Peran Pembentukan Moral PERANAN GURU PKn TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMP NEGERI 10 PALU | AMIRUDDIN | EDU CIVIC 6171 20422 1 PB

Amirudin: Peranan Guru Pkn terhadap Pembentukan Moral Siswa di SMP Negeri 10 paLu , 14 April 2013

E. Peran Pembentukan Moral

Sebelum memahami peran pembentukan moral terlebih dahulu kita mengerti arti dari moral itu sendiri. Kata moral berasal dari bahasa Latin, yaitu; kata mores yang terdiri atas suku kata mos. Kata mores mengandung pengertian tentang adat-istiadat, kelakuan, tabiat, watak, dan akhlak Hamid Darmadi, 2007:50. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah moral disamakan dengan kata “akhlak, budi pekerti atau susila” Anton Moelyono, 1989:592. Sedangkan pengertian moral adalah kesusilaan yang terdiri atas kesopanan serta tata cara seseorang yang bertingkah laku secara beradab Daedji Darmodiharjo,1983:70 . Berdasarkan pendekatan etimologis di atas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan moral tidak lain adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi pekerti, akhlak dan susila. Dalam mendidik moral peserta didik, guru antara lain bertugas sebagaimana dikemukakan oleh Roestiyah NK 1998:32-33 adalah sebagai berikut: 1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman 2. Membentuk kperibadian anak yang harmonis sesuai dengan cita-cita dan dasar negara kita pancasila 3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik 4. Sebagai perantara dalam belajar 5. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak ke arah kedewasaan 6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat 7. Sebagai penegak disiplin 8. Guru sebagai administrator dan maneger 9. Pekerjaan guru sebagai profesi 10. Guru sebagai perencana kurikulum 11. Guru sebagai pekerja yang memimpin 12. Guru sebagai seponsor dalam kegiatan anak-anak Berkaitan dengan tugas mendidik ini salah satu aspek yang perlu dilakukan adalah membentuk moral siswa. Membentuk moral siswa merupakan komponen mendidik yang seharusnya dilakukan setiap guru. Prinsip pendidikan kita bukan hanya bertujuan untuk menciptakan manusia Indonesia yang cerdas, pintar secara intelektual dan terampil tapi juga harus dilengkapi dengan kematangan pribadi, akhlak yang mulia. Sehubungan dengan itu, seorang pembentuk moral dalam menjalankan peranannya perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam pembentukan moral.

F. Kendala-kendala dalam Pembentukan Moral