PDRB Menurut Kelompok Sektor

P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 43 Keadaan perekonomian sektor jasa-jasa selama periode 2006-2010 dapat dilihat pada grafik 2.12. Andil yang diberikan sektor terakhir ini selama lima tahun terakhir rata-rata sebesar 17 pertahun dengan kemampuan berkembang sekitar tiga kali lipat. Laju pertumbuhan cukup landai dengan kecepatan rata-rata 7,7 pertahun, dan dibarengi rata-rata infalsi pertahun sebesar 8,5.

B. PDRB Menurut Kelompok Sektor

Kesembilan sektor yang ada, dapat dikelompokkan menjadi sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Kelompok sektor primer terdiri dari sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan sumber daya alam yaitu sektor Pertanian dan sektor Pertambangan Penggalian. 1,672 1,643 1,703 1,722 1,813 2,229 2,499 2,961 3,478 4,094 7,833 7,056 8,224 7,502 8,083 10,186 4,720 9,488 9,253 8,912 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 2.12. Andil, Perkembangan, Pertumbuhan dan Inflasi Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Purbalingga Tahun 2006-2010 Andil HgB x10 Perkembangan HgB x100 Laju Pertumbuhan HgK Inflasi P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 44 Kelompok sektor Sekunder terdiri dari sektor Industri Pengolahan, Listrik dan Air, serta Bangunan. Kelompok sektor Tersier terdiri dari sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor Jasa-jasa. Grafik 2.13. Struktur Ekonomian Menurut Kelompok Sektor di Kab. Purbalingga Tahun 2010 Pada grafik 2.13. tersebut di atas, kelompok sektor yang memberikan andil paling besar adalah kelompok sektor tersier yaitu sekitar 48,47 dari nilai nominal sebesar 2.796.966,78 juta rupiah. Laju pertumbuhan ekonomi kelompok ini dalam urutan runner up dengan kecepatan 6,78. Sampai dengan tahun 2010, perekonomian dari kelompok tersier dengan implisit sebesar 230,37, menghantarkan inflasi sektor ini sebesar 6,32, merupakan inflasi yang paling tinggi dari dua kelompok sektor lainnya. Laju pertumbuhan yang paling tinggi adalah dari kelompok sektor sekunder, yaitu sebesar 6,90. Kelompok Primer; 31,96 Sekunder; 19,56 Tersier; 48,47 P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 45 sektor primer yang merupakan bentukan dari sektor-sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian, laju pertumbuhannya hanya sebesar 3,40. Kurun waktu lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi seluruh kelompok sektor berfluktuatif Grafik 2.14.. Rata-rata pertumbuhan kelompok primer lebih kurang 3,50 pertahun cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada kelompok sektor sekunder, pertumbuhan rata-rata pertahun mencapai 6,79, lebih cenderung landai. Kelompok sektor terakhir, pertumbuhan mengalami kontraksi yang cukup kuat pada tahun 2007 dan melemah pada tahun 2008, sehingga rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 6,74. 3,417 3,411 3,374 3,274 3,196 1,954 1,945 1,936 1,954 1,956 4,629 4,644 4,690 4,773 4,847 3,169 4,309 2,942 3,695 3,395 6,799 6,505 6,689 7,071 6,903 5,858 7,515 6,519 7,000 6,785 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 2.14. Andil dan Pertumbuhan Kelompok Sektor di Kabupaten Purbalingga Tahun 2006-2010 Andil HgB Primer x10 Andil HgB Sekunder x10 Andil HgB Tersier x10 Laju Perumbuhan HgK Primer Laju Perumbuhan HgK Sekunder Laju Perumbuhan HgK Tersier P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 46 Peranan yang diberikan oleh kelompok sektor lebih didominasi oleh kelompok sektor tersier, terlihat dari grafik 2.14., yang menunjukkan peningkatan secara terus menerus dari tahun ke tahun meskipun landai. Share yang diberikan oleh kelompok tersier ini rata-rata mencapai 47,17 pertahun, selama periode 2006-2010. Tidak demikian dengan kelompok sektor primer, keadaannya malah berkebalikan dengan kelompok sektor tersier, meskipun lambat terjadi pengurangan peranan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Sehingga untuk keadaan lima tahun terakhir ini peranan yang diberikan oleh kelompok sektor primer rata-rata sebesar 33,34 pertahun. Kelompok sektor sekunder, sebagai kelompok sektor peralihan dari primer ke tersier, rata-rata pertahun menyumbangkan peranannya sebesar 19,49 pada perekonomian di Kabupaten Purbalingga selama periode 2006-2010. Perkembangan perekonomian semenjak tahun 2006 hingga 2010, yang banyak mengalami perubahan adalah kelompok sektor sekunder Grafik 2.15. Perkembangan kelompok sektor sekunder rata-rata pertahun mencapai tiga kali lipat lebih dari kondisi perekonomian tahun 2000. Dua kelompok sektor lainnya baru dalam kisaran dua kali lipat lebih. Gejolak harga rata-rata lima tahun terakhir pada tingkat produsen kelompok sektor berada pada kisaran 7-10 pertahun, meskipun cenderung fluktuatif, namun menunjukkan adanya penurunan. Kelompok sekunder mengalami penurunan paling besar yaitu 4,73 poin dari tahun sebelumnya sehingga berada pada 4,72. Kelompok tersier penuruunannya mencapai 4,15poin 6,32 dan kelompok primer hanya turun 3,13 poin sehingga menjadi 5,56. P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 47 Kelompok sektor primer yang ditopang oleh sektor pertanian dan pertambangan-penggalian, meskipun pada tahun 2006 sempat mencapai 13,65, namun tahun-tahun berikutnya hingga 2009, inflasi yang terjadi menunjukkan dalam kisaran 9 dan pada tahun 2010 mencapai 5,56 atau 0,23 poin dibawah inflasi total. Kelompok sektor sekunder yang diusung oleh sektor-sektor industri pengolahan, listrik dan air, serta bangunan, sepanjang 2006-2010 mengalami gejolak harga yang terjadi cukup ‘liar’ dimana sempat hampir menyentuh dua digit pada tahun 2006 9,51, kemudian berada pada kisaran 6 pada tahun 2007 dan 2008 dan pada tahun 2009 kembali menyentuh angka 9,45, namun pada tahun 2010 turun drastis pada titik 4,72. Rata-rata inflasi kelompok sektor sekunder 1,927 2,194 2,481 2,796 3,052 2,456 2,788 3,174 3,719 4,164 2,161 2,473 2,855 3,375 3,832 13,653 9,162 9,849 8,688 5,557 9,508 6,581 6,693 9,451 4,717 10,404 6,434 8,380 10,469 6,319 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 2.15. Perkembangan dan Inflasi Kelompok Sektor di Kabupaten Purbalingga Tahun 2006-2010 Perkembangan HgB Primer x100 Perkembangan HgB Sekunder x100 Perkembangan HgB Tersier x100 Inflasi Primer Inflasi Sekunder Inflasi Tersier P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 48 yang terjadi setiap tahunnya mencapai 4,73. Kelompok sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan rumah makan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa, lima tahun terakhir gejolak harga pada level produsen mencapai 4,15 pertahunnya. Fluktuatif inflasi terkesan “liar” pun terjadi pada kelompok sektor tersier ini. Dengan laju pertumbuhan pada kelompok sektor tahun 2010 yang bergerak positif dan rentang laju inflasi harga produsen berada pada kisaran 5-6 gejolak harga produsen antar kelompok sektor berbeda tipis, membawa harapan keadaan perekonomian di Kabupaten Purbalingga pada tahun-tahun mendatang jauh lebih baik dan terkendali. P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 49 BAB III EKONOMI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 Dalam pembangunan ekonomi dibutuhkan strategi, yaitu untuk mengembangkan kesempatan kerja bagi penduduk yang ada sekarang dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Drs. Subandi, M.M, 2005, dalam Sistem Ekonomi Indonesia. Dalam buku yang sama, dikutip juga pendapat Lincolin Arsyad 2000 yang menyampaikan bahwa strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dikelompokkan menjadi: a Strategi Pengembangan Fisik Locality or Physical Development Startegy Strategi untuk menciptakan identitas daerahkota, memperbaiki pesona amenity base atau kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki daya tarik pusat kota civic center dalam upaya memperbaiki dunia usaha daerah dengan melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisiklokalitas daerah yang ditujukan untuk kepentingan pembangunan industri dan perdagangan. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut membutuhkan: 1. Pembuatan bank tanah land banking , yang bertujuan menginventarisasi data tentang tanah yang kurang optimal penggunaannya, tanah yang belum dikembangkan atau salah dalam penggunaannya dan sebagainya 2. Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk memperbaiki iklim investasi di daerah dan memperbaiki P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 50 citra pemerintah daerah 3. Penataan Kota townscaping , dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan pusat-pusat pertokoan dan penetapan standar fisik suatu bangunan 4. Pengaturan tata ruang zoning dengan baik untuk merangsang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah 5. Penyedian perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif bagi dunia usaha, disamping menciptakan lapangan kerja 6. Penyediaan infrastruktur seperti: sarana air bersih, listrik, taman, sarana parkir, tempat olahraga dan sebagainya b Strategi Pengembangan Dunia Usaha Business Development Strategy Menciptakan iklim perekonomian daerah yang sehat dengan pengembangan dunia usaha sehingga mempunyai daya tarik, kreativitas atau daya tahan yang khas. Dukungan dari pemerintah daerah berupa: 1. Pengaturan dan kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah penurunan kualitas usaha 2. Pembuatan pelayanan informasi terpadu sebagai tempat interaksi antara aparat pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam hal perijinan dan informasi rencana pembangunan ekonomi daerah 3. Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha kecil perannya sangat penting sebagai penyerap P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 51 tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan memajukan kewirausahaan 4. Pembuatan sistem pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak ekonomis dalam produksi dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor serta sikap kooperatif sesame pelaku bisnis 5. Pembuatan lemabga penelitian dan pengembangan Litbang yang bertugas melakukan penelitian dan mengkaji tentang produk baru, teknologi baru dan pencarian pasar baru c Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resource Development Strategy Pengembangan sumber daya manusia SDM bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan ketrampilan agar produk yang dihasilkan semakin bermutu dan memiliki nilai jual lebih. Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan: 1. Pelatihan dengan sistem costumized training , yaitu sistem pelatihan yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan si pemberi kerja 2. Pembuatan bank keahlian skill bank , sebagai bank informasi yang berisi data base keahliankemampuanketrampilan dan latar belakang dari para pengangguran yang ada 3. Penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan lembaga- lembaga pendidikan dan ketrampilan 4. Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 0 52 d Strategi Pengembangan Masyarakat Community-Based Development Strategy Strategi ini bertujuan untuk menciptakan manfaat sosial, seperti penciptaan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.Hal ini untuk menanggulangi kebijakan umum ekonomi yang tidak dapat menjangkau kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Namun dengan melihat keterbatasan lahan dan sumber daya alam, perlu adanya penerapan strategi yang lebih spesifik. Seperti wilayah di pulau Jawa pada umumnya, kondisi Kabupaten Purbalingga mempunyai lahan yang terbatas dan tenaga kerja melimpah, maka kegiatan yang dapat diproritaskan Drs. Robinson Tarigan, MRP, 2005, dalam Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi adalah kegiatan yang mampu menyerap tenaga kerja banyak pada setiap satuan luas lahan yang sama. Sebagai contoh adalah kegiatan industri, usaha kerajinan, kegiatan jasa dan perdagangan. Optimalisasi luas lahan dan jumlah tenaga kerja tersebut diharapkan mampu lebih meningkatkan pendapatan daerah, sehingga laju pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat.

1. STRUKTUR EKONOMI