Uji Validitas dan Reliabilitas Sejarah Perusahaan PT Santos Jaya Abadi

58

D. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2008:172. Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur pa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini tehnik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson yaitu: − − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N r xy Dimana: X = Pertanyaan nomor tertentu Y = Skor total N = Jumlah responden Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah sebagai berikut: H = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya 1 H = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktornya. Dengan tingkat signifikan 5 , dengan hasil R ≤ tabel R = maka H tidak ditolak, sedangkan jika tabel hasil R R ≥ = maka 1 H butir pertanyaan valid. Reliabilitas adalah menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Jonathan Sarwono, 2006:218. Reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha, yaitu: : 59 2 2 1 1 σ σ − − = b k k Rn Dimana: Rn = Relatif instrumen K = banyaknya pertanyaan 2 b σ = jumlah varians = 2 σ varians total. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis, yaitu analisis faktor, analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang diperkirakan menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian kopi bubuk kapal api.

2. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah sebuah model, dimana tidak terdapat variabel bebas dan tergantung. Analisis faktor tidak mengklasifikasi variabel ke dalam kategori variabel bebas dan tergantung melainkan mencari hubungan interdependensi antarvariabel agar dapat mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunya. Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles spearman, dengan tujuan utrama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak random quantities yang dapat diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan 60 data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdepedensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut Jonathan Sarwono, 2006:202. Persamaan atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut: i i i i i i i U V F A F A F A F A X + + + + + = ....... 4 4 3 3 2 2 1 1 Dimana: i F = variabel terstandar ke-I 1 i A = koefisien regresi dari variabel ke 1 pada common faktor I i V = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor unik ke I F = Common faktor i U = variabel unik untuk variabel ke I M = jumlah common faktor Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut: k ik i i i i X W X W X W X W F + + + + = ...... 3 3 2 2 1 Dimana: i F = faktor ke I estimasi WI = bobot faktor atau skor koefisien faktor X K = jumlah variabel 61 Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi: a. Besar korelasi atau korelasi antar independet variabel harus cukup kuat. b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain. c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Barlett Test Of Spericity atau dengan Measure Sampling Adequacy MSA. Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi: a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis. b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett of sphericity dan MSA. c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. d. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. 62 f. Validasi atas hasil faktor untuk mengtahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05. sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria: a. MSA= 1, Variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. b. MSA 0,5, Variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. c. MSA 0,5, Variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 63 Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah variabel yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka proses selanjutnya adalah dengan melakukan proses rotasi yang akan memperjelas kedudukan sebuah variabel didalam sebuah faktor. Dalam penentuan banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini; nilai eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half reliability dan significance test Supranto, 2004:128. Sedangkan dua pendekatan dalam analisis faktor ialah Principal component analysis dan common faktor analysis. Di dalam principal component analysis jumlah varians dalam data yang terkandung dalams emua variabel asli dipertimbangkan. Sedangkan dalam common faktor analysis faktor hanya diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan penelitian menggunakan principal component analysis. Sama dengan proses faktoring, proses rotasi juga tersedia berbagai macam cara, yang bisa dibagi menjadi orthogonal dan oblimin. Orthogonal rotasi, yakni memutar sumbu 90 derajat. Proses ratasi dengan metode orthogonal dibedakan menjadi quartimax, varimax, dan equimax. Sedangkan Oblique rotasi, yakni memutar sumbu ke kanan, tidak harus 90 derajat. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadi oblimin, promax, orhoblique, dan lainya Singgih Santoso, 2004:35. 64

E. Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menhindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya Abdul Hamid, 2007:32. Jadi, operasional variabel merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang berjumlah 27 variabel. Gambar 3. 2 Operasional Variabel No Variabel Sub variabel Indikator Skala 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi bubuk kapal api Produk • Cita rasa produk kopi bubuk kapal api yang khas. • Aroma kopi kapal api yang khas • Tingkat kepahitan kopi Kapal api. • Warna air kopi kapal api. • Tingkat kekentalan yang khas pada produk kopi. Ordinal 65 Harga • Kesesuaian antar harga terhadap manfaat produk kopi. • Harga adalah sebagai pertimbangan akhir konsumen. Ordinal Promosi • Iklan pada produk kopi bubuk kapal api. • Promosi penjualan pada produk kopi bubuk kapal api. • Pemasaran langsung kopi kapal api. Ordinal Distribusi • Kemudahan dalam memperoleh kopi kapal api dipasaran . • Pelayanan penjual, ketika konsumen membeli kopi kapal api. • Lokasi atau tempat konsumen membeli kopi kapal api. Ordinal Budaya • Kebiasaan konsumen dalam minum kopi. Ordinal 66 Individu • Usia responden yang mengkonsumsi kopi bubuk. • Jenis profesi konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk. • Tingkat pendidikan konsumen kopi kapal api • Tingkat penghasilan konsumen kopi. • Minum kopi sebagai gaya hidup. Ordinal Sosial • Keluarga sebagai referensi dalam membeli produk • Rekan sekerja sebagai referensi dalam membeli produk. • Teman dekat sebagai referensi dalam membeli produk. • Rekan sekomunitas sebagai referensi dalam membeli produk ordinal Psikologis • Keyakinan diri dalam minum kopi. • Dorongan diri dalam minum kopi • Persepsi dalam minum kopi • Pengalaman diri saat minum kopi. Ordinal 1

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan PT Santos Jaya Abadi

PT Santos Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kopi bubuk sebagai produk andalan utamanya. Perusahaan ini sudah berdiri sejak kurang lebih 79 tahun yang silam. Perusahaan ini didirikan oleh seseorang keturunan thionghoa Go Shoe Loet, yang lebih tepatnya berdiri pada tahun 1927. awal mula perusahaan ini berdiri sebagai sebuah industri rumahan yang sederhana dikota Surabaya. Pada awalnya industri rumahan ini memproduksi kopi dengan merek pertamanya yang menjadi Top Brand yaitu “Kapal Api”. Kemudian pada dalam perkembanganya pada dekade tahun 1970, perusahaan tersebut melakukan sebuah perkembangan sekaligus perubahan, dimana dengan munculnya generasi kedua dari keluarga ini mulai melakukan serangkaian kebijakan diantaranya: dengan memperkenalkan mesin dan peralatan mutakhir, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, serta memperluas penyebaran produk hingga ke seluruh daerah jawa timur. Sekitar pada dekade 1980, perusahaan ini mulai membangun pabrik di daerah Sepanjang, tepatnya daerah Sidoarjo, jawa timur. Pada dekade ini Brand atau merek Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan ini yang sudah tersebar rata hampir diseluruh Indonesia, sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya. 68 Melanjutkan suksesnya merek pioner mereka yaitu Kapal api, maka dilanjutkan lagi perusahaan ini menciptakan merek baru yang tak kalah suksesnya dengan kopi kapal api, merek-merek baru yang dibuat oleh PT Santos Jaya Abadi yang sukses beredar dipasaran diantaranya adalah: ABC, dan Good Day. PT Santos Jaya Abadi memiliki visi, misi, serta motto sebagai berikut: a Visi: Menjadi produsen kopi nomor satu di Asia Tenggara. b. Misi: dengan meningkatkan mutu produk dan memberi pelayanan yang berkesinambungan demi memenuhi kebutuhan pelanggan yang berada di Asia Tenggara, dan memberi keuntungan kepada semua pihak. c. Dengan nilai: menjaga kualitas produk yang tinggi dan konsisten, fokus pada kepentingan konsumen dan pedagang distributor, inovasi dan kreatif, kerjasama, perkembangan yang berkesinambungan. d. Motto: “A Quality Cup For A Better Life” secangkir kopi bermutu untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan serangkain slogan yang diusung seperti diatas tadi, maka perusahaan tersebut berkomitmen untuk selalu menjadi yang terbaik dimata konsumennya serta selalu meningkatkan mutu dan kinerja produknya.

2. Sejarah Minuman Kopi

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Sawi dan Jenis Sayur Lainnya (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan)

0 39 89

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian kopi instan

0 10 134

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 14

NASKAH PUBLIKASI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK MEREK KAPAL API DI ASGROSS SURAKARTA.

1 3 10

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK MEREK KAPAL API DI ASGROSS SURAKARTA.

0 2 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI KARANGANYAR.

0 1 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI SUKOHARJO.

0 1 12