STUDI TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SMP NEGERI 19 PALU | Arlisa | EDU CIVIC 7298 24333 1 PB

(1)

STUDI TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SMP NEGERI 19 PALU

Kristin Arlisa1 Jamaludin2

Hasdin3

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan pihak sekolah untuk dapat meningkatkan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu. Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu dan untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu.Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, Subyek dalam penelitian ini 3 orang yaitu 1 orang kepala sekolah, 3 orang guru mata pelajaran PKn. dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi profesional guru PKn dalam kategori baikkarena telah memenuhi indikator-indikator kompetensi profesional guru, hal ini dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga guru PKn dan usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PKn dalam pembelajaran PKn yaitu dengan fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, pelatihan, memberdayakan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), memberdayakan guru-guru untuk mengikuti seminar, lokakarya dan mengadakan seminar disekolah dengan memanggil narasumber atau pemateri yang ahli dalam bidangnya, serta dengan sertifikasi guru yang diperoleh melalui pendidikan profesi dengan uji kompetensi. Dalam program sertifikasi telah ditentukan kualifikasi pendidikan bagi semua guru disemua tingkatan minimal sarjana, sedangkan dari guru PKn sendiri yaitu dengan berinisiatif sendiri untuk mengikuti seminar-seminar yang membahas tentang PKn

Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Pembelajaran PKn

1

A 321 12 027, Mahasiswa Program Studi PPKn, FKIP, Universitas Tadulako. 2

Pembimbing I 3


(2)

I. PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Seorang guru harus memiliki standar kompetensi yang baik dan guru juga harus memahami arti kompetensi guru agar mampu menjadi guru yang profesional.

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik, masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak-anak mereka menjadi orang yang berkepribadian mulia. Memperolehmutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru, karena pendidikan memiliki peranan penting sebagaimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 20034 :

Tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3.tentangSistem Pendidikan Nasional. [online] (http://www. UUSPN.go.id). diakses [26 maret 2016].


(3)

kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Demi mewujudkan tujuan nasional tersebut dalam tatanan pendidikan harus mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional sesuai dengan tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya kebutuhan dunia kerja dan respon terhadap perubahan masyarakat setempat, dengan kata lain pendidikan harus menghasilkan lulusan yang mampu berfikir global dan mampu bertindak lokal serta dilandasi dengan moral dan akhlak yang mulia.

Guru dalam hal ini, merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi pembincangan utama ketika berbicara tentang permasalahan pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan hasil yang segnifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

Sistem pendidikan guru sebagai subsistem pendidikan nasional merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada hakikatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang dan semua satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, disamping perlunya unsur-unsur penunjang lainnya. Kualitas kemampuan guru yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan derajat kemampuan guru sejak mula disiapkan pada suatu lembaga pendidikan guru, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan.


(4)

Menurut Cogan (Siti Hartati, 2011:8)5 bahwa guru harus mempunyai kompotensi berikut: (1) Kemampuan untuk memandang dan mendekati masalah-masalah pendidikan dan prespektif masalah global, (2) Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan bertanggung jawab sesuai dengan peranan dan tugas dalam masyarakat, (3) Kapasitas kemampuan berpikir secara kritis dan sistematis, (4) Keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual sesuai dengan tuntutan jaman selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Peningkatan profesionalisme guru merupakan upaya untuk membantu guru yang belum memiliki kualifikasi profesional menjadi profesional.Dengan demikian, peningkatan kemampuan profesional guru merupakan bantuan atau memberikan kesempatan pada guru tersebut melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.Namun demikian, bantuan profesionalisme hanya sekedar bantuan, sehingga yang harus lebih berperan aktif adalah guru itu sendiri.Artinya perlu dikemukakan bahwa gurulah yang seharusnya meminta bantuan kepada yang berwenang untuk mendapatkan pembinaan.Bantuan yang diberikan juga merupakan bantuan yang profesional, yang tujuan akhirnya adalah menumbuh kembangkan profesionalisme guru.

