Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA
13
terlihat bermain mulut, merangkak dan menarik benda-benda. Resiko cedera yang mungkin pada anak usia ini adalah
aspirasi,tenggelam, jatuh, keracunan, luka bakar, kecelakaan, kendaraan bermotor, kerusakan tubuh.
b. Masa usia bermain 1-3 tahun toddler
Di usia ini anak belajar jalan, berlari, memanjat, mereka bisa membuka pintu dan gerbang, menjelajah segala sesuatu dengan
mulut, di usia ini rasa ingin tau anak sangat besar, anak naik turun tangga, mereka tidak mewaspadai potensi bahaya yang di timbulkan
oleh orang asing atau orang lain. Resiko cedera pada usia ini ialah kecelakaan kendaraan bermotor, tenggelam, luka bakar, keracunan.
Jatuh, tersedak, kerusakan tubuh. Pemahaman tentang tingkat perkembangan anak perlu diikuti
dengan pemahaman pentingnya antisipasi terhadap bahaya yang dapat muncul karena aktivitas dari anak usia toddler, yaitu tidak
bisa diam dan bergerak terus. Oleh karena itu, orang tua harus diberi pengertian tentang bahaya yang dapat terjadi pada anak
Kusbiantoro. D, 2014. c.
Masa kanak –kanak awal 3-5 tahun preschool Usia prasekolah ini anak akan mulai tertarik dengankecepatan
dan gerakan, semakin terlibat dalam aktivitas- aktifitas yang jauh dari rumah, anak akan dapat bekerja keras untuk menyempurnakan
14
suatu keterampilan, mempunyai aktivitas motorik kasar yang bersifat waspada tetapi bukan takut, mereka menikmati
danmencoba hal baru, mobilitas menjurus ke peningkatan kemandirian. Resiko cedera yang mungkin pada usia ini ialah
kecelakaan kendaraan bermotor, tenggelam, luka bakar, keracunan cedera tubuh.
Menurut Nugrahatmaja, A.S 2011 cit khasanah, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan pada anak dapat
dikatagorikan menjadi tiga bagian, yaitu: a.
Karakterisitik anak Karakteristik ini merupakan hal yang sangat penting
untuk mengetahui insidensi, tipe dan resiko cidera yang dialami anak. Karakteristik anak meliputi umur dan tingkat
perkembangan, jenis kelamin, kemampuan kognitif, afektif dan motorik serta tingkat aktivitas anak. Secara naluri anak
mempunyai rasa ingin tahu dan mereka akan belajar dari apa yang mereka lihat, sentuh, dengar, cium dan mereka
rasakan. b.
Karakteristik agen penyebab Agen penyebab kecelakaan yang penting untuk
diketahui adalah air, api, mainan, tempat bermain dan bahan beracun. Menghindari kemungkinan kecelakaan dapat
15
dilakukan dengan melibatkan anak dengan memberikan pemahaman terhadap agen penyebab danbahaya yang bisa
terjadi sehingga anak mengerti dan dapat menghindarinya. c.
Karakteristik lingkungan Lingkungan fisik dan sosiokultural dapat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan pada anak. Lingkungan fisik meliputi lingkungan rumah dan lingkungan luar rumah. Lingkungan
sosiokultural meliputi pola asuh, respon keluarga dan kepedulian dari pemerintah atau masyarakat sekitar.
Strategi pencegahan menurut National Safety council 2006 dalam Dewi. R, indarwati 2011 yaitu strategi yang
pertama adalah dengan peraturan yang mewajibkan penggunaan sabuk pengaman dan pengikat tempat duduk
anak di dalam mobil, dan juga upaya mengurangi pengemudi yang mabuk dan yang menggunakan telepon
saat berkendara. Strategi yang ke dua yaitu dengan pemeriksaan keamanan produk untuk anak yang terbukti
telah mengurangi cedera pada anak. Strategi yang ketiga yaitu kesadaran masyarakat untuk memasang alarm
kebakaran untuk mengurangi cedera kematian akibat kebakaran. Strategi keempat menggunakan pelindung
kepala saat bersepeda. Dan strategi kelima yaitu dengan
16
mengadakan mengadakan program pendidikan untuk anak- anak
tentang pencegahan
kebakaran, keracunan,
penggunaan sabuk, keselamatan, dan keamanan air. 2.
