Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi bubuk kapal api : studi kasus pada masyarakat Kecamatan Ciputat Timur

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI

BUBUK KAPAL API

(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR)

DISUSUN OLEH: TATO. PRIHATNO

(104081002484)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK

KAPAL API

(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT

TIMUR)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarata-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh Tato Prihatno NIM: 104081002484

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing

II

Dr. Yahya Hamja Heryanto,

SE, MSi

NIP: 130676334 NIP:


(3)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/2009 M

Hari ini senin, Tanggal 24 November tahun 2008, telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Tato Prihatno NIM: 104081002484, dengan judl Skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Ciputat Timur). Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka Mahasiswa tersebut dinyatakan lulus.

Jakarta, 24 November

2008

Tim Penguji Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Heryanto, SE,

MSi

Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK

KAPAL API

(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT

TIMUR)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarata-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh Tato Prihatno NIM: 104081002484

Tim Penguji Skripsi

Penguji I Penguji

II

Dr. Yahya Hamja Heryanto,

SE, MSi

NIP: 130676334 NIP:

131569931

Penguji Ahli


(5)

DAFTAR ISI

Daftar Isi

………..i

Daftar Riwayat

Hidup……….iii

Abstract….………. .iv

Abstrak………... .v

Kata

Pengantar………vi Daftar

Tabel………..viii Daftar

Gambar……….x Daftar

Lampiran………..xi

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang

Penelitian………1 B. Perumusan Masalah

………8 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

………..8


(6)

A. Pengertian Pemasaran

………...10 B. Konsep-Konsep Pemasaran

………..11 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen……….14 D. Tahap-Tahap Keputusan

Pembelian………..25 E. Bauran

Pemasaran……….28 F. Penelitian

Terdahulu………..30 G. Kerangka

Pemikiran………..36

H. Hipotesis………

…41

Bab III Metodologi Penelitian A. Ruang Lingkup Penelitian

………42 B. Metode Penentuan Sampel

………...42 C. Metode Pengumpulan

Data………...43 D. Metode Analisis

Data………45 E. Operasional Variabel


(7)

Bab IV Penemuan Dan Pembahasan A. Sekilas Gambaran Umum Objek

Penelitian.……….54 1. Sejarah Perusahaan.

………..54 2. Sejarah Minuman Kopi.

………....55 3. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat

Timur………....57

B. Pembahasan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas. ………...58

C. Pembahasan Hasil Kuesioner.

………..61 D. Pembahasan Analisis

Faktor………...91 1. Menentukan Variabel-Variabel Yang Telah

Ditentukan………...91

2. Menguji Variabel-Variabel Yang Telah Ditentukan……….91

3. Melakukan Factoring dan

Rotasi………...96 4. Interpretasi Atas Faktor Yang

Terbentuk………108

Bab V Kesimpulan Dan Implikasi

A. Kesimpulan………..

112

B. Implikasi………..


(8)

Daftar

Pustaka………...116


(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1.

Nama

: Tato Prihatno

2.

Tempat & Tgl. Lahir

: Tangerang, 2 April 1986

3.

Tinggal di

: Rempoa

4.

Alamat

: Jln Flamboyant, Rt/Rw 06/12, Rempoa,

Ciputat.

5.

Telepon

: (021) 73884944.

II. PENDIDIKAN

1.

SD

: Rengas

2.

SMP

: YPUI

3.

SMA

: 74

4.

SI

: UIN SYARIF HIDAYATULLAH

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1.

LDK

: (2004-2006)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

: Wardono

2.

Tempat & Tgl. Lahir : Gunung kidul, Wonosari, 23

Februari 1950.

3.

Alamat

: Jln Flamboyant, Rt/Rw 06/12, Rempoa,

Ciputat


(10)

1. Ibu

: Suryatun

2. Tempat & Tgl. Lahir : Purworejo, 4 Maret 1960

3. Alamat

: Rempoa

4. Telepon

: (021) 73884944


(11)

ABSTRACT

The title of this Skripsi is “Analyzing The Factors that Influence Consumers In Making Decision to Buy Powder Coffee of Kapal Api (study case of people in East Ciputat)”. The Porgram of Bachelor Degree in the Marketing Management Department in the Faculty of Economy and Social Science in the State Islamic University Jakarta.

This research aims to analyze factors that influence consumers in making decision to buy the Kapal Api powder coffee through a study case of people in East Ciputat. Data used in this research is primary data. Samples analyzed are from 100 respondents. There are 27 variables. Of data analyzed with analysis of factor, 25 variables can be analyzed further. The two variables are excluded because the value of MSA is less than 0.5. Data from respondents is processed by SPSS 12.0 For Windows.

The result of this research shows that the result of 25 variables analyzed with the model of factor analysis that influences the consumers in making decision to buy Kapal Api powder coffee includes eight factors below: social and belief factor with eigen value 5,165; individual factor with eigen value 2,582; factor of ease in obtaining the product with the eigen value 1,933; product factor with eigen value 1,664; lifestyle factor and psychological factor with eigen value 1,307; price factor with eigen value 1,285; promotion factor with eigen value 1,177; distribution factor and experience factor with eigen value 1,071.

Keywords: decision to buy, social factor, individual factor, product factor, distribution factor, promotion factor, factor of ease in obtaining product, lifestyle factor, price factor.


(12)

ABSTRAK

Judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api

(Studi Kasus Pada Masyarakat kecamatan Ciputat Timur). Strata

satu (S1), jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan

Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan dalam pembelian kopi bubuk kapal api, studi kasus pada masyarakat Ciputat Timur. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Jumlah variabel yang diteliti adalah 27 variabel. Data yang diolah dengan menggunakan analisis Faktor sebanyak 25 variabel yang dapat dianalisa lebih lanjut. Sisanya 2 variabel dikeluarkan karena nilai MSAnya kurang dari 0,5. data yang diperoleh dari responden diolah dengan menggunakan SPSS 12.0 For Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari 25 variabel yang dianalisa dengan model analisa faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kopi bubuk Kapal Api. Faktor-faktor tersebut terdiri dari 8 faktor yaitu: Faktor social dan keyakinan dengan nilai eigen value 5,165, Faktor individu dengan nilai eigen value 2,582, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk dengan nilai eigen value 1,933, faktor produk dengan eigen value 1,664, faktor gaya hidup dan psikologis dengan eigen valur 1,307, faktor harga dengan eigen value 1,285, faktor promosi dengan eigen value 1,177, faktor distribusi dan pen galaman dengan eigen value 1,071.

Kata kunci: Keputusan pembelian, faktor sosial, faktor individu, faktor produk, faktor distribusi, faktor promosi, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk, faktor gaya hidup, faktor harga.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, sholawat

serta salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad saw. Karena

dengan nikmat dari Allah lah segala permasalahan dapat teratasi

dan atas ajaran agama Islam maka dapat mengarungi arus

kehidupan ini.

Skripsi ini berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Konsumen Dalam keputusan Pembelian Kopi

Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan

Ciputat Timur). Saya sangat mengucapkan berterima kasih

kepada orang-orang yang telah sangat berjasa dalam penulisan

skripsi ini. Kepada mereka saya hanya dapat mengucapkan

banyak terima kasih.

Berikut ini adalah mereka yang telah berjasa dalam

penulisan skripsi ini:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Ilmu Sosial. Saya sangat berterima kasih

atas jasa-jasa beliau dalam membimbing saya selama

masa belajar saya di FEIS, kepada beliau saya

mengucapkan banyak terima kasih.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Pudek

Bidang Akademik. Saya mengucapkan banyak terima

kasih atas begitu banyak pelajaran yang telah beliau

berikan kepada saya selama belajar di FEIS.

3.

Bapak Indo Yama Nasarudin, SE, MAB, selaku Kajur

Manajemen yang telah membimbing saya selama saya


(14)

belajar di FEIS, kepada beliau saya hanya bisa

mengucapkan banyak terima kasih.

4. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku pembimbing I, yang telah senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dan juga arahan dan nasihatnya kepada saya, sehingga skripsi ini dapat terwujud, dan juga saya banyak berterima kasih kepada beliau karena telah mengajarkan banyak ilmu yang berguna selama saya belajar di FEIS.

5. Bapak Heryanto, SE, MSi, selaku Pembimbing II, saya

sangat berterima kasih kepada beliau karena telah

membimbing saya selama penulisan skripsi dan telah

banyak meluangkan waktunya kepada saya, serta saya

berterima kasih kepada beliau karena telah banyak

mengajarkan kepada saya ilmu yang berguna kepada

saya.

Teruntuk kepada kedua orang tua, Bapak Wardono dan

Ibu Suryatun, yang dengan sabar menanti kelulusanku hanya

dengan ini saya bisa membalasnya. Dan semua pihak yang

membantu saya, saya banyak berterima kasih.

Jakarta, Maret 2009


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Hal

4.1 Hasil Uji Reliabilitas 59

4.2 Hasil Uji Validitas

60

4.3 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 61

4.4 Proporsi Responden Berdasarkan Usia 62

4.5 Proporsi Responden Minum Kopi Setiap Hari 63

4.6 Proporsi Responden Minum Kopi Kapal Api 63

4.7 Citarasa Produk Kopi Kapal Api

64

4.8 Aroma Produk Kopi Kapal Api

65

4.9 Tingkat Kepahitan Kopi Kapal Api

66

4.10 Warna Kopi Kapal Api

67

4.11 Tingkat Kekentalan Kopi Kapal Api 68

4.12 Kesesuaian Harga Dengan Manfaat Kopi Kapal Api 69

4.13 Harga Sebagai Pertimbangan Akhir 70


(16)

4.14 Iklan Produk Kopi Kapal Api 71

4.15 Promosi Penjualan Produk Kopi Kapal Api 72

4.16 Pemasaran Langsung Produk Kopi Kapal Api 73

4.17 Kemudahan Dalam mendapatkan Produk 74

4.18 Pelayanan Yang Diberikan Penjual Kepada Konsumen 75

4.19 Lokasi Konsumen Membeli Kopi Kapal Api 76

4.20 Kebiasaan Konsumen Minum Kopi Kapal Api 77

4.21 Usia Responden Dalam Minum Kopi Kapal Api 78

4.22 Pekerjaan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 79

4.23 Pendidikan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 80

4.24 Penghasilan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 81

Nomor Keterangan

Hal

4.25 Gaya Hidup Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 82

4.26 Ajakan Keluarga Dalam Minum Kopi Kapal Api 83


(17)

4.27 Ajakan Rekan Kerja Dalam Minum Kopi Kapal Api 84

4.28 Ajakan Teman Dekat Dalam Minum Kopi Kapal Api 85

4.29 Ajakan Teman Sekomunitas Dalam Minum Kopi 86

4.30 Keyakinan Dalam Minum Kopi Kapal Api 87

4.31 Dorongan Dalam Minum Kopi Kapal Api 88

4.32 Persepsi Dalam Minum Kopi Kapal Api 89

4.33 Pengalaman Dalam Minum Kopi Kapal Api 90

4.34 KMO dan Bartlett Test

92

4.35 KMO dan Bartlett Tets

93

4.36 KMO dan Bartlett Tets

94

4.37 Communalities

96

4.38 Total Variance Explained

100

4.39 Componen Matriks

101

4.40 Rotated Componen Matriks

103

4.41 Component Transformation Matriks


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan

Hal

2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler 15

2.2 Faktor-Faktor Kharakteristik Pembeli 17

2.3 Model Perilaku Konsumen Menurut Ristiyanti 21

2.4 Proses Keputusan Pembelian

25

2.5 Kerangka Pemikiran

38

3.1 Model Skala Likert

44

3.2 Operasional Variabel

51


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

Hal

I Uji Validitas

118

II Uji Reliabilitas

118

III Dekriptif Statistik Responden 119

IV Analisis Faktor

126

V Kuesioner Penelitian

133

VI Surat Keterangan Menyelesaikan Riset 141

VII Data Jawaban Responden


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri di Indonesia saat ini dalam keadaan stagnan, atau dengan kata lain berada jalan ditempat. Hal ini dilatar belakangi dari berbagai kondisi yang ada di Indonesia saat ini, terutama adalah kondisi perekonomian. Melihat perkembangan tersebut maka banyak perusahaan atau pelaku bisnis membuat berbagai macam cara untuk memikat konsumen agar bisnis yang mereka geluti tidak termakan efek dari krisis yang dihadapi saat ini.

Permasalahan utama saat ini dalam menggeluti sebuah usaha atau bisnis, dengan melihat kondisi perekonomian nasional dan kondisi perekonomian internasional yang tidak kondusif, maka cara yang ampuh adalah dengan memperhatikan perilaku konsumen tersebut. Dengan memperhatikan keadaan perilaku konsumen, maka para produsen akan dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mengkonsumsi produk mereka, dengan begitu para produsen dapat mempertahankan konsumen yang telah menjadi konsumen tetap dan dapat menawarkan produk mereka kepada calon konsumen.

Banyak sekali faktor yang melandasi sebuah produk dapat dikonsumsi atau dibeli oleh konsumen. Yang menjadi masalah bagi para produsen adalah mereka tidak begitu memahami faktor-faktor atau penyebab konsumen mau membeli produk mereka, untuk itulah diperlukan sebuah riset atau penelitian bagi produsen untuk mengetahui faktor-faktor atau penyebab yang melatar belakangi para konsumen membeli produk mereka. Dengan adanya penelitian tentang faktor-faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi perilaku mereka dalam membeli sebuah produk, maka para produsen akan dapat mempertahankan konsumen mereka dan dapat meningkatkan jumlah konsumen mereka.

Beraneka ragam jenis industri di Indonesia bermunculan, tiap-tiap jenis industri saat ini menghadapi sebuah permasalahan yang hampir sama. Mereka menghadapi sebuah kondisi dimana tingkat konsumsi masyarakat sedang menurun akibat adanya kondisi perekonomian nasional yang sedang tidak kondusif dan juga keadaan kondisi ekonomi global yang sedang krisis pula. Namun tingkat keadaan permasalahan yang dihadapi oleh tiap jenis-jenis industri sangatlah berbeda-beda, ada terkena sekali efek dari permasalahan tersebut mengakibatkan industri tersebut mengalami penurunan, namun ada juga yang tingkat efek terkena dampak permasalahan tersebut sangat ringan. Oleh sebab itulah setiap produsen harus memperhatikan pola perilaku konsumen mereka sehingga mereka dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka.

Salah satu jenis industri yang tidak terlalu mengalami efek dari kondisi ekonomi yang sedang krisis adalah industri minuman. Hal ini dilatar belakangi karena setiap orang pasti membutuhkan minuman untuk memenuhi kebutuhan dahaga mereka. Dasar mereka mmengkonsumsi produk minuman adalah karena mereka kehausan untuk itulah mereka mengkonsumsi produk minuman, oleh sebab itulah jenis industri ini bertahan. Dengan berkembangnya zaman, yang dahulu para konsumen mengkonsumsi produk minuman hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka akan dahaga mereka, maka timbullah berbagai keinginan dari para konsumen untuk merasakan berbagai sensasi lain dari sebuah produk minuman. Maka timbullah berbagai jenis produk minuman, jenis produk minuman yang umum kita kenal adalah seperti: susu, kopi, teh, dan lainnya. Dari kelas produk minuman yang dikenal secara umum tersebut, timbul produk minuman dingin atau yang dikenal dengan Soft Drink atau pula minuman yang bertujuan untuk menghangatkan tubuh.

Salah satu jenis produk minuman yang sudah dikenal secara umum adalah kopi. Kopi merupakan minuman penyegar yang banyak dimanfaatkan sebagai penghilang rasa kantuk. Jenis produk minuman itu merupakan jenis minuman yang bertujuan untuk menyegarkan tubuh. Kopi dapat diminum dalam setiap waktu, setiap tempat, setiap acara. Oleh sebab itulah minuman kopi dikenal sebagai minuman masyarakat umum yang sudah dikenal sejak dahulu. Jenis-jenis minuman kopi juga berbagai macam, minuman kopi dahulu dikenal hanya kelas kopi bubuk, namun belakangan kopi bubuk telah dimodifikasi menjadi berbagai macam rasa dan variasi. kopi bubuk merupakan kopi hasil olahan dari biji kopi yang diolah menjadi bentuk bubuk, sedangkan kopi instant merupakan produk olahan kopi yang dihasilkan dari biji kopi menjadi sebuah bubuk dengan ditambahkan berbagai rasa atau dengan kata lain kopi bubuk sudah diolah, selanjutnya kopi organik merupakan produk kopi olahan, dimana dalam pengolahannya bebas dari bahan kimia sintetis.

Indonesia masih memiliki berbagai macam jenis kopi. Salah satunya adalah kopi khas daerah yang mrupakan produk olahan kopi dengan karakteristik kekhasan tertentu, seperti produk sebagai berikut: kopi toraja (toraja coffee), kopi jawa (java coffee), kopi sidakalang (sidakalang coffee), kopi mandailing (mandailing coffee).

Perkembangan industri kopi di Indonesia saat ini, diperebutkan oleh produsen lokal dan produsen luar negeri. Produsen pengolahan kopi bubuk lokal saja sudah mencapai 500 perusahaan dengan kapasitas 98.693 ton per tahun


(21)

dengan pangsa pasar tertentu seperti: Liong Bulan, Naga Sanghie, Bali Dancer, piala, Cangkir, Teko. Melihat pangsa pasar yang masih terbuka besar maka banyak para produsen tersebut masih berusaha untuk memikat hati para konsumen dalam mengkonsumsi produk mereka.

Salah satu hasil olahan dari biji kopi adalah kopi bubuk. dari kopi bubuk ini dapat dibuat macam-macam kopi olahan, seperti: kopi instant yang banyak dibuat oleh produsen kopi olahan di Indonesia. Oleh sebab itu kopi bubuk merupakan salah satu jenis minuman olahan kopi yang masih bertahan sampai saat ini. kopi bubuk saat ini untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, karena kopi bubuk yang dihasilkan sangat berbeda dengan kopi bubuk yang dikonsumsi oleh orang Eropa maupun Amerika. Kopi bubuk di Eropa dan Amerika disajikan dengan menggunakan coffee maker dan setiap roaster mengeluarkan hasil blending masing-masing menurut resep mereka yang sangat dirahasiakan. Karena itu untuk memproduksi kopi bubuk sesuai dengan tuntutan pasar manca negara diperlukan transfer pengetahuan dan teknologi. Hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkannya, kecuali kopi instan .

Dalam perkembangan terkini, kopi bubuk yang telah dimodifikasi dengan adanya penambahan rasa, seperti adanya rasa manis, ditambah susu, serta rasa lain seperti coklat, mocca membuat kopi bubuk semakin banyak dinikmati. Kelas kopi bubuk seperti itu biasa disebut kelas kopi bubuk instant. Kopi bubuk instant banyak sekali merek dan produk semacam ini dipasar lokal dalam negeri. Sekitar tahun 1999 merek kopi bubuk instant yang bertahan dan berkembang dengan pesat adalah kopi bubuk; Nescafe, Indocafe, Dan Torabika. Pada tahun-tahun sebelum 1999, muncul kopi dengan merek Aneka cofee dan Pro.

Dalam memenangkan sebuah persaingan industri adalah dengan mengetahui perilaku konsumen yang dijadikan target. Banyak cara untuk mengetahui perilaku konsumen salah satunya adalah dengan cara mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Atau dengan para produsen mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi para konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka. Dengan banyaknya hal yang melatar belakangi konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi, terutama produk olahan kopi bubuk, maka menuntut setiap produsen kopi bubuk untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mereka mengkonsumsi produk kopi bubuk mereka. Untuk itulah diperlukan sebuah riset atau penelitian yang mengkaji sebuah permasalahan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam mengkonsumsi produk kopi bubuk.

Dalam penelitian ini, agar dapat mempersempit sebuah permasalahan mengenai konsumen yang selalu mengkonsumsi kopi bubuk, maka perlulah dipilih sebuah produk yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. Dari sekian banyak produk dan merek dipasar lokal, maka peneliti mengambil produk kopi bubuk Kapal Api sebagai obyek dalam penelitian ini, dengan pertimbangan bahwa kopi Kapal api mereknya sudah terkenal dan memiliki konsumen yang loyal.

Dalam sebuah artikel yang berumber dari situs internet (http//manbisnis. Tripod. Com.2005), dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dalam proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, melainkan sebaiknya masalah banyak factor yang melingkupi pengambilan keputusan tersebut yang meliputi; faktor kebudayaan, faktor demografis, faktor sosial, faktor individu, dan faktor psikologis yang sangat kuat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Priyono (2001), dengan judul, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Merek Ikan Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang Surabaya)”, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli minyak goreng merek ikan dorang adalah faktor harga, ketersediaan, diskon, rekomendasi dari orang kepercayaan, warna dan ukuran kemasan, rasa, kestabilan rasa dan merek, gaya berbelanja, kadar kolesterol, dan mineral tambahan, kemasan tembus pandang. Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor ketersediaan, harga, dan diskon.

Dalam penelitian lainnya Susana (2000), dengan judul, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku Konsumen Dalam Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya”, menyimpulkan bahwa konsumen dalam membeli film kamera merek fuji dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, mutu, harga, merek, pelayanan, lokasi penjualan, negara pembuat, promosi, dan situasi pembelian. Kesemua faktor tersebut berpengaruh secara positif, dan factor yang paling dominan adalah faktor promosi.

Penelitian yang dilakukan oleh Rastini (2001), yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menginap di hotel berbintang tiga yang mengemukakan ada sepuluh faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan, personal traits, kondisi fisik, sosial dan referensi, produk, promosi, budaya, harga, individu, dan proses.

Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa sangat banyak faktor yang mempengaruhi atau melatar belakangi sebuah perilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan pembelian terhadap suatu produk baik itu berupa produk berwujud atau yang tidak berwujud (jasa).

Melihat begitu pentingnya sebuah penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan untuk membeli sebuah produk maka atas dasar latar belakang masalah tersebut maka saya mengambil sebuah judul untuk penelitian saya dengan judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK KAPAL API (STUDY KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR)”.


(22)

berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka perumusan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api di kecamatan Ciputat timur.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api di kecamatan Ciputat timur.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis: Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi. b. Manfaat praktis

1). Masyarakat, sebagai acuan bagi masyarakat dalam mengetahui sebuah produk yang baik. 2). Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui kebutuhan dan


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah dunia bisnis. Pemasaran banyak memiliki arti atau definisi yang berbeda-beda, namun akan bermuara pada sebuah kesepakatan tentang arti pemasaran itu sendiri. Pemasaran itu sendiri berasal dari kata “Pasar”, yang memiliki arti merupakan sesuatu yang abstrak, bukan sesuatu yang memungkinkan terjadinya transaksi, tapi pada intinya pasar itu sendiri merupakan tempat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran.

Pemasaran menurut beberapa ahli dikemukakan sebagai berikut, menurut Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat atau (American Marketing Association), pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Philip Kotler (2000:14) menjelaskan pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari gagasan barang dan jasa untuk mencapai pertukaran yang memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi.

Dari dua definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemasaran dilakukan oleh individu-individu dan organisasi. Tujuan pemasaran adalah memberi kemungkinan, memudahkan, dan mendorong adanya


(24)

pertukaran. Tujuan pertukaran itu sendiri adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Konsep-Konsep Pemasaran

Dalam konsep pemasaran terbagi menjadi beberapa konsep yang menjelaskan berbagai filosofi di dalam ilmu pemasaran. Konsep pemasaran tersebut terdiri dari: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran masyarakat.

Konsep produksi menjelaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas (Philip Kotler, 2000:17). Dalam konsep ini menjelaskan bahwa konsumen sangat menyukai sebuah produk yang mudah di dapat dan harganya relatif murah.

Konsep produk menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja, atau inovatif (Philip Kotler, 2000:18). Hal yang dapat diambil dari konsep ini adalah menyatakan bahwa konsumen sangat respons terhadap produk yang menawarkan sebuah ciri yang lebih unggul dibandingkan dari pesaingnya.

Konsep penjualan memberikan penjelasan bahwa para konsumen sangat menyukai sebuah serangkaian usaha promosi dan serangkaian usaha penjualan yang dilakukan oleh produsen (Philip Kotler, 2000:22). Dalam konsep ini konsumen berpandangan bahwa konsumen akan membeli banyak produk bila produsen mengimbanginya dengan usaha penjualan dan usaha promosi yang gencar.


(25)

Konsep Pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Philip Kotler, 2000:23). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan konsumen, pemasaran terpadu, dan profitabilitas.

Konsep pemasaran masyarakat menjelaskan bahwa produsen saat ini tidak hanya berorientasi pada konsumen saja, akan tetapi berorientasi pada masayarakat atau manusia (Philip Kotler,2000:25). Konsep ini menjelaskan sebuah pandangan bahwa produsen yang baik adalah yang bukan hanya berorientasi pada profit saja, namun berorientasi pada kesejahteraan konsumennya.

Dalam sebuah pengertian konsep pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2000:6), menjelaskan bahwa konsep inti pemasaran terdiri dari:

1. kebutuhan (needs), konsep yang paling pokok melandasi permasalahan adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang didasarkan tidak ada dalam diri seseorang. Kebutuhan manusia memiliki banyak kebutuhan yang komplek. Meliputi kebutuhan fisik, pokok akan pangan, sandang, dan keamanan, kebutuhan social akan perasaan memiliki kasih sayang dan kebutuhan pribadi akan pengetahuan dan ekspresi diri. 2. Keinginan (Wants), konsep pokok kedua dalam pemasaran ini menjelaskan


(26)

dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Dengan berkembangnya masyarakat, maka keinginan para anggota masyarakat dihadapkan pada obyek yang semakin melimpah yang membangkitkan minat dan hasrat mereka.

3. Permintaan (demand), manusia mempunyai keinginan yang hampir tidak terbatas, sedangkan sumber daya terbatas. Mereka memiliki produk yang menghasilkan kepuasan tertinggi untuk uang mereka. Keinginan mereka menjadi permintaan bila di dukung daya beli mereka.

4. produk (Product), kebutuhan dan keinginan juga permintaan manusia memberikan kesan adanya produk untuk memenuhi semuanya itu. Semakin besar manfaat suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka semakin baiklah produk tersebut di dalam pasar.

5. Pertukaran (Exchange), pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh suatu obyek yang dinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pemasaran terjadi apabila seseorang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran.

6. Transaksi (Transactions), menjelaskan bahwa dalam sebuah pertukaran adalah sebagai konsep inti dalam pemasaran, maka transaksi merupakan sebagai satuan ukuranya. Transaksi adalah perdagangan nilai antara dua pihak atau lebih. Transaksi melibatkan sedikitnya dua pihak atau lebih. Transaksi juga melibatkan sedikitnya dua barang yang bernilai dengan


(27)

syarat-syarat yang disepakati pada waktu keesempatan dan tempat kesempatan.

7. Pasar (Market), dalam sebuah transaksi akan mengarah pada sebuah konsep pasar. Dimana hubungan transaksi dengan pasar adalah semakin bertambahnya orang dan transaksi yang terjadi di masyarakat, maka jumlah pedagang dan pasar pun meningkat.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli sangatlah berbeda-beda, salah satunya menurut Kotler (2000:182), yang menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Oleh sebab itulah memahami perilaku konsumen dan mengenal kebutuhan dan keinginan mereka sangatlah tidak pernah sederhana.

Dari definisi tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebagai produsen mereka harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya. Dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap sebuah produk, maka produsen dapat mempengaruhi konsumen agar mereka dapat membeli produknya, pada saat mereka membutuhkannya.

Berikut ini adalah sebuah gambar yang menggambarkan model perilaku konsumen yang menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli:


(28)

Gambar 2. 1

Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler

Sumber: Philip Kotler, 2000: 61

Model ini disebut juga dengan model of Buyer Behavior, menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Model ini diawali dengan rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri dari:

1. Produk (product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen, baik secara kualitas dan kuantitasnya.

2. Harga (Price), merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat yang diinginkan.

3. Distribusi (Place), bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah.

4. Promosi (promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga keunggulan produk dapat sampai kepada konsumen.

Rangsangan marketing tersebut, dalam hal ini dilengkapi dengan adanya rangsangan-rangsangan lain-lain, yang meliputi:

Marketing stimuli Other Stimuli

- Product - Economic - Price -Technology - Place - Political - Promotion - Cultural

Buyer Buyer Decision Charateristic process

- Cultural - Problem recog - social nition - Personal - Information se - Psycologi arch - Evaluation - Decision

- Post Purchase Behavior

Buyer Decision - Porduct Choice - Brand Choice - Dealer Choicxe - Purchase Timing - Purchase amount


(29)

1. Ekonomi: dalam hal ini adalah daya beli yang tersedia dalam suatu perekonomian yang bergantung pada pendapatan pada tingkat dan distribusi yang berbeda-beda.

2. Tehnologi: dalam ini menjelaskan bahwa dapat membentuk hidup manusia serta dapat memberi dampak positif atau negatif dalam kehidupannya. 3. Politik dan hukum: menjelaskan bahwa keadaan politik dan hokum sangat

mempengaruhi stabilitas dan situasi yang sangat berpengaruh pada keputusan pembelian.

4. Budaya: meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dibentuk oleh masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau trend terbaru.

Dari rangsangan-rangsangan tersebut membentuk buyer characteristic (karakteristik konsumen), yang meliputi: cultural (kebudayaan), sosial (social), personal (pribadi), psikologi (psykology). Di dalam bukunya pula menurut Philip Kotler (2000:63), menjelaskan dalam bagannya bahwa faktor-faktor tersebut terbagi dari beberapa variabel, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:


(30)

Gambar 2. 2

Faktor-Faktor Kharakteristik Pembeli

Sumber: Philip Kotler, 2000:63

Hal tersebut merupakan karakteristik pembeli, dimana mendorong konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli barang sehingga konsumen mendapatkan manfaat dari pemilihan produk yang dibeli. Karakteristik pembeli tadi juga dapat disebut sebagai faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Faktor-faktor tersebut secara lebih jelas, dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Faktor budaya, dalam faktor ini terbagi-bagi lagi budaya itu sendiri menjadi beberapa sub variabel, penjelasan mengenai su-sub bagian tersebut adalah berikut ini:

a. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Meliputi kumpulan berbagai nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku, kebiasaan.

Kebudayaan :

1. Kultur 2. Subkultur 3. Kelas sosial

Sosial:

1. Kelompok acuan 2. Keluarga 3. Peran dan

status

Personal:

1. usia 2. penghasilan 3. Gaya hidup

Psikologis:

1. motivasi 2. persepsi 3. Pembelajar

an 4. keyakinan


(31)

b. Sub-budaya, masing-masing dari budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil lagi. Dimana memberikan memberikan ciri lebih banyak dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya meliputi: kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. c. Kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

permanen, yang hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial, Merupakan faktor yang timbul dari lingkungan sosial konsumen tersebut. faktor-faktor sosial meliputi, sebagai berikut:

a. Kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, yang meliputi: rekan kerja, teman dekat, teman sekomunitas, kelompok keagamaan, dan sebagainya.

b. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam mayarakat. Disebabkan keluarga merupakan kumpulan orang-orang terdekat konsumen tersebut.

c. Peran dan status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam sebuah lingkungan.

3. Faktor individu, Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karateristik tersebut meliputi sebagai berikut:

a. Usia dan tahap siklus hidup, perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh usia konsumen tersebut, dan juga kebutuhan juga


(32)

dipengaruhi oleh usia konsumen. Semakin tua makan kebutuhan akan semakin besar. Sedangkan tahap siklus hidup merupakan pembagian dari periode hidupnya.

b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi, jenis pekerjaan sangat memepengaruhi pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan konsumen, maka tingkat kebutuhan dan keinginannya akan semakin besar. Lingkungan ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan semakin besar pula kebutuhan.

c. Gaya hidup, merupakan pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup juga menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.

4. Faktor psikologis, Dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa bagian psikologis seorang manusia, meliputi:

a. Motivasi atau dorongan, merupakan dorongan dari diri sendiri untuk melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah dorongan untuk melakukan pembelian.


(33)

b. Persepsi, merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran, meliputi perubahan prerilaku yang terjadi pada diri

seseorang yang didasarkan pada pengalaman.

d. Keyakinan dan sikap, keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau merugikan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

Menurut Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.J ihalauw (2005:14), menjelaskan bahwa perilaku konsumen dalam membuat sebuah keputusan pembelian menggunakan semua faktor yang ada, baik internal maupun eksternal. Berikut ini adalah menggambarkan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk serta apa yang terjadi setelah mengkonsumsinya. Dalam model tersebut tergambar dengan jelas faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, dan juga proses konsumen dalam melakukan keputusan pembelian tersebut.


(34)

Gambar 2. 3

Model Perilaku Konsumen Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw

Sumber: Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:14

Pengaruh Internal: 1. Kebutuhan dan

motivasi 2. Kepribadian 3. Psikografis 4. Persepsi 5. Pembelajaran 6. Sikap

Konsumen:

1.Kebutuhan atribut produk 2. Sikap 3. Persepsi 4. Gaya hidup

PengaruhEksternal:

1. Keluarga 2. Kelas social 3. Budaya dan sub

budaya 4. kelompok acuan 5. komunikasi

pemasaran

Mencari dan mengevaluasi

Menentukan alternatif-alternatif

Menentukan pilihan dan memutuskan

membeli

Membeli

Prilaku pasca membeli

Desonansi pasca membeli Puas atau tidak puas


(35)

Melihat dari model tersebut, maka dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari: kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografis, persepsi, pembelajaran, sikap. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari: keluarga, kelas sosial, budaya dan sub budaya, kelompok acuan, dan komunikasi pemasaran.

1. Faktor atau pengaruh internal yang meliputi beberapa item tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kebutuhan dan motivasi, kebutuhan adalah esensi dari konsep pemasaran modern. Dalam hal ini kebutuhan meliputi; kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosialisasi, dan kebutuhan aktualisasi. Sedangkan motivasi daya dorong untuk berperilaku dan perilaku itu mengarah kepada tujuan tertentu.

b. Kepribadian, merupakan esensi yang mencerminkan perbedaan individu. Kepribadian bersifat konsisten dan bertahan dalam waktu yang lama. Serta kepribadian itu dapat berinteraksi dengan situasi. c. Psikografis, menurut Mowen didalam Ristiyanti dan John Ihalauw,

psikografik merupakan kajian tentang apa yang membentuk seorang konsumen secara psikologis. Ada dua konsep dalam psikografik yaitu; memberi gambaran mengenai ciri-ciri psikologis konsumen yang mengarah pada identifikasi kepribadian konsumen, memandang psikografis sebagai kajian tentang activites (aktivitas), Interest (minat), dan opinions (pendapat). Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa


(36)

psikografis dapat menggambarkan style atau gaya hidup seseorang konsumen.

d. Persepsi, merupakan proses di mana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan diinterpretasikan. e. Pembelajaran, merupakan perubahan perilaku yang relatif tetap, yang

terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Pembelajaran dapat disebut pula dari sebuah akibat pengalaman dalam sebuah kejadian.

f. Sikap, merupakan langkap yang bersifat permanen yang mempengaruhi perilaku seseorang konsumen dalam bertindak.

2. Sedangkan faktor atau pengaruh eksternal pada kosnumen yang menyebabkan konsumen membeli sebuah produk, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Keluarga, sangat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi sebuah produk. Dalam artian individu-individu yang ada didalamnya adalah sebagai referensi konsumen untuk mengetahui sebuah produk. b. Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat berdasarkan kriteria

tertentu. Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat dilihat melalui tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Adapun dalam penerapanya sebuah kelas sosial sangat pembagiannya sangatlah berbeda-beda berdasarkan sudut pandang yang dianut oleh masyarakat tersebut (Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:178).

c. Budaya, merupakan keyakinan, nilai-nilai, perilaku, dan obyek-obyek materi yang dianut dan digunakan oleh komunitas atau masyarakat


(37)

tertentu ( Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:184). Budaya meliputi; kebiasaan masyarakat, keyakinan, dan nilai-nilai adat.

d. Kelompok acuan, kelompok acuan dapat diartikan sebagai dua atau lebih orang yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu baik bersifat pribadi dan tujuan bersama. Kelompok acuan dalam kaitannya konsumen membeli sebuah produk meliputi: keluarga dan sanak keluarga, teman dekat, kelompok sosial formal atau rekan sekomunitas, kelompok kerja atau rekan kerja, kelompok belanja ( Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:150).

e. Komunikasi pemasaran, pada dasarnya adalah praktik yang dilakukan untuk memberikan atau saling bertukar informasi. Komunikasi pemasaran dapat dilakukan melalui pemasaran langsung, periklanan, promosi penjualan, dan sebagainya.

Menurut James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard, didalam Saladin (2003:19), menjelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Yaitu pengaruh lingkungan yang terdiri dari; budaya, kelas sosial, keluarga, dan situasi. Pengaruh individu yang terdiri dari; motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Proses psikologis terdiri dari; pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap, dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.


(38)

D. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler, 2000:190, untuk sampai pada tahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahapan. Proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi: identifikasi kebutuhan, pencarian alternatif, evaluasi alternatif, perilaku pembelian, dan perilaku purna beli. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. 4

Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Phillip kotler, 2000:193

1. Identifikasi masalah: merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan yang timbul dari ransangan internal atau rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi: konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan mencari informasi mengenai produk tersebut.

3. Evaluasi alternatif: sesudah mendapatkan informasi mengenai produk tersebut, maka dibuatlah evaluasi untuk memilih satu atau beberapa alternatif.

4. Keputusan membeli: sesudah mengevaluasi sebuah produk dan melihat secara jelas produk tersebut, maka konsumen membuat keputusan untuk membeli sebuah produk.

5. Evaluasi purnabeli: Setelah melakukan pembelian terhadap sebuah produk, Identifikasi

Masalah

Pencarian alternatif

Evaluasi Alternatif

Keputusan membeli

Evaluasi Purna beli


(39)

Sesudah melalui serangkaian tahapan dalam melakukan proses pembelian, maka selanjutnya melakukan sebuah keputusan pembelian bagi konsumen dalam model diatas, dijelaskan konsumen terdapat lima keputusan pembelian pada konsumen, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemilihan produk (product choice), maksudnya menjelaskan bahwa konsumen dapat melakukan pemilihan produk sekehendak mereka. 2. Pemilihan merek (brand choice), konsumen bebas memilih merek yang

mereka anggap cocok untuk dikonsumsi.

3. Pemilihan saluran distribusi (dealer choice), konsumen dapat memilih mereka menggunakan jasa saluran distribusi yang mereka anggap cocok. 4. Pemilihan waktu pembelian (purchase timing), konsumen dapat memilih

waktu yang mereka anggap tepat dalam melakukan pembelian.

5. Pemilihan jumlah pembelian (purchase amount), konsumen bebas berkehendak untuk menentukan jumlah barang yang akan mereka beli. Dalam pengambilan keputusan konsumen sangatlah berbeda-beda. Bergantung pada jenis keputusan pembelian tersebut. Maka dalam perilaku saat melakukan pembelian terbagi dalam beberap jenis, yaitu:

1. Perilaku pembelian yang rumit, dalam jenis ini konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi. Tahapan pembelian dalam jenis ini terbagi menjadi tiga; pertama konsumen mengembangkan keyakinan tentang produk, kedua ia membangun sikap tentang produk tersebut, ketiga ia membuat pilihan pembelian yang cermat.


