Implementasi Perbandingan Metode Profile Matching Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Penilaian Kinerja Karyawan (Studi Kasus Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

(1)

SKRIPSI

IBRAHIM AHMAD HARAHAP 111421085

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi s

IBRAHIM AHMAD

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer

IBRAHIM AHMAD HARAHAP

111421085

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

memperoleh ijazah

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI


(3)

Judul : IMPLEMENTASI PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DINAS KEBUDAYAAN

DAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA UTARA)

Kategori : SKRIPSI

Nama : IBRAHIM AHMAD HARAHAP

Nomor Induk Mahasiswa : 111421085

Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 26 Agustus 2014 Komisi Pembimbing :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prof. Dr. Muhammad Zarlis Ade Candra, ST, M.Kom NIP. 195707011986011003 NIP. 197909042009121002

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom NIP. 196203171991031001


(4)

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA UTARA)

SKRIPSI

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 10 Agustus 2014

Ibrahim Ahmad Harahap 111421085


(5)

Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang hanya dengan rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, pada Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dekan Fasilkom-TI dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

2. Bapak Ade Candra, ST, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer dan selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dian Rachmawati, S.Si, M.Kom selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh tenaga pengajar dan pegawai di Program Studi S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU.

6. Ayahanda Muhammad Nasrun Harahap SP dan Ibunda Siti Nuraida yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya kepada penulis.

7. Keluarga besar Ekstensi Ilmu Komputer, khususnya semua teman dan sahabat angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas ide, saran, dan kerja samanya selama ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkahkepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pribadi, keluarga, masyarakat, organisasi dan negara.

Medan, 10 Agustus 2014 Penulis


(6)

Subjektifitas penilaian kinerja karyawan khususnya di instansi pemerintahan sering menjadi masalah utama bagi atasan dalam penentuan promosi jabatan maupun karyawan terbaik. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk menilai karyawan yang memilki kompetensi yang hampir sama. Subjektifitas ini dapat diatasi dengan sistem pendukung keputusan menggunakan metode Profile Matching dan Simple Additive Weighting(SAW) berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang ada. Metode Profile Matching menghitung gap kompentensi antara nilai aktual karyawan dengan nilai target penilaian sedangkan metode Simple Additive Weighting mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Implementasi sistem menggunakan bahasa pemrograman Java dan DBMS MySQL. Hasil akhir penelitian adalah ranking nilai karyawan yang dapat menjadi pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam penentuan promosi jabatan sekaligus menjadi penyemangat bagi karyawan untuk bekerja lebih baik dan produktif.

Kata kunci: Penilaian Kinerja, Sistem Pendukung Keputusan, Profile Matching dan Simple Additive Weighting (SAW).


(7)

OF EMPLOYEES PERFORMANCE

(CASE STUDY AT DEPARTMENT OF CULTURE AND TOURISM IN SUMATERA UTARA PROVINCE)

ABSTRACT

Subjectivity of performance evaluation especially in government agencies is often become a major problem for the employer in determining promotion and best employee . This is due to the difficulty to evaluate the employees that have nearly the same competences. This subjectivity can be overcome with decision support system by using Profile Matching and Simple Additive Weighting ( SAW ) method based on the evaluation criteria exist . Profile Matching method calculate the competence gap between the actual value of employees with a target value from evaluation while the Simple Additive Weighting method searching for a weighted sum of the performance rating from each alternative on all attributes. System is implemented using Java programming language and MySQL DBMS. The final result is a ranking of employees value that can be a consideration for decision makers in determining promotions as well as an encouragement for the employees to work better and more productive.

Keywords : Performance Evaluation, Decision Support Systems, Profile Matching, Simple Additive Weighting (SAW) .


(8)

Hal.

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 5

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan 6

2.1.1 Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan 7 2.1.2 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan 8

2.2 Prestasi Kerja Karyawan 10

2.3 Profile Matching 11

2.4 Simple Additive Weighting 15

2.4 Penelitian Terdahulu 19

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Analisis Masalah 20

3.2 Analisis Kebutuhan 21

3.2.1 Kebutuhan Fungsional 21

3.2.2 Kebutuhan Nonfungsional 21


(9)

3.4 Perancangan Database 31

3.5 Perancangan Tampilan Aplikasi 34

3.5.1 Rancangan Form Induk 34

3.5.2 Rancangan Form Login 35

3.5.3 Rancangan Form Data Pegawai 36

3.5.4 Rancangan Form Data Kriteria 37

3.5.5 Rancangan Form SPK 38

3.5.6 Rancangan Form Tentang 42

Bab 4 Implementasi Dan Pengujian

4.1 Implementasi 43

4.1.1 Implementasi Metode Profile Matching 43 4.1.2 Implementasi Metode Simple Additive Weighting 53

4.1.3 Analisis Perbandingan Metode 58

4.2. Pengujian 62

4.2.1 Tampilan Form Induk 62

4.2.2 Tampilan Form Login 63

4.2.3 Tampilan Form Data Pegawai 63

4.2.4 Tampilan Form Data Kriteria 64

4.2.5 Tampilan Form Profile Matching 65

4.2.6 Tampilan Form SAW 67

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 70

5.2 Saran 70


(10)

Hal.

Tabel 2.1 Tabel Skala Penilaian 13

Tabel 2.2 Tabel Data Pegawai dan Nilai Gap 13

Tabel 2.3 Tabel Pembobotan Nilai 13

Tabel 2.4 Tabel Hasil Pembobotan 14

Tabel 2.5 Tabel Nilai Core factor dan Secondary factor 14

Tabel 2.6 Tabel Skala Penilaian 16

Tabel 2.7 Tabel Data Kandidat Penilaian 16

Tabel 2.8 Tabel Rating Kecocokan 17

Tabel 3.1 Dokumentasi naratif activity diagram Profile matching dan SAW 25 Tabel 3.2 Dokumentasi naratif activity diagram Profile matching 26 Tabel 3.3 Dokumentasi naratif activity diagram SAW. 28

Tabel 3.4 Tabel data pegawai 33

Tabel 3.5 Tabel login 33

Tabel 3.6 Tabel data kriteria 33

Tabel 3.7 Tabel solusi 34

Tabel 4.1 Tabel Data Kriteria 44

Tabel 4.2 Tabel Skala Penilaian 45

Tabel 4.3 Tabel Rating Kecocokan 45

Tabel 4.4 Tabel Contoh Perhitungan Gap 46

Tabel 4.5 Tabel Gap Kompetensi 47

Tabel 4.6 Bobot Nilai Gap 48

Tabel 4.7 Tabel Hasil Pembobotan 48

Tabel 4.8 Tabel CF dan SF 50

Tabel 4.9 Tabel Total Nilai Aspek 52

Tabel 4.10 Tabel Data Kriteria 53

Tabel 4.11 Tabel Matriks Normalisasi 55

Tabel 4.12 Hasil Nilai Terbaik 57

Tabel 4.13 Tabel Penilaian Disbudpar tahun 2013 58 Tabel 4.14 Tabel Penilaian Disbudpar tahun 2011 dan 2012 59 Tabel 4.14 Tabel Nilai Akhir Profile matching dan Saw tahun 2011 dan 2012 60


(11)

Hal.

Gambar 2.1 Fase-fase pengambilan keputusan 7

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa 20

Gambar 3.2 Use-case Diagram pada sistem 23

Gambar 3.3 Activity diagram Profile Matching dan SAW 24 Gambar 3.4 Activity diagram Proses Perhitungan Metode Profile Matching 26 Gambar 3.5 Activity diagram Proses Perhitungan Metode SAW 27 Gambar 3.6 Sequence diagram profile matching 29

Gambar 3.7 Sequence diagram SAW 29

Gambar 3.8 Flowchart metode Profile matching 30

Gambar 3.9 Flowchart metode SAW 31

Gambar 3.10 Relasi database kepegawaian 32

Gambar 3.11 Rancangan Form Induk 34

Gambar 3.12 Rancangan Form Login 35

Gambar 3.13 Rancangan Form Data Pegawai 36

Gambar 3.14 Rancangan Form Data Kriteria 37

Gambar 3.15 Rancangan Form Profile Matching Tab Pertama 38 Gambar 3.16 Rancangan Form Profile Matching Tab Kedua 39

Gambar 3.17 Rancangan Form SAW Tab Pertama 40

Gambar 3.18 Rancangan Form SAW Tab Kedua 41

Gambar 3.19 Rancangan Form Tentang 42

Gambar 4.1 Halaman Utama Aplikasi 62

Gambar 4.2 Halaman Login 63

Gambar 4.3 Form Data Pegawai 64

Gambar 4.4 Form Data Kriteria 65

Gambar 4.5 Form Profile Matching Tab Pertama 66

Gambar 4.6 Form Profile Matching Tab Kedua 67

Gambar 4.7 Form SAW Tab Pertama 68


(12)

Hal.

A. List ing Program A-1

B. Curiculum Vit ae B-1

C. Surat Penelit ian C-1


(13)

Subjektifitas penilaian kinerja karyawan khususnya di instansi pemerintahan sering menjadi masalah utama bagi atasan dalam penentuan promosi jabatan maupun karyawan terbaik. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk menilai karyawan yang memilki kompetensi yang hampir sama. Subjektifitas ini dapat diatasi dengan sistem pendukung keputusan menggunakan metode Profile Matching dan Simple Additive Weighting(SAW) berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang ada. Metode Profile Matching menghitung gap kompentensi antara nilai aktual karyawan dengan nilai target penilaian sedangkan metode Simple Additive Weighting mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Implementasi sistem menggunakan bahasa pemrograman Java dan DBMS MySQL. Hasil akhir penelitian adalah ranking nilai karyawan yang dapat menjadi pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam penentuan promosi jabatan sekaligus menjadi penyemangat bagi karyawan untuk bekerja lebih baik dan produktif.

Kata kunci: Penilaian Kinerja, Sistem Pendukung Keputusan, Profile Matching dan Simple Additive Weighting (SAW).


(14)

OF EMPLOYEES PERFORMANCE

(CASE STUDY AT DEPARTMENT OF CULTURE AND TOURISM IN SUMATERA UTARA PROVINCE)

ABSTRACT

Subjectivity of performance evaluation especially in government agencies is often become a major problem for the employer in determining promotion and best employee . This is due to the difficulty to evaluate the employees that have nearly the same competences. This subjectivity can be overcome with decision support system by using Profile Matching and Simple Additive Weighting ( SAW ) method based on the evaluation criteria exist . Profile Matching method calculate the competence gap between the actual value of employees with a target value from evaluation while the Simple Additive Weighting method searching for a weighted sum of the performance rating from each alternative on all attributes. System is implemented using Java programming language and MySQL DBMS. The final result is a ranking of employees value that can be a consideration for decision makers in determining promotions as well as an encouragement for the employees to work better and more productive.

Keywords : Performance Evaluation, Decision Support Systems, Profile Matching, Simple Additive Weighting (SAW) .


(15)

1.1.Latar Belakang

Di dalam suatu instansi atau perusahaan kinerja sumber daya manusia adalah salah satu elemen yang sangat penting. Hal tersebut dapat mempengaruhi instansi dalam pencapaian tujuan dan menjalankan visi dan misinya. Bagusnya kinerja pegawai sebagai SDM di dalam instansi akan mempercepat tercapainya tujuan. Penilaian kinerja merupakan cara untuk mengetahui kemampuan dari setiap pegawai di suatu perusahaan maupun instansi, penilaian kinerja dilakukan untuk mendapatkan data-data yang valid mengenai kompentensi pegawai sebagai bahan pertimbangan bagi atasan dalam pengembangan karir dan pemberian rewardkepada pegawai tersebut.

Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil, realistis, valid dan relevan dengan pekerjaan yang dikerjakan, selain itu harus bebas dari diskriminasi. Hal tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh kebanyakan instansi pemerintahan saat melakukan penilaian kinerja pegawai. Pihak instansi diharapkan tidak subyektif dalam melakukan penilaian kinerja yang akan dilakukan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan mendapatkan hasil yang kongkrit.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah instansi pemerintah yang mengelola kebijakan teknis dan urusan pemerintahan pada bidang kebudayaan dan pariwisata. Penilaian kinerja yang dilakukan di instansi ini ditujukan untuk pegawai negeri sipil dan pegawai honorer. proses penilaian dilakukan untuk pengukuran dan perbaikan kinerja pegawai baik pns maupun honorer sehingga dapat mendorong pegawai-pegawai tersebut untuk bekerja lebih baik lagi. Dari hasil penilaian atasan dapat ditentukan pegawai terbaik atau promosi jabatan. Proses penilaian kinerja yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata masih dilakukan secara manual,


(16)

obyektif dan praktis, sebaiknya dilakukan secara komputerisasi dengan mengembangkan suatu aplikasi yang mengimplementasikan metode-metode yang tepat.

Little (1970) mendefinisikan Sistem pendukung keputusan (DSS) sebagai sekumpulan prosedur dengan berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manager mengambil keputusan[7]. Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang menyatukan informasi dari berbagai sumber untuk diatur dan menganalisis informasi yang terdapat didalamnya serta memfasilitasi evaluasi dari berbagai asumsi yang ada[13].

Pada penelitian sistem pendukung keputusan ini, dilakukan perbandingan antara dua metode yaitu : Metode profile matching dan metode simple additive weighting (SAW) yang di implementasikan dalam penilaian kinerja pegawai dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi sumatera utara di Medan agar instansi tersebut memiliki sistem yang terstruktur dan dinamis dalam penilaian kinerja pegawai-pegawainya.

Prinsip dasar metode profile matching adalah membandingkan kemampuan kerja pegawai terhadap nilai ideal dari instansi. Metode profile matching sering juga disebut dengan metode GAP, yaitu sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai[9]. Sedangkan metode simple additive weighting(SAW) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan Multi atribut decision making(MADM), MADM merupakan model dari Multiple criteria decision making

(MCDM), MCDM sendiri adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu[10]. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria penilaian yang digunakan oleh instansi.

Berdasarkan kedua metode sistem pendukung keputusan diatas saya tertarik untuk membandingkan metode tersebut dalam bentuk sebuah aplikasi yang akan bermanfaat dalam penilaian kinerja pegawai pada instansi tersebut diatas.


(17)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana permasalahan penilaian kinerja pegawai di dinas kebudayaan dan pariwisata dapat diselesaikan dengan menggunakan metodeprofile matchingdan simple additive weighting (SAW).

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian tersebut adalah :

1. Kriteria penilaian pegawai yang digunakan adalah berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara atau Badan Kepegawaian Daerah yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama dan prakarsa.

2. Metode yang digunakan adalah metode Profile Matching dan Simple Additive Weighting(SAW).

3. Parameter pembanding kedua metode adalah menentukan tingkat keakuratan metode sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh pihak dinas.

4. Data kriteria penilaian adalah data pada tahun 2011, 2012 dan 2013.

5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java dengan IDE Netbeans 7.0 dan DBMS MySQL.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan menggunakan dua metode yang memberikan solusi dalam penilaian kinerja pegawai sehingga mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik dan produktif.


(18)

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat :

1. Mempermudah pihak atasan seperti Kepala Dinas dalam mengetahui kinerja pegawai.

2. Memudahkan penilaian kinerja pegawai dan data-data hasil penilaian tersimpan di dalam sistem komputer sehingga dapat digunakan lagi apabila diperlukan.

3. Penilaian kinerja pegawai menjadi lebih objektif dengan adanya sistem yang terkomputerisasi.

1.6. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang akan dilalui adalah sebagai berikut: 1. Studi Literatur

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan yang relevan serta buku-buku maupun artikel-artikel atau e-book tentang sistem pendukung keputusan, metode profile matchingdan simple additive weighting.

2. Analisis dan Perancangan Sistem

Pada tahap ini digunakan untuk mengolah data yang ada dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil studi literatur yang diperoleh sehingga menjadi suatu informasi. Proses ini meliputi pembuatan algoritma program, UML, flowchart sistem, dan pembuatan user interfaceaplikasi.

3. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan pemanfaatan program dalam melakukan proses pengambilan keputusan pada perusahaan.

4. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pemasukan data serta memproses data untuk mendapatkan hasil apakah sudah sesuai dengan tujuan.

5. Dokumentasi

Tahap akhir penelitian yang dilakukan, yaitu membuat kesimpulan dan laporan tentang penelitian yang telah dilakukan.


(19)

Dalam penulisan penelitian ini ada beberapa sistematika penulisan, yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi beberapa teori berkaitan dengan sistem pendukung keputusan, metode profile matching dan Simple Additive Weighting ( SAW) dan tinjauan penelitian terdahulu.

BAB III: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi proses pembuatan algoritma program, UML, flowchartsistem dan pembuatan user interfaceaplikasi.

BAB IV: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi tentang pengujian program yang telah diimplentasikan dengan menggunakan bahasa pemograman Java dan DBMS MySQL.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang telah di rangkum dalam penelitian ini dan berisi saran yang berguna dalam usaha untuk melakukan perbaikan dan pengembangan penelitian ini.


(20)

2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah salah satu produk software yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan SPK adalah sebagai ‘second opinion’ atau ‘information sources’ sebagai bahan pertimbangan seorang manajer sebelum memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan untuk SPK yang populer adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga diharapkan sistem ini dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata yang sesungguhnya.

Lima karakteristik utama SPK :

 Sistem yang berbasis komputer

 Dipergunakan untuk mengambil keputusan

 Untuk memecahkan Masalah-masalah yang rumit yang tidak dapat digunakan dengan kalkulasi manual

 Melalui cara simulasi yang interaktif

 Komponen utamanya data dan model analisis

DSS juga merupakan sistem berbasis pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Sistem ini merupakan sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah yang terstruktur atau spesifik. Tujuan pembentukan sistem ini adalah memanfaatkan keunggulan kedua unsur, yaitu manusia dan perangkat elektronik untuk mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Sebuah sistem


(21)

komputer yang dirancang untuk membantu para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang tak terstruktur [11].

2.1.1. Tahap - tahap dalam pengambilan keputusan

DSS adalah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya SPK hampir sama dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) karena menggunakan basis data sebagai sumber data. SPK bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. Simon (1977) mengidentifikasikan bahwa sistem pendukung keputusan memiliki tiga fase proses yaitu fase intelligence, designdan choice[13].

Gambar 2.1. Fase-fase pengambilan keputusan [13] Intelligence

Choice Design


(22)

Tahap - tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah : 1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2. Karakteristik sistem pendukung keputusan

Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu. Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi.

Banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali pandangan mengenai sistem tersebut. Ada beberapa karakteristik dari Sistem Pendukung Keputusan di antarannya adalah sebagai berikut :

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi


(23)

4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model 5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal

6. Memiliki kemampuan what-if analysisdan goal seeking analysis

7. Menggunakan beberapa model kuantitatif.

Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan diatas, SPK memiliki kemampuan yaitu :

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada

management by perception

2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.

4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai

5. Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan – model interaktif

6. Output ditujukan untuk semua personil organisasi dalam semua tingkatan sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem

7. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

8. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem

9. Pendekata easy to use, ciri SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.

10. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.


(24)

Dari berbagai kemampuan dan karakteristik seperti yang dijelaskan di atas, sistem pendukung keputusan juga memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia sebagai pengguna yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya.

2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya.

3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.

4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.

Secara luas, dapat dikatakan bahwa sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dirancang untuk menghasilkan berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

2.2. Prestasi Kerja Karyawan

Pengukuran prestasi kerja karyawan adalah suatu proses mengkuantifikasikan secara akurat dan valid tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang telah terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan (Martoyo, 2002: 28). Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran prestasi kerja para karyawan supaya tidak timbul suatu masalah. Informasi tentang prestasi kerja karyawan juga diperlukan pula bila suatu saat atasan ingin mengubah sistem yang ada [14].


(25)

yang diinginkan. Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan lebih cepat selesai dan tepat selesai. Pekerjaan yang cepat dan tepat selesai adalah merupakan suatu prestasi kerja karyawan yang baik.

Menurut Handoko (2001:135) motivasi adalah suatu daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengukur kinerja karyawan agar dapat ditentukan karyawan berprestasi dan pemberian reward sehingga memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi.

2.3 Profile Matching

Profile matching adalah salah satu dari metode dalam pengambilan keputusan yang mekanismenya mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai. Bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati[9] . Dalam profile matching pegawai yang bisa dikategorikan sebagai pegawai terbaik adalah pegawai yang mendekati nilai ideal tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam metode profile matching adalah sebagai berikut[9] :

1. Menentukan Aspek-aspek penilaian 2. Pemetaan GAP kompetensi.

3. Pembobotan.

4. Perhitungan dan Pengelompokan Coredan Secondary Factor.

GAP kompetensi adalah perbedaan antara profil pegawai terbaik dengan profil pegawai aktual[9].

Setelah menentukan bobot nilai gap untuk setiap aspek penilaian, tiap aspek tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok core factor dan secondary factor. Rumus untuk perhitungan core factor[9] :


(26)

= ∑ / ∑ ... (1) Keterangan :

NCF = Nilai rata-rata core factor

∑NC(Aspek) = Jumlah total nilai core factor

IC = Jumlah item core factor

Rumus perhitungan secondary factor:

= ∑ / ∑ ...(2) Keterangan :

NSF = Nilai rata-rata secondary factor

∑NS(Aspek) = Jumlah total nilai secondary factor

IS = Jumlah item secondary factor

Rumus perhitungan nilai total dari aspek :

= ( %) + ( %) ...(3) Keterangan :

N = Nilai total

(x%) = Nilai persen yang di inputkan NCF = Nilai rata-rata core factor

NSF = Nilai rata-rata secondary factor

Setelah didapat nilai total dari aspek kemudian dapat di tentukan hasil akhir yang berupa ranking dari pegawai dengan menggunakan rumus[9] :

= ( %) 1 + ( %) 2 + ⋯ ( %) ...(4)

Contoh langkah perhitungan dengan kasus penentuan pegawai terbaik terdapat pada tabel 2.1 sampai pada tabel 2.5.


(27)

Tabel 2.1 Tabel Skala Penilaian

Nilai Bobot Nilai Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup 3

Kurang 2

Buruk 1

Tabel 2.2 Tabel Data Pegawai dan Nilai Gap

Nama Kedisiplinan Prestasi Kerja Tanggung jawab Kepemimpinan

Fanny Anggara 3 3 3 4

Muhammad Fadhli 2 3 2 3

Jesades Berlin 4 4 3 3

Hidayat Syahputra 3 4 4 2

Nilai Target 4 3 4 3

Fanny Anggara -1 0 -1 1

Muhammad Fadhli -2 -1 -1 -1

Jesades Berlin 0 1 0 -1

Hidayat Syahputra -1 1 1 -2

Tabel 2.3 Tabel Pembobotan Nilai

Selisih Bobot Nilai Keterangan

0 5 Tidak ada selisih (Kompetensi sesuai dengan yg dibutuhkan) 1 4.5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat

-1 4 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat 2 3.5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat -2 3 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat

3 2.5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat -3 2 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat

4 1.5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat -4 1 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat


(28)

Tabel 2.4 Tabel Hasil Pembobotan

Nama Kedisiplinan Prestasi Kerja Tanggung jawab Kepemimpinan

Fanny Anggara 4 5 4 4.5

Muhammad Fadhli 3 4 4 4

Jesades Berlin 5 4.5 5 4

Hidayat Syahputra 4 4.5 4.5 3

Mencari nilai Core factor dan Secondary factor :

Core factor = Kedisiplinan dan Tanggung jawab

Secondary factor= Prestasi kerja dan Kepemimpinan

Tabel 2.5 Nilai Core factor dan Secondary factor

Nama Core Factor Secondary Factor Fanny Anggara 4 4.75

Muhammad Fadhli 3.5 4 Jesades Berlin 5 4.25 Hidayat Syahputra 4.25 3.75

Perhitungan Nilai Total

N1 = (60% x 4) + (40% x 4.75) = 4.3 N2 = (60% x 3.5) + (40% x 4) = 3.7 N3 = (60% x 5) + (40% x 4.25) = 4.7 N4 = (60% x 4.25) + (40% x 3.75) = 4.05

Pada contoh ini hanya terdapat 1 aspek penilaian oleh karena itu nilai total menjadi hasil akhir pada penilaian. Jesades berlin terpilih sebagai solusi karena memiliki nilai total paling besar.


(29)

2.4 Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW adalah metode penjumlahan terbobot yang digunakan dalam memecahkan masalah multi kriteria. Konsep dasar metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut[10]. Churchman dan Ackoff (1954) pertama sekali menggunakan metode SAW ini untuk mengatasi masalah penyeleksian portofolio. Metode ini mungkin yang paling populer dan sering digunakan dalam penyelesaian masalah multiple attribute decision making

(MADM) [15].

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Hasil akhir metode SAW didapatkan dari ranking nilai utilitas terbesar dari semua alternatif. Rumus untuk mencari nilai utilitas setiap alternatif adalah[15] :

( ) = wj ( ) ... (5)

Keterangan :

( )= nilai utilitas alternatif

wj = nilai bobot preferensi kriteria

= ratingkinerja ternormalisasi dari alternatif pada kriteria .

Dalam Penentuan matriks pada setiap kriteria dari alternatif-alternatif yang ada perlu diketahui atribut keuntungan dan atribut biaya terlebih dahulu. Jika dalam suatu kriteria nilai yang dicari adalah nilai terbesar maka atribut keuntunganlah yang digunakan, dan jika yang dicari adalah nilai yang paling minimum maka atribut biaya yang digunakan. Berikut adalah rumus untuk menghitung atribut keuntungan dan biaya[15].


(30)

=

...(6)

Keterangan :

= ratingkinerja ternormalisasi dari alternatif pada kriteria .

Max = Nilai maks jika yang dicari adalah atribut keuntungan atau nilai tertinggi. Min = Nilai min jika yang dicari adalah atribut biaya atau nilai terendah.

Hasil akhir diperoleh dari setiap proses perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi dengan bobot prefrensi sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (ui) sebagai solusi.

Contoh perhitungan dengan kasus penilaian ketua OSIS :

Tabel 2.6 Tabel Skala Penilaian

Nilai Bobot Nilai Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup 3

Kurang 2

Buruk 1

Tabel 2.7 Tabel Data Kandidat Pemilihan :

Nama Kerja sama Prestasi Tanggung jawab Fanny Anggara 3 3 3

Muhammad Fadhli 2 3 2 Jesades Berlin 4 4 3 Hidayat Syahputra 3 4 4


(31)

Tabel 2.8 Tabel Rating Kecocokan

Nama C1 C2 C3

Fanny Anggara 3 3 3 Muhammad Fadhli 2 3 2 Jesades Berlin 4 4 3 Hidayat Syahputra 2 4 4

Vektor bobot W = [ 4 , 3 , 4]

Matriks keputusan X berdasarkan kriteria bobot :

3 3 3 2 3 2 4 4 3 2 4 4

Normalisasi Matrik Keputusan : Alternatif A1

Alternatif A2

r11=

3

= 0.75 r21 =

2

= 0.5

Max (3;2;4;3) Max (3;2;4;3)

r12 =

3

= 0.75 r22 =

3

= 0.75

Max (3;3;4;4) Max (3;3;4;4)

r13=

3

= 0.75 r23 =

2

= 0.5

Max (3;2;3;4) Max (3;2;3;4)

Alternatif A3 Alternatif A4

r31=

4

= 1 r41 =

2

= 0.5

Max (3;2;4;3) Max (3;2;4;3)

r32=

4

= 1 r42 =

4

= 1

Max (3;3;4;4) Max (3;3;4;4)


(32)

r33=

3

= 0.75 r43 =

4

= 1

Max (3;2;3;4) Max (3;2;3;4)

D

Dari hasil perhitungan diatas didapat matriks ternormalisasi sebagai berikut :

0.75 0.75 0.75 R = 0.5 0.75 0.5

1 1 0.75

0.5 1 1

Mencari nilai utilitas alternatif terbaik dengan persamaan[12] : = wj ... (6)

u1= (0,75 x 4) + (0,75x3) + (0.75x 4) = 8.25

u2= (0,5x4) + (0.75x3) + (0,5x4) = 6.25

u3= (1x4) + (1x3) + (0,75x4) = 10

u4= (0,5x4) + (1x3) + (1x4) = 9

u3 merupakan nilai preferensi dari alternatif A3, sehingga A3 atau dalam kasus ini


(33)

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain :

a. Penelitian Ilman fahma dwijaya dengan judul Sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT. SYSMEX Menggunakan Metode Profile Matching. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi terbaik dalam kenaikan jabatan berdasarkan kompetensi karyawan di PT. SYSMEX (divisi sales) menggunakan sistem pendukung keputusan dengan metode profile matching[4].

b. Penelitian Gerdon dengan judul Sistem pendukung keputusan keputusan untuk menentukan penerimaan beasiswa bagi mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan metode Simple Additive Weighting(SAW) untuk menyelesaikan masalah multi criteria(MCDM) yaitu dalam penerimaan beasiswa bagi mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta berdasarkan beberapa kriteria[6].


(34)

3.1 Analisis Masalah

Proses penilaian kinerja pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara masih menggunakan cara manual yang diterapkan di dinas pada umumnya. Yaitu melalui pejabat penilai dengan menggunakan laporan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3). Sistem penilaian seperti ini memiliki kelemahan karena kurangnya objektifitas dalam penilaian dan sistem penilaiannya belum terkomputerisasi. Oleh karena itu diperlukanlah metode-metode untuk mendapatkan hasil penilaian yang lebih baik lagi.

Analisis masalah pada sistem yang dirancang dapat digambarkan dalam diagram Ishikawa seperti pada Gambar 3.1.

Mesin Metode

Man

Implementasi metode Profile Matching dan Simple Additive Weighting (SAW) dalam penilaian Kinerja Karyawan.

Material

- Belum ada alat yang membantu penilaian

- Metode yang

digunakan masih manual

- Waktu yang

dibutuhkan lama.

-subjektifitas penilaian

- Penentuan nilai disiplin

yang kurang tepat.

- Hasil penilaian

masih disimpan dalam bentuk kertas.


(35)

3.2 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan terbagi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan aktivitas yang disediakan suatu sistem. Sedangkan kebutuhan nonfungsional mendeskripsikan fitur, karakteristik dan batasan lainnya.

3.2.1 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang dirancang. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut:

a. Sistem dapat menampilkan fitur sesuai dengan hak akses.

b. Sistem dapat melakukan entri data pegawai berupa nip, nama, tanggal lahir, agama, dan golongan.

c. Sistem harus dapat menginputkan data kriteria penilaian berupa kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa. d. Sistem dapat melakukan penentuan gap kompetensi berdasarkan kriteria inputan

dan melakukan pembobotan terhadap nilai gap berdasarkan metode profile matching.

e. Sistem dapat melakukan penentuan atribut keuntungan dan membuat matriks keputusan ternormalisasi dari nilai hasil pembobotan dan atribut keuntungan menggunakan metode simple additive weighting(SAW).

3.2.2 Kebutuhan Nonfungsional

Kebutuhan Nonfungsional mencakup karakteristik berikut: 1. Performa

Perangkat lunak yang akan dibangun dapat menunjukkan hasil dari fungsi sistem pendukung keputusan yang dilakukan oleh sistem.


(36)

2. Efisiensi

Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus sesederhana mungkin agar mudah digunakan oleh pengguna (user friendly) dan responsif.

3. Ekonomi

Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus dapat bekerja dengan baik tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan dalam penggunaan perangkat keras maupun perangkat lunak.

4. Dokumentasi

Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun dapat menyimpan data dari hasil proses yang dilakukan.

5. Kontrol

Perangkat lunak yang dibangun akan menampilkan pesan erroruntuk setiap input yang tidak sesuai.

6. Pelayanan

Sistem yang telah dirancang bisa dikembangkan ke tingkat yang lebih kompleks lagi bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan sistem tersebut.

3.3 Perancangan Aplikasi

Perancangan sistem yang dirancang bertujuan untuk menggambarkan semua kondisi dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Perancangan sistem dilakukan dengan Unified Modelling Language (UML) dan flowchart. Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan grafis untuk memvisualisasikan, menentukan, membangun dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak[2]. Dalam penelitian ini, hanya digunakan tiga diagram untuk memodelkan sistem, yaitu use case diagram, activity diagram,dan sequence diagram.

3.3.1 Use-case diagram


(37)

Dengan memodelkan use case diagram dapat diperoleh gambaran mengenai aktifitas yang dilakukan oleh suatu sistem dari sudut pandang pengamatan luar. Use case diagramsistem pada aplikasi yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Use-Case Diagram Pada Sistem

3.3.2 Activity diagram

Activity diagram memiliki pengertian yaitu lebih fokus menggambarkan urutan aktivitas dalam suatu proses. Pada penelitian ini diperlukan activity diagram yang

Admin

Sistem


(38)

dapat menganalisa aktivitas-aktivitas proses yang di tangani oleh sistem dalam penilaian kinerja karyawan yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.


(39)

Tabel 3.1 Dokumentasi naratif Activity diagram Main Activity

Nama Activity Diagram Main Activity Actor Admin

Deskripsi Activity ini mendeksripsikan seluruh proses yang ada pada sistem

Prakondisi Sudah menjalankan aplikasi Bidang khas suatu

kejadian

Kegiatan Admin Respon Sistem 1. Memilih menu file.

2. Menekan menu item login.

3. Mengisi Username dan password dan menekan tombol login.

4. Memilih menu item profile matching

5. Menekan tombol hitung gap

6. Menekan tombol pembobotan nilai gap 7. Menekan tombol cf dan

sf.

8. Menekan tombol nilai total.

9. Memilih menu SAW 10. Menekan tombol

normalisasi matriks. 11. Menekan tombol hitung

nilai akhir.

12. Menekan tombol keluar.

1. Sistem menampilkan beberapa menu item 2. Sistem menampilkan

form login.

3. Sistem menampilkan konfirmasi verifikasi diterima atau tidaknya username dan password 4. Sistem akan

menampilkan form profile matching. 5. Menampilkan hasil

perhitungan gap. 6. Menampilkan hasil

pembobotan nilai gap. 7. Menampilkan hasil

perhitungan cf dan sf. 8. Menampilkan hasil

rangking nilai total. 9. Menampilkan form

SAW.

10. Menampilkan hasil normalisasi matriks. 11. Menampilkan rangking

hasil nilai akhir. 12. Keluar dari aplikasi. Pasca kondisi Proses Login selesai dilakukan


(40)

Gambar 3.4 Activity diagram Proses Perhitungan Metode Profile Matching

Tabel 3.2 Dokumentasi naratif Activity Diagram Profile Matching

Nama Activity Diagram Profile Matching Actor Admin

Deskripsi Activity ini mendeksripsikan proses perhitungan metode

profile matching

Prakondisi Sudah masuk ke tampilan utama aplikasi Bidang khas suatu

kejadian

Kegiatan Admin Respon Sistem 1. Memilih menu SPK

2. Menekan tombol

1. Sistem menampilkan halaman metode profile


(41)

3. Menekan tombol pembobotan. 4. Menekan tombol

hitung cf dan sf 5. Menekan tombol

hitung nilai total

tabel data kriteria 2. Sistem menampilkan

tabel hasil perhitungan gap

3. Sistem menampilkan tabel hasil pembobotan dari gap

4. Sistem menampilkan hasil core factordan

secondary factor

5. Sistem menampilkan ranking dari nilai preferensi alternatif atau nilai total

Pasca kondisi Proses perhitungan metode pada SPK selesai dilakukan

Selanjutnya untuk proses Activity diagram pada metode simple additive weighting

dapat dilihat pada Gambar 3.5


(42)

Tabel 3.3 Dokumentasi naratif Activity Diagram SAW

Nama Activity Diagram Simple Additive Weighting Actor Admin

Deskripsi Activity ini mendeksripsikan proses perhitungan metode

Simple Additive Weighting

Prakondisi Sudah masuk ke tampilan utama aplikasi Bidang khas suatu

kejadian

Kegiatan Admin Respon Sistem 1. Memilih menu SAW

2. Menekan tombol normalisasi matriks 3. Memilih tab hitung

nilai akhir. 4. Menekan tombol

hitung nilai total

1. Sistem menampilkan halaman metode Simple Additive Weighting dan

mengisi tabel data kriteria

2. Sistem menampilkan tabel matriks normalisasi dan atribut keuntungan. 3. Sistem akan

menampilkan tab perhitungan nilai akhir. 4. Sistem menampilkan

tabel hasil perhitungan nilai total dan ranking

akhir.

Pasca kondisi Proses perhitungan metode SAW selesai dilakukan

3.3.3 Sequence Diagram

Sequence diagram adalah interaksi antar objek dalam sebuah sistem yang biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Sequence diagramuntuk proses perhitungan dengan metode profile matching dan simple additive weighting


(43)

Gambar 3.6 Sequence diagram proses Profile Matching

Gambar 3.7 Sequence diagram proses SAW :Admin


(44)

3.3.4 Flowchart

Untuk menggambarkan flowchart semua proses yang dijalankan di dalam sistem pendukung keputusan yang diimplementasikan untuk menilai kinerja karyawan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dengan metode profile matchingdan simple additive weightingdapat dilihat pada flowchat berikut ini :


(45)

Gambar 3.9 Flowchart Metode SAW

3.4 Perancangan Database

DBMS yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan MySQL. Nama

database yang dibuat adalah kepegawaian. Dalam sistem database yang ada terdapat beberapa tabel-tabel yang digunakan beserta field-field yang ada dalam tabel tersebut. Ada 7 tabel yang dirancang dalam sistem database, yaitu tabel data_pegawai berisi data-data pegawai yang dimasukkan ke dalam sistem, tabel login yaitu tabel yang berisi data admin yang dapat mengakses aplikasi secara penuh, 3 tabel Kriteria berisi nilai kriteria pada tahun 2011, 2012 dan 2013 yang dimasukkan ke dalam sistem dan 2


(46)

tabel solusi yang berisi data hasil perhitungan menggunakan metode profile matching

dan simple additive weighting.

Rancangan dan relasi antar tabel pada database kepegawaian ini terlihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Relasi databasekepegawaian

Tabel data pegawai yaitu tabel yang berisi data diri pegawai dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi sumatera utara terdapat pada Tabel 3.4.


(47)

Tabel 3.4 Tabel data_pegawai

Field Type

id_peg int (11)

Nip varchar (25)

Nama varchar (40)

tgl_lahir Date

Agama varchar (15)

Golongan varchar (10)

Tabel login yaitu tabel yang berisi data admin yang dapat mengakses aplikasi secara penuh, tabel login terdapat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Tabel login

Field Type

Id int (7)

Nama varchar (40)

Password varchar (10)

Tabel Kriteria berisi data kriteria yang dimasukkan ke dalam sistem. Tabel user terdapat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Tabel Kriteria

Field Type

id_peg int (11)

Nip varchar (25)

C1 varchar (11)

C2 varchar (11)

C3 varchar (11)

C4 varchar (11)

C5 varchar (11)

C6 varchar (11)


(48)

Tabel solusi berfungsi untuk menyimpan data hasil perhitungan menggunakan metode

profile matching dan simple additive weighting pada tahun 2011,2012 dan 2013. Tabel solusi terdapat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tabel Solusi

Field Type

id_peg int (11)

Nip varchar (25)

Tahun1 varchar (11)

Tahun2 varchar (11)

Tahun3 varchar (11)

3.5 Perancangan Tampilan Aplikasi

3.5.1 Rancangan form induk

Rancangan Form induk merupakan halaman utama dari aplikasi SPK Penilaian kinerja karyawan yang berfungsi sebagai menu utama untuk mengakses komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Data Pegawai, SPK, tentang seperti tampak pada gambar 3.11

Gambar 3.11 Rancangan Form Induk (1) (2)

__


(49)

Keterangan:

1. Menu File memiliki 2 menu item yaitu login da 2. Menu Data memiliki

pegawai, data kriteria.

3. Menu SPK merupakan menu untuk mengakses 4. Menu Tentang untuk menamp

3.5.2 Rancangan form login

Rancangan Rancangan Form pegawai yang berfungsi sebagai

aplikasi yang telah dirancang seperti pada gamba

Gambar 3.

Keterangan:

1. Label 1 adalah judul dari form 2. Label username

3. Label password

4. Textfieldyang berfungsi sebagai tempat unt (2)

2 (3)

Menu File memiliki 2 menu item yaitu login dan logout

Data memiliki 3 menu item yaitu menu item untuk pegawai, data kriteria.

Menu SPK merupakan menu untuk mengakses perhitungan metode spk. Menu Tentang untuk menampilkan isi form tentang

ogin

Rancangan Form Login merupakan bagian dari SPK Penilaia berfungsi sebagai menu izin masuk untuk mengakses seluruh

h dirancang seperti pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Rancangan Form Login

Label 1 adalah judul dari form Label username

Label password

yang berfungsi sebagai tempat untuk mengisi username (1)

(5)

(7)

(4)

(6)

untuk input data

kan menu untuk mengakses perhitungan metode spk.

Penilaian kinerja mengakses seluruh fitur dari


(50)

5. Textfieldyang berfungsi sebagai tempat untuk mengisi password 6. Tombol untuk proses login

7. Tombol untuk batal login.

3.5.3 Rancangan form data pegawai

Rancangan Form data pegawai merupakan halaman dari aplikasi sistem pendukun keputusan yang berfungsi sebagai untuk menginput data-data pegawai kedalam sistem

database.

Rancangan form data pegawai dirancang pada aplikasi tampak seperti pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Rancangan Form Data Pegawai Keterangan:

1. Menu yang memilik 2 menu item yang berfungsi untuk kembali ke halaman utama dan form data kriteria.

(5)

(4)

(6) (1)

(2)


(51)

2. Kumpulan label dan Textfielduntuk menginputkan data-data pegawai. 3. Tombol untuk tombol untuk tambah, hapus, simpan, ubah dan batal. 4. Tabel yang menampilkan data-data pegawai yang berhasil diinput ke

dalam sistem.

5. Textfield untuk mencari data pegawai 6. Tombol untuk proses cari

3.5.4 Rancangan Form Data Kriteria

Rancangan Form data kriteria merupakan halaman dari aplikasi sistem pendukung keputusan yang berfungsi sebagai untuk menginput data-data kriteria kedalam sistem

database.

Rancangan form data kriteria dirancang pada aplikasi tampak seperti pada gambar 3.14.

Gambar 3.14 Rancangan Form Data Kriteria (6)

(5) (4)

(3) (2)

2 (1)


(52)

Keterangan:

1. Menu untuk kembali ke form utama 2. Menu untuk mengakses form metode spk 3. Tampilan data kriteria yang berhasil di input

4. Tampilan beberapa id,nip dan nama dari data pegawai 5. Kumpulan label dan textfielduntuk menginput data kriteria

6. Tombol untuk tombol untuk tambah, hapus, simpan, ubah dan batal.

3.5.5 Rancangan form SPK

Rancangan Form SPK merupakan halaman dari aplikasi sistem pendukun keputusan yang berfungsi sebagai untuk menghitung data-data kriteria menggunakan metode

profile matching dan simple additive weighting. Form-form ini memiliki dua tab yang masing-masing mewakili dua metode yang digunakan dalam spk ini.

Rancangan form pertama ini melakukan perhitungan dengan metodeprofile matching

tampak seperti pada gambar 3.15.

(1)

(2) (3)

(4)

(6) (7)

(8) (9)


(53)

Keterangan:

1. Menu untuk kembali ke menu utama.

2. Tabcontrolpembobotan.

3. Tabcontrol core factor dan secondary factor.

4. Tabel penampung data kriteria.

5. Kumpulan Textfieldpenampung nilai target. 6. Tombol untuk menghitung gap kompetensi. 7. Tombol untuk pembobotan gap.

8. Tabel yang menampilkan hasil perhitungan gap. 9. Tabel yang menampilkan hasil pembobotan dari gap.

Rancangan form profile matching perhitungan dengan metode profile matching

dirancang pada aplikasi tampak seperti pada gambar 3.16.

Gambar 3.16 Rancangan Form Profile Matching Tab Kedua (1)

(2) (3)

(4)

(5)

(6)

(7)


(54)

Keterangan:

1. Menu untuk kembali ke menu utama. 2. Tabcontrolpembobotan.

3. Tabcontrol core factor dan secondary factor.

4. Kumpulan Textfield penampung nilai kriteria core factor dan secondary factor.

5. Tombol untuk proses perhitungan cf dan sf. 6. Tabel tampilan hasil cf dan sf.

7. Textfieldinputan persentase perhitungan dan Tombol untuk menghasilkan ranking dari nilai preferensi.

8. Tabel hasil ranking nilai preferensi.

Rancangan form simple additive weighting pada aplikasi tampak seperti pada gambar 3.17.

Gambar 3.17 Rancangan Form SAW Tab Pertama (1)

(2) (3)

(4)

(6)

(7) (5)


(55)

Keterangan:

1. Menu untuk kembali ke menu utama.

2. Tabcontrolnormalisasi matriks. 3. Tabcontrolnilai akhir.

4. Tabel penampung data kriteria.

5. Kumpulan Textfieldpenampung nilai atribut keuntungan. 6. Tombol untuk menghitung normalisasi matriks

7. Tombol untuk menampilkan hasil normalisasi

Rancangan form perhitungan dengan metode SAW pada tab kedua dirancang pada aplikasi tampak seperti pada gambar 3.18.

Gambar 3.18 Rancangan Form SAW Tab Kedua

Keterangan:

1. Menu untuk kembali ke menu utama. (1)

(2) (3)

(4)

(5)

(6)


(56)

2. Tabcontrolnormalisasi matriks. 3. Tabcontrolnilai akhir.

4. Kumpulan Textfieldpenampung nilai bobot prefrensi. 5. Tombol untuk menghitung hasil akhir.

6. Tabel penampung perhitungan hasil akhir. 7. Tabel hasil ranking nilai akhir.

3.5.6 Rancangan form tentang

Rancangan form tentang merupakan halaman dari aplikasi sistem pendukun keputusan yang berisi data diri pembuat aplikasi dan versi dari aplikasi. Rancangan form tentang dirancang pada aplikasi tampak seperti pada gambar 3.19.

Gambar 3.19 Rancangan Form Tentang

Keterangan:

1. Gambar

2. Label berisi judul skripsi

3. Textarea berisi data diri pembuat aplikasi 4. Tombol closeuntuk menutup halaman tentang

(1) (2)

(3)


(57)

4.1 Implementasi

Implementasi merupakan tahap akhir dari proses pengembangan perangkat lunak setelah dilakukan analisis dan perancangan terhadap sistem. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java dengan IDE Netbeans 7.0 untuk database digunakan DBMS MYSQL. Aplikasi ini berjalan dengan baik pada sistem operasi Windows 7. Implementasi dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengambil keputusan menentukan pegawai yang berhak mendapatkan promosi jabatan sekaligus pendorong semangat pegawai untuk bekerja lebih baik lagi.

Data yang diolah pada program ini adalah data kriteria pegawai menggunakan metode profile matching dan simple additive weighting. Data kriteria yang didapat berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

4.1.1. Implementasi metode profile matching

Dari data kriteria yang didapat langsung dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, terdapat 7 kriteria penilaian yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab ketaatan kejujuran kerjasama dan prakarsa. Dari wawancara dengan pihak terkait telah ditentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria dan nilai ideal untuk setiap kriteria yang ada. Sebelum memulai proses perhitungan menggunakan metode profile matching dan simple additive weighting telebih dahulu ditentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria dengan ketentuan yang telah diberikan oleh dinas.

Nilai data kriteria setiap pegawai atau alternatif berikut adalah data kriteria pada tahun 2013 terlihat seperti pada tabel 4.1.