Menurut Oemar Hamalik (2009:49)6 Lembaga Pendidikan Guru (LPG) merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kompetensi guru karena lembaga pendidikan guru merupakan suatu lembaga yang selalu mendapatkan perhatian, baik oleh para ahli pendidikan maupun oleh para administrator pendidikan dalam berbagai tingkat wewenang dan tanggung jawab dalam sektor pendidikan. Perhatian itu wajar diberikan mengingat pentingnya peranan lembaga pendidkan guru, baik pre-service

maupun in-service, dalam rangka mempersipkan dan menyediakan calon-calon guru

5

Cogan (siti hartati) 2011 hal 8 Studi tentang Kompetensi Pedagogig Guru Dalam Pembelajaran PKn di SMP Negeri 1 Kasimbar. Skripsi Sarjan pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan. 6

Hamalik,oemar. 2009 hal 49.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: PT Bumi Aksara.


(5)

dalam berbagai jenjang persekolahan, sejak dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan pendidikan tingkat menengah.

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Competence”, dan diartikan

sebagai kecakapan atau kemampuan.Kompetensi juga dapat diartikan sebagai ciri mendasar yang terdapat pada diri seseorang yang memiliki hubungan sebab akibat dengan kinerjanya yang efektif atau unggul dalam suatu pekerjaan.Kamus umumbahasa Indonesia mengartikan kompetensi berarti kecakapan.Padanan kata yang berasal dari bahasa Inggris ini cukup relavan dengan pembahasan, kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melakukan kewajiban-kewajiban dan tanggung jawabnya.

Djmarah (1994:33)7“Mendefenisikan kompetensi sebagai suatu tugas yang menandai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

seseorang”. Menurut UU No.14 Tahun 20058

tentang guru dan dosen disebutkan

bahwa : “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Guru atau Dosen dalam

melaksanakan tugasnya”.

Menurut Pasal 10 ayat (1) UU Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

7

Djmarah (1994) hal 33. Pengertian Kompetensida nProfesi Keguruan. Gorontalo: Ideal Publising 8


(6)

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual, dan mengambarkan fakta-fakta terhadap masalah yang akan ditiliti dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Palu dengan subjek penelitian 3 orang Guru PKn dan Kepala Sekolah SMP Negeri 19 Palu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data melalui tiga tahap yang terjadi secara bersamaan yang dikemukakan menurut teori Miles dan Huberman (1992:15) yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

III. HASIL PENELITIAN Hasil observasi guru

1. Hasil obsevasi Bapak Yonif Penak, S.Pdmenunjukan bahwa kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran PKn yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran PKn di kelas sudah baik hal ini ditunjukan dari skor perolehan 137 dengan skor rata-rata yaitu 62,27% dengan kategori baik. Kemampuan profesionalisme guru sudah cukup baik hanya saja masih terdapat beberapa tindakan-tindakan yang belum dilakukan dengan maksimal misalnya pada kegiatan Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik yaitu melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan melaksanakan pembelajaran belum sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Serta pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran yaitu melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran yang belum terealisasi dengan baik hal ini disebabkan SMP Negeri 19 Palu belum terfasilitasi dengan baik dalam media pembelajaran.

2. Hasil observasi Ibu Yusrawati Amir, S.Pd menunjukan bahwa salah seorang guru PKn di SMP Negeri 19 Palu menunjukan bahwa kemampuan pengelolaan


(7)

pembelajaran PKn di kelas sudah terbilang baik dengan skor perolehan 138 dengan skor rata-rata yaitu 62,72% dengan kategori baik. Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas sangatlah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa namun kemampuan tersebut masih belum terlaksana dengan maksimal, misalnya pada kegiatan inti dalam penguasaan materi pelajaran yaitu guru masih belum mampu menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) dan pelaksanaan pembelajaran yang kontekstual serta guru kurang memperhatikan alokosi waktu pelaksanaan pembelajaran sehingga guru terlambat masuk kelas.