(40)

2. Perilaku pembelian pengurang ketidakyamanan, keterlibatan konsumen dalam jenis perilaku pembelian ini sangat terlibat. Dalam pembelian ini konsumen banyak mempertimbangkan hargadan tidak peka terhadap merek serta kualitas sehingga langsung dengan cepat membelinya, sesudah itu terjadilah disonansi (ketidaknyamanan) sesudah merasakan produk tersebut.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan, dalam jenis pembelian ini terjadi karena konsumen membeli karena telah terbiasa membeli sebuah produk, bukan akibat kesetiaan terhadap sebuah merek.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi, dalam jenis pembelian ini konsumen selalu melakukan pembelian dengan berganti merek, bukan karena mencari kepuasan namun mencari keragaman dari berbagai merek. Dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk, konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai hal. Disamping faktor-faktor yang ada pada atribut produk, kondisi internal konsumen, dan juga kondisi eksternal konsumen. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi deregulasi, konvergensi tehnologi, dan evolusi cepat proses pembelian. Dari beberapa penyebab seperti deregulasi, konvergensi tehnologi, dan evolusi cepat proses pembelian, menyebabkan para produsen saling berkompetisi untuk merebut minat konsumen. Pada akhirnya hal tersebut akan mempengaruhi kompetensi bisnis mereka. Dalam hal ini para produsen akan melakukan empat langkah kompetensi kepada para konsumen meliputi: produsen akan menjadi terlibat dalam menarik konsumen aktif, memobilisasi masyarakat untuk menjadi konsumen, mengelola


(41)

keragaman konsumen, produsen perlu merevisi beberapa hal mekanisme pasar harga dan sebagainya. (Prahalad dan Ramaswarmy, 2009:24). Apabila hal tersebut dilaksanakan akan terjadi perubahan pada perusahaan tersebut dalam peningkatan penjualan produknya.

E.Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix), merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Philip Kotler, 2000:18).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan pada dasarnya bauran pemasaran mempunyai arti yang sama dimana pendekatannya pada campuran alat-alat atau variabel-variabel yang termasuk dalam bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan “4P”, yang terdiri dari: Produk, harga, distribusi, dan promosi. Variabel-variabel bauran pemasaran merupakan variable-variabel yang terdiri dari:

1. Produk, Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide. Produk mencakup berbagai hal didalamnya meliputi: kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan (Philip Kotler, 2000: 18). Produk dapat dikatakan suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan


(42)

pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

2. Harga, Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga merupakan factor penting dalam sebuah keberhasilan penjualan. Harga meliputi: daftar harga, rabat atau diskon, potongan harga, periode pembayaran, syarat kredit (Phili Kotler, 2000:65). Dalam penentuan harga, setiap perusahaan yang memproduksi barang yang sama belum tentu harganya sama, namun harga dapat pula berbeda, hal ini disebabkan karena perbedaan itu dapat terjadi berdasarkan pembeli, produk, tempat, dan waktu.

3. Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran dari produsen sampai ke tangan konsumen. Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Rangkaian perantara perusahaan berupa pengantaran dari produsen sampai ke konsumen biasa disebut juga dengan saluran distribusi (Channel of Distribution) (Philip Kotler, 2000:69). Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

4. Promosi, merupakan kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Tujuan kegiatan promosi adalah agar konsumen mau untuk mengkonsumsi produknya (Philip Kotler, 2000:67). Variable-variabel promosi terdiri dari: periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan langsung, penjualan


(43)

personal. Dalam pelaksanaanya kegiatan promosi ada yang langsung dijalankan oleh perusahaan itu sendiri, atau pun petugas khusus dalam perusahaan tersebut, dimana dalam pelaksanaanya secara langsung menghubungi calon pembeli untuk memperkenalkan, mengingatkan, dan menyakinkan produk yang mereka pasarkan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Benyamin Parubak, Armani Thoyib, Agus Suman, dengan judul; “Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Pembelian Kain Donggala Dikota Palu”, menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian kain donggala. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis factor dan regresi berganda. Ada 7 faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian produk kain donggala, yaitu: (1) faktor budaya, faktor ekonomi, faktor budaya, faktor psikologis, (2) faktor gaya hidup, (3) faktor mutu, (4) faktor promosi, (5) faktor referensi, (6) faktor harga, (7) faktor produk. Dalam penelitian ini, berdasarkan dari Hasil dari proses tersebut menunjukkan bahwa kemampuan teknik ini dalam menjelaskan keragaman seluruh data yang ada adalah sebesar 73,9%, sedangkan sisanya 20,1% tidak mampu dijelaskan dengan baik oleh teknik ini. Nilai kumulatif variance sebesar 73,9% ini masih dipandang baik dalam menjelaskan fenomena data yang ada karena masih di atas 50%, artinya


(44)

lebih dari 50% variabilitas data masih dapat dijelaskan dengan baik oleh teknik ini.

Jumlah faktor ditentukan berdasarkan “percent of variance” yang lebih besar dari 5%. Dan diperoleh hasil 7 faktor dengan 15 variabel yang ditahan di dalam model, sedang 4 variabel lainnya dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA (Measures of Sampling Adequacy) lebih besar dari 0,50. Kemudian dengan melakukan rotasi faktor varimax diperoleh hasil sebagai berikut.

Ada 15 (lima belas) variabel yang tersebar kedalam 7 (tujuh)

faktor

merupakan

variabel-variabel

yang

dipertimbangkan

konsumen dalam pembeluan Kain Donggala. Untuk menguji

ketepatan model, dengan program SPSS 6.0 diperoleh hasil

besarnya prosentase resedual di atas 0,05 adalah 40% atau

sebanyak 42 residual. Hal ini mengindikasikan bahwa model masih

memiliki ketepan sebesar 60% pada tingkat penyimpangan 5%.

Dalam hasil uji rotasi faktor varimax dihasilkan bahwa (1) faktor budaya, ekonomi, psikologis (faktor nilai budaya, persepsi, sikap, dan pendapatan) menghasilkan Eigen value dengan angka 3,49865, dengan variance 23,3 %. (2) sedangkan faktor gaya hidup ( faktor Gaya hidup Opini pemimpin Prestise Kebutuhan ) Eigen valuenya adalah 2,05848 dengan variance 13,7 %, (3) faktor mutu ( faktor mutu kepribadian) dengan nilai Eigen value 1,54813


(45)

Eigen value 1,18476 serta variance 7,9, (5) faktor referensi (faktor keluarga) dengan nilai Eigen value 1,00375 serta variance 6,7%, (6) faktor harga (harga produk) dengan nilai Eigen value 0,90674 serta variance 6,0, (7) faktor produk (motif atau corak) dengan nilai eigen value 0,87783 serta variance 5,9 %. Sedangkan hasil analisis regresi berganda adalah bahwa koefisien determinasi ( R2) adalah 0,26234 atau 26%. Hal ini berarti 26% variasi jumlah pembelian konsumen (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh ke-7 (tujuh) faktor sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel (faktor) yang ada di luar model analisis. Ketujuh faktor tersebut adalah : Faktor-1 (faktor budaya,ekoniomi dan psikologis), Faktor-2 (faktor gaya hidup) ; Faktor-3 (faktor mutu); Faktor-4 (faktor kelas sosial) ; Faktor-5 (kelompok referensi) ; Faktor-6 (faktor harga); dan Faktor-7 (faktor produk).

Selanjutnya untuk pengujian model didukung oleh uji F, dimana F hitung sebesar 7.47318 signifikan pada ∝ = 1 % (karena sig F = 0,0000 lebih kecil

dari 0,01) yang berarti bahwa ketujuh variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kemudian untuk mengetahui signifikansi dari maisng-masing variabel independen secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.11, dimana dari 7 (tujuh) faktor yang ada terdapat 1 (satu) faktor (variabel) yang signifikan terhadap pembelian Kain Donggala yaitu Faktor-1 (faktor budaya,ekonomi dan psikologis) . Faktor ini memiliki koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,245588 (tertinggi dari enam faktor yang lain).


(46)

Penelitian yang dilakukan oleh Titiek Multifiah, Eka Sulistyawati, Armanu Thoyib, dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Patung Kayu pada Toko Seni (Art Shop) Di Kecamatan Sukawati, Gianyar, bali”. Dalam penelitian ini menggunakan dua model analisis yaitu: analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan, dengan analisis faktor diketahui bahwa dari 20 variabel direduksi menjadi 17 variabel yang tersebar dalam 6 faktor. Sisanya 3 variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5 yaitu variabel potongan harga (X12) dan dua variabel tidak memenuhi kriteria, dimana communality <0,5 yaitu variabel saluran distribusi (X16) dan variabel sarana lain (X20). Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 17 variabel yang ditahan di dalam model dan mengelompokkan ke dalam 6 faktor merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor harga dengan eigen value 4,63653, faktor promosi dengan eigen value 3,15352, faktor referensi dengan eigen value 1,87740, faktor produk dengan eigen value 1,58539, faktor budaya dengan eigen value 1,34874 dan faktor kondisi fisik dengan eigen value 1,10984. analisis regresi berganda diketahui 74% keputusan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh enam faktor sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor di luar model analisis yang diduga diantaranya adalah adanya perubahan selera konsumen yang ingin kembali menyatu dengan alam dan peristiwa politik Indonesia yang


(47)

dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,74504. Model ini juga digunakan untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh paling dominan di antara 6 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa dari enam faktor sebagai variabel independen yang dianalisis, secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung=45,29365 > Ftabel =2,29 signifikan pada =5%. Kemudian dari enam faktor tersebut dapat pula diketahui bahwa faktor produk merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dalam nilai thitung sebesar 8,594 (tertinggi di antara enam faktor yang mempengaruhi konsumen).

Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko, dalam judul penelitiannya yang berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemakaian Jasa Warnet Di Kota Jember”, dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan metode analisis Regresi linier berganda. Dengan variabel-variabel bauran pemesaran (produk, harga, promosi, dan distribusi), individu konsumen (motivasi, persepsi), dan Lingkungan (budaya, kelompok acuan) sebagai variable X serta keputusan pemakaian jasa warnet sebagai variabel Y. Dari hasil Uji F menyatakan secara simultan bahwa fakro-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam jasa pemakaian warnet dengan memperlihatkan nilai F hitung>F tabel (30.754>3,46), dengan nilai signifikan 0,000 <0,050, dengan demikian secara simultan variabel-variabel X berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet. Sedangkan


(48)

berdasarkan hasil uji T variabel-variabel bauran pemasaran Produk (X1)niali uji t menunjukkan 0,246, harga (X2) dengan nilai uji t nya 0,266, promosi (X3) dtidak berpengaruh terhadap keputusan pemakian jasa warnet, personal traits (X4) dengan nilai uji t nya 0, 248, place (X5) dengan nilai uji t nya 0,234 terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, process (X6) dengan nilai uji t nya 0,146 secara berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, physical evidence (X7) dengan nilai uji t nya secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, motivasi (X8) dengan nilai uji t nya 0,239 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, persepsi (X9) dengan nilai uji t nya 0,128 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, sikap (X10) dari hasil uji t nya tidak berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, budaya(X12) dengan nilai uji t nya 0,098 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelas social (X13) dari hasil uji tnya nerpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelompok acuan (X14) dari hasil uji t nya 0,084 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet. Hal ini mengindikasikan faktor-faktor diatas berpengaruh terhadap keputusan pemakian jasa warnet, dan faktor yang paling dominan adalah faktor produk dengan standar koefisien 0,266.

Penelitian yang dilakukan oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri hartini, dan Muryani, dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Mineral Di Kotamadya Surabaya”. Dengan hasil penelitian menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumennya adalah: faktor pendidikan, faktor


(49)

penghasilan, faktor harga, faktor kualitas, faktor distribusi, faktor promosi. Dengan mengunakan alat analisis regresi berganda, menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian air mineral dengan nilai F hitung = 34,677> Ftabel= 2,14. serta dengan koefisien korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R squared) sebesar 0,5188. sedangkan faktor yang dominan dalam penelitian ini adalah faktor harga.

Penelitian yang dilakukan oleh Gandhi Pawitan, yang berjudul “On Use Of Factor Analysis In Analizing Service Quality performance”, tahun penelitiannya adalah 2008, hal yang diteliti adalah dimensi kualitas pelayanan dengan menggunakan analisis faktor dan metode servqual (service quality). Menyatakan bahwa ada 6 enam faktor yang terbentuk yaitu: faktor 1 dinamakan Responsiveness, faktor 2 dinamakan Tangibles, faktor 3 dinamakan responsiveness, faktor 4 dinamakan reliability, faktor 5 dinamakan assurance, faktor 6 dinamakan emphaty. Dimana penggunaan analisis faktor pada penelitian ini adalah untuk melihat 5 dimensi kualitas pelayanan pada institusi pendidikandan penerapanya pada institusi pendidikan tinggi. 5 faktor dimensi kualitas pelayanan terbagi menjadi 20 variabel dari tabel total variance explained, terbentuk 6 faktor. Sesudah itu 6 faktor itu berguna untuk melihat bentuk (performance) kualitas pelayanan pada institusi perguruan tinggi tersebut.


(50)

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Abdul Hamid, 2007:27). kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:88). Alur kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh faktor-faktor yang melatar belakangi terbentuknya pengaruh perilaku konsumen. Faktor-faktor dalam penelitian ini meliputi; faktor produk, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor budaya, faktor pribadi, faktor sosial, faktor psikologi. faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 27 variabel. Dimana model analisis yang digunakan adalah model analisis faktor, yang bertujuan untuk melihat berapa banyak faktor-faktor yang berpengaruh bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api, dalam penelitian ini faktor-faktor yang terbentuk nanti, merupakan gambaran bahwa faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan membeli sebuah produk.


(51)

Gambar 2. 5

Kerangka Pemikiran

(Sumber Sugiyono, 2008:67) Keterangan:

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan

Analisis Faktor

Faktor

I Fakt

Faktor III

Faktor IV

Faktor Ke- n

Faktor produk

Faktor harga

Faktor Promosi

Faktor Distribu

Faktor Budaya

Faktor individu

Faktor Sosial

Faktor Psikologi


(52)

1. Faktor produk, dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah para konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk, khususnya kopi Kapal Api. Untuk menilai tersebut berdasarkan penelitian Wahyudiawan, Ujang Sumarwan, Hartoyo (2002:60), menyatakan bahwa agar dapat meneliti orang-orang yang mengkonsumsi kopi, caranya dengan melihat atribut produk kopi itu sendiri. Atribut produk kopi terdiri dari; citarasa, aroma, tingkat kepahitan, warna, tingkat kekentalan. Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini faktor produk variabelnya terdiri dari: citarasa, aroma, tingkat kepahitan, warna, tingkat kekentalan.

2. Faktor harga dalam penelitian ini terdiri dari variabel kesesuaian harga dengan manfaat produk, dan harga sebagai pertimbangan akhir. Hal itu sesuai dengan penelitian Ritawati Tedjakusuma, Hartini, dan Sri Mulyani (2003:45).

3. Faktor promosi, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: Iklan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung. Pengambilan variabel tersebut berdasarkan buku Philip Kotler dan A. B. Susanto (2001:145).

4. Faktor distribusi, dalam penelitian ini variabelnya terdiri dari: kemudahan dalam mendapatkan produk, pelayanan penjual, dan lokasi. Pemilihan variabel tersebut, berdasarkan penelitian dari Ritawati Tedjakusuma, Hartini, dan Sri mulyani (2003:56).

5. Faktor Budaya, dalam penelitian ini faktor budaya hanya terdiri dari satu variabel yaitu: kebiasaan. Hal tersebut diambil berdasarkan pada penelitian


(53)

Benyamin Parubak, Armanu Thoyib, dan Agus suman (2002:56). Mereka meneliti tentang keputusan pembelian produk kain Donggala.

6. Faktor Individu, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: usia, profesi, penghasilan, pendidikan, dan gaya hidup. Pengambilan variabel-variabel tersebut berdasarkan buku Philip Kotler (2000:191). 7. Faktor Sosial, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu:

keluarga, rekan kerja, teman dekat, dan rekan sekomunitas. Hal ini berdasarkan pada buku Philip kotler (2000:189), dan juga berdasarkan pada buku Ristiyanti dan John Ihalauw (2004:35).

8. Faktor Psikologis, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: keyakinan, dorongan (motivasi), persepsi, dan pengalaman. Variabel-variabel tersebut dipilih berdasarkan pada buku Philip Kotler (2000:196).


(54)

H. Hipotesis

Diduga faktor produk, harga, promosi, distribusi, budaya, pribadi, psikologi. merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk kopi bubuk kapal api di kecamatan Ciputat timur.