(58)

Alternatif K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Agus Pranata Pinem, A.Md 91 82 85 83 91 81 91 Dahniar Lindawati Purba, 92 88 89 89 91 88 90 Drs. Indra Maas 95 84 86 87 92 89 91 Dumoli Sitorus, SE 92 86 90 93 94 82 84 Edina Hotmauli 93 85 82 85 91 84 82 Efendi Lumayang Sir, ST 95 84 86 91 93 85 83 Erika Agustina, SE 93 85 81 87 92 78 84

Erlinda 92 84 85 89 95 81 84

Erna Lubis 92 83 92 94 94 78 91

Fatahillah Ginting 91 82 90 92 92 80 93

Handayana 95 82 91 81 95 79 85

Hj. Chairani 94 87 88 86 92 83 92

Imelda Silvia Siagian, A.Md 93 88 84 94 91 82 91 Intan Junaria Siahaan 92 89 83 90 91 85 90 Johnson Pardede 93 85 92 91 92 82 89

Jumiati 94 86 90 93 94 84 83

Jumiter 92 86 91 85 94 79 93

Maria Hotmauli Hutagaol, SE 91 82 86 87 95 90 86 Muhammad Rifai, S.Sos 92 83 91 87 94 78 92

Nani Juliati 94 87 88 81 91 85 81

Nur Amnah 91 85 81 89 93 82 90

Nurhayati 93 84 89 92 92 80 93

Nurirawati 94 82 86 90 92 87 91

Rosani Br. Sembiring, S. Sos 93 82 91 86 91 77 91

Rusli 91 85 91 91 91 79 89

Sari Pahani Br Karo 94 88 93 90 93 81 92 Sri Hastuti Pasaribu, S.sos 93 84 86 90 92 83 91 Suprapti Budiningsih, ST 95 87 87 84 93 84 87

Suriyani 92 86 85 89 92 81 89

Susi Mariati Purba, A.Md 93 85 92 83 93 86 92 Sutan Haris Fadillah, A.Md 93 85 92 91 94 80 90 Tiarmauli Simarmata, SS 91 83 82 90 93 76 91 Titiek Putri R. Tambunan, 92 87 86 89 91 81 88 Titin Agustina Siregar, S.Sos 92 84 88 87 91 77 83 Zainuddin, SE 94 86 91 91 93 79 82 Zul Azmi Nasution, SE 91 87 90 88 94 80 93


(59)

dengan ketentuan skala penilaian yang terdapat pada tabel 4.2. Dan hasil penentuan rating kecocokan terlihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.2. Tabel Skala Penilaian

Nilai Angka Sebutan Rating kecocokan 91-100 Sangat Baik 5

76-90 Baik 4

61-75 Cukup 3

51-60 Kurang 2

0-50 Buruk 1

Tabel 4.3. Tabel Rating Kecocokan

A K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

A1 5 4 4 4 5 4 5

A2 5 4 4 4 5 4 4

A3 5 4 4 4 5 4 5

A4 5 4 4 5 5 4 4

A5 5 4 4 4 5 4 4

A6 5 4 4 5 5 4 4

A7 5 4 4 4 5 4 4

A8 5 4 4 4 5 4 4

A9 5 4 5 5 5 4 5

A10 5 4 4 5 5 4 5

A11 5 4 5 4 5 4 4

A12 5 4 4 4 5 4 5

A13 5 4 4 5 5 4 5

A14 5 4 4 4 5 4 4

A15 5 4 5 5 5 4 4

A16 5 4 4 5 5 4 4

A17 5 4 5 4 5 4 5

A18 5 4 4 4 5 4 4

A19 5 4 5 4 5 4 5

A20 5 4 4 4 5 4 4

A21 5 4 4 4 5 4 4

A22 5 4 4 5 5 4 5

A23 5 4 4 4 5 4 5

A24 5 4 5 4 5 4 5

A25 5 4 5 5 5 4 4

A26 5 4 5 4 5 4 5


(60)

Setelah melakukan penentuan rating kecocokan, selanjutnya dilakukan penentuan gap kompetensi dari hasil penentuan nilai rating kecocokan. Cara menentukan gap komptensi adalah dengan mengurangkan nilai target penilaian atau bobot prefrensi dengan nilai aktual pegawai yang telah diperoleh melalui konversi data kriteria menjadi nilai rating kecocokan. Contoh pada data untuk penentuan gap kompetensi menggunakan persamaan (1) :

GAP = Nilai Aktual Pegawai - Nilai Target Penilaian ...(1) Pengambil keputusan memberikan nilai target atau bobot preferensi sebagai berikut :

Kriteria Nilai Target Kesetiaan 5

Prestasi Kerja 3 Tanggung Jawab 4 Ketaatan 4 Kejujuran 5 Kerjasama 4 Prakarsa 3

Contoh untuk menentukan nilai gap pada setiap alternatif terlihat seperti pada tabel 4.4 . Tabel 4.4. Tabel Contoh Perhitungan Gap

A30 5 4 5 4 5 4 5

A31 5 4 5 5 5 4 4

A32 5 4 4 4 5 4 5

A33 5 4 4 4 5 4 4

A34 5 4 4 4 5 4 4

A35 5 4 5 5 5 4 4

A36 5 4 4 4 5 4 5

A K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

A1 5 4 4 4 5 4 5

A2 5 4 4 4 5 4 4

A3 5 4 4 4 5 4 5


(61)

Hasil akhir dari penentuan gap kompetensi terlihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Gap Kompetensi

A3 0 1 0 0 0 0 2

A4 0 1 0 1 0 0 1

A5 0 1 0 0 0 0 1

A K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

A1 0 1 0 0 1 0 2

A2 0 1 0 0 1 0 1

A3 0 1 0 0 1 0 2

A4 0 1 0 1 1 0 1

A5 0 1 0 0 1 0 1

A6 0 1 0 1 1 0 1

A7 0 1 0 0 1 0 1

A8 0 1 0 0 1 0 1

A9 0 1 1 1 1 0 2

A10 0 1 0 1 1 0 2

A11 0 1 1 0 1 0 1

A12 0 1 0 0 1 0 2

A13 0 1 0 1 1 0 2

A14 0 1 0 0 1 0 1

A15 0 1 1 1 1 0 1

A16 0 1 0 1 1 0 1

A17 0 1 1 0 1 0 2

A18 0 1 0 0 1 0 1

A19 0 1 1 0 1 0 2

A20 0 1 0 0 1 0 1

A21 0 1 0 0 1 0 1

A22 0 1 0 1 1 0 2

A23 0 1 0 0 1 0 2

A24 0 1 1 0 1 0 2

A25 0 1 1 1 1 0 1

A26 0 1 1 0 1 0 2

A27 0 1 0 0 1 0 2

A28 0 1 0 0 1 0 1

A29 0 1 0 0 1 0 1

A30 0 1 1 0 1 0 2

A31 0 1 1 1 1 0 1

A32 0 1 0 0 1 0 2

A33 0 1 0 0 1 0 1


(62)

Hasil dari nilai gap alternatif pada setiap kriteria, kemudian dilakukan penentuan nilai pembobotan dari hasil gap tersebut. Cara menentukan nilai bobot tersebut adalah berdasarkan ketentuan pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Bobot Nilai Gap

Selisih Bobot Nilai Keterangan

0 5 Tidak ada selisih (Kompetensi sesuai kebutuhan) 1 4,5 Kompetensi Individu Kelebihan 1 Tingkat -1 4 Kompetensi Individu Kekurangan 1 Tingkat

2 3,5 Kompetensi Individu Kelebihan 2 Tingkat -2 3 Kompetensi Individu Kekurangan 2 Tingkat

3 2,5 Kompetensi Individu Kelebihan 3 Tingkat -3 2 Kompetensi Individu Kekurangan 3 Tingkat

4 1,5 Kompetensi Individu Kelebihan 4 Tingkat -4 1 Kompetensi Individu Kekurangan 4 Tingkat

Berdasarkan ketentuan bobot penilaian gap diatas, maka didapatkan hasil pembobotan seperti pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Pembobotan

A K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

A1 5 4.5 5 5 4.5 5 3.5

A2 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A3 5 4.5 5 5 4.5 5 3.5

A4 5 4.5 5 4.5 4.5 5 4.5

A5 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A6 5 4.5 5 4.5 4.5 5 4.5

A7 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A8 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A9 5 4.5 4.5 4.5 4.5 5 3.5

A10 5 4.5 5 4.5 4.5 5 3.5

A11 5 4.5 4.5 5 4.5 5 4.5

A12 5 4.5 5 5 4.5 5 3.5

A13 5 4.5 5 4.5 4.5 5 3.5

A14 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5


(63)

Setelah didapatkan nilai hasil pembobotan dari seluruh alternatif pada setiap kriteria, selanjutnya dilakukan proses perhitungan nilai rata-rata core factor dan secondary factor. Berdasarkan pengambil keputusan, kriteria yang menjadi core factor disini adalah kesetiaan, tanggung jawab, ketaatan dan kejujuran sedangkan yang menjadi

secondary factoradalah prestasi kerja, kerjasama dan prakarsa.

Proses perhitungan nilai rata-rata core factorsesuai dengan rumus pada persamaan (2) yaitu :

= ∑ / ∑ ...(2)

Sedangkan proses perhitungan nilai rata-rata secondary factor menggunakan rumus pada persamaan (3) yaitu :

= ∑ / ∑ ...(3)

Setelah didapatkan nilai core factor dan secondary factor baru dapat dihitung nilai total dari aspek penilaian dan penentuan rangking terbaik dari setiap alternatif.

