Sektor Industri Pengolahan PDRB – BAPPELITBANGDA

P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 24 Sumbangan terhadap komposisi perekonomian Kabupaten Purbalingga dalam periode 2006-2010 rata-rata sebanyak 0,68 setiap tahunnya. Grafik 2.5. menggambarkan andil, perkembangan, pertumbuhan dan gejolak harga sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Purbalingga periode 2006-2010.

3. Sektor Industri Pengolahan

Nilai tambah sektor industri pengolahan tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel 2.3, yang mencakup Industri BesarSedang, Industri Kecil maupun Industri Rumahtangga.Dari Tabel terlihat bahwa dominasi sumbangan berasal dari subsektor industri barang lainnya dan makanan, minuman dan tembakau. Subsektor industri barang lainnya merupakan gabungan dari beberapa industri pengolahan yang tidak tercakup dalam kelompok subsektor yang sudah ada. Diantaranya adalah industri rambut dan bulu mata palsu yang pangsa pasarnya untuk diekspor. Secara nominal, nilai tambah dari subsektor industri barang lainnya ini meningkat dari tahun sebelumnya. Namun secara peranan terhadap perekonomian sektor industri, mengalami penurunan dari 40,16 pada tahun 2009 menjadi 39,51 pada tahun 2010. Demikian juga pada harga konstan tahun 2000, peranan dari 38,80 menjadi 38,40. Subsektor industri pengolahan makanan, minuman dan tembakau pada tahun 2010 memberikan sumbangan 1,28 poin lebih besar dari tahun sebelumnya, dari 37,67 menjadi 38,95. P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 25 Tabel : 2.3. NILAI TAMBAH SEKTOR INDUSTRI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2009-2010 Juta Rupiah Uraian 2009 2010 HgB HgK HgB HgK 1 2 3 4 5 NTB 545.342,41 241.342,73 614.589,99 257.831,28 Makanan, minuman dan tembakau 205.425,40 98.275,56 239.385,21 105.578,85 Tekstil, barang dari kulit alas kaki 1.301,39 632,94 1.434,68 669,76 Barang dari kayu dan hasil hutan lain 91.395,90 37.134,69 99.439,66 40.253,46 Kertas dan barang cetakan 1.846,14 828,31 1.987,70 862,43 Pupuk, Kimia dan barang dari karet 103,82 46,84 117,21 49,42 Semen barang galian bukan logam 405,23 185,70 443,32 197,08 Logam dasar besi dan baja 24.059,83 9.917,90 27.023,83 10.501,49 Alat angkut, mesin dan peralatannya 1.781,30 681,03 1.963,41 720,35 Barang lainnya 219.023,40 93.639,76 242.794,98 98.998,42 PENYUSUTAN 41.249,70 18.021,06 46.235,89 19.234,13 Makanan, minuman dan tembakau 11.391,04 5.449,47 13.274,14 5.854,45 Tekstil, barang dari kulit alas kaki 236,06 114,81 260,24 121,49 Barang dari kayu dan hasil hutan lain 8.029,97 3.262,62 8.736,69 3.536,64 Kertas dan barang cetakan 32,88 14,75 35,40 15,36 Pupuk, Kimia dan barang dari karet 10,55 4,76 11,91 5,02 Semen barang galian bukan logam 35,60 16,32 38,95 17,32 Logam dasar besi dan baja 2.113,88 871,38 2.374,29 922,65 Alat angkut, mesin dan peralatannya 156,50 59,83 172,50 63,29 Barang lainnya 19.243,22 8.227,11 21.331,77 8.697,92 NILAI TAMBAH NETTO 504.092,72 223.321,67 568.354,10 238.597,15 Makanan, minuman dan tembakau 194.034,37 92.826,09 226.111,07 99.724,40 Tekstil, barang dari kulit alas kaki 1.065,33 518,13 1.174,44 548,27 Barang dari kayu dan hasil hutan lain 83.365,93 33.872,07 90.702,97 36.716,83 Kertas dan barang cetakan 1.813,26 813,56 1.952,30 847,08 Pupuk, Kimia dan barang dari karet 93,27 42,08 105,30 44,39 Semen barang galian bukan logam 369,63 169,38 404,37 179,77 Logam dasar besi dan baja 21.945,96 9.046,52 24.649,53 9.578,84 Alat angkut, mesin dan peralatannya 1.624,80 621,20 1.790,91 657,06 Barang lainnya 199.780,18 85.412,65 221.463,21 90.300,50 Sumber : BPS - PDRB Kabupaten Purbalingga 2010 Namun secara riil, peningkatan peran subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,23 poin diatas peranan tahun 2009 yang mencapai 40,72. Industri knalpot yang masuk dalam salah satu komoditas subsektor industri pengolahan logam dasar P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 26 besi dan baja, memberikan andil dalam kisaran 4 baik atas harga berlaku dan konstan tahun 2000, maupun dalam tahun 2009 dan 2010. Industri knalpot ini bisa dijadikan harapan untuk mendongkrak peranan sektor industri pengolahan, seperti halnya dengan industri rambut dan bulu mata palsu. Mengingat industri-industri tersebut tidak dimiliki oleh daerah lain. Sektor Industri Pengolahan di Purbalingga masih mempunyai satu lagi subsektor yang seharusnya dapat diharapkan mampu menjadi andalan sebagai mesin penggerak roda perekonomian agar lebih mensejahterakan warganya, yaitu adanya industri sapu lantai dari bahan bunga glagah arjuna. Bunga glagah arjuna ini hidup dengan 1,035 1,040 1,043 1,056 1,065 2,347 2,690 3,086 3,629 4,090 6,417 6,592 6,089 6,729 6,832 9,344 7,489 8,151 10,188 5,491 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 2.6. Andil, Perkembangan, Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Industri Pengolahan di Kab. Purbalingga Tahun 2006-2010 Andil HgB x10 Perkembangan HgB x100 Laju Pertumbuhan HgK Inflasi P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 27 baiknya di kawasan hutan dan lahan sebagian penduduk yang berdomisili di wilayah Kecamatan Karangreja dan Karangjambu serta Karangmoncol. Industri ini lebih untuk melayani pesanan ekspor dari luar negeri. Sektor ini setiap tahun rata-rata mampu menghasilkan PDRB berlaku sebesar 476.113,04 juta rupiah selama kurun waktu 2006- 2010, dengan rata-rata sumbangan sebesar 10,47 dan berkembang rata-rata316,84 per tahun. Sementara dari harga konstan, menghasilkan PDRB rata-rata sebesar 227.683,48 juta rupiah pertahun, menyebabkan pertumbuhan dengan slope positif rata-rata 6,53 setiap tahun. Inflasi tingkat produsen industri pengolahan yang tercipta setiap tahunnya rata-rata mencapai 8,13 ataulebihtinggi2,35 darirata-rata total inflasiprodusen. Pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan ini yang sudah diatas rata-rata pertumbuhan total, masih membutuhkan kucuran dana dari para investor agar dapat menekan laju inflasi yang diatas rata-rata umum. Sektor industri pengolahan mempunyai harapan besar untuk lebih berperan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Purbalingga, dengan memberikan stimulus yang tepat guna meningkatkan gairah usaha khususnya pada industri mikro, kecil dan menengah. Stimulus untuk usaha mikro, kecilrumahtangga dan menengah UMKM merupakan langkah bijak untuk meningkatkan peranan sektor ini. Sebab sudah terbukti ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998, usaha industri besarsedang banyak yang kolaps, UMKM mampu bertahan memutar roda perekonomian. Pada sisi lain, kebutuhan modal dari UMKM P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 28 dapat disuntik melalui kreditpinjaman lunak baik dari pemerintah, bank maupun investor dalamluar wilayah Kabupaten Purbalingga.

4. Sektor Listrik dan Air Bersih