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Ciputat Timur.hal yang melatar belakangi diambilnya masyarakat kecamatan Ciputat Timur, disebabkan luas daerah kecamatan tersebut cukup memadai untuk dilaksanakan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian kopi bubuk Kapal api di kecamatan Ciputat Timur.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Santoso dan Tjiptono didalam M. Hariwijaya (2008:35), menjelaskan bahwa; populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, dalam hal ini populasi yang diteliti terdefinisikan dengan jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Ciputat timur.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang ada, menurut Santoso dan Tjiptono, didalam M. Hariwijaya (2008:56), menjelaskan bahwa sampel adalah semacam miniatur dari populasinya. Dalam


(56)

pengambilan sampel untuk sebuah penelitian dapat digunakan kuesioner, untuk memperoleh tanggapan dari konsumen yang masuk dalam sampel yang diteliti. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental sampling, yaitu metode sampel dengan melakukan pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya tidak peduli apakah responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan penelitianya ataupun tidak (Abdul Hamid, 2007:30). untuk menjadi responden, dalam hal ini adalah masyarakat yang mengkonsumsi kopi bubuk.. dalam penelitian ini sampel yang ditetapkan sebanyak 150 responden yang dianggap sudah mewakili.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Sumber data primer berasal dari masyarakat yang mengkonsumsi kopi bubuk Dengan menggunakan questionnaire.

1. Data primer, merupakan sumber data yang dilakukan di lapangan, dengan kata lain data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama, tidak tersedia dalam bentuk kompilasi atau dalam bentuk file-file, data harus dicari melalui narasumber atau responden (Jonathan Sarwono, 2006:8). Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Questionaire yang merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari responden dengan mengutarakan atau mengajukan


(57)

beberapa pertanyaan tertulis kepada masyarakat. Questionnaire yang akan diajukan kepada responden berupa sekumpulan pertanyaan tertutup, dikarenakan jawaban telah tersediakan.

2. Data sekunder, merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut ( Jonathan sarwono, 2006:11), data tersebut dapat diperoleh dari sumber bacaan yang bisa di dapat dari; buku, internet, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan media massa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk membuat hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Dalam mengetahui pendapat responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan. Maka digunakanlah Kuesioner sebagai alat pengumpulan data merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam hal ini, maka digunakan pendekatan skala Likert dengan menggunakan 4 kategori, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Model Skala Likert

Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju

Sangat tidak Setuju

(SS) (S) R (TS) (STS)

5 4 3 2 1


(58)

D. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172). Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur pa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini tehnik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson yaitu:

− − − = ) ( )( ( ) )( ( 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Dimana:

X = Pertanyaan nomor tertentu Y = Skor total

N = Jumlah responden

Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah sebagai berikut:

0

H = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya

1

H = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktornya. Dengan tingkat signifikan 5 %, dengan Rhasil

tabel

R = maka H0tidak ditolak, sedangkan jika RhasilRtabel= maka

1

H butir pertanyaan valid. Reliabilitas adalah menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas

nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Jonathan Sarwono, 2006:218).


(59)

2 2

1

1 σ

σ

− −

= b

k k Rn

Dimana:

Rn = Relatif instrumen K = banyaknya pertanyaan

2

b

σ = jumlah varians =

2

σ varians total.

Dalam penelitian ini menggunakan model analisis, yaitu analisis faktor, analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang diperkirakan menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian kopi bubuk kapal api.

2. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah sebuah model, dimana tidak terdapat variabel bebas dan tergantung. Analisis faktor tidak mengklasifikasi variabel ke dalam kategori variabel bebas dan tergantung melainkan mencari hubungan interdependensi antarvariabel agar dapat mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunya. Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles spearman, dengan tujuan utrama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang dapat diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan


(60)

data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdepedensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut (Jonathan Sarwono, 2006:202). Persamaan atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut: i i i i i i

i A F A F A F A F VU

X = 1 1+ 2 2+ 3 3 + 4 4+...+

Dimana: i

F = variabel terstandar ke-I

1

i

A = koefisien regresi dari variabel ke 1 pada common faktor I i

V = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor unik ke I F = Common faktor

i

U = variabel unik untuk variabel ke I M = jumlah common faktor

Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut: k

ik i

i i

i W X W X W X W X

F = + + +...+

3 3 2 2 1 Dimana: i

F= faktor ke I estimasi

WI = bobot faktor atau skor koefisien faktor X K = jumlah variabel


(61)

Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi:

a. Besar korelasi atau korelasi antar independet variabel harus cukup kuat.

b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain.

c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Barlett Test Of Spericity atau dengan Measure Sampling Adequacy (MSA).

Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi:

a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett of sphericity dan MSA.

c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.

d. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu.

e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.


(62)

f. Validasi atas hasil faktor untuk mengtahui apakah faktor yang terbentuk telah valid.

Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian.

Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu.

Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05. sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria:

a. MSA= 1, Variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.

b. MSA > 0,5, Variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

c. MSA < 0,5, Variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.


(63)

Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah variabel yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka proses selanjutnya adalah dengan melakukan proses rotasi yang akan memperjelas kedudukan sebuah variabel didalam sebuah faktor. Dalam penentuan banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini; nilai eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half reliability dan significance test (Supranto, 2004:128). Sedangkan dua pendekatan dalam analisis faktor ialah Principal component analysis dan common faktor analysis. Di dalam principal component analysis jumlah varians dalam data yang terkandung dalams emua variabel asli dipertimbangkan. Sedangkan dalam common faktor analysis faktor hanya diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan penelitian menggunakan principal component analysis.

Sama dengan proses faktoring, proses rotasi juga tersedia berbagai macam cara, yang bisa dibagi menjadi orthogonal dan oblimin. Orthogonal rotasi, yakni memutar sumbu 90 derajat. Proses ratasi dengan metode orthogonal dibedakan menjadi quartimax, varimax, dan equimax. Sedangkan Oblique rotasi, yakni memutar sumbu ke kanan, tidak harus 90 derajat. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadi oblimin, promax, orhoblique, dan lainya (Singgih Santoso, 2004:35).


(64)

E. Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menhindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya (Abdul Hamid, 2007:32). Jadi, operasional variabel merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang berjumlah 27 variabel.

Gambar 3. 2 Operasional Variabel No Variabel Sub

variabel

Indikator Skala

1 Faktor-faktor

yang

mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi bubuk kapal api

Produk • Cita rasa produk kopi bubuk kapal api yang khas.

Aroma kopi kapal api yang khas

Tingkat kepahitan kopi Kapal api.

Warna air kopi kapal api.

Tingkat kekentalan yang khas pada produk kopi.


(65)

Harga

Kesesuaian antar harga terhadap manfaat produk kopi.

Harga adalah sebagai pertimbangan akhir konsumen.

Ordinal

Promosi • Iklan pada produk kopi bubuk kapal api.

Promosi penjualan pada produk kopi bubuk kapal api.

Pemasaran langsung kopi kapal api.

Ordinal

Distribusi • Kemudahan dalam memperoleh kopi kapal api dipasaran .

Pelayanan penjual, ketika konsumen membeli kopi kapal api.

Lokasi atau tempat konsumen membeli kopi kapal api.

Ordinal

Budaya • Kebiasaan konsumen dalam minum kopi.


(66)

Individu • Usia responden yang mengkonsumsi kopi bubuk.

Jenis profesi konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk.

Tingkat pendidikan konsumen kopi kapal api • Tingkat penghasilan

konsumen kopi.

Minum kopi sebagai gaya hidup.

Ordinal

Sosial • Keluarga sebagai referensi dalam membeli produk

Rekan sekerja sebagai referensi dalam membeli produk.

Teman dekat sebagai referensi dalam membeli produk.

Rekan sekomunitas sebagai referensi dalam membeli produk

ordinal

Psikologis • Keyakinan diri dalam minum kopi.

Dorongan diri dalam minum kopi

Persepsi dalam minum kopi

Pengalaman diri saat


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

169


Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Sawi dan Jenis Sayur Lainnya (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan)

0 39 89

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian kopi instan

0 10 134

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 14

NASKAH PUBLIKASI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK MEREK KAPAL API DI ASGROSS SURAKARTA.

1 3 10

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK MEREK KAPAL API DI ASGROSS SURAKARTA.

0 2 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI KARANGANYAR.

0 1 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI SUKOHARJO.

0 1 12