A20 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A21 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A22 5 4.5 5 4.5 4.5 5 3.5

A23 5 4.5 5 5 4.5 5 3.5

A24 5 4.5 4.5 5 4.5 5 3.5

A25 5 4.5 4.5 4.5 4.5 5 4.5

A26 5 4.5 4.5 5 4.5 5 3.5

A27 5 4.5 5 5 4.5 5 3.5

A28 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A29 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A30 5 4.5 4.5 5 4.5 5 3.5

A31 5 4.5 4.5 4.5 4.5 5 4.5

A32 5 4.5 5 5 4.5 5 3.5

A33 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A34 5 4.5 5 5 4.5 5 4.5

A35 5 4.5 4.5 4.5 4.5 5 4.5


(64)

=5 + 5 + 5 + 5 4 = 5 =4.5 + 5 + 3.53 = 4.33 Alternatif 2

=5 + 5 + 5 + 5 4 = 5 =4.5 + 5 + 4.53 = 4.67 Alternatif 3

=5 + 5 + 5 + 5 4 = 5 =4.5 + 5 + 3.53 = 4.33 Alternatif 4

=5 + 5 + 4.5 + 5 4 = 4.875 =4.5 + 5 + 4.53 = 4.67 Alternatif 5

=5 + 5 + 5 + 5 4 = 5 =4.5 + 5 + 4.53 = 4.67

Proses perhitungan core factor dan secondary factor dilakukan hingga alternatif ke 36 sehingga didapatkan matriks hasil normalisasi seperti tertera pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Tabel CF dan SF

No Alternati

f CF SF

1 A1 5 4.33

2 A2 5 4.667

3 A3 5 4.33

4 A4 4.875 4.667

5 A5 5 4.667

6 A6 4.875 4.667

7 A7 5 4.667

8 A8 5 4.667

9 A9 4.75 4.33

10 A10 4.875 4.33

11 A11 4.875 4.667

12 A12 5 4.33

13 A13 4.875 4.33


(65)

17 A17 4.875 4.33

18 A18 5 4.667

19 A19 4.875 4.33

20 A20 5 4.667

21 A21 5 4.667

22 A22 4.875 4.33

23 A23 5 4.33

24 A24 4.875 4.33

25 A25 4.75 4.667

26 A26 4.875 4.33

27 A27 5 4.33

28 A28 5 4.667

29 A29 5 4.667

30 A30 4.875 4.33

31 A31 4.75 4.667

32 A32 5 4.33

33 A33 5 4.667

34 A34 5 4.667

35 A35 4.75 4.667

36 A36 5 4.33

Setelah proses penentuan nilai rata-rata core factor dan secondary factor selesai dilakukan kemudian ditentukan nilai total aspek atau nilai akhir dengan menjumlahkan nilai rata-rata core factordan secondary factordari alternatif sesuai dengan rumus pada persamaan(4).

= ( %) + ( %) ...(4)

Nilai x pada rumus diatas menyatakan persentase penilaian yg diinputkan oleh pengambil keputusan. Proses perhitungan nilai totak aspek berlangsung hingga alternatif ke 36.


(66)

No Alternati

f NT

1 A1 4.73

2 A2 4.87

3 A3 4.73

4 A4 4.79

5 A5 4.87

6 A6 4.79

7 A7 4.87

8 A8 4.87

9 A9 4.58

10 A10 4.66

11 A11 4.79

12 A12 4.73

13 A13 4.66

14 A14 4.87

15 A15 4.72

16 A16 4.79

17 A17 4.66

18 A18 4.87

19 A19 4.66

20 A20 4.87

21 A21 4.87

22 A22 4.66

23 A23 4.73

24 A24 4.66

25 A25 4.72

26 A26 4.66

27 A27 4.73

28 A28 4.87

29 A29 4.87

30 A30 4.66

31 A31 4.72

32 A32 4.73

33 A33 4.87

34 A34 4.87

35 A35 4.72

36 A36 4.73

Karena didalam penilaian ini hanya terdapat satu aspek penilaian maka hasil perhitungan nilai nilai totak aspek diatas menjadi nilai akhir penilaian dengan beberapa


(67)

budingsih, Suriyani, Titiek putri dan Titin agustina.

4.1.2. Implementasi metode simple additive weighting

Dalam implementasi metode simple additive weighting, nilai data kriteria yang digunakan dalam penilaian juga data kriteria setiap pegawai atau alternatif pada tahun 2013 yang kemudian dikonversi menjadi nilai rating kecocokan berdasarkan skala penilaian. Nilai rating kecocokan terlihat seperti pada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Tabel Data Kriteria

A K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

A1 5 4 4 4 5 4 5

A2 5 4 4 4 5 4 4

A3 5 4 4 4 5 4 5

A4 5 4 4 5 5 4 4

A5 5 4 4 4 5 4 4

A6 5 4 4 5 5 4 4

A7 5 4 4 4 5 4 4

A8 5 4 4 4 5 4 4

A9 5 4 5 5 5 4 5

A10 5 4 4 5 5 4 5

A11 5 4 5 4 5 4 4

A12 5 4 4 4 5 4 5

A13 5 4 4 5 5 4 5

A14 5 4 4 4 5 4 4

A15 5 4 5 5 5 4 4

A16 5 4 4 5 5 4 4

A17 5 4 5 4 5 4 5

A18 5 4 4 4 5 4 4

A19 5 4 5 4 5 4 5

A20 5 4 4 4 5 4 4

A21 5 4 4 4 5 4 4

A22 5 4 4 5 5 4 5

A23 5 4 4 4 5 4 5

A24 5 4 5 4 5 4 5

A25 5 4 5 5 5 4 4

A26 5 4 5 4 5 4 5

A27 5 4 4 4 5 4 5


(68)

Setelah didapatkan nilai rating kecocokan kemudian dilakukan proses normalisasi matriks. Proses normalisasi matriks ini sesuai dengan rumus pada persamaan (5) yaitu :

=

... (5)

Pada penelitian ini nilai alternatif pada setiap kriteria diharapkan yang paling baik atau maksimum. Oleh karena itu atribut yang digunakan dalam proses normalisasi matriks hanyalah atribut keuntungan.

Alternatif 1

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

Alternatif 2

=

=

A30 5 4 5 4 5 4 5

A31 5 4 5 5 5 4 4

A32 5 4 4 4 5 4 5

A33 5 4 4 4 5 4 4

A34 5 4 4 4 5 4 4

A35 5 4 5 5 5 4 4


(69)

( ; ; ;… ) ( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

=

( ; ; ;… )

Proses normalisasi matriks dilakukan sampai alternatif ke 36 sehingga didapatkan matriks hasil normalisasi seperti tertera pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Tabel Matriks Normalisasi

A K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

A1 1 1 0.8 0.8 1 1 1

A2 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A3 1 1 0.8 0.8 1 1 1

A4 1 1 0.8 1 1 1 0.8

A5 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A6 1 1 0.8 1 1 1 0.8

A7 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A8 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A9 1 1 1 1 1 1 1

A10 1 1 0.8 1 1 1 1

A11 1 1 1 0.8 1 1 0.8

A12 1 1 0.8 0.8 1 1 1

A13 1 1 0.8 1 1 1 1

A14 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A15 1 1 1 1 1 1 0.8

A16 1 1 0.8 1 1 1 0.8

A17 1 1 1 0.8 1 1 1

A18 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A19 1 1 1 0.8 1 1 1

A20 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A21 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A22 1 1 0.8 1 1 1 1

A23 1 1 0.8 0.8 1 1 1

A24 1 1 1 0.8 1 1 1

A25 1 1 1 1 1 1 0.8

A26 1 1 1 0.8 1 1 1

A27 1 1 0.8 0.8 1 1 1

A28 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8


(70)

Dari hasil normalisasi matriks yang telah didapat kemudian dihitung nilai preferensi untuk setiap alternatif dengan persamaan 6 berdasarkan nilai bobot target atau bobot preferensi yang telah ditetapkan W1= 5, W2= 3, W3= 5, W4= 4, W5= 4, W6= 4, dan W7= 3.

u

i

= w r

ij ………(6)

maka persamaan (6) dapat dijabarkan ke dalam perhitungan berikut:

u1 = W1x r11 + W2x r12 + W3x r13 + W4x r14 + W5x r15 + W6x r16 + W7x r17

= 1 x 5 + 1 x 3 + 0.8 x 5 + 1 x 4 + 1 x 4 + 1 x 4 + 0.77 x 3 = 26,33

u2 = W1x r21 + W2x r22 + W3x r23 + W4x r24 + W5x r25 + W6x r26 + W7x r27

= 1 x 5 + 1 x 3 + 1 x 5 + 0.9 x 4 + 1 x 4 + 1 x 4 + 1 x 3 = 27,6

Setelah melakukan perhitungan nilai preferensi tiap alternatif maka akan dilakukan pengurutan berdasarkan nilai tertinggi yang terdapat dalam Tabel 4.12

A31 1 1 1 1 1 1 0.8

A32 1 1 0.8 0.8 1 1 1

A33 1 1 0.8 0.8 1 1 0.8

A34 1 1 08 0.8 1 1 0.8

A35 1 1 1 1 1 1 0.8


(71)

Dari hasil nilai akhir pada Tabel 4.12. terlihat bahwa nilai terbaik dari keseluruhan nilai pegawai pada tahun 2013 adalah 28 yaitu Alternatif Ke 9 Erna lubis. Alternatif tersebut merupakan yang terbaik untuk mendapat promosi kenaikan jabatan.

No Alternati f

Nilai Akhir

1 A1 26.4

2 A2 25.8

3 A3 26.4

4 A4 26.6

5 A5 25.8

6 A6 26.6

7 A7 25.8

8 A8 25.8

9 A9 28

10 A10 27.2

11 A11 26.6

12 A12 26.4

13 A13 27.2

14 A14 25.8

15 A15 27.4

16 A16 26.6

17 A17 27.2

18 A18 25.8

19 A19 27.2

20 A20 25.8

21 A21 25.8

22 A22 27.2

23 A23 26.4

24 A24 27.2

25 A25 27.4

26 A26 27.2

27 A27 26.4

28 A28 25.8

29 A29 25.8

30 A30 27.2

31 A31 27.4

32 A32 26.4

33 A33 25.8

34 A34 25.8

35 A35 27.4

36 A36 26.4


(72)

Proses perhitungan yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam menilai kinerja karyawannya menggunakan rumus rata-rata seperti pada persamaan 7 yaitu :

= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 7

Dimana Nk adalah nilai akhir dari setiap alternatif dan k adalah nilai alternatif pada setia kriteria. Dengan menggunakan data kriteria penilaian pada tahun 2013 perhitungan dilakukan sampai alternatif ke 36 sebagaimana terlihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13. Tabel Penilaian Disbudpar tahun 2013 No Alternati

f

Nilai Akhir

1 A1 86.28

2 A2 89.57

3 A3 89.14

4 A4 88.71

5 A5 86

6 A6 88.14

7 A7 85.71

8 A8 87.14

9 A9 89.14

10 A10 88.57

11 A11 86.85

12 A12 88.85

13 A13 89

14 A14 88.57

15 A15 89.14

16 A16 89.14

17 A17 88.57

18 A18 88.14

19 A19 88.14

20 A20 86.71

21 A21 87.28

22 A22 89

23 A23 88.85

24 A24 87.28

25 A25 88.14


(1)

target[2] = 4; target[3] = 4; target[4] = 5; target[5] = 4; target[6] = 3;

jTextField1.setText(String.valueOf(target[0])); jTextField2.setText(String.valueOf(target[1])); jTextField3.setText(String.valueOf(target[2])); jTextField4.setText(String.valueOf(target[3])); jTextField13.setText(String.valueOf(target[4])); jTextField14.setText(String.valueOf(target[5])); jTextField15.setText(String.valueOf(target[6])); jTextField1.setEditable(false);

jTextField2.setEditable(false); jTextField3.setEditable(false); jTextField4.setEditable(false); jTextField13.setEditable(false); jTextField14.setEditable(false); jTextField15.setEditable(false);

for(int i = 0; i<tabelmatriks.getRowCount();i++) { for(int j=3;j<10;j++) {

//System.out.println("Masukkan nilai pada kriteria baris "+i+" dan kolom "+j); tna[i][j-3] = (String) tabelmatriks.getValueAt(i, j);

na[i][j-3] = Integer.valueOf(tna[i][j-3]);

} }

for(int i=0; i<na.length;i++) {

for(int j=0; j<na[i].length; j++) {

if (na[i][j] >90 && na[i][j] <=100 ) {

nh[i][j] = "Amat baik"; alter[i][j] = 5;

}

else if (na[i][j] >75 && na[i][j] <=90 ) {

nh[i][j] = "Baik"; alter[i][j] = 4; }

else if (na[i][j] >60 && na[i][j] <=75 ) {

nh[i][j] = "Cukup"; alter[i][j] = 3; }

else if (na[i][j] >50 && na[i][j] <=60 ) {


(2)

nh[i][j] = "Kurang"; alter[i][j] = 2; }

else if (na[i][j] >=0 && na[i][j] <=50 ) {

nh[i][j] = "Buruk"; alter[i][j] = 1; }

} }

for(int i=0;i<tabelmatriks.getRowCount();i++) {

for(int j=0;j<1;j++) {

id[i] = (String) tabelmatriks.getValueAt(i, j); }

}

for(int i=0;i<tabelmatriks.getRowCount();i++) {

for(int j=1;j<2;j++) {

nip[i] = (String) tabelmatriks.getValueAt(i, j); }

}

for(int i=0;i<tabelmatriks.getRowCount();i++) {

for(int j=2;j<3;j++) {

nama[i] = (String) tabelmatriks.getValueAt(i, j); }

}

tabelkriteria = new DefaultTableModel(); tabelkriteria.addColumn("ID");

tabelkriteria.addColumn("Nip"); tabelkriteria.addColumn("NAMA"); tabelkriteria.addColumn("C1"); tabelkriteria.addColumn("C2"); tabelkriteria.addColumn("C3"); tabelkriteria.addColumn("C4"); tabelkriteria.addColumn("C5"); tabelkriteria.addColumn("C6"); tabelkriteria.addColumn("C7");

for (int i=0; i<alter.length;i++) {

tabelkriteria.addRow(new


(3)

}

jTable1.setModel(tabelkriteria);

}

public void tampil_data() {

tabelmatriks = new DefaultTableModel(); tabelmatriks.addColumn("ID");

tabelmatriks.addColumn("Nip"); tabelmatriks.addColumn("NAMA"); tabelmatriks.addColumn("C1"); tabelmatriks.addColumn("C2"); tabelmatriks.addColumn("C3"); tabelmatriks.addColumn("C4"); tabelmatriks.addColumn("C5"); tabelmatriks.addColumn("C6"); tabelmatriks.addColumn("C7"); }

public void buka() {

jTable1.setEnabled(true); jTable2.setEnabled(true); jTable4.setEnabled(true); jTable5.setEnabled(true); jButton3.setEnabled(true); jButton5.setEnabled(true); }

public void init_form() {

jTable1.setEnabled(false); jTable2.setEnabled(false); jTable4.setEnabled(false); jTable5.setEnabled(false); jTextField5.setEditable(false); jTextField6.setEditable(false); jTextField7.setEditable(false); jTextField8.setEditable(false); jTextField16.setEditable(false); jTextField17.setEditable(false); jTextField18.setEditable(false); jButton3.setEnabled(false); jButton5.setEnabled(false); }

public void lebarKolom(){ TableColumn column;

jTable1.setAutoResizeMode(javax.swing.JTable.AUTO_RESIZE_OFF); column = jTable1.getColumnModel().getColumn(0);


(4)

column.setPreferredWidth(45);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(1); column.setPreferredWidth(135);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(2); column.setPreferredWidth(185);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(3); column.setPreferredWidth(55);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(4); column.setPreferredWidth(55);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(5); column.setPreferredWidth(55);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(6); column.setPreferredWidth(55);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(7); column.setPreferredWidth(55);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(8); column.setPreferredWidth(55);

column = jTable1.getColumnModel().getColumn(9); column.setPreferredWidth(55);

} /**

* @param args the command line arguments */

public static void main(String args[]) { try {

UIManager.setLookAndFeel(new McWinLookAndFeel()); } catch (UnsupportedLookAndFeelException ex) {

ex.printStackTrace(); }

java.awt.EventQueue.invokeLater(new Runnable() { public void run() {

new formSAW().setVisible(true); }

}); }

// Variables declaration - do not modify//GEN-BEGIN:variables private javax.swing.JButton jButton3;

private javax.swing.JButton jButton5;

private javax.swing.JComboBox jComboBox1; private javax.swing.JLabel jLabel1;

private javax.swing.JLabel jLabel14; private javax.swing.JLabel jLabel15; private javax.swing.JLabel jLabel16; private javax.swing.JLabel jLabel17; private javax.swing.JLabel jLabel18; private javax.swing.JLabel jLabel19; private javax.swing.JLabel jLabel2;


(5)

private javax.swing.JLabel jLabel3; private javax.swing.JLabel jLabel4; private javax.swing.JLabel jLabel5; private javax.swing.JLabel jLabel6; private javax.swing.JLabel jLabel7; private javax.swing.JLabel jLabel8; private javax.swing.JLabel jLabel9; private javax.swing.JMenu jMenu1; private javax.swing.JMenuBar jMenuBar1; private javax.swing.JMenuItem jMenuItem1; private javax.swing.JPanel jPanel1;

private javax.swing.JPanel jPanel10; private javax.swing.JPanel jPanel2; private javax.swing.JPanel jPanel3; private javax.swing.JPanel jPanel4; private javax.swing.JPanel jPanel5; private javax.swing.JPanel jPanel7; private javax.swing.JPanel jPanel8; private javax.swing.JPanel jPanel9;

private javax.swing.JScrollPane jScrollPane1; private javax.swing.JScrollPane jScrollPane2; private javax.swing.JScrollPane jScrollPane4; private javax.swing.JScrollPane jScrollPane5; private javax.swing.JTabbedPane jTabbedPane1; private javax.swing.JTable jTable1;

private javax.swing.JTable jTable2; private javax.swing.JTable jTable4; private javax.swing.JTable jTable5;

private javax.swing.JTextField jTextField1; private javax.swing.JTextField jTextField13; private javax.swing.JTextField jTextField14; private javax.swing.JTextField jTextField15; private javax.swing.JTextField jTextField16; private javax.swing.JTextField jTextField17; private javax.swing.JTextField jTextField18; private javax.swing.JTextField jTextField2; private javax.swing.JTextField jTextField3; private javax.swing.JTextField jTextField4; private javax.swing.JTextField jTextField5; private javax.swing.JTextField jTextField6; private javax.swing.JTextField jTextField7; private javax.swing.JTextField jTextField8;

// End of variables declaration//GEN-END:variables }


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

o

Nama

: Ibrahim Ahmad Harahap

o

Jenis Kelamin

: Laki-laki

o

Tempat / Tgl Lahir : Medan /10 Juli 1989

o

Agama

: Islam

o

Status Perkawinan : Belum Menikah

o

IPK

: 2,93

PENDIDIKAN FORMAL

o

1995 - 2001

: MIS Islamiyah GUPPI

o

2001 - 2004

: MTs Negeri 2 Medan

o

2004 - 2007

: MAN 2 Medan

o

2007 – 2011

: Teknik Komputer, Politeknik Negeri Medan

PENGALAMAN KERJA

o

2009-2010

: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Hormat Saya,


Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Warga Miskin Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Profile Matching

25 158 122

Implementasi Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dan Profile Matching Dalam Menentukan Pejabat Struktural Pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi

7 95 111

Analisis Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dan Metode Weighted Product (WP) Untuk Menentukan Bonus Karyawan (Studi Kasus : PT. Graha Travel &amp; Tour Medan)

43 305 78

Metode Simple Additive Weighting dan Profile Matching dalam Pemilihan Lahan Tembakau (Studi Kasus: PTPN II – Kebun Bulu Cina)

1 6 95

KINERJA EXPANDING ADDITIVE BARU UNTUK ME

0 1 9

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM SELEKSI CALON KARYAWAN

0 0 8

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Warga Miskin Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Profile Matching

0 0 28

Implementasi Perbandingan Metode Profile Matching Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Penilaian Kinerja Karyawan (Studi Kasus Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

0 0 49

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan - Implementasi Perbandingan Metode Profile Matching Dan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Penilaian Kinerja Karyawan (Studi Kasus Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

0 0 14

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA UTARA) SKRIPSI IBRAHIM AHMAD HARAHAP

0 0 12