perhubungan seperti kendaraan bermotor roda empat maupun dengan menggunakan kendaraan air.

1.3. Demografi, Iklim dan Tataguna Lahan

Penduduk asli Kecamatan Kapuas Tengah adalah suku Dayak Kapuas, dan sebagian suku pendatang terutama Suku Banjar dan Jawa serta beberapa suku lain dalam jumlah yang lebih kecil. Suku Dayak Kapuas umumnya menempati wilayah sekitar Petak Bahenda, sedangkan suku pendatang umumnya mendiami pinggiran S. Kapuas dan S. Kuatan serta menempati wilayah yang ada di utara Petak Bahenda. Suku Dayak Kapuas, sebagian memeluk agama Kristen serta Islam, namun sebagian lainnya masih memeluk agama asal tradisi yaitu Kaharingan. Suku – suku pendatang Suku Banjar, Jawa, dll umumnya beragama Islam. Kehidupan umat beragama terlihat baik, begitu pula dengan sarana peribadatan yang telah tersedia. Mata pencaharian penduduk asli pada umumnya adalah berladang, menanam rotan, karet, padi dan sayur- sayuran. Sebagian bekerja mendulang emas dan bekerja pada perusahaan pemegang ijin Hak Pemangku Hutan HPH serta bekerja pada perkebunan kelapa sawit. Suku pendatang biasanya bekerja sebagai pedagang dan sebagian bekerja pada perusahaan HPH serta pada perkebunan kelapa sawit. Daerah penelitian seperti halnya wilayah lain di Indonesia pada dasarnya mempunyai iklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan tahunan di daerah ini berada pada kisaran sedang, yakni antara 1.700 mm sampai 3.350 mm per tahun dengan temperatur rata- rata tahunan adalah sebesar 26,7 o C. Tata guna lahan yang berada di daerah penyelidikan sebagian besar merupakan hutan sekunder dan sebagain lagi berupa perkebunan dan ladang. Pemanfaatan tata guna lahan di daerah penelitian berupa 70 berupa hutan sekunder dan sisanya 30 merupakan perkebunan karet dan ladang padi masyarakat setempat. Sekitar 15 hutan sekunder yang ada di wilayah penelitian dikelola oleh perusahaan kayu swasta. Hutan sekunder ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman ekonomis, seperti beberapa jenis meranti, kruwing, pungsi dan ulin. Daerah perladangan penduduk yang ditanami tanaman padi, karet dan sayur-sayuran.

2. GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN