Uji Normalitas Data Uji Asumsi Klasik

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser dimana dengan ketentuan apabila nilai sig α 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1,002E-013 ,184 ,000 1,000 pendapatan ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber : Data diolah 2 Mei 2016 Berdasarkan hasil korelasi yang ditunjukkan pada tabel diatas, nilai sig setiap variabel independen yang digunakan pada penelitian ini berada diatas α= 0,05 atau diatas 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Dalam penelitian ini, alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji statistik Durbin Watson Test DW-Test. Adapun hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,446 a ,199 ,149 ,63479 1,686 a. Predictors: Constant, pendapatan b. Dependent Variable: profitabilitas Sumber : Data diolah 2 Mei 2016 Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diketahui hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin- Watson, nilai D-W sebesar 1,686. Jumlah banyaknya observasi N = 18 dan jumlah variabel independen 1 k=1. Maka dapat didapatkan nilai du = 1,391. Oleh karena nilai DW 1,686 lebih besar dari nilai du 1,391, 1,391 1,686 4-1,391. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi adanya autokorelasi.

Dokumen yang terkait

Prospek gadai (Rahn) Emas di perbankan syariah studi kasus pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi

0 7 86

Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada bank Muamalat Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah Periode 2010-2012)

0 10 143

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank BCA Syariah, Bank Bukopin Syariah

1 8 10

PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN SISTEM SYARIAH(Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta) Pelaksanaan Gadai Emas Dengan Sistem Syariah (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta).

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional ( Studi Kasus pada BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah – BNI Konvensional, BRI Konvensional, Bank Mandiri Konvensional Periode Tahun 2011-2014 )

0 2 11

PELAKSANAAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG.

0 0 10

MANAJEMEN PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH INDONESIA : STUDI KASUS PT. BANK BNI SYARIAH CABANG SURABAYA DHARMAWANGSA.

0 0 78

PRODUK PERBANKAN SYARIAH : STUDI KASUS IMPLEMNTASI TRANSAKSI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA.

0 2 65

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return On Asset (ROA) Bank BRI Syariah, BNI Syariah, Mandiri Syariah, Panin Syariah, BCA Syariah di Indonesia Periode 2010-2014 - Ubaya Repository

0 0 2

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR GADAI EMAS SYARIAH Studi pada PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Malang

0 0 10