3. Hasil Observasi Bapak Moch. Basri, S.Pd.,M.A.P menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 19 Palu. Dengan skor perolehan 133 dengan skor rata-rata yaitu 60,45% dengan kategori baik. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan profesional. Dalam pelaksanaan proses pembelajran guru PKn sudah baik namun ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, misalnya pada kegiatan inti dalam penerapan strategi pembelajaran yang mendidik yaitu belum terlaksananya pembelajaran yang sistematis dengan baik, pembelajaran kontekstual, dan alokasi waktu pembelajaran yang belum berjalan sesuai dengan rencana dan pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu kurangnya pengunaan media pada proses pembelajaran.

IV. PEMBAHASAN

Kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu

Setelah dikemukakan data-data hasil penelitian di atas, baik itu observasi maupun wawancara, maka pada tahap berikutnya dibahas permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya pada bab pendahuluan. Pembahasan difokuskan pada permasalahan yang diajarkan dalam penelitian.Bagaimana kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu.


(8)

Kegiatan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru PKn yaitu meliputi 3 aspek yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dari 3 aspek tersebut 10 kriteria penilaian yang merupakan indikator atau aspek yang dinilai yaitu: 1. Apersepsi dan motivasi

Pada kegiatan ini guru PKn melakukan persiapan yang baik terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu guru mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan yang menantang dan menyampaikan manfaat materi pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mendemonstrasikannya sehingga siswa memperoleh gambaran umum terhadap tema/materi yang akan diajarkan dan siswa termotivasi sacara langsung terhadap tema/materi yang dipelajari.

2. Menyampaikan kompetensi dan rencana kegiatan pembelajaran.

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai sangatlah penting dalam suatu proses pembelajaran kegiatan ini telah dilakukan dengan baik oleh guru PKn menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik dan menyampaikan rencana kegiatan melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama antara siswa dengan siswa lainnya, siswa dan guru. Dan begitupula sebaliknya.

3. Penguasaan materi pelajaran

Kemampuan guru PKn dalam penguasaan materi dalam suatu proses pemebelajaran berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi yang akan diajarkan. Guru PKn telah memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyusuaikan materi dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya (RPP), mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan IPTEK dan kehidupan nyata, menyajikan pembahasan materi pembelajaran yang tepat dan penyajian materi secara sistematis sehingga penyajian


(9)

materi pembelajaran berkelanjutan disetiap pertemuana dengan tujuan siswa dapat memahami dengan cepat dan benar.

4. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan guru PKn sudah cukup baik dalam penerapan strategi pembelajaran yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta melaksanakan pembelajaran secara continue. Kegiatan pembelajaran di kelas menyangkut strategi pembelajaran. Bagaimana seorang guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang efektif serta menyenangkan hal ini berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru.Pembelajaran yang menyenangkan dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis dan demokratis. Namun terdapat beberapa aspek yang belum terlaksana secara maksimal yaitu pelaksanaan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.

5. Penerapan pendekatan Scientific

Kegiatan Penerapan pendekatan Scientific yang dilakukan oleh guru PKn sudah cukup yaitu memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberikan umpan balik terhadap pertanyaan siswa sehingga tercipta komunikasi multi arah dalam pembelajaran. Namun pada realitasnya masih terdapat beberapa komponen yang belum dilaksanan secara maksimal diantaranya memfasilitasi siswa untuk mencoba dan memfasilitasi siswa untuk mengamati hal ini disebabkan pengadaan sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya mendukung proses pembelajran dan tingkat kemampuan berfikir siswa yang bervasriasi.

