b. Distribusi Selektif
Distrib usi  ini  m em erlukan  sejum lah  trader  kecil  atau roaster  untuk  m endistribusikan  produk  kopi.
Strategi ini biasa digunakan jika pembeli potensial terbatas
danatau tidak bersedia melakukan perjanjian yang bersifat eksklusif. Strategi ini paling sering digunakan
untuk segmen menengah hingga atas middle to high- end
, seperti kopi bersertii kat Organic dan fair Trade. c. Distribusi intensif
Distribusi  intensif  m enjadi  pola  distribusi  yang  paling sering  digunakan  karena
terdapat  banyak  pembeli potensial. Strategi ini relevan digunakan untuk kopi
di  segmen  low-end dan  menengah,  sehingga  lebih mencakup  kualitas  yang  standar.  Nam un,  penting
untuk diperhatikan bahw a
eksportir perlu berinvestasi pada  sistem  manajemen  mutu  misalkan  terkait
keamanan  pangan  atau  food  safety  agar  mampu berkoneksi  dengan  pembeli  potensial  yang  lebih
banyak. Pada distribusi ini biasanya digunakan sertii kasi
keb erlanjut an  yang  um um   at au  m ainst ream ,  sep ert i
UTZ  Certii ed,  Rainforest  Alliance,  dan  4C.  Mem iliki
beberapa sertii kasi yang berbeda atau bahkan sertii kasi yang lebih tinggi dapat m enjadi keunggulan kom peratif
com parative advantages  dari  eksportir  lain. St rat eg i  b eriku t   yan g   d it aw arkan   o leh   CBI  ad alah
p enet ap an  harg a. Penetapan  harga  penting  agar
eksportir  tidak  rugi  dengan  harga  yang  terlalu murah  atau  jangan  sampai  tidak  mendapatkan
pembeli karena harga yang terlalu mahal. Dua strategi
yang  dapat  diadopsi  adalah  cost-plus pricing dan  value- based pricing
.
a Cost-Plus Pricing Cost-plus
pricing  adalah  penet apan  harga dengan  mengikuti  harga  komoditas  di  pasar.
Strategi  ini  pada  umumnya  digunakan  untuk pasar low-end dan menengah. Harga ditentukan
d en g an menambahkan  margin  keuntungan
pada  biaya  produksi.  Strategi  harga  ini  cukup
efektif  untuk  m elihat  ap akah  produsen  m am p u m encapai  harga  kopi  di  pasar  global.  Kelem ahan
st rategi  ini  ad alah kurang  memperhitungkan
kualitas  produk  dan  atau  biaya  produk,  hanya
m engacu pada harga pasar dan eksportir dituntut untuk  bersaing  dengan  m engikuti  harga  tersebut.
Harga kom oditas kopi biasanya tetap untuk jangka w aktu tertentu. Untuk itu, eksportir harus m engikuti
tren di bursa kopi internasional. Hanya jika kualitas kopi yang sangat berbeda dari yang lain m isalnya
Mandheling  Longberry  atau  Sum atera  Peaberry, eksportir dapat m enentukan harga sendiri. Nam un,
itupun  tidak  lazim   karena  sangat  jarang  suppliers dan buyers tidak berhubungan sam a sekali dengan
harga  pasar. Cost-plus pricing
dapat digunakan sebagai alat untuk m engelola  biaya  dari  produk,  untuk  m em astikan
biaya  produksi  tidak  m elebihi  biaya  m aksim um , sehingga  perusahaan  m asih  m em peroleh  m argin
keu n t u n g an   d en g an   h arg a  p asar  yan g   t elah ditentukan.  Strategi  ini  m enuntut  produsen  untuk
m em p er t im b an g kan   sem u a  b iaya  p ro d u ksi, p rom osi,  t ransp ort asi,  asuransi,  b ea  cukai,  d an
lain-lain.  Jika  ternyat a  p rod usen  t id ak  m am p u m em enuhi harga pasar, m aka proses produksi dan
penjualan perlu ditinjau ulang. Alternatif lain seperti sertii kasi  dapat  m enam bah  nilai  produk.
b Value-based Pricing Value-based
pricing  menjadi  strategi  harga untuk  produk  kopi  eksklusif  di  segmen  high-
end yang  tidak  mengikuti  harga  pasar.  Harga
ditentukan karena tidak ada kompetisi belum ada  kompetisi  atau  di  mana  produk  diekspor
dianggap  unik  atau  eksklusif.  Kond isi  p asar
untuk  strategi  ini  ditandai  dengan
volume  kecil dan  margin  yang  tinggi.  Selanjutnya,  produsen
d ap at   m em ilih   u n t u k  m en u ru n kan   h arg a  lalu m en in g kat kan   vo lu m e  p en ju alan .  Pen et ap an
harga value-based juga harus m em pertim bangkan perm intaan atas produk. Eksportir perlu tahu harga
m aksim um   yang  bersedia  dibayarkan  oleh  buyers. Hal  tersebut  perlu  untuk  m em perkirakan  untung
yang m asuk akal dengan volum e penjualan tertentu. Gam baran  penetapan  harga  ini  dapat  m enjadi  saran
dan  dip ertim b angkan  dalam   struktur  b iaya  p roduksi. M ung kin,  p rod usen  jug a  d ap at   m elakukan  kalkulasi
terperinci dengan m em bagi total biaya yang dihabiskan dan keuntungan yang dihadapkan per unit produk yang
dijual  untuk  m enganalisis  apakah  pasar  akan  bersedia m enerim a harga tersebut. Beberapa poin m enarik lainnya
yang  perlu  dipertim bangkan  untuk  m enentukan  harga ekspor  adalah: