2. GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
2.1. Geologi Regional
Secara fisiografi daerah penyelidikan merupakan bagian dari
tepian utara Sub-Cekungan Barito yang berbatasan dengan Cekungan Kutai,
dimana pada bagian utara dan barat masing-masing dibatasi oleh Tinggian
Kucing dan Paparan Sunda.
Secara regional daerah penelitian terpetakan dalam Peta Geologi
Regional Lembar Muara Teweh, sekala 1 : 250.000 Supriatna dan Adjat
Sudrajat, 1992 dan Lembar Buntok, sekala 1 : 250.000 Supriatna dkk, 1994
dan 1995.
Kegiatan tektonik di daerah penelitian dan sekitarnya telah dimulai
sejak Zaman Mesozoikum yang ditandai dengan munculnya batuan granit,
granodiorit, diorit, dan gabro dalam komplek Busang. Kemudian diikuti oleh
munculnya batuan gunungapi Kasale dan pengendapan Kelompok Selangkai
pada Kapur Akhir. Pada awal Eosen Tengah terjadi kegiatan gunungapi yang
menghasilkan batuan gunung api Nyaan. Selanjutnya di Cekungan Barito, sejak
Oligosen Akhir hingga Miosen Awal terendapkan Formasi Berai, Montalat,
Purukcahu, yang diikuti oleh kegiatan gunung api Malasan. Pada kala yang
sama juga terjadi terobosan Sintang. Pada Kala Miosen Tengah hingga
Miosen Akhir diendapkan Formasi Warukin.
Struktur geologi
yang berkembang berupa sesar, perlipatan dan
kelurusan yang umumnya berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-
tenggara. Sesar terdiri dari sesar normal, sesar mendatar dan sesar naik yang
melibatkan batuan sedimen berumur Tersier dan Pra Tersier. Kelurusan –
kelurusan
diduga merupakan
jejakpetunjuk sesar dan kekar yang berarah sejajar dengan struktur umum.
Lipatan–lipatan berupa sinklin dan antiklin seperti halnya dengan kelurusan
berarah sejajar dengan struktur regional, timurlaut-baratdaya. Oleh karena itu
litologi umumnya didominasi oleh batuan yang berumur Tersier, maka
diduga kehadiran sesar, kelurusan dan perlipatan berhubungan erat dengan
kegiatan tektonik pada Zaman Tersier Gambar 2 dan Tabel 1.
2.2. Geologi Daerah Penelitian