Manfaat Mangrove sebagai Pelestarian Lingkngan Hidup di Desa Olaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong | Aflaha | GeoTadulako 2617 7868 1 PB

(1)

MANFAAT MANGROVE SEBAGAI PELESTARIAN

LINGKNGAN HIDUP DI DESA OLAYA

KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVI AFLAHA A 351 08 050

JURNAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN, 2014


(2)

ABSTRAK

Tujuan dari peneltian ini adalah menggambarkan manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 735 KK yang disampling menjadi 74 KK. serta 5 orang pamong desa sebagai informan kunci. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, angket dan dokumetasi. Teknik analisis data menggunakan presentase. Hasil penelitan menunjukkan bahwa, pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove, manfaat hutan mangrove, kerusakan hutan mangrove, aktifitas masyarakat yang dapat merusak kelestarian hutan mangrove, upaya masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove, an penanaman pohon bakau termasuk dalam kategori sangat mendukung. Pengalih fungsian hutan mangrove dan sanksi dari pemerintah desa bagi yang melanggar termuk dalam kategori mendukung. Upaya dinas kelautan dan perikanan dalam melakukan upaya pelestarian hutan mangrove termasuk dalam kategori kuang mendukung.


(3)

ABSTRACT

The Purpose of this research is to describe the advantages of mangrove as a means to sustain the environment. Method used in this research was descriptive. The sample employed in this research was 735 head of family that chosen to become 74 families, as well as village pamong, as the key informant. The technique of data collection was observation, interview, questionnaire, and documentation. The technique of data collection was percentage. The result showed that the community’s knowledge about mangrove forest, the advantages of the forest, the damage of mangrove forest, community’s activities that can destroy the forest, and planting of mangrove trees was considered very supportive. Refunctioning of the mangrove forest and the government’s sanction against those outlaw was considered supportive.


(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia Sebagai Negara kepulauan memiliki 81.000 km garis pantai, tidak mengherankan jika sepertiga dari jumlah seluruh hutan mangrove dunia terletak di Indonesia. Dengan jumlah seluas itu, kawasan hutan mangrove Indonesia adalah bagian dari 18 - 24 persen hutan mangrove dunia. Habitat ini meluas hingga 4 juta hektar, Namun keadaan hutan mangrove Indonesia sangat memprihatinkan karena 70% hutan mangrove Indonesia telah hancur. Menurut Food and Agricultural Organization (FAO) setiap tahunnya Indonesia kehilangan 60.000 hektar hutan bakaunya (bagian yang menjadi kesatuan dari hutan mangrove, (Widya Ayu, 2012).

Secara administrasi Desa Olaya termasuk wilayah Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Jarak kawasan ini dari Kota Palu (Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah) kurang lebih 88,5 Km, sedangkan dari ibu kota Kecamatan Parigi berjarak kurang lebih 2,5 Km. kawasan ini terletak di poros jalan Trans Sulaesi Palu-Sausu. Desa Olaya merupakan bagian dari Desa yang ada di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong dengan luas wilayah 5,39 Km2 dan terbagi atas 5 (lima) dusun.

Fungsi hutan mangrove adalah sebagai pencegah abrasi (pengikisan tanah akibat air laut), penghasil oksigen, tempat tinggal berbagai tumbuhan dan hewan kecil seperti kepiting, kerang, ikan-ikan kecil, dan tempat tinggal spesies primata, burung-burung dan masih banyak manfaat yang lain. Melihat manfaat dari hutan mangrove, masyarakat mempunyai peran yang besar untuk melestarikannya karena menyusuntnya hutan mangrove akibat dari berbagai kegiatan masyarakat seperti pencemaran dan penggunaan kawasan hutan mangrove sebagai lahan tambak. Kearifan masyarakat dalam memanfaatkan hutan mangrove sebagai kebutuhan sehari-hari baik sebagai obat-obatan, bahan makanan, atau kerajinan dapat mambantu untuk melestarikan dan untuk kelangsungan hidup mereka tentunya tanpa merusak ekosistem hutan mangrove sebagai pelestari lingkungan.


(5)

Adapun luas hutan mangrove sebelumya di Desa Olaya ±12 Ha dan saat ini luas hutan mangrove menyusut mennjadi ± 4 Ha.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian Tentang manfaat bakau sebagai pelestarian lingkungan hidup di Desa Olaya Kecamatan Parigi kabupaten Parigi Moutong.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagi berikut, bagaimana manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup di Desa Olaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong.

1.3 TujuanPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : Untuk menggambarkan manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup di Desa Olaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.1.1 Bagi Masyarakat

Dengan adanya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat hutan mangrove dan pemanfaatannya diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dan menjaga kelestarian hutan mangrove.

1.1.2 Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Instansi pemerintah yang terkait dalam mengambil kebijakan terhadap upaya pelestarian hutan mangrove. 1.1.3 Bagi Peneliti

Dijadikan sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dan menambah wawasan peneliti tentang manfaat mangrove sebagai pelestarian lingungan hidup.


(6)

II METODE PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif. 2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Olaya, kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong.

Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Pombalowo. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Tomini. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Boyantongo.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa Kayuboko, desa Air Panas, dan desa Olobaru.


(7)

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian Desa Olaya Skala 1 : 35.000


(8)

2.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Penelitian terdiri dari 11 (sebelas) tahapan berdasarkan jenis aktivitasnya. 2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

2.4.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Desa Olaya Kabupaten Parigi Moutong yang berjumlah 74 KK yang berjumlah 2721 jiwa.

2.4.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini jumlah KK 735 yang disanplig menjadi 74 KK. Hal ini berdasar pada pendapat Arikunto (2007) yang menyatakan “jika jumlah anggota subjek kurang dari 100 orang maka sampel diambil semua, dan jika lebih dari 100 maka sampel diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, berdasarkan waktu, tenaga dan sesuai kemampuan peneliti.”

2.5 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah tekhnik Purposive Sampling.

2.6 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut (Santoso, 2005). Dalam penelitan ini mangrove adalah semua jenis pohon mangrove yang ada di Desa Olaya.

2) Hutan mangrove adalah hutan yang tumuh d daerah pantai, biasanya terdapat di daerah teluk dan dimuara sungai yang dicikan oleh: (1) tidak terpengaruh iklim; (2) dipengaruhi pasang surut; (3) tanah tergenang air laut; (4) tanah rendah pantai; (5) hutan tidak mempunyai struktur tajuk; (6) jenes-jenis pohonya biasanya terdiri atas apiapi (Avecinia Sp), (Sonneratia), (Rhizophora Sp), (Bruguiera Sp), nyirih (Xylocarpus Sp) dan lain-lain.


(9)

Indrawan (1982) dalam Rahmat (2012). Dalam penelitian ini hutan mangrove adalah hutan mangrove yang terdapat di Desa Olaya.

2.7 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan peneliti berupa kuesioner atau angket, Data sekunder data penunjang yang dikumpulkan dari profil desa, yang berhubungan dengan materi penelitian, maupun yang berasal dari publikasi dan hasil penelitian yang pernah dilakukan. Data sekunder diambil dari Kantor Desa.

2.8 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Observasi, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi, (4) Angket (Questionnare).

2.9 Teknik Analisis Data 2.9.1 Analisis Presentase

Rumus presentase yang digunakan, sebagai berikut:

= 100 %

Keterangan:

P : Bilangan yang akan dicari F : Jumlah frekuensi jawaban n : Banyaknya Responden.

Selanjutnya menggunakan Patokan kategori. Skor Persentase (%) Kategori 3.331–4.440 76–100 Sangat Mendukung

2.221–3.330 51–75 Mendukung

1.111–2.220 26–50 Kurang Mendukung

0–1.110 0–25 Tidak Mendukung

Sumber : Sugiyono, (2007).

Menurut Ali (1985) pengolahan data hasil penelitian di analisis secara kualitatif, untuk mengetahui skor rata-rata jawaban responden digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:


(10)

=

Keterangan :

Y = Jumlah skor rata-rata jawaban responden ∑Y= Total skor jawaban responden

n = Jawaban responden.

Untuk mengetahui secara tepat tingkat Persentase jawaban digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

(%) = 100%

III HASIL PENELITIAN

3.1 Pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove

Dari 74 responden, 78.38% jawaban responden sangat mendukung dan 21.62% jawaban respoden mendukung. Hal menunjukkan bahwa sebagian besar masyarat Desa Olaya mengetahui adanya hutan mangrove di Desa Olaya namun kecil masih ada yang belum mengataui adanya hutan mangrove.

3.2 Tanggapan masyarakat manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan Dari 74 responden, 56.76% jawaban responden sangat mendukung dan 33.78% jawaban respoden mendukung, 5.41% jawaban responden kurang mendukung an 4.05% jawaban responden tidak mendukung. Hal menunjukkan bahwa masih sebagian masyarakat belum mengetahui tentang manfaat hutan mangrove.

3.3 Abrasi pantai yang terjadi di Desa Olaya karena rusaknya hutan mangrove Dari 74 responden, 27.03% jawaban responden sangat mendukung dan 33.78% jawaban respoden mendukung, 22.97% jawaban responden kurang mendukung dan 16.22% jawaban responden tidak mendukung.

3.4 Pencemaran pantai terjadi di Desa Olaya karena rusaknya ekosistem hutan mangrove

Dari 74 responden, 20.27% jawaban responden sangat mendukung dan 62.16% jawaban respoden mendukung, 10.81% jawaban responden kurang mendukung dan 6.76% jawaban responden tidak mendukung.


(11)

Dari 74 responden 56.75% jawaban responden sangat mendukung, 25.68% jawaban respoden mendukung, 8.11% jawaban responden kurang mendukung dan 9.46% jawaban responden tidak mendukung.

3.6 Rusaknya hutan mangrove di Desa Olaya mengakibatkan turunnya sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur biota laut lainnya.

3.7 Aktifitas masyarakat yang menggunakan mangrove sebagai kayu bakar

Dari 74 responden 32.43% jawaban responden sangat mendukung, 35.14% jawaban respoden mendukung, 17.57% jawaban responden kurang mendukung dan 14.86% jawaban responden tidak mendukung.

3.8 Hutan mangrove dialih fungsikan menjadi tempat permukiman, tambak dan lain-lain.

Dari 74 responden 28.38% jawaban responden sangat mendukung, 33.78% jawaban respoden mendukung, 20.27% jawaban responden kurang mendukung dan 17.57% jawaban responden tidak mendukung.

3.9 masyarakat turut serta melestarikan hutan mangrove

Dari 74 responden 35.14% jawaban responden sangat mendukung, 55.41% jawaban respoden mendukung, 5.41% jawaban responden kurang mendukung dan 4.05% jawaban responden tidak mendukung.

3.10 kerja bakti bersama untuk membersihkan sampah pantai

Dari 74 responden 31.08% jawaban responden sangat mendukung, 56.76% jawaban respoden mendukung, 8.11% jawaban responden kurang mendukung dan 4.05% jawaban responden tidak mendukung.

3.11 penyuluhan Dinas Kelautan dan Perikanan tentang dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan mangrove

Dari 74 responden, 0% jawaban responden sangat mendukung, 0% jawaban respoden mendukung, 44.59% jawaban responden kurang mendukung dan 55.41% jawaban responden tidak mendukung.

3.12 penanaman pohon bakau

Dari 74 responden, 54.05% jawaban responden sangat mendukung, 24.32% jawaban respoden mendukung, 16.22% jawaban responden kurang mendukung dan 5.41% jawaban responden tidak mendukung.


(12)

IV PEMBAHASAN

1.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang Hutan Mangrove

pengetahuan masyarakat tenteng hutan mangrove sangat menduku ng karena didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat di Desa Olaya terilang sudah memadai meskipun masih ada sebagian kecil masyarakat di Desa Olaya belummngetahui tentang hutan mangrove.

1.2 Manfaat Hutan Mangrove

Pada umumnya masyarakat di Desa Olaya telah mengetahui betapa besarnya manfaat dari hutan mangrove, baik dilihat dari segi ekologi, ekonomi maupun sosialnya.Hutan mangrove mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan, diantaranya sebagai pelndung terhadap bencana alam, habitat satwa langka, pegendapan lumpur dan lain-lain. Sedankan penelitian yang dilakukan oleh wang Gumelar, 2008 hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di Kabupaten Indramayu memiliki manfaat penting bagi kegiatan tambak.

1.3 Kerusakan Hutan Mangrove

Masyarakat menyadari bahwa peningkatan abrasi pantai, pencemaran pantai, dan turunnya produksi tangakapan ikan karenanya semakin berkurangnya populasi ikan, sebagaimana yang disampaikan oleh informan 1 “bahwa ketika hutan mangrove belum berkurang jumlahnya, tangkapan ikan nelaayan banyaak namun seiring dengan berkurangnya lahan hutan mangrove, tangkapan ikan sedikit demi sedikit berkurang” (Wawacara pada tanggal 12 Juli 2013). Pendapat tersebut diperkuat oleh Lear dan Turner (1997) dalam Iwang Gumelar bahwa hutan mangorove merupakan daerah yang produktifitasnnya tinggi karena memperoleh energi berupa zat-zat makanan yang terbawa katika pasang surut air laut. Hal inilah salah satu penyebab menurunnya populasi ikan sehingga tangkapan masyarakat mulai berkurang.

1.4 Aktifitas Masyarakat yang Dapat Merusak Hutan Mangrove

Masyarakat medukung tentang adanya aktifitas mereka yang dapat merusak kelestarian hutan mangrove.


(13)

1987, menjadi 3,24 hektar, dan makin menyusut mejadi 2,5 juta hektar pada tahun 1993 (Wididgo 2000, dalam Erna Rochna 2012. Bergantung cara pengukurannya, memang angka-angka diatas tidak sama antar para peneliti. Khazali (1999) dalam Erna Rochana 2012, menyebut angka 3,5 juta hektar, sedangkan Lawrence (1998) dalam Erna Rochana 2012 menyebut kisaran antara 3,24 - 3,73 juta hektar.

1.5 Pengalihfungsian Hutan Mangrove

masyarakat Desa Olaya mendukung jika hutan mangrove dialihfungsikan karena dapat menambah nilai ekonomi bagi mereka khusunya yang bertempat tinggal disekitar hutan mangrove atau pesisir pantai sedangkan pada hasil penelitian yan dilakukan oleh Iwang Gumelar, 2008 menunjukkan bahwa kerusakan hutan-hutan mangrove karena abrasi dan kepentingan ekonomi masyarakat Indramayu.

1.6 Sanksi Dari Pemerintah Desa Bagi Yang Melanggar Aturan

Sebagian besar masyarakat Desa Olaya mendukung pemerintah desa menetapkan sanksi demi menjaga kelestarian hutan mangrove namun di Desa Olaya belum ada peraturan atau sanksi yang di tetapkan oleh pemerintah Desa Olaya.

1.7 Upaya Masyarakat Desa Olaya Dalam Melestarikan Hutan Mangrove Masyarakat desa Olaya sangat mendukung jika turut serta melestariakan hutan mangrove dan mengadakan kerja bakti guna membersihan sampah pantai, karena pada hakekatnya masyarakat sendirilah yang berperan besar dalam menjaga kelestarian hutan manggrove. Sedangkan hasil penelitan yang dilakukan Iwang Gumelar,2008 menunjukkan bahwa masyarakat cukup bertanggung jawab terhadap upaya pelestarian lingkungannya.

1.8 Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Melakukan Upaya Pelestarian Hutan Mangrove

Upaya yang dilakukan pemerintah terkait kurang mendukung dengan kata lain pemda belum pernah sama sekali melakukan penyuluhan terkait tentang hutan mangrove, hal ini bertolak belakang dengan hasil peelitian yang dilakukan oleh Iwang Gumelar,2008 bahwa Pemda sudah menjalakan tugas pengelolaan lingkungan dengan baik.


(14)

Perhatian instansi terkait juga sangat berarti untuk melakukan penyuluhan mengenai manfaat mangrove dan dampak yang ditimbulkan akibat dari kerusakan hutan mangrove.

1.9 Penanaman Pohon Bakau

Masyarakat sangat mendukung apabila diadakan program penanaman kembali pohon bakau, seperti yang ditegaskan “bahwa seharusnya pemerintah mulai menghimbau masyarakat yang berada di daerah pesisir untuk menanam pohon bakau, karena melihat garis pantai yang semakin maju dari sebelumya, juga karena hutan magrove sendiri mempunyai banyak manfaat bagi kelestarian ekositem pantai”.

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 pengetahuan masyarakat tentang hutan mangove, manfaat hutan mangrove, kerusakan hutan mangrove, aktifitas masyarakat yang dapat merusak kelestarian hutan mangrove, upaya masyarakat desa Olaya dalam melestarikan hutan mangrove, dan penanaman pohon bakau termasuk dalam kategori sangat mendukung.

5.1.2 Pengalih fungsian hutan mangrove dan sanksi dai pemerintah desa bagi yang melanggar aturan termasuk dalam kategori mendukung.

5.1.3Upaya dinas kelautan dan perikanan dalam melakukan upaya pelestarian hutan mangrove termasuk dalam kategori kurang mendukung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, antara lain sebagai berikut:

Bertolak dari hasil penelitian dan kesimpulan, saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut.


(15)

a. Diperlukan sosialisasi menyeluruh dan berkelanjutan kepada masyarakat mengenai program program pemerintah khususnya tentang manfaat hutan mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan dampak yang ditimbulkan dari rusaknya hutan mangrove.

b. Pemerintah harus melaksanakan kegiatan program penanaman pohon bakau guna untuk melestarikan hutan mangrove.

c. Dibutuhkan PERDA untuk menjamin kelestarian kawasan hutan mangrove.

5.2.2 Bagi masyarakat :

a. Masyarakat ikutserta aktif dalam kegiatan melestarikan kawasan hutan mangrove.

Masyarakat hendaknya tidak melakukan penyalahgunaan terhadap ekosistem hutan mangrove.

VII DAFTAR RUJUKAN

Ali , M.1985. Penelitian Kependidikan (Prosedur dan Strategi). Penerbit Angkasa Bandung. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Chapman, V. J. 1975. Mangrove Vegetation. German. Strauss and Cramer GmbH,

Gumelar, I. (2012). “Partisipasi Masyarakat Pesisir Dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove Berkelanjutan di Kabupaten Indarmayu”. Jurnal Akuatika. 3, (2), 198-211.

Harianto, S. P. 1999. Konservasi mangrove dan potensi pencemaran Teluk Lampung. Jurnal Manajemen & Kualitas Lingkungan, 1 (1): 9-15. Rahmawaty. 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan Pendekatan

Masyarakat. Karya Tulis. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Unviversitas Sumatera Barat. [Online]


(16)

Walgito. 1993. Bimbingan dan penyuluhan sekolah. Jogjakarta, Andi off Set. Widya Ayu. manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek

pariwisata (http://nayuwidya.blogspot.com/2012/11/manfaat-mangrove-sebagai-pelestarian.html., [online], [12 Februari 2013].


(1)

Dari 74 responden 56.75% jawaban responden sangat mendukung, 25.68% jawaban respoden mendukung, 8.11% jawaban responden kurang mendukung dan 9.46% jawaban responden tidak mendukung.

3.6 Rusaknya hutan mangrove di Desa Olaya mengakibatkan turunnya sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur biota laut lainnya.

3.7 Aktifitas masyarakat yang menggunakan mangrove sebagai kayu bakar

Dari 74 responden 32.43% jawaban responden sangat mendukung, 35.14% jawaban respoden mendukung, 17.57% jawaban responden kurang mendukung dan 14.86% jawaban responden tidak mendukung.

3.8 Hutan mangrove dialih fungsikan menjadi tempat permukiman, tambak dan lain-lain.

Dari 74 responden 28.38% jawaban responden sangat mendukung, 33.78% jawaban respoden mendukung, 20.27% jawaban responden kurang mendukung dan 17.57% jawaban responden tidak mendukung.

3.9 masyarakat turut serta melestarikan hutan mangrove

Dari 74 responden 35.14% jawaban responden sangat mendukung, 55.41% jawaban respoden mendukung, 5.41% jawaban responden kurang mendukung dan 4.05% jawaban responden tidak mendukung.

3.10 kerja bakti bersama untuk membersihkan sampah pantai

Dari 74 responden 31.08% jawaban responden sangat mendukung, 56.76% jawaban respoden mendukung, 8.11% jawaban responden kurang mendukung dan 4.05% jawaban responden tidak mendukung.

3.11 penyuluhan Dinas Kelautan dan Perikanan tentang dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan mangrove

Dari 74 responden, 0% jawaban responden sangat mendukung, 0% jawaban respoden mendukung, 44.59% jawaban responden kurang mendukung dan 55.41% jawaban responden tidak mendukung.

3.12 penanaman pohon bakau

Dari 74 responden, 54.05% jawaban responden sangat mendukung, 24.32% jawaban respoden mendukung, 16.22% jawaban responden kurang mendukung dan 5.41% jawaban responden tidak mendukung.


(2)

IV PEMBAHASAN

1.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang Hutan Mangrove

pengetahuan masyarakat tenteng hutan mangrove sangat menduku ng karena didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat di Desa Olaya terilang sudah memadai meskipun masih ada sebagian kecil masyarakat di Desa Olaya belummngetahui tentang hutan mangrove.

1.2 Manfaat Hutan Mangrove

Pada umumnya masyarakat di Desa Olaya telah mengetahui betapa besarnya manfaat dari hutan mangrove, baik dilihat dari segi ekologi, ekonomi maupun sosialnya.Hutan mangrove mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan, diantaranya sebagai pelndung terhadap bencana alam, habitat satwa langka, pegendapan lumpur dan lain-lain. Sedankan penelitian yang dilakukan oleh wang Gumelar, 2008 hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di Kabupaten Indramayu memiliki manfaat penting bagi kegiatan tambak.

1.3 Kerusakan Hutan Mangrove

Masyarakat menyadari bahwa peningkatan abrasi pantai, pencemaran pantai, dan turunnya produksi tangakapan ikan karenanya semakin berkurangnya populasi ikan, sebagaimana yang disampaikan oleh informan 1 “bahwa ketika hutan mangrove belum berkurang jumlahnya, tangkapan ikan nelaayan banyaak namun seiring dengan berkurangnya lahan hutan mangrove, tangkapan ikan sedikit demi sedikit berkurang” (Wawacara pada tanggal 12 Juli 2013). Pendapat tersebut diperkuat oleh Lear dan Turner (1997) dalam Iwang Gumelar bahwa hutan mangorove merupakan daerah yang produktifitasnnya tinggi karena memperoleh energi berupa zat-zat makanan yang terbawa katika pasang surut air laut. Hal inilah salah satu penyebab menurunnya populasi ikan sehingga tangkapan masyarakat mulai berkurang.

1.4 Aktifitas Masyarakat yang Dapat Merusak Hutan Mangrove

Masyarakat medukung tentang adanya aktifitas mereka yang dapat merusak kelestarian hutan mangrove.

Dampak dari aktfitas manusia terhadap ekosistem hutan mangrove menyebabkan luaran hutan mangrove di Indonesia turun dari 5,21 juta hektar antara tahun 1982


(3)

-1987, menjadi 3,24 hektar, dan makin menyusut mejadi 2,5 juta hektar pada tahun 1993 (Wididgo 2000, dalam Erna Rochna 2012. Bergantung cara pengukurannya, memang angka-angka diatas tidak sama antar para peneliti. Khazali (1999) dalam Erna Rochana 2012, menyebut angka 3,5 juta hektar, sedangkan Lawrence (1998) dalam Erna Rochana 2012 menyebut kisaran antara 3,24 - 3,73 juta hektar.

1.5 Pengalihfungsian Hutan Mangrove

masyarakat Desa Olaya mendukung jika hutan mangrove dialihfungsikan karena dapat menambah nilai ekonomi bagi mereka khusunya yang bertempat tinggal disekitar hutan mangrove atau pesisir pantai sedangkan pada hasil penelitian yan dilakukan oleh Iwang Gumelar, 2008 menunjukkan bahwa kerusakan hutan-hutan mangrove karena abrasi dan kepentingan ekonomi masyarakat Indramayu.

1.6 Sanksi Dari Pemerintah Desa Bagi Yang Melanggar Aturan

Sebagian besar masyarakat Desa Olaya mendukung pemerintah desa menetapkan sanksi demi menjaga kelestarian hutan mangrove namun di Desa Olaya belum ada peraturan atau sanksi yang di tetapkan oleh pemerintah Desa Olaya.

1.7 Upaya Masyarakat Desa Olaya Dalam Melestarikan Hutan Mangrove Masyarakat desa Olaya sangat mendukung jika turut serta melestariakan hutan mangrove dan mengadakan kerja bakti guna membersihan sampah pantai, karena pada hakekatnya masyarakat sendirilah yang berperan besar dalam menjaga kelestarian hutan manggrove. Sedangkan hasil penelitan yang dilakukan Iwang Gumelar,2008 menunjukkan bahwa masyarakat cukup bertanggung jawab terhadap upaya pelestarian lingkungannya.

1.8 Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Melakukan Upaya Pelestarian Hutan Mangrove

Upaya yang dilakukan pemerintah terkait kurang mendukung dengan kata lain pemda belum pernah sama sekali melakukan penyuluhan terkait tentang hutan mangrove, hal ini bertolak belakang dengan hasil peelitian yang dilakukan oleh Iwang Gumelar,2008 bahwa Pemda sudah menjalakan tugas pengelolaan lingkungan dengan baik.


(4)

Perhatian instansi terkait juga sangat berarti untuk melakukan penyuluhan mengenai manfaat mangrove dan dampak yang ditimbulkan akibat dari kerusakan hutan mangrove.

1.9 Penanaman Pohon Bakau

Masyarakat sangat mendukung apabila diadakan program penanaman kembali pohon bakau, seperti yang ditegaskan “bahwa seharusnya pemerintah mulai menghimbau masyarakat yang berada di daerah pesisir untuk menanam pohon bakau, karena melihat garis pantai yang semakin maju dari sebelumya, juga karena hutan magrove sendiri mempunyai banyak manfaat bagi kelestarian ekositem pantai”.

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 pengetahuan masyarakat tentang hutan mangove, manfaat hutan mangrove, kerusakan hutan mangrove, aktifitas masyarakat yang dapat merusak kelestarian hutan mangrove, upaya masyarakat desa Olaya dalam melestarikan hutan mangrove, dan penanaman pohon bakau termasuk dalam kategori sangat mendukung.

5.1.2 Pengalih fungsian hutan mangrove dan sanksi dai pemerintah desa bagi yang melanggar aturan termasuk dalam kategori mendukung.

5.1.3Upaya dinas kelautan dan perikanan dalam melakukan upaya pelestarian hutan mangrove termasuk dalam kategori kurang mendukung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, antara lain sebagai berikut:

Bertolak dari hasil penelitian dan kesimpulan, saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut.


(5)

a. Diperlukan sosialisasi menyeluruh dan berkelanjutan kepada masyarakat mengenai program program pemerintah khususnya tentang manfaat hutan mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan dampak yang ditimbulkan dari rusaknya hutan mangrove.

b. Pemerintah harus melaksanakan kegiatan program penanaman pohon bakau guna untuk melestarikan hutan mangrove.

c. Dibutuhkan PERDA untuk menjamin kelestarian kawasan hutan mangrove.

5.2.2 Bagi masyarakat :

a. Masyarakat ikutserta aktif dalam kegiatan melestarikan kawasan hutan mangrove.

Masyarakat hendaknya tidak melakukan penyalahgunaan terhadap ekosistem hutan mangrove.

VII DAFTAR RUJUKAN

Ali , M.1985. Penelitian Kependidikan (Prosedur dan Strategi). Penerbit Angkasa Bandung. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Chapman, V. J. 1975. Mangrove Vegetation. German. Strauss and Cramer GmbH,

Gumelar, I. (2012). “Partisipasi Masyarakat Pesisir Dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove Berkelanjutan di Kabupaten Indarmayu”. Jurnal Akuatika. 3, (2), 198-211.

Harianto, S. P. 1999. Konservasi mangrove dan potensi pencemaran Teluk Lampung. Jurnal Manajemen & Kualitas Lingkungan, 1 (1): 9-15. Rahmawaty. 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan Pendekatan

Masyarakat. Karya Tulis. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Unviversitas Sumatera Barat. [Online]


(6)

Walgito. 1993. Bimbingan dan penyuluhan sekolah. Jogjakarta, Andi off Set. Widya Ayu. manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek

pariwisata (http://nayuwidya.blogspot.com/2012/11/manfaat-mangrove-sebagai-pelestarian.html., [online], [12 Februari 2013].


Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA GURU SMK ALKHAIRAAT PARIGI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Fatmah | Katalogis 4345 14027 1 PB

0 1 7

EVALUASI KEBIJAKAN PENERTIBAN TERNAK DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Ikbal | Katalogis 6450 21387 1 PB

0 0 6

Peranan Ibu Rumah Tangga sebagai Pembuat Tempe di Desa Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong | Hidayati | GeoTadulako 2626 7897 1 PB

0 0 17

Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong | Fitriani | GeoTadulako 2611 7844 1 PB

0 0 13

Efektivitas Pemanfaatan Internet Pada Pembelajaran Geografi di SMAK GPID Sumbersari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong | Hermanus | GeoTadulako 5826 19306 1 PB

0 0 19

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove untuk menanggulangi abrasi di pantai Sari desa Tolai Barat kecamatan Torue kabupaten Parigi Moutong | Rediasti | GeoTadulako 5806 19220 1 PB

0 0 17

Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove di Desa Lebo Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong dan Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran | Puspayanti | EJIP BIOL 2682 8069 1 PB

0 0 9

NILAI MANFAAT HUTAN MANGROVE DI DESA SAUSU PEORE KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Motoku | Jurnal Warta Rimba 3619 11395 1 PB

0 1 10

Faktor Pendorong dan Penarik Transmigran di Desa Kotaraya Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong | Ika Listiqowati | Geotadulako 6029 20106 1 PB

0 0 11

KONDISI FISIK TANAH HUTAN MANGROVE DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Azis | Jurnal Warta Rimba 8699 28560 1 PB

0 0 6