6. Penerapan pembelajaran tematik terpadu

Penerapan pembelelajaran yang dilakukan oleh guru PKn secara tematik dan terpadu yaitu penyajian materi pembelajaran sesuai dengan tema, penyajian pembelajaran PKn sesuai dengan kurikulum, menyajikan pembelajaran yang memuat


(10)

komponen karakteristik, dan penyajian yang bernuansa aktif dan menyenangkan. Dalam realitasnya masih cukup baik hal ini dikarenakan kurukulum yang digunakan masih berbasis KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

7. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

Sumber dan media sangatlah penting dalam pembelajaran karena dapat membantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemampuan guru PKn dalam memanfaatkan sumber/media pembelajaran sudah cukup baik. Guru menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar, menghasilkan pesan yang menarik, dan melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan sumber belajar. Tetapi masih ada beberapa kompenen yang belum terlaksana dengan baik yaitu keterampilan penggunaan media pembelajaran, dan melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran dikarenakan media yang digunakan masih terbatas, misalnya infokus, dan media elektronik lainya. 8. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran

Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar siswa berperan aktif sebagai partisipan. Kamampuan guru PKn melibatkan siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan cukup baik. Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar, guru merespon positif partisipasi peserta didik, guru menunjukan sikap terbuka terhadap respons pesrta didik, guru menunjukan hubungan terbuka terhadap pribadi yang kondusif, dan menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Namun pada dasarnya masih belum maksimal hal ini disebabkan siswa masih malu-malu dalam menbutarakan pendapatnya dengan kata lain masih kurang percaya diri dan guru sulit menumbuhkan partisipasi aktif secara keseluruhan siswa karena tingkat kemampuan berfikir siswa bervariasi.

9. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.

Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa sangatlah dibutuhkan agar dapat mentransfer informasi secara jelas dan benar kepada siswa. Kemampuan guru PKn dalam penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran sudah baik


(11)

yaitu penyampaian bahasa lisan secara jelas dan lancar dan menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar dalam proses pembelajaran.

10. Penutup pembelajaran

Kegiatan penutup pembelajaran tidak hanya dapat diartikan sebagai kegiatan akhir pembelajaran tetapi lebih untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi dan usaha pemantapan penguatan kompetensi yang diharapkan. Diharapkan guru dapat mengetahui kompetensi yang telah dikusai atau belum dikuasai siswa. Kemampuan guru PKn dalam melaksanakan kegiatan penutup pembelajaran sudah baik yaitu guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan selanjutnya atau tugas pengayaan. Akan tetapi ada beberapa komponen yang belum terlaksanan dengan maksimal yaitu guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik, memberikan tes lisan atau tulisan, dan mengumpulkan hasil kerja siswa sebagai penilaian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas profesional guru PKn dalam melakukan proses pembelajaran di SMP Negeri 19 Palu sudah baik namun belum maksimal hal tersebut disebabkan kurangnya media pembelajaran, seperti infokus. Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, secara keseluruhan mengenai persiapan apa saja yang mereka lakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung, yang dipersiapkan yaitu sebelum proses pembelajaran berlangsung guru mengajak siswa untuk berdoa, kemudian mengarahkan siswa untuk duduk tenang dan mempersiapkan alat tulis seperti buku tulis, pulpen dan lain sebagainya. Selain itu juga yang perlu dipersiapkan adalah bahan ajar, RPP dan silabus yang digunakan dalam proses pembelajaran serta kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, RPP dan silabus digunakan sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran berlangsung karena bila tidak berpedoman pada RPP dan silabus proses pembelajaran tidak sesuai yang diharapkan.


(12)

Kemudian mengenai metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu Tanya jawab, diskusi dan ceramah bervariasi. Karena sekolah masih menggunakan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), jadi guru dalam melakukan penilaian mulai dari proses lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Sehingga guru harus lebih banyak menjelaskan dan juga menilai siswa dengan melihat sikap dan keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung agar lebih kondusif dan guru mengajak siswa untuk tanya jawab antara siswa dengan guru, dan guru dengan siswa. Dalam KTSP 2006 penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan, KTSP 2006 pada proses pembelajaran yang lebih ditonjolkan adalah aspek kognitifnya, psikomotor setelah itu baru afektif sehingga lebih cocok menggunakan metode ceramah bervariasi. Namun untuk langkah kedepan sekolah telah mempersiapkan diri untuk penerapan kurikulum 2013 yang rencananya baru akan diterapkan di SMP Negeri 19 Palu disemester depan, semua guru-guru sangat antusias untuk menghadapi kurikulum 2013.

