commit to user
Kemiringan normal pada bagian jalan lurus As Jalan
Kanan = ka - Kiri = ki -
e = - 2
h = beda tinggi e
= - 2
Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan As Jalan
Kanan = ka - Kiri = ki +
e min
h = beda tinggi e
maks
Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri As Jalan
Kanan = ka +
Kiri = ki - e
maks h = beda tinggi
e min
2.3.4. Diagram Super Elevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut
lereng normal atau normal trawn yaitu diambil minimum 2 baik sebelah kiri maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif.
Harga elevasi e yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di beri tanda + dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri
tanda -.
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan
melintang super elevasi. Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.
commit to user
a Diagam super elevasi Full - Circle menurut Bina Marga
sisi luar tikungan e
max
sisi dalam tikungan Bagian lurus
Bagian lengkung peralihan Bagian lengkung penuh Bagian lengkung peralihan Bagian lurus
commit to user
commit to user
Gambar 2.8. Diagram Super Elevasi Full Circle Untuk mencari kemiringan pada Tc :
Tc = Ls
Ls
4 3
= 2
max 2
+ +
e x
....................................................................... 30 Ls pada tikungan circle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan
kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau minimum.
d n
e e
m W
Ls +
× ×
= 2
............................................................................... 31 Keterangan :
Ls = lengkung peralihan.
W = Lebar perkerasan
m = Jarak pandang
n
e = Kemiringan normal
d
e = Kemiringan maksimum
Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan • jarak
CT TC
kemiringan min
maks = 34 Ls
• jarak CT
TC kemiringan awal perubahan = 14 Ls
b Diagram super elevasi pada Spiral – Cricle – Spiral menurut Bina Marga.
-2 e
n
e
n
-2
1
TS
1
ST
2 3
4
S e
max
Lc Ls
e = 0
4
C
3 2
Ls
Sisi dalam Bagian lengkung
Bagian lurus
Bagian lurus
Sisi luar tikungan Bagian
lengkung Bagian
lengkung
commit to user
Gambar 2.9 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral. c
Diagram super elevasi pada Spiral – Spiral. IV
e n-2
e min q
e n-2
en-2 q
q -2
+2 1
q e maks
4 3
2
en - 2
LS TS
e n = - 2
ST e
mak
LS
I II III
III I II
IV
e = 0
Sisi dalam tikungan Sisi luar tikungan
Bagian lurus Bagian lengkung
Bagian lengkung Bagian lurus
commit to user
garis pandang E
Lajur Dalam
Lajur Luar
Jh
Penghalang Pandangan
R R
R
Lt
Gambar 2.10. Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral
2.3.5. Daerah Bebas Samping Di Tikungan Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal di tikungan, adalah
pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :
2.3.5.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan Jh Lt.
Gambar 2.11. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh Lt Keterangan :
q e
n-2 en-2
q e
n-2
q -2
+2 1
e min q
e maks 4
3 2
commit to user
PENGHALANG PANDANGAN
R R
R Lt
LAJUR DALAM LAJUR LUAR
Jh Lt
GARIS PANDANG
E
Jh = Jarak pandang henti m
Lt = Panjang tikungan m
E = Daerah kebebasan samping m
R = Jari-jari lingkaran m
Maka: E = R 1 – cos R
Jh
o
. 90
π . ........................................................... 32
2.3.5.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan Jh Lt
Gambar 2.12. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh Lt Keterangan:
Jh = Jarak pandang henti
Jd = Jarak pandang menyiap
Lt = Panjang lengkung total
R = Jari-jari tikungan
R’ = Jari-jari sumbu lajur
Maka : E = R 1- cos R
Jh 90
o
+ ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ −
R Jh
Sin Lt
Jh .
. 90
. 2
1 π
........................ 33
2.3.6. Pelebaran Perkerasan Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar