8.018.09 8.44 7.96 8.44 8.4 7.92 Pemeriksaan Parameter Fisika dan Kimia Perairan

44 Adapun grafik hasil pemeriksaan pH pada perairan setelah terakumulasi logam Cd disajikan sebagai berikut ini:

7.34 8.018.09

8.22 8.44

7.37 7.96

8.3 8.44 8.4

7.31 7.92

8.568.61 8.68 6.5 7 7.5 8 8.5 9 n il a i p H 7 hari 14 hari 30 hari pemeriksaan DERAJAD KEASAMAN pH PERAIRAN SETELAH PEMERIKSAAN 0 ppm 0.5 ppm 1 ppm 5 ppm 10 ppm Gambar 5. Nilai derajad keasaman pH pada perairan setelah perlakuan logam berat Cd Pada pemeriksaan terhadap pH perairan di atas Gambar 5, diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi logam berat Cd yang diberikan, semakin tinggi pula nilai kisaran pH perairan, pada grafik setelah pemeriksaan 7 hari berkisar antara 7,34 hingga 8,44, hal yang sama juga ditunjukkan pada grafik pemeriksaan setelah 14 hari yang berkisar antara 7,37 hingga 8,40, dan pada grafik pemeriksaan setelah 30 hari berkisar antara 7,31 hingga 8,68. Menurut Erlangga 2007 ada 2 fungsi dari pH yaitu sebagai faktor pembatas, setiap organisme mempunyai toleransi yang berbeda terhadap pH maksimal, minimal serta optimal dan sebagai indeks keadaan lingkungan. Menurut Erlangga 2007 nilai pH suatu perairan memiliki ciri yang khusus, adanya keseimbangan antara asam dan basa dalam air yang menjadi tolak ukur adalah konsentrasi ion hidrogen. dengan adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat akan menurunkan nilai pH asam, sementara adanya 45 karbonat CO 3 , hidroksida OH - dan bikarbonat dapat menaikkan kebasaan air. Rochyatun, dkk 2006 menyatakan, bahwa kadar logam yang cukup tinggi dapat dilihat dari nilai pH yang relatif bersifat basa pH = 7,40-8,59 di lokasi tempat logam tersebut sukar larut dan mengendap ke dasar perairan. Dari berbagai pendapat yang tertulis di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan perairan pada lokasi penelitian jika di tinjau dari pH yang berkisar antara 7,92-8,68 pada perlakuan 0,5 ppm hingga 10 ppm, maka perairan tersebut telah terindikasi oleh adanya pencemar yang cukup berat, dengan tingkat kebasaan yang melebihi toleransi yang ada. Menurut Connel dan Miller 1995 mengatakan kenaikan pH di perairan akan diikuti dengan penurunan kelarutan logam berat sehingga logam berat cenderung mengendap. Endapan-endapan tersebut bisa terjadi pada sedimen dan makanan, dari makanan akan masuk dalam tubuh A. woodiana, mengingat logam berat Cd merupakan logam non-esensial yang tidak bisa didegradasi sehingga akan menyebabkan gangguan pada organ, seperti pada insang dan ginjal. 2. Kelarutan Oksigen Perairan DO Oksigen merupakan salah satu gas terlarut di perairan alami dengan kadar bervariasi yang dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfir. Selain diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme di perairan, oksigen juga diperlukan dalam proses dekomposisi senyawa-senyawa organik. Sumber oksigen terlarut terutama berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer. Difusi oksigen ke dalam air terjadi secara langsung pada kondisi stagnant diam, atau karena agitasi pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau angin. 46 Berikut disajikan hasil pemeriksaan kelarutan oksigen perairan setelah perlakuan logam berat Cd:

10.1 7.27