Kebijaksanaan dan kearifan dalam unsur toleransi, kedamaian dan kesatuan.

41

4.2.1 Nilai luhur kebijaksanaan dan kearifan dalam hubungan kakak- beradik.

4.2.1.1 Kebijaksanaan dan kearifan dalam unsur toleransi, kedamaian dan kesatuan.

Data di bawah ini akan membahas tentang ajaran Dizi Gui, tentang nilai luhur kebijaksanaan dan kearifan dalam unsur toleransi, kedamaian dan kesatuan hubungan kakak-beradik. 9. “ 兄道友 , 第道恭 ; 兄弟睦 , 孝在中 ” 《弟子规 。 “ 出则第 ” 》 Xiōng dào you, dì dào gōng; xiōngdì mù, xiào zài zhōng. Dizi Gui 2012; 35 Jika kita menjadi seorang kakak, maka haruslah kita menyayangi adik kita. Dan jika kita menjadi seorang adik maka haruslah kita menghormati kakak kita sebagaimana seharusnya. Karena ketika hubungan kakak beradik berjalan baik, akan membuat orangtua kita bahagia dengan begitu maka kita juga sudah berbakti kepada orangtua kita. Berdasarkan kutipan diatas, penulis mendapatkan kata-kata yang memiliki nilai luhur dalam unsur toleransi, kedamaian dan kesatuan yaitu; ketika hubungan kakak-beradik berjalan baik. Sedangkan kata-kata yang mengandung nilai luhur kebijaksanaan dan kearifan seperti; kakak seharusnya menyayangi adik, adik harus menghormati kakak, berbakti pada orang tua. Analisis ini didukung oleh kisah Bu Shi yang terdapat dalam buku Dizi gui, Bu Shi adalah seorang yang dikenal sebagai seorang yang bijaksana. Bu Shi adalah seseorang yang hidup pada zaman dinasti Han. Pada masa kecilnya dikarenakan keadaan keluarga yang miskin, Bu Shi tidak dapat Universitas Sumatera Utara 42 melanjutkan sekolah, pekerjaannya sehari-hari hanya bercocok tanam dan menggembalakan kambing. Bu Shi memiliki seorang adik laki-laki. Dia sangat menyayangi adiknya, jika ia mendapatkan makanan enak ia akan menyisakan sebagian untuk adiknya, sedangkan kesedihan dan kesusahan dia simpan untuk dirinya sendiri. Setelah ibu dan ayah meninggal, Bu Shi dan adiknya membagi harta peninggalan orangtua mereka. Oleh karena kasih saying yang begitu besar terhadap adiknya, maka ia meninggalkan semua harta itu untuk adiknya. Sedangkan ia sendiri pergi ke gunung untuk menjadi seorang penggembala. Ada seseorang yang berkata padanya: “kamu sangat bodoh, harta dari orangtua harusnya dibagi sama rata” Tetapi Bu Shi hanya tersenyum dan menjawab: “meninggalkan harta itu untuk adik sendiri, apakah itu hal yang bodoh?” Dengan berjalannya waktu tanpa terasa 10 tahun sudah, Bu Shi sang penggembala kambing telah menggembalakan lebih dari pada 1000 kambing. Dia akhirnya mulai membeli rumah, membeli tanah untuk bercocok-tanam, sehingga ia hidup sangat berkelimpahan. Tapi tidak disangka, karena adiknya sangat suka bermain- main dan tidak bekerja, sehingga adiknya menjual segala harta peninggalan kedua orantuanya dan hidupnya pun sangat kekurangan. Ketika hal ini diketahui oleh sang kakak, dengan mudahnya ia kembali membagi separuh kekayaannya untuk sang adik. Hal ini membuat adiknya dan orang-orang kampung yang mengetahuinya terharu. Setelah membaca cerita diatas, penulis mendapatkan bahwa Bu Shi mengajarkan bagaimana seharusnyan seorang kakak bersikap, pada masa kini banyak kejadian seperti perebutan harta antara kakak dan adik. Hal ini seharusnya tidak terjadi lagi sebagaimana diketahui bahwa, ketika kedua saudara berhubungan baik satu dengan yang lainnya, sudah mewakili salah satu sikap untuk berbakti kepada orangtua. Pada bagian ini penulis hanya menemukan 1satu nilai luhur kebijaksanaan dan kearifan dalam ajaran Dizi Gui. Universitas Sumatera Utara 43 Pembahasan atas keterpaduan analisis teks didukung oleh wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada narasumber. Narasumber mengatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam Dizi Gui berupa; nilai budi pekerti; nilai moral dan etika termasuk juga nilai luhur. Nilai-nilai tersebut juga diajarkan pada murid serta orangtua, supaya terjadi keseimbangan dalam hubungan orangtua dan anak. Selain itu nilai-nilai yang difokuskan adalah nilai-nilai budi pekerti, nilai etika dan moral serta nilai luhur baik dalam hubungan orangtua dan anak, hubungan kakak beradik ataupun dalam hubungan berbangsa dan bernegara. Menurut narasumber, memang ada penyimpangan yang terjadi dikalangan remaja akan tetapi bila mempelajari Dizi Gui secara bersungguh-sungguh pasti bisa berhasil. Perubahan dalam diri seseorang memerlukan tahapan-tahapan, sehingga perubahan yang dilakukan dapat seterusnya di terapkan. Narasumber mengatakan bahwa remaja memamg mengalami penyimpangan dikarenakan kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin bertambah dan juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat ia tinggal semua itu yang menyebabkan penyimpangan karakter pada remaja saat ini. Oleh karena itu, narasumber mengharpkan pengajaran Dizi Gui ini tidak hanya diajarkan pada masa kini saja tetapi untuk sepanjang masa. Semua dari pada itu bergantung kepada diri masing-masing, jika setiap masyarakat berfikir bahwa memulai harus dari diri sendiri maka lingkungan pun akan menjadi lebih baik untuk kedepannya. Universitas Sumatera Utara 44 Selain itu penulis juga melakukan wawancara terhadap seorang anak dan ibunya yang sama-sama mempelajari Dizi Gui. Menurut sang ibu, pelajaran Dizi Gui ini sangatlah baik karena mengandung budi perkerti serta moral dan juga nilai luhur di dalamnya. Selain daripada itu sang ibu juga merasa diingatkan untuk juga berbakti kepada ibunya sendiri, walau ia merasa ada perubahan didalam dirinya, ia sendiri belum yakin karena belum ada orang lain yang berkata demikian tetapi ia akan berusaha untuk menjadi ibu yang baik untuk anaknya serta menjadi anak yang berbakti kepada ibunya. Sedangkan menurut ibunya sang anak ketika sudah mempelajari Dizi Gui menjadi lebih penurut daripada sebelumnya, walau terkadang sang anak masih sering melakukan kebiasaan buruknya, tetapi perlahan-lahan kebiasaan buruk itu berubah. Oleh karena itu, ia pun merekomendasikan tentang pembelajaran Dizi Gui kepada teman-temannya yang lain, karena menurut narasumber pembelajaran ini sangat layak di pelajari oleh semua kalangan usia dan tidak memandang agama. Agama apapun boleh mempelajari ajaran Dizi Gui, karena ajaran Dizi Gui mengajarkan budi pekerti dan merupakan ajaran turun temurun dari seorang filsuf Cina yaitu Konfusius. Ajaran Dizi Gui tidak hanya bisa diterapkan dalam hubungan orangtua dan anak tetapi bisa di terapkan dalam semua aspek kehidupan. Dari hasil wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa, ajaran Dizi Gui berpengaruh dan juga diterapkan dalam lingkungan sehari-hari. Selain itu, penulis juga menemukan adanya dampak negative seperti penyimpangan karakter para remaja yang disebabkan oleh lingkungan juga kecanggihan teknologi, tetapi Universitas Sumatera Utara 45 ajaran Dizi Gui dapat menyeimbangkan perkembangan zaman dengan ajaran- ajarannya. Ajaran Dizi Gui juga disebutkan mengandung nilai luhur sama seperti judul dari penulis, Ajaran Dizi Gui juga dapat di terapkan dalam semua aspek kehidupan baik dalam hubungan orangtua dan anak, hubungan kakak beradik dan juga hubungan berbangsa dan bernegara. Universitas Sumatera Utara 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN