BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. The Role of Cognitive Style in Use
Cognitive adalah istilah yang digunakan dalam psikologi kognitif untuk menggambarkan suatu bentuk pikiran atau persepsi dari setiap
individu, atau mereka lebih menyukai pendekatan untuk penggunaan seperti informasi dalam menyelesaikan masalah wikipedia. Salah satu hal
yang baru ditahun 1960an adalah mempelajari bagaimana orang berpikir, merasakan, belajar, mengingat, membuat keputusan, dan bagaimana orang
memproses mempersepsikan, menginterpretasikan, menyimpan dan mengambil data di memori otak.
Psikologi kognitif adalah ilmu pengetahuan ilmiah dari psikologi yang mempelajari konasi, yaitu proses-proses mental yang mendasari
perilaku. Psikologi kognitif mempunyai riset domain yang luas termasuk bekerja dengan memori, atensi, persepsi dan representasi pengetahuan,
memberi alasan, kreativitas dan pemecahan masalah Hartono, 2007. Beberapa teori dan model dari sistem informasi, yang menjelaskan
interaksi individu-individu dengan sistem informasi terdiri dari: 1. Teori tindakan beralasan theory of reasoned action atau TRA oleh
Fishbein dan Ajzen 1975.
2. Teori penerimaan teknologi technology acceptance model atau TAM oleh Davis et al. 1989.
3. Teori perilaku perencanaan theory of planned behavior atau TPB oleh Ajzen 1991.
Dalam penelitian ini, faktor-faktor cognitive, peneliti menggunakan dasar penelitian yang validitas instrumen tinggi, yang mana didasarkan
dari penelitian Davis 1989 yaitu: kegunaan persepsian perceived usefulnees dan kemudahan penggunaan persepsian perceived ease of
use. Penelitian ini menggunakan pendekatan model penerimaan
teknologi TAM dengan beberapa alasan: 1. TAM adalah model perilaku yang bermanfaat untuk menjawab
pertanyaan mengapa banyak sistem informasi gagal diterapkan karena pemakainnya tidak mempunyai niat intention untuk
menggunakannya, tidak banyak model-model penerapan sistem teknologi informasi yang memasukkan faktor psikologis atau
perilaku di dalam modelnya dan TAM adalah salah satu pertimbangannya.
2. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat 3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagian
besar mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan model yang baik. Bahkan TAM telah banyak diuji dan
dibandingkan dengan model yang lain misalnya TRA dan TPB dan hasilnya konsisten bahwa TAM cukup baik.
4. Kelebihan TAM yang paling penting adalah model ini merupakan model yang persimoni yaitu model yang sederhana tapi valid.
Salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk
menjelaskan penerimaan individu terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan teknologi theory acceptance model
atau TAM. Teori TAM, pertama kali dikenalkan oleh Davis 1986. Teori TAM dikembangkan dari Theory of Reasoned Action atau TRA oleh Ajzen
dan Fishbein 1980, dengan model TRA sebagai berikut:
Beberapa penelitian telah menekankan bahwa pentingnya cognitive sebagai variabel penting yang mempengaruhi sikap dan penerimaan
pengguna dalam manajemen sistem informasi Benbansat dan Taylor, 1978; Lucas 1981; Matson dan metroff, 1973; Robey, 1983; Sage,1981;
Norma subjektif Subjective Norms
Sikap terhadap perilaku Attitude Towards
Behavior
Kontrol Perilaku persepsian Perceived
Behavior Control Niat perilaku
Behavioral Intention Prilaku
Behavior
Zmut, 1975, cognitive berkenaan dengan proses karateristik individu dalam analisis, evaluasi dan interpretasi dari data yang digunakan untuk
pengambilan keputusan, sebagai dasar yang mana mereka mengklasifikasi sebagai sistematik-hueristics Bariff dan Lucks, 19977, analitic-heuristics
Driver dan mock, 1975; Vasarhelyie, 1977 atau sensing-thinking dan intuition feeling Benbansat dan Taylor, 1978; Henderson dan Nutt, 1980;
Matson dan mitroff, 1973, dikutip dalam McElroy, 2007.