Mengenai usaha-usaha yang dilakukan ketiga guru PKn untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu yaitu dengan memberdayakan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) untuk melaksanakan rapat yang membahas tentang cara meningkatkan profesionalisme guru, kemudian mengikuti Diklat (pendidikan dan pelatihan), workshop, seminar, lokakarya, mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan baik internal maupun disekolah dan mengharapkan mendapatkan fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran lebih mudah dilakukan dan dipahami oleh siswa. Selain itu kesejahteraan guru juga menjadi salah satu faktor yang menunjang guru untuk mengembangkan profesionalisme seorang guru. Kemudian juga untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru ada juga tim pemantau dari dinas yang datang untuk melihat guru-guru disekolah pada saat mengajar dan memberikan penilaian terhadap guru serta memberikan arahan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, guru-guru mengikuti diklat LPMP ( lembaga penjaminan mutu pendidikan) dan mendapatkan sertifikasi.


(13)

V. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kompetensi profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu sudah baik karena telah memenuhi indikator-indikator kompetensi profesional guru, hal ini dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap guru PKn

2. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PKn dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu yaitu dengan pengadaan fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, pelatihan, memberdayakan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), memberdayakan guru-guru untuk mengikuti seminar, lokakarya dan mengadakan seminar disekolah dengan memanggil narasumber atau pemateri yang ahli dalam bidangnya, serta dengan sertifikasi guru yang diperoleh melalui pendidikan profesi dengan uji kompetensi. Dalam program sertifikasi telah ditentukan kualifikasi pendidikan bagi semua guru di semua tingkatan minimal S1, sedangkan dari guru PKn sendiri yaitu dengan berinisiatif sendiri untuk mengikuti seminar-seminar yang membahas tentang PKn.

Saran

Profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu harus mendapatkan perhatian dari kepala sekolah, yang perlu diperhatikan adalah fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran PKn serta memberikan bimbingan kepada guru-guru PKn dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru-guru khususnya guru PKn.

Sedangkan untuk guru-guru PKn, mengingat begitu kompleksnya tugas dan peran guru, hendaknya interaksi dengan peserta didik selalu terjalin dengan baik sehingga suasana belajar di kelas berjalan dengan baik, selalu mempertahankan dan


(14)

meningkatkan kompetensi profesional dalam pembelajaran yang meliputi kompetensi profesional, selalu menambah wawasan keilmuan baik melalui membaca buku-buku, melihat berita aktual atau melihat kegiatan yang berwawasan kompetensi khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan mengikuti seminar-seminar dan lebih kreatif dalam kegiatan dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat menghidupkan suasana kelas, agar dapat menarik dan memotivasi minat peserta didik dalam proses belajar mengajar.


(15)

Daftar Pustaka

Djmarah (1994) Pengertian KompetensidanProfesi Keguruan. Gorontalo: Ideal Publising

Hamalik, Oemar (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: PT Bumi Aksara.

_____(2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta : PT bumi Aksara.

Hamalik, Oemar (2002). Pendidikan Guru.Jakarta : PT.Bumi Aksara

Hartati, S. (2011).Studi tentang Kompetensi Pedagogig Guru Dalam Pembelajaran PKn di SMP Negeri 1 Kasimbar. Skripsi Sarjan pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan

Huberman dan Miles.(1992). Analisis Data Kualitatif. [Online],Tersedia:

http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/11/penelitian-kualitataif-dan-teknik.html.[10Maret 2016].

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.[online] (http://www.UUSPN.go.id). diakses [26 maret 2016].