Pencegahan cedera oleh Orang Tua Orang tua menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ayah
dan ibu kandung. Peran orang tua terhadap anak usia balita yaitu memahami tumbuh kembang anak, memenuhi kebutuhan gizi,
membeikan kebebasan agar mereka dapat melakukan berbagai hal yang tidak membahayakan, mengnyimpan benda
–benda yang dapat membahayakan anak, mengawasi setiap yang dilakukan anak Potter
Perry, 2010. Pemahaman orang tua terhadap perkembangan anak sangat penting untuk menghindari cedera pada anak Kusbiantoro. D,
2014, selain itu pengawasan orang tua juga sangat penting untuk mengurang cedera pada anak Kuschithawati, et all, 2007.
Pencegahan cedera pada balita menurut Kusbiantoro .D 2014 yang dapat dilakukan petugas kesehatan angtara lain memberikan
informasi dan pengetahuan pada orang tua serta selalu waspada pada gerak gerik yang dilakukan oleh anak. Upaya pencegahan yang dapat di
lakukan orang tua di rumah yaitu dengan: a.
Menyimpan benda tajam di dalam laci yang dapat di kunci. b.
Membuat lemari khusus untuk zat yang berbahaya. Orang tua menyimpan harus menyimpan semua racun potensial,
17
termasuk tumbuhan, subtansi pembersih dan obat obatan ini di lakukan agar menciptakan lingkungan yang aman bagi
anak Potter Perry, 2010 c.
Menjaga lantai tetap bersih dan kering. Menghindari tumpahan air minum di lantai agar mengurangi kejadian
jatuh pada anak Atak, et all, 2010 d.
Memberikan alat bermain yang sesuai dengan usia anak e.
Melakukan pengawasan terhadap anak dengan cara memberikan perhatian pada anak. Pengawasan saat anak
beraktifitas sendiri karena anak suka memasukan benda ke dalam mulutnya untuk mencegah keracunan pada anak
Amal.AI, et all ,2013 Pencegahan cedera penurut Wong 2009 berdasarkan
klasifikasi tipe kecelakaan yang bisa terjadi sebagai berikut: a.
Kendaraan bermotor Gunakan restrain mobil yang tersedia atau gunakan
sabuk pengaman, awasi anak saat bermain diluar, jangan biarkan anak bermain di pinggir jalan atau belakang mobil
yang sedang parkir, awasi saat bermain sepeda roda tiga, kunci pagar pintu bila tidak bisa mengawasi anak secara
18
langsung dan ajarkan anak untuk mematuhi peraturan keamanan pejalan kaki.
b. Tenggelam
Awasi anak dengan ketat ketika berada dekat sumber air. termasukember, jaga pintu kamar mandi dan toilet agar
tetaptertutup, pasang pagar disekeliling kolam renang dan kunci gerbangnya, dan ajari berenang dan keamanan dalam
air. c.
Luka bakar Putar pegangan teko kearah kompor, simpan korek api
dan pematik api rokok di daerah yang terkunci atau tidak dapat di jangkau, letakan lilin dan obat nyamuk bakar yang
menyala, makanan panas dan rokok di luar jangkauan, tutup soket listrik dengan penutup plastik pengaman, letakan
kabel listrik secara tersembunyi dan tidak dapat di jangkau, jangan mengizinkan anak bermain dengan peralatan listrik
, kabel atau korek api , tekankan bahaya api yang terbuka
, ajari tentang apa artinya panas , dan selalu periksa suhu air
mandi, atau suhu air 48.
9̊ C, atau lebih rendah, jangan biarkan anak bermain keran air. Mengatur suhu air mandi
dengan thermometer, memastikan makanan dan minuman
19
agar tidak terlalu panas, jauhkan anak dari dapur saat memasak Zou.K, at all, 2015.
d. Keracunan
Letakan semua bahan yang berpotensi beracun diluar jangkauan atau di dalam lemari terkunci, waspada terhadap
makanan, bahan makanan yang tidak bisa dikunyah seperti tanaman, letakan kembali obat atau bahan beracun setelah
dipakai dengan segera, pasang penutup obat bertakaran secara tepat, berikan obat sebagai obatbukan permen,
ajarkan anak agar tidak bermain –main dalam wadah
sampah, jangan lepaskan label dari wadah beracun dan cari tau nomor dan lokasi pengendalian racun terdekat.
e. Jatuh
Pasang jaring – jaring pada jendela, paku dengan aman,
dan pasang terali pelindung, pasang gerbang di atas dan bawah tangga, ganti karpet yang sudah robek atau tidak
aman, jaga pintu pagar tetap terkunci agar tidak bisa terbuka oleh anak, pasang karpet dibawah tempat tidur dan di kamar
mandi, awasi tempat bermain, pilih tempat bermain dengan lantai di lapisi bahan yang lembut dan aman dan yang
terakhir kenakan pakaian yang aman.
20
f. Tersedak atau asfikasi
Hindari potongan daging yang besar dan bulat, hindari buah yang ada bijinya, ikan berduri, buncis kering, permen
keras, permen karet, kacang, popcorn dan anggur, dan pilihlah mainan yang besar dan kuat tanpa tepi yang tajam
atau bagian kecil yang bisa di lapisi g.
Kerusakan tubuh Hindari benda tajam atau runcing seperti pisau, gunting
atau tusuk gigi terutama jika belajar atau berlari, ajarkan tindakan kewaspadaan keamanan, simpan semua peralatan
berbahaya, peralatan berkebun dalam tempat yang terkunci, waspada terhadap bahaya dari binatang yang di awasi dan
binatang peliharaan, ajarinama, alamat, dan nomor telepon serta minta bantuan dari orang yang benar jika tersesat,
pasang indentifikasi pada anak, ajari tindakan keamanan terhadap orang asing, jangan pergi bersama orang asing dan
selalu mendengarkan kekhawatiran anak mengenai perilaku orang lain.
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
21
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang Notoatmodjo 2003. Pengetahuan
tentang tumbuh kembang pada anak penting untuk mencegah cedera pada anak selain itu pengetahuan tentang pertumbuhan dan
perkembangan perlu di ikuti dengan pemahaman tentang pentingnya pencegahan terhadap bahaya yang dapat terjadi pada anak
Kusbiantoro.D, 2014. Jika orang tua memiliki pengetahuan yang baik maka tingkat pencegahan yang di lakukan juga cukup baik Dewi. R
indarwati, 2011, dan semakin meningkatnya pendidikan ibu, maka ibu akan makin dapat mengidentifikasi resiko cedera pada anak Atak, et
all, 2010. Ada 6 enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif, yaitu: a.
Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang
spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
22
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apayang dipelajari
antara lain
menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b.
Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c.
Aplikasi application Aplikasi
diartikan sebagai
kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi ataupenggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. d.
Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
23
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yangditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada Notoatmodjo, 2003. Faktor
– faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Budiman Agus. R 2013 antara lain:
24
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar
sekolah, berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, maka mudah bagi orang tersebut untuk menerima
informasi. 2.
Informasi media masa Informasi adalah “that of which one is apprised or told:
intelegence, news” Oxford English Dictionary. Kamus lain menyebutkan bahwa informasi adalah sesuatu yang
dapat di ketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah
suatu teknik untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu Undang-
Undang Teknologi Informasi. 3.
Sosial, Budaya, dan Ekonomi Kebiasaanm dan tradisi yang dilakukan orang
–orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
25
buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang di perlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status
sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai
pengetahuan oleh setiap individu. 5.
Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan
keterampilan profesional,
serta pengalaman
belajar selama
bekerja akan
dapat
26
mengembangkankemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada
usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Semakin tua semakin bijaksana,
semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak
hal yang
dikerjakan sehingga
menambah pengetahuannya.
4. Perilaku Orang Tua
Perilaku dari segi biologi adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan Notoatmodjo, 2007.
Menurut Skinner 1983 dalam Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa perilaku merupakan respon seorang terhadap stimulus rangsangan dari
luar. Perilaku merupakan komponen yang paling berpengaruh pada
27
status kesehata. Menurut Bloom membedakan perilaku menjadi tiga bidang yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor, Bloom, dalam
Notoatmodjo, 2003. Menurut Kurt merumuskan model hubungan perilaku yang
menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti
motif, nilai, sifat kepribadian dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor
lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan mempunyai kekuatan besar dalam menentukan perilaku bahkan kadang
kekuatannya lebih besar dari pada karakteristik individu, hal inilah yang menjadikan perilaku lebih kompleks Azwar, Saifuddin. 2012.
Orang tua sebagai suri tauladan utama bagi anak merupakan unsur terpenting dalam membina keselamatan anak, oleh karena itu
perilaku orang tua di pandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan derajat kesehatan dan keamanan anak. Menurut Vranda
2011, banyak orang tua berpersepsi bahwa kecelakaan dan cedera pada anak usia toddler merupakan hal yang alami sebagai kompensasi
dari periode tumbuh kembang. Sehingga kondisi seperti terjatuh, terpeleset, merupakan hal yang wajar dan di anggap sebagai kejadian
sebagai kejadian yang tidak terlalu penting.
28
Perilaku di pengaruhi oleh beberapa faktor menurut teori Green. Lawrece di kutip dari Notoatmodjo 2007 yaitu sebagai berikut:
a. Faktor predisposes
Faktor ini berupa faktor pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, ekonomi, budaya dan lainnya. Sikap yang baik pada orang tua
dapat mempengaruhi pencegahan yang baik pula. Pengetahuan yang baik tentang tumbuh kembang anak juga mempengaruhi
dalam pencegahan cedera pada anak Dewi. R indarwati, 2011.Tingkat pendidikan orang tua yang tinggi berpengaruh
terhadap perilaku, pengetahuan membuat seseorang berpikir akan suatu objek atau stimulus Kusbiantoro. D 2014.
b. Faktor enabling
Faktor ini berupa fasilitas dan pendidikan atau informasi kesehatan. Informasi mengenai pencegahan cedera pada anak
penting agar orang tua bisa lebih waspada terhadap resiko cedera. Menurut Widianingsih 2014 dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa perilaku orang tua dalam pencegahan cedera pada balita mayoritas baik, hal tersebut di sebabkan karena fasilitas kesehatan
seperti PUSKESMAS, Sekolah Kesehatan, Rumah Sakit dekat dengan daerah tersebut, sehingga akses mendapatkan pelayanan dan
informasi lebih mudah.
29
c. Faktor reinforcing
Faktor ini berupa perilaku tokoh masyarakat, perilaku petugas kesehatan dan komitment pemerintah.
Domain perilaku menurut Bloom di klasifikasikan menjadi tiga tingkat yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan
orangtua tentang pencegahan cedera pada toddler di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah pendidikan, pengalaman
terhadap suatu kejadian dan fasilitas. Semakin tua usia seseorang maka semakin banyak juga pengetahuannya. Selain itu pengetahuan
juga di pengaruhi oleh konsistensi seseorang terpapar informasi Vranada. A, 2011
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap dibentuk oleh komponen yaitu
kepercayaan, ide, konsep terhadap suatu objek, kecenderungan
30
untuk bertindak Vranada. A, 2011. Pada pennelitian yang dilakukan Dewi. R indarwati 2011, mengatakan bahwa
sebagian orang tua memiliki praktik yang baik di karenakan sikaporang tua yang sebagian besar positif. Sikap merupakan
kesiapan untuk bertindak, dengan sikap yang positif di harapkan praktik yang di hasilkan juga baik.
c. Tindakan atau praktek
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan
dan sikap yang telah dimiliki Notoatmodjo, 1985. Praktik pencegahan juga di pengaruhi oleh pekerjaan orang tua, pada
penelitia Vranada.A 2011 pekerjaan sebagai buruh dapat mempengaruhi responden dalam mempraktikan pencegahan pada
kecelakaan yang mungkin terjadi pada anaknya. Sebagai buruh, orang tua juga kadang kurang memperhatikan perilaku anaknya,
sehingga kurang mengetahui apakah anaknya berperilaku membahayakan dirinya atau tidak. Pada penelitian Kuschitawati, et
all 2007, menyebutkan bahwa praktik pencegahan cedera yang di lakukan yaitu berupa tindakan pengawasan yang masih rendah
merupakan faktor yang paling berperan terhadap kejadian cedera pada anak, setelah faktor lingkungan anak yang tidak aman.
31
B. Kerangka Konsep
Factor -faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
- Pendidikan
- Informasi media masa
- Lingkungan
- Pengalaman
- Usia
- pekerjaan
Keterangan: : Di lakuan penelitian
: Tidak di lakukan penelitian Pengetahuan pencegahan cedera
Perilaku pencegahan cedera balita