Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
IV PEMBAHASAN 1.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang Hutan Mangrove
pengetahuan masyarakat tenteng hutan mangrove sangat menduku ng karena didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat di Desa Olaya terilang
sudah memadai meskipun masih ada sebagian kecil masyarakat di Desa Olaya belummngetahui tentang hutan mangrove.
1.2 Manfaat Hutan Mangrove
Pada umumnya masyarakat di Desa Olaya telah mengetahui betapa besarnya manfaat dari hutan mangrove, baik dilihat dari segi ekologi, ekonomi
maupun sosialnya.Hutan mangrove mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan, diantaranya sebagai pelndung terhadap bencana alam, habitat satwa
langka, pegendapan lumpur dan lain-lain. Sedankan penelitian yang dilakukan oleh wang Gumelar, 2008 hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di
Kabupaten Indramayu memiliki manfaat penting bagi kegiatan tambak.
1.3 Kerusakan Hutan Mangrove
Masyarakat menyadari bahwa peningkatan abrasi pantai, pencemaran pantai, dan turunnya produksi tangakapan ikan karenanya semakin berkurangnya
populasi ikan, sebagaimana yang disampaikan oleh informan 1 “bahwa ketika hutan mangrove belum berkurang jumlahnya, tangkapan ikan nelaayan banyaak
namun seiring dengan berkurangnya lahan hutan mangrove, tangkapan ikan sedikit demi sedikit berkurang” Wawacara pada tanggal 12 Juli 2013. Pendapat
tersebut diperkuat oleh Lear dan Turner 1997 dalam Iwang Gumelar bahwa hutan mangorove merupakan daerah yang produktifitasnnya tinggi karena
memperoleh energi berupa zat-zat makanan yang terbawa katika pasang surut air laut. Hal inilah salah satu penyebab menurunnya populasi ikan sehingga
tangkapan masyarakat mulai berkurang.
1.4 Aktifitas Masyarakat yang Dapat Merusak Hutan Mangrove
Masyarakat medukung tentang adanya aktifitas mereka yang dapat merusak kelestarian hutan mangrove.
Dampak dari aktfitas manusia terhadap ekosistem hutan mangrove menyebabkan luaran hutan mangrove di Indonesia turun dari 5,21 juta hektar antara tahun 1982 -
Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
1987, menjadi 3,24 hektar, dan makin menyusut mejadi 2,5 juta hektar pada tahun 1993 Wididgo 2000, dalam Erna Rochna 2012. Bergantung cara pengukurannya,
memang angka-angka diatas tidak sama antar para peneliti. Khazali 1999 dalam Erna Rochana 2012, menyebut angka 3,5 juta hektar, sedangkan Lawrence 1998
dalam Erna Rochana 2012 menyebut kisaran antara 3,24 - 3,73 juta hektar.
1.5 Pengalihfungsian Hutan Mangrove