2.1.1 Pengaruh Kegunaan Persepsian Perceived Usefulnees Terhadap Niat Intention Penggunaan Internet
Kegunaan persepsian adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Dari
definisi, diketahui bahwa kegunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang
berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Berdasarkan teori motivasi yang diungkapkan oleh Deci 1975 dalam Hartono 2007, penerimaan
teknologi oleh pengguna ditentukan oleh dua tipe motivasi yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi intrinsik timbul karena adanya ekspektasi yang
dirasakan oleh individu itu sendiri dari hasil berinteraksi dengan sebuah aplikasi sistem teknologi informasi. Motivasi ekstrinsik timbul karena
adanya ekspektasi atas penggunaan aplikasi sistem teknologi tertentu yang diterimanya dari luar interaksi individu dengan sistem.
Definisi dari manfaat persepsian menggambarkan bentuk motivasi ekstrinisik, karena manfaat yang diterimanya berasal dari luar yaitu
penghargaan karena kinerjanya meningkat. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa konstruk kegunaan
persepsian mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al,.
1997; Sun, 2003. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa kegunaan persepsian merupakan konstruk yang paling banyak signifikan dan penting
yang mempengaruhi sikap, minat dan perilaku dalam penggunaan teknologi dibanding konstruk yang lain.
Venkantesh et al., 2003 menguji pengaruh faktor kegunaan persepsian terhadap perilaku penggunaan TI antara pria dan wanita.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh kegunaan persepsian untuk pria lebih kuat dibandingkan dengan wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pria
menganggap TI lebih bermanfaat dibandingkan dengan wanita, sehingga persepsi ini akan mempengaruhi sikap pria dalam menggunakan TI.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegunaan persepsian berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan TI meskipun pada pria
pengaruh ini ternyata lebih kuat dibandingkan dengan wanita. Szajna 1996 menguji secara empiris model TAM revisian Davis
1989 dengan menggunakan mahasiswa sebagai responden. Teknologi
yang diuji penerimaannya oleh pengguna adalah e-mail. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan instrumen yang sama seperti yang
digunakan oleh Davis et al. 1989. Sampel terdiri dari mahasiswa yang 96-nya tidak memiliki pengalaman dalam menggunakan e-mail.
Demonstrasi penggunaan e-mail dilakukan selama satu jam dan selama itu mahasiswa diharuskan mengisi kuesioner yang terdiri dari 12 item untuk
kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian. Setelah lima belas minggu, responden secara bebas menggunakan e-mail untuk
melakukan koresponden kepada sesama responden, mahasiswa lain dalam satu universitas, dan kepada mahasiswa yang berbeda universitas. Pada
akhir minggu ke lima belas, responden diminta untuk mengisi instrumen yang sama pada awal eksperimen. Instrumen tersebut mengindikasikan
tentang niat mereka dalam menggunakan e-mail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensi mahasiswa dalam menggunakan e-mail lebih
banyak selama lima belas minggu akhir dibandingkan pada minggu awal diterapkannya email. Dengan kata lain, dalam waktu lima belas minggu
eksperimen, terdapat progress naik penggunaan e-mail oleh responden. Pada tahap pre-implementation ternyata kegunaan persepsian berdampak
langsung dan signifikan terhadap intentions to use sedangkan kemudahan penggunaan persepsian tidak signifikan. Selain itu, pada tahap ini juga
ditemukan hasil bahwa kemudahan penggunaan persepsian tidak berdampak pada kegunaan persepsian. Pada tahap post-implementations,
kegunaan persepsian berdampak langsung dan signifikan terhadap niat
untuk menggunakan sedangkan kemudahan penggunaan persepsian tidak memiliki dampak langsung.
Berdasarkan paparan tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1: Kegunaan persepsian berpengaruh positif terhadap niat penggunaan internet
2.1.2 Pengaruh Kemudahan Penggunaan Persepsian Perceived Ease of Use Terhadap Niat Intention Penggunaan Internet
Davis et al. 1989 mendefinisikan kemudahan penggunaan persepsian sebagai tingkat keyakinan seseorang bahwa dalam
menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha yang keras. Meskipun usaha menurut setiap orang bebeda-beda tetapi pada umumnya
untuk menghindari penolakan dari pengguna sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh pengguna
tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap memberatkan. Kemudahan penggunaan persepsian merupakan salah satu faktor
dalam model TAM yang telah diuji dalam penelitian Davis et al. 1989. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor ini terbukti dapat
menjelaskan alasan seseorang dalam menggunakan sistem informasi dan menjelaskan bahwa sistem baru yang sedang dikembangkan diterima oleh
pengguna.
Berdasarkan hal tersebut maka, hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
H2: Kemudahan penggunaan persepsian berpengaruh positif terhadap niat penggunaan internet
2.2 The Role of Personality in IS Use