Gentamisin  mrngandung 2 molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksan Paramomisin Penggunaan

Farmakologi: Antibiotik Spektrum kerja : Aktif melawan Mycobacterium Tuberculosis. Akan tetapi karena streptomisin menyebabkan ototoksisitas yang berkaitan dengan dosis, terutama dalam jangka waktu panjang, streptomisin sering digantikan oleh rifampisin. Farmakokinetik : Resorpsinya dari usus nihil, distribusinya ke jaringan buruk, dapat melewati plasenta. Waktu paruhnya 2-3 jam. Ekskresinya melalui ginjal rata-rata 60 dalam bentuk utuh. Efek samping : Terhadap ginjal dan organ pendengar. Bisa menyebaban ketulian. Dosis : tergantung dari usia. 1 dd 0.5-1 g maksimum 2 bulan, selalu dikombinasi dengan obat-obat lain.

b. Gentamisin  mrngandung 2 molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksan

Penggunaan  parenteral, topikal Spektrum kerja  melawan Pseudomonas, Proteus, dan stafilokokus yang resisten untuk penisilin dan metisilin. Tidak aktif terhadap mycobacterium. Farmakokinetik  Waktu paruh : 2-3 jam, ekskresi melalui kemih secara utuh rata- rata 70 Efek Samping  Lebih ringan dari pada streptomisin dan kanamisin. Agak jarang mengganggu pendengaran. Dosis  3-5 mgkghari dalam 3 dosis garam sulfat. Krem 0.1 , salep mata dan tetes mata 0.3 : 4-6 dd 1-2 tetes. Garamycin.

c. Paramomisin Penggunaan

 Oral Indikasi  infeksi usus dan mensterilkan usus sebelum pembedahan Dosis  disentri amoeba oral 35 mgkghari dalam 3 dosis selama 5-10 hari, crystosporidiosis oral 4x sehari 500-750 mg MAKROLIDA Makrolida digunakan sebagai obat alternatif pada pasien yang sensitif penisilin, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, stafilokokus, pneumococcus, dan clostridium. Rute pemberian secara oral, tetapi eritromisin dan klaritromisin dapat diberikan intravena bila perlu. Efek samping dari mekanisme kerja semua makrolida dapat mengganggu fungsi hati. Penggunaan makrolida tidak efektif pada meningitis. Kondisi resistensi pada pengguna antibiotic ini bisa terjadi karena adanya perubahan yang dikendalikan oleh plasmid pada reseptornya dalam subunit 50S ribosom bakteri.  Contoh Makrolida : a. Eritromisin Aktivitas  bekerja bakteriostatis. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga menghambat sintesis protein Indikasi  infeksi paru-paru oleh Mycoplasma pneumonia, infeksi usus dengan Campilobacter jejuni. Untuk infeksi saluran nafas dijadikan alternatif kedua bilaman terdapat resistansi atau hipersensitivitas oleh penisilin atau sefalosporin. Farmakologi: Antibiotik Farmakokinetik  Makanan memperburuk absorpsinya, maka sebaiknya diminum saat perut kosong. 80 terikat pada protein. Kadar dalam intraseluler tinggi. Metabolismenya, semua makrolida diuraikan dalam hati, sebagian oleh system sitokrom-P450. Ekskresinya melalui empedu dan tinja serta kemih, terutama dalam bentuk inaktif. Efek samping  gangguan lambung-usus, diare, nyeri perut,nausea,muntah. Interaksi denga obat lain bisa terjadi. Penghambatan metabolisme teofilin, kumarin, rifampisin, siklosporin. Pada kehamilan dan laktasi, dapat diberikan dengan aman, namun derivatnya belum diketahui secara pasti. Dosis  Oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong, untuk anak-anak 20-40 mgkgBBhari selama maksimum 7 hari.

b. Spiramisin Indikasi