Dari berbagai kemampuan dan karakteristik seperti yang dijelaskan di atas, sistem pendukung keputusan juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia sebagai pengguna yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya. 2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan
dasar serta model dasar yang dimilikinya. 3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang
digunakannya. 4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh
manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi
oleh kemampuan berpikir. Secara luas, dapat dikatakan bahwa sistem pendukung keputusan berlandaskan pada
kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dirancang untuk menghasilkan berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam
melaksanakan tugasnya.
2.2. Prestasi Kerja Karyawan
Pengukuran prestasi kerja karyawan adalah suatu proses mengkuantifikasikan secara akurat dan valid tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang telah terealisasi
dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan Martoyo, 2002: 28. Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran prestasi kerja para karyawan
supaya tidak timbul suatu masalah. Informasi tentang prestasi kerja karyawan juga diperlukan pula bila suatu saat atasan ingin mengubah sistem yang ada [14].
Agar karyawan dapat bekerja sesuai yang diharapakan maka dalam diri seorang karyawan harus ditumbuhkan motivasi kerja untuk meraih segala sesuatu
Universitas Sumatera Utara
yang diinginkan. Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan lebih cepat selesai dan tepat selesai. Pekerjaan yang cepat
dan tepat selesai adalah merupakan suatu prestasi kerja karyawan yang baik. Menurut Handoko 2001:135 motivasi adalah suatu daya pendorong yang
menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengukur kinerja karyawan agar
dapat ditentukan karyawan berprestasi dan pemberian reward sehingga memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi.
2.3 Profile Matching
Profile matching adalah salah satu dari metode dalam pengambilan keputusan yang
mekanismenya mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai. Bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi
atau dilewati[9] . Dalam profile matching pegawai yang bisa dikategorikan sebagai pegawai terbaik adalah pegawai yang mendekati nilai ideal tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam metode profile matching adalah sebagai berikut[9] :
1. Menentukan Aspek-aspek penilaian 2. Pemetaan GAP kompetensi.
3. Pembobotan. 4. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor.
GAP kompetensi adalah perbedaan antara profil pegawai terbaik dengan profil pegawai aktual[9].
Setelah menentukan bobot nilai gap untuk setiap aspek penilaian, tiap aspek tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok core factor dan secondary
factor. Rumus untuk perhitungan core factor[9] :
GAP = profil karyawan – profil jabatan
Universitas Sumatera Utara
= ∑ ∑ .................................................... 1
Keterangan : NCF = Nilai rata-rata core factor
∑NCAspek = Jumlah total nilai core factor IC = Jumlah item core factor
Rumus perhitungan secondary factor : = ∑ ∑ .....................................................2
Keterangan : NSF = Nilai rata-rata secondary factor
∑NSAspek = Jumlah total nilai secondary factor IS = Jumlah item secondary factor
Rumus perhitungan nilai total dari aspek : =
+ .........................................3
Keterangan : N = Nilai total
x = Nilai persen yang di inputkan NCF = Nilai rata-rata core factor
NSF = Nilai rata-rata secondary factor Setelah didapat nilai total dari aspek kemudian dapat di tentukan hasil akhir yang
berupa ranking dari pegawai dengan menggunakan rumus[9] : = 1 + 2 + ⋯ ...............4
Contoh langkah perhitungan dengan kasus penentuan pegawai terbaik terdapat pada tabel 2.1 sampai pada tabel 2.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tabel Skala Penilaian Nilai Bobot
Nilai
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup 3
Kurang 2
Buruk 1
Tabel 2.2 Tabel Data Pegawai dan Nilai Gap
Nama Kedisiplinan
Prestasi Kerja Tanggung jawab
Kepemimpinan Fanny Anggara
3 3
3 4
Muhammad Fadhli 2
3 2
3 Jesades Berlin
4 4
3 3
Hidayat Syahputra 3
4 4
2
Nilai Target 4
3 4
3
Fanny Anggara -1
-1 1
Muhammad Fadhli -2
-1 -1
-1 Jesades Berlin
1 -1
Hidayat Syahputra -1
1 1
-2
Tabel 2.3 Tabel Pembobotan Nilai
Selisih Bobot Nilai
Keterangan 5
Tidak ada selisih Kompetensi sesuai dengan yg dibutuhkan 1
4.5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat
-1 4
Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat 2
3.5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat
-2 3
Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat 3
2.5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat
-3 2
Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat 4
1.5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat
-4 1
Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Tabel Hasil Pembobotan
Nama Kedisiplinan
Prestasi Kerja Tanggung jawab
Kepemimpinan Fanny Anggara
4 5
4 4.5
Muhammad Fadhli 3
4 4
4 Jesades Berlin
5 4.5
5 4
Hidayat Syahputra 4
4.5 4.5
3 Mencari nilai Core factor dan Secondary factor :
Core factor = Kedisiplinan dan Tanggung jawab
Secondary factor = Prestasi kerja dan Kepemimpinan
Tabel 2.5 Nilai Core factor dan Secondary factor
Nama Core Factor
Secondary Factor Fanny Anggara
4 4.75
Muhammad Fadhli 3.5
4 Jesades Berlin
5 4.25
Hidayat Syahputra 4.25
3.75 Perhitungan Nilai Total
N1 = 60 x 4 + 40 x 4.75 = 4.3 N2 = 60 x 3.5 + 40 x 4 = 3.7
N3 = 60 x 5 + 40 x 4.25 = 4.7 N4 = 60 x 4.25 + 40 x 3.75 = 4.05
Pada contoh ini hanya terdapat 1 aspek penilaian oleh karena itu nilai total menjadi hasil akhir pada penilaian. Jesades berlin terpilih sebagai solusi karena memiliki nilai total paling besar.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Simple Additive Weighting SAW