(1)

komponen karakteristik, dan penyajian yang bernuansa aktif dan menyenangkan. Dalam realitasnya masih cukup baik hal ini dikarenakan kurukulum yang digunakan masih berbasis KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

7. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

Sumber dan media sangatlah penting dalam pembelajaran karena dapat membantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemampuan guru PKn dalam memanfaatkan sumber/media pembelajaran sudah cukup baik. Guru menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar, menghasilkan pesan yang menarik, dan melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan sumber belajar. Tetapi masih ada beberapa kompenen yang belum terlaksana dengan baik yaitu keterampilan penggunaan media pembelajaran, dan melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran dikarenakan media yang digunakan masih terbatas, misalnya infokus, dan media elektronik lainya. 8. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran

Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar siswa berperan aktif sebagai partisipan. Kamampuan guru PKn melibatkan siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan cukup baik. Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar, guru merespon positif partisipasi peserta didik, guru menunjukan sikap terbuka terhadap respons pesrta didik, guru menunjukan hubungan terbuka terhadap pribadi yang kondusif, dan menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Namun pada dasarnya masih belum maksimal hal ini disebabkan siswa masih malu-malu dalam menbutarakan pendapatnya dengan kata lain masih kurang percaya diri dan guru sulit menumbuhkan partisipasi aktif secara keseluruhan siswa karena tingkat kemampuan berfikir siswa bervariasi.

9. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.

Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa sangatlah dibutuhkan agar dapat mentransfer informasi secara jelas dan benar kepada siswa. Kemampuan guru PKn dalam penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran sudah baik


(2)

yaitu penyampaian bahasa lisan secara jelas dan lancar dan menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar dalam proses pembelajaran.

10. Penutup pembelajaran

Kegiatan penutup pembelajaran tidak hanya dapat diartikan sebagai kegiatan akhir pembelajaran tetapi lebih untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi dan usaha pemantapan penguatan kompetensi yang diharapkan. Diharapkan guru dapat mengetahui kompetensi yang telah dikusai atau belum dikuasai siswa. Kemampuan guru PKn dalam melaksanakan kegiatan penutup pembelajaran sudah baik yaitu guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan selanjutnya atau tugas pengayaan. Akan tetapi ada beberapa komponen yang belum terlaksanan dengan maksimal yaitu guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik, memberikan tes lisan atau tulisan, dan mengumpulkan hasil kerja siswa sebagai penilaian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas profesional guru PKn dalam melakukan proses pembelajaran di SMP Negeri 19 Palu sudah baik namun belum maksimal hal tersebut disebabkan kurangnya media pembelajaran, seperti infokus. Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, secara keseluruhan mengenai persiapan apa saja yang mereka lakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung, yang dipersiapkan yaitu sebelum proses pembelajaran berlangsung guru mengajak siswa untuk berdoa, kemudian mengarahkan siswa untuk duduk tenang dan mempersiapkan alat tulis seperti buku tulis, pulpen dan lain sebagainya. Selain itu juga yang perlu dipersiapkan adalah bahan ajar, RPP dan silabus yang digunakan dalam proses pembelajaran serta kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, RPP dan silabus digunakan sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran berlangsung karena bila tidak berpedoman pada RPP dan silabus proses pembelajaran tidak sesuai yang diharapkan.


(3)

Kemudian mengenai metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu Tanya jawab, diskusi dan ceramah bervariasi. Karena sekolah masih menggunakan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), jadi guru dalam melakukan penilaian mulai dari proses lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Sehingga guru harus lebih banyak menjelaskan dan juga menilai siswa dengan melihat sikap dan keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung agar lebih kondusif dan guru mengajak siswa untuk tanya jawab antara siswa dengan guru, dan guru dengan siswa. Dalam KTSP 2006 penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan, KTSP 2006 pada proses pembelajaran yang lebih ditonjolkan adalah aspek kognitifnya, psikomotor setelah itu baru afektif sehingga lebih cocok menggunakan metode ceramah bervariasi. Namun untuk langkah kedepan sekolah telah mempersiapkan diri untuk penerapan kurikulum 2013 yang rencananya baru akan diterapkan di SMP Negeri 19 Palu disemester depan, semua guru-guru sangat antusias untuk menghadapi kurikulum 2013.

Mengenai usaha-usaha yang dilakukan ketiga guru PKn untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu yaitu dengan memberdayakan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) untuk melaksanakan rapat yang membahas tentang cara meningkatkan profesionalisme guru, kemudian mengikuti Diklat (pendidikan dan pelatihan), workshop, seminar, lokakarya, mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan baik internal maupun disekolah dan mengharapkan mendapatkan fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran lebih mudah dilakukan dan dipahami oleh siswa. Selain itu kesejahteraan guru juga menjadi salah satu faktor yang menunjang guru untuk mengembangkan profesionalisme seorang guru. Kemudian juga untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru ada juga tim pemantau dari dinas yang datang untuk melihat guru-guru disekolah pada saat mengajar dan memberikan penilaian terhadap guru serta memberikan arahan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, guru-guru mengikuti diklat LPMP ( lembaga penjaminan mutu pendidikan) dan mendapatkan sertifikasi.


(4)

V. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kompetensi profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu sudah baik karena telah memenuhi indikator-indikator kompetensi profesional guru, hal ini dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap guru PKn

2. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PKn dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu yaitu dengan pengadaan fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, pelatihan, memberdayakan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), memberdayakan guru-guru untuk mengikuti seminar, lokakarya dan mengadakan seminar disekolah dengan memanggil narasumber atau pemateri yang ahli dalam bidangnya, serta dengan sertifikasi guru yang diperoleh melalui pendidikan profesi dengan uji kompetensi. Dalam program sertifikasi telah ditentukan kualifikasi pendidikan bagi semua guru di semua tingkatan minimal S1, sedangkan dari guru PKn sendiri yaitu dengan berinisiatif sendiri untuk mengikuti seminar-seminar yang membahas tentang PKn.

Saran

Profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu harus mendapatkan perhatian dari kepala sekolah, yang perlu diperhatikan adalah fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran PKn serta memberikan bimbingan kepada guru-guru PKn dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru-guru khususnya guru PKn.

Sedangkan untuk guru-guru PKn, mengingat begitu kompleksnya tugas dan peran guru, hendaknya interaksi dengan peserta didik selalu terjalin dengan baik sehingga suasana belajar di kelas berjalan dengan baik, selalu mempertahankan dan


(5)

meningkatkan kompetensi profesional dalam pembelajaran yang meliputi kompetensi profesional, selalu menambah wawasan keilmuan baik melalui membaca buku-buku, melihat berita aktual atau melihat kegiatan yang berwawasan kompetensi khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan mengikuti seminar-seminar dan lebih kreatif dalam kegiatan dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat menghidupkan suasana kelas, agar dapat menarik dan memotivasi minat peserta didik dalam proses belajar mengajar.


(6)

Daftar Pustaka

Djmarah (1994) Pengertian KompetensidanProfesi Keguruan. Gorontalo: Ideal Publising

Hamalik, Oemar (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: PT Bumi Aksara.

_____(2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta : PT bumi Aksara.

Hamalik, Oemar (2002). Pendidikan Guru.Jakarta : PT.Bumi Aksara

Hartati, S. (2011).Studi tentang Kompetensi Pedagogig Guru Dalam Pembelajaran PKn di SMP Negeri 1 Kasimbar. Skripsi Sarjan pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan

Huberman dan Miles.(1992). Analisis Data Kualitatif. [Online],Tersedia:

http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/11/penelitian-kualitataif-dan-teknik.html.[10Maret 2016].

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.[online] (http://www.UUSPN.go.id). diakses [26 maret 2016].