DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model PBM 13
Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 39
Tabel 4.1. Deskripsi Kemampuan Menganalis Pada kategori I 55
Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Mensintesis Pada kategori I 56
Tabel 4.3. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Pada kategori I 57
Tabel 4.4. Deskripsi Kemampuan Menyimpulkan Pada kategori I 57
Tabel 4.5. Deskripsi Kemampuan Mengevaluasi Pada kategori I 58
Tabel 4.6. Deskripsi Ketuntasan Berpikir Kritis Siswa Semua Kategori 58
Tabel 4.7. Proses Kesalahan Jawaban Siswa Pada Semua Indikator Siklus I 58 Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I
62 Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Guru Peneliti Pada siklus I
64 Tabel 4.10. Deskripsi Kemampuan Menganalis Pada kategori II
72 Tabel 4.11. Deskripsi Kemampuan Mensintesis Pada kategori II
73 Tabel 4.12. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Pada kategori II 73
Tabel 4.13. Deskripsi Kemampuan Menyimpulkan Pada kategori II 74
Tabel 4.14. Deskripsi Kemampuan Mengevaluasi Pada kategori II 74
Tabel 4.15. Deskripsi Ketuntasan Berpikir Kritis Siswa Semua Kategori 75
Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II 76
Tabel 4.17. Deskripsi Hasil Observasi Guru Peneliti Pada siklus II 77
Tabel 4.18. Rekapitulasi Tindakan Siklus I, II 86
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas 51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 92
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 101
Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa 1 107
Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II 109
Lampiran 5. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 111
Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 113
Lampiran 7. Kisi-kisi Tes Awal
115 Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
116 Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
117 Lampiran 10. Lembar Validitas Soal
118 Lampiran 11. Tes Kemampuan Awal
130 Lampiran 12. Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
131 Lampiran 13. Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
132 Lampran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal
134 Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 137
Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 139 Lampiran 17. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal
141 Lampiran 18. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
142 Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
143 Lampiran 20. Lembar Observasi Kegiatan Siswa, Guru Siklus I
144 Lampiran 21. Lembar Observasi Kegiatan Siswa, Guru Siklus II
149 Lampiran 22. Wawancara Siklus I
154 Lampiran 23. Wawancara Siklus II
156 Lampiran 24. Hasil Penelitian dengan Kriteria Ketuntasan
158 Lampiran 25. Hasil Tes Berpikir Kritis I Kriteria Ketuntasan
159 Lampiran 26. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator I
160 Lampiran 27. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator II
161 Lampiran 28. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator III
162 Lampiran 29. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator IV
163
Lampiran 30. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator V 164
Lampiran 31. Hasil Tes Berpikir Kritis II Kriteria Ketuntasan 165
Lampiran 32. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator I 166
Lampiran 33. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator II 167
Lampiran 34. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator III 168
Lampiran 35. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator IV 169
Lampiran 36. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis I Indikator V 170
Lampiran 37. Daftar Nama Siswa 171
Lampiran 38. Dokumentasi Penelitian 172
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menuntut kualitas Sumber Daya Manusia SDM sehingga kita harus
mempersiapkan sumber daya manusia yang benar-benar unggul dan dapat diandalkan untuk menghadapi persaingan bebas di segala bidang kehidupan
sebagai dampak dari globalisasi dunia. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan
dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai sumber daya manusia yang handal untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Pendidikan matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi yang modern, mempunyai peranan penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dimulai dari
sekolah dasar untuk membelakali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, amalitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif Departemen Pendidikan Nasional.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cokroft dalam Abdurrahman 2003:253 mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa
karena:
1. Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan 2. Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai
3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas 4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara
1
5. Meningkatkan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan 6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menentang Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu
keharusan, sebab matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang pesat. Dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu matematika merupakan salah satu
ilmu dasar yang perlu diajarkan di sekolah karena penggunaannya yang luas pada aspek kehidupan.
Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran, seorang pendidik tidak hanya berkewajiban menyajikan materi pembelajaran dan mengevaluasi pekerjaan siswa,
akan tetapi bertanggung jawab terhadap pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat
pribadi personal approach dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan
pemecahan masalah matematika yang merupakan faktor penting dalam matematika. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan
kebebasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan
rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantungkan diri
pada orang lain.
Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa
sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya,
megajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti
sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmupengetahuan itu